Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
HANIFAH FITRI
011513243087
Mahasiswa,
Hanifah Fitri
NIM. 0115132087
1. 1 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep dasar kehamilan
dengan anemia dan mampu membuat asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan anemia.
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu:
- Menjelaskan konsep dasar kehamilan dengan anemia
- Menjelaskan konsep dasar asuhan kebidanan pada kehamilan
dengan anemia
- Melakukan pengkajian pada kasus ibu kehamilan dengan anemia
- Memberikan analisa pada ibu kehamilan dengan anemia
- Melakukan asuhan kebidanan ibu kehamilan dengan anemia
- Melakukan pembahasan dengan membandingkan antara teori dan
yang ditemukan di lapangan
1. 2 Manfaat
a. Bagi Institusi Pendidikan dan Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan
asuhan kebidanan pada kehamilan dengan anemia. Serta sebagai
subjek dalam menilai bagaimana pemahaman dan keterampilan
penulis dalam menyikapi kasus.
b. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam
memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan anemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.4 Derajat anemia pada ibu hamil dan penentuan kadar hemoglobin
Ibu hamil dikatakan anemia bila kadar hemoglobin atau darah merahnya
kurang dari 11,00 gr%. Menururt Word Health Organzsation (WHO) anemia pada
ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11 % . Anemia pada ibu hamil di
Indonesia sangat bervariasi, yaitu:
a. Tidak anemia : Hb >11 gr%
b. Anemia ringan : Hb 9-10.9 gr%
c. Anemia sedang : Hb 7-8.9 gr%
d. Anemia berat : Hb < 7 gr% ( Depkes, 2009 ; Shafa, 2010 ; Kusumah, 2009 ).
Pengukuran Hb yang disarankan oleh WHO ialah dengan cara cyanmet,
namun cara oxyhaemoglobin dapat pula dipakai asal distandarisir terhadap cara
cyanmet. Sampai saat ini baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit masih
menggunakan alat Sahli. Dan pemeriksaan darah dilakukan tiap trimester dan
minimal dua kali selama hamil yaitu pada trimester I dan trimester III ( Depkes ,
2009; Kusumah, 2009 ).
Metoda Cyanmethemoglobin ini cukup teliti dan dianjurkan oleh
International Committee for Standardization in Hemathology (ICSH). Menurut
cara ini darah dicampurkan dengan larutan drapkin untuk memecah hemoglobin
menjadi cyanmethemoglobin, daya serapnya kemudian diukur pada 540 mm
dalam kalorimeter fotoelekrit atau spektrofotometer. Cara penentuan Hb yang
banyak dipakai di Indonesia ialah Sahli. Cara ini untuk di lapangan
cukupsederhana tapi ketelitiannya perlu dibandingkan dengan cara standar yang
dianjurkan WHO (Masrizal, 2007).
2.1.5 Prevalensi anemia kehamilan
Diketahui bahwa 10% - 20% ibu hamil di dunia menderita anemia pada
kehamilannya. Di dunia 34 % terjadi anemia pada ibu hamil dimana 75 % berada
di negara sedang berkembang (WHO, 2005 dalam Syafa, 2010). Prevalensi
anemia pada ibu hamil di Negara berkembang 43 % dan 12 % pada wanita hamil
di daerah kaya atau Negara maju ( Allen, 2007 ). Di Indonesia prevalensi anemia
kehamilan relatif tinggi, yaitu 38% -71.5% dengan rata-rata 63,5%, sedangkan di
Amerika Serikat hanya 6% ( Syaifudin, 2006). Di Bali prevalensi anemia pada ibu
hamil tahun 2007 yaitu 46,2 % (Ani dkk, 2007) Di RSUD Wangaya Kota
Denpasar ibu hamil aterm dengan anemia 25,6 % ( CM. RSUD Wangaya, 2010).
Tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil sebagian besar penyebabnya adalah
kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin (Saifudin,
2006 dan Saspriyana, 2010).
Kematian ibu akibat anemia di beberapa Negara berkembang berkisar 27
per kelahiran hidup ( KH ) di India, dan 194 per 100 000 kelahiran hidup di
Pakistan ( Allen, 2007 ). Menurut WHO 40% kematian ibu di negara berkembang
berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. (Saifudin, 2006 dan Saspriyana,
2010). Sedangkan di Kota Denpasar tahun 2008 kematian ibu 42 per KH dan 20
% disebabkan oleh karena anemia (Profil Kesehatan Kota Denpasar , 2008 ).
Masalah yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah masih tingginya prevalensi
anemia pada ibu hamil dan sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan
zatbesi untuk pembentukan haemoglobin. Keadaan kekurangan zat besi pada ibu
hamil akan menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel
tubuh maupun sel otak janin ( Depkes , 2009) .
I. DATA SUBYEKTIF
a. Biodata / identitas
Nama ibu dan nama suami
Nama penderita dan suaminya ditanyakan untuk mengenal dan memanggil
penderita supaya tidak keliru dengan penderita yang lain. (Christina, 1993: 4)
Umur ibu dan umur suami
Kehamilan yang pertama kali dengan baik antara 19-35 tahun, dengan otot
masih bersifat sangat elastis dan mudah diregang. Tetapi menurut
pengalaman, penderita umur 25-35 tahun masih mudah untuk melahirkan jadi
melahirkan tidak saja umur 19-25 tahun, primitua dikatakan mulai 35 tahun.
(Christina, 1993: 84)
Agama
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
klien. Dengan diketahui agama pasien akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan dalam melaksanakan asuhan kebidanan. (Depkes RI, 1995: 14)
Suku/bangsa
Untuk mengetahui latar belakang sosial budaya yang mempengaruhi
kesehatan klien.
Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu atau taraf kemampuan berpikir
ibu, sehingga bidan bisa menyampaikan penyuluhan KIE pada pasien dengan
lebih mudah. (Depkes RI, 1995: 14)
Pekerjaan
Ditanyakan pekerjaan suami dan ibu sendiri untuk mengetahui bagaimana
taraf hidup dan sosial ekonomi penderita agar nasehat yang diberikan sesuai.
(Christina, 1993: 85)
Penghasilan
Untuk mengetahui keadaan ekonomi, status ekonomi yang mempengaruhi
perilaku kesehatan klien.
Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana dan diperlukan bila mengadakan
kunjungan rumah (home care/home visit) ke ibu. (Christina, 1993: 84)
Nomor Telepon
Untuk memudahkan dalam berkomunikasi
b. Keluhan Utama
Untuk mengkaji kondisi ibu pada kehamilan ini. Perubahan Pada Kehamilan
TM I, II, III yang seringkali menjadi keluhan pada ibu hamil.
Trimester III
Payudara terasa penuh, nyeri tekan dan kadang keluar kolostrum.
Sering BAK.
Kemungkinan sulit tidur.
Sakit pada perut bagian bawah.
Konstipasi/sembelit.
Leucorrhoe.
Kejang pada tungkai kaki.
Kontraksi braxton hicks menetap, tidak nyeri.
c. Alasan Kunjungan
Untuk mengetahui alasan pasien datang ke tempat pelayanan ANC dan untuk
mengetahui apakah kunjungan ini merupakan kunjungan yang pertama atau
kunjungan ulang.
d. Riwayat Menstruasi
Dikaji untuk menentukan tanggal tafsiran persalinan. Hal ini memungkinkan
bidan untuk memperkirakan tanggal kelahiran dan setelah itu, memperkirakan
usia kehamilan saat itu. (Fraser,2009: 251)
Menarche
Menarche terjadi pada usia pubertas yaitu 12-16 tahun. (Diane.M.Fraser,
2009: 133)
Siklus haid
Panjang siklus haid yang biasa pada wanita ialah 28 hari ditambah atau
dikurangi 3 hari. (Sarwono, 2007: 46)
Lama haid
Lama haid biasanya berlangsung selama 3-5 hari. (Salmah, 2006: 19)
Teratur/tidak
Sifat darah
Darah haid berwarna merah, encer, tidak membeku, terkadang membeku jika
banyak. (FK UNPAD, 1983: 78)
Dismenorhoe
Fluor albus
Sedikit/sedang/banyak, tidak gatal, tidak bau, warna (putih, keruh, bening),
kekentalan (kental, encer).
HPHT
Tafsiran Persalinan dihitung dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada
tanggal hari pertama haid terakhir yang dialami ibu. (Diana. M. Fraser dan
Margaret A. Cooper, 2009: 251)
Metode ini mengasumsikan bahwa : ibu memiliki menstruasi dan jarak antara
menstruasi teratur, konsepsi terjadi 14 hari setelah HPHT, hal ini dianggap
benar hanya jika ibu memiliki siklus menstruasi 28 hari, periode perdarahan
yang terakhir merupakan menstruasi yang sebenarnya, implantasi ovum dapat
menyebabkan sedikit perdarahan
Gerakan anak normalnya rata-rata 34 kali perhari, apabila kurang dari 15 kali
per hari maka dikatakan gerakan rendah. (Sarwono,1999)
Imunisasi TT
Imunisasi yang dianjurkan adalah imunisasi TT, imunisasi ini diberikan untuk
mencegah tetanus pada bayi baru lahir dan pada ibu bersalin.
Interval
Antige % Dosis
Selang waktu Lama perlindungan
n perlindungan Pemberian
minimal
TT1 - - 0 0,5 cc
TT2 4 mg stl TT1 3 th 80 0,5 cc
TT3 6 bl stl TT2 5 th 95 0,5 cc
TT4 1 th stl TT3 10 th 99 0,5 cc
TT5 1 th stl TT4 25 th/ seumur hidup 99 0,5 cc
j. Riwayat Sosial
Perkawinan : Kawin: ... Umur: .... th Lama: ... th
Kehamilan ini : diinginkan / tidak diinginkan
Hal ini dapat dilihat dari ekspresi ibu pada saat hamil. Oleh karena itu,
pemberi ANC harus selalu memberi semangat dan dukungan pada ibu yang
sedang hamil.
Tradisi yang mempengaruhi kehamilan:
Perlu ditanyakan tradisi apa saja yang dilakukan ibu dan keluarga yang dapat
mempengaruhi kehamilan dan persalinannya. Hal tersebut perlu dikaji apakah
menguntungkan, merugikan, atau tidak berdampak apa-apa terhadap ibu dan
janin dalam hal fisiologis. Namun perlu dipertimbangkan manfaat tradisi-
tradisi dalam hal psikologis seperti ibadah dapat menentramkan ibu serta
memberi ketenangan.
k. Status Emosional
Ibu ditanya bagaimana perasaannya terhadap kehamilan yang ia jalani, selain
itu bagaimana dengan kesiapan ibu menghadapi persalinan yang kelak akan
dijalaninya.
b. Pemeriksaan Fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan
bayinya serta tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin. Informasi dari hasil
pemeriksaan fisik dan anamnesis diolah untuk membuat keputusan klinik,
menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau perawatan
yang paling sesuai dengan kondisi ibu. Langkah-langkah dalam melakukan
pemeriksaan fisik:
Cuci tangan sebelum memulai pemeriksaan fisik.
Tunjukkan sikap ramah dan sopan, tenteramkan hati dan bantu ibu agar
merasa nyaman.
Minta ibu menarik napas perlahan dan dalam jika ia merasa
tegang/gelisah.
Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya. (Jika perlu periksa
jumlah urin dan adanya protein serta aseton dalam urin).
Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu, suasana hatinya, tingkat
kegelisahan atau nyeri, warna konjungtiva, kebersihan, status gizi dan
kecukupan air tubuh.
Nilai tanda-tanda vital ibu (tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan).
Lakukan pemeriksaan abdomen.
(Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, 2007: 40)
1. Inspeksi
a. Muka
Pucat/Tidak : Tidak
Cloasma Gravidarum : Tidak ada
Conjunctiva : Merah muda
Sclera : Putih
Oedem : Tidak ada
Gigi : Tidak ada caries
Mulut/bibir : Tidak pucat dan tidak kering
(Depkes RI, 2009: 12)
b. Leher
Bendungan vena jugularis : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
(Manuaba, 1998: 140)
c. Dada
Payudara normal, saat hamil areola hiperpigmentasi, bentuk simetris,
colostrums ada/tidak. (Manuaba, 1998: 103)
Hamil 12 minggu ke atas keluar colostrums yang berasal dari kelenjar
sinus yang mulai berekskresi. (Sarwono, 2005: 95)
d. Abdomen
Linea alba : ada / tidak ada
Striae livide : ada / tidak ada
Striae albican : ada / tidak ada
Bekas SC : tidak ada
Gerakan anak : ada / tidak ada
(Sarwono 2005 : 97-98)
Leopold I
Digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang
ada dalam fundus. Pada kehamilan/persalinan normal, bagian yang
terdapat dalam fundus adalah bokong dengan ciri lunak, kurang
bundar, kurang melenting. (Keterampilan Dasar Praktek Klinik Untuk
Kebidanan, 2008: 142)
Dalam pengukuran tinggi fundus uteri dapat menggunakan metode
MC dalam cm. Pengukuran tinggi fundus ini dilakukan menggunakan
pita ukur dengan cara meletakkan ujung pita ukur (nilai 0) pada
simpisis pubis dan menarik pita ukur tersebut hingga mencapai fundus
uteri ibu secara lurus mengikuti bentuk perut ibu. Angka yang terdapat
pada fundus tersebut merupakan ukuran tinggi fundus ibu.
Leopold II
Digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian
kecil pada anak. Pada letak membujur dapat ditetapkan punggung
anak yang teraba bagian keras, memanjang seperti papan dan sisi yang
berlawanan teraba bagian kecil janin. Dan banyak lagi kemungkinan
perabaan pada letak yang lain. (Keterampilan Dasar Praktek Klinik
Untuk Kebidanan, 2008).
Jika Leopold II masih belum jelas bisa menggunakan perasat Budin
dan Ahfeld.
Budin yaitu pada letak membujur untuk lebih menentukan dimana
punggung janin berada. Teknik : TFU didorong ke bawah, badan janin
akan melengkung sehingga punggung mudah ditetapkan. (Manuaba,
2008)
Ahfeld yaitu tekniknya pinggir tangan kiri tegak di tengah perut, kira-
kir di daerah pusat menekan ke bawah (arah punggung ibu), anak akan
terdorong ke samping punggung hingga punggung lebih jelas.
Bedakan rasa tahanan bila keras dan memanjang itu adalah punggung
anak. (Christina S. 1993:134)
Leopold III
Digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian
bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang
oleh pintu atas panggul (posisi tangan petugas konvergen, divergen
atau sejajar). Pada kehamilan/persalinan normal, bagian terbawah
janin adalah kepala dengan ciri keras, bundar, dan melenting.
(Keterampilan Dasar Praktek Klinik Untuk Kebidanan, 2008)
Leopold III dpat dibantu dengan menggunakan perasat Knebel yaitu
menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus
dan tangan lain di atas simpisis.
Leopold IV
Digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga panggul.
Pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan bila kepala masih tinggi.
(Keterampilan Dasar Praktek Klinik Untuk Kebidanan, 2008)
Leopold IV dapat dibantu dengan perasat Osborn yaitu menentukan
adanya indikasi kesempitan panggul.
Mendengarkan bunyi jantung anak, bising tali pusat, gerakan anak,
bising rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi jantung anak/DJJ
(Denyut Jantung Janin) dapat didengarkan pada akhir bulan ke-5,
walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui pada akhir bulan ke-
3. DJJ anak dapat terdengar di kiri dan kanan di bawah tali pusat bila
presentasi kepala. Bila terdengar setinggi tali pusat, maka presentasi di
daerah bokong. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan bagian
kecil maka anak fleksi dan bila sepihak maka anak defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-140 kali per menit.
Bunyi jantung dihitung dengan mendengarkan selama 1 menit penuh.
Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 140 kali per menit,
kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin.
Denyut jantung janin harus diantara 110-160 x/menit (Salmah dkk,
2006). Sedangkan menurut www.Portalkalbefiles-cdk, normal denyut
jantung janin adalah 120-180 x/menit.
e. Genetalia
Vulva dan Vagina
Keluaran : Pada wanita hamil sering mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Keadaan ini dalam batas normal (tidak
berwarna, tidak berbau, tidak gatal)
Varices : tidak ada
Oedema : tidak ada
Kondiloma lata : tidak ada
Kondiloma akuminata : tidak ada
Kebersihan : Bersih
Inf. Kelenjar Bartholini : tidak ada
Inf. Kelenjar Skene : tidak ada
Adanya hipervaskulonisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak
lebih merah dan agak kebiruan, tanda Chadwick. (Sarwono, 1999: 24-
25)
Perineum
Ada atau tidaknya bekas luka episiotomy/robekan/sikatrik
f. Anus
Wasir (haemorroid) dalam kehamilan terjadi pelebaran vena
haemorroidalis interna dan pleksus hommorroidalis eksternal karena
terdapatnya konstipasi dan pembesaran uterus. (Sarwono, 2005: 502)
g. Ekstrimitas
Dilihat ada atau tidaknya pembengkakan (oedema) atau varises pada
ekstrimitas atas maupun bawah.
Atas : Normal simetris, tidak ada oedema, tidak ada varices
Bawah : Normal simetris, tidak ada oedema, tidak ada varices
Varices merupakan pembesaran dan pelebaran pembuluh darah yang
sering dijumpai pada ibu hamil di sekitar vulva, vaina, paha, tungkai
bawah. (Manuaba, 1998: 208)
Oedema tungkai terjadi akibat sirkulasi vena terganggu akibat terkena
uterus yang membesar pada vena-vena panggul. (Pusdiknas, 2000: 3738)
Pemeriksaan refleks patella normalnya (+)/(+). Tangkai bawah akan
bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila gerakannya berlebihan dan
cepat maka hal ini mungkin pertanda adanya preeklampsia.
h. Punggung
Dilihat ada atau tidaknya skoliosis, lordosis, atau kifosis.
Kebanyakan ibu hamil cenderung mempunyai tulang belakang yang
bersifat Lordosis karena mengimbangi perbesaran perut.
c. Pemeriksaan Khusus
1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Dari pemeriksaan darah perlu ditentukan Hb, golongan darah, serta kadar
gula darah.
Golongan darah ditentukan agar mudah dan lebih cepat mencarikan darah
yang cocok jika ibu memerlukannya. Jika ibu golongan darah O maka
mungkin timbul ABO antagonisme. (Obstetri Fisiologi, UNPAD, 1983)
Batas terendah untuk kadar Hb dalam kehamilan adalah 10 gr/100 ml. Jika
Hb < 10gr% maka Ibu disebut anemia. Hb 10 12 gr/% pada ibu hamil
bukan anemia patologis tetapi masih fisiologis karena terjadi hemodelusi
(kadar Hb tetap namun ada peningkatan jumlah plasma pada darah).
Urin
Dalam urin terutama diperiksa glukosa, zat putih telur (albumin), dan
sedimen. Pada kehamilan/persalinan dan dalam nifas reaksi reduksi dapat
menjadi positif oleh adanya lactose dalam urin. Albumin positif dalam air
kencing pada nefritis, toxemia gravidarum, dan radang dari saluran kencing.
(Obstetri Fisiologi, UNPAD, 1983: 158)
Pada kehamilan normal, seharusnya hasil dari reduksi urin dan pemeriksaan
albumin urin adalah negative.
2. Pemeriksaan Panggul Luar (jika perlu)
Distancia Spinarum : nilai normal 23-26 cm
Jarak antara spina iliaca superior kanan dan kiri.
Distancia Cristarum : nilai normal 26-29 cm
Jarak yang terpanjang antara krista iliaca kanan dan kiri. Jika < 2-3cm dari
ukuran normal maka ada kemungkinan panggul pathologis.
Conjugata Eksterna : nilai normal 18-20 cm
Disebut juga Boudeloque yaitu jarak antara bagian atas simpisis dengan
lumbal V (kelima).
Lingkar Panggul : nilai normal 80-90 cm
Dari pinggir atas symphisis ke pertengahan antara spina iliaca anterior
superior dan trokantor mayor dan kembali melalui tempat-tempat yang sama
di bagian lain.
3. Pemeriksaan Lain
USG : oleh SPOG untuk mengetahui kondisi janin.
NST : oleh SPOG ( jika diperlukan )
VII. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan perencanaan secara komprehensif. Pelaksanaan tindakan
dalam asuhan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana tindakan yang
telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan ini bidan melakukan secara
mandiri dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain.
VIII. EVALUASI
Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif dalam
- Kesadaran ibu untuk memperbaiki kualitas nutrisinya meningkat
- Kepatuhan mengkonsumsi vitamin yang diberikan meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta : EGC