You are on page 1of 5

Berikut ini beberapa Hari Raya dan Upacara yang dilaksanakan

Hari Raya Galungan


Galungan adalah hari kemenangan Dharma melawan Adharma yaitu pemujaan terjadinya
kemenangan kebenaran atas ketidakbenaran dengan restu Sang Hyang Widhi Wasa. Galungan
diadakan kira 210 hari sekali pada hari Rabu Kliwon Wuku Dungulan

Hari Raya Kuningan


Hari Raya Kuningan diperingati setiap 210 hari atau 6 bulan sekali dalam kalender Bali tepatnya
pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan. (1 bulan dalam kalender Bali = 35 hari). Di hari Raya
Kuningan yang suci ini diceritakan Ida Sang Hyang Widi turun ke dunia

Hari Raya Nyepi


Hari Raya Nyepi merupakan hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun BaruSaka.
Dimana pada hari ini umat hindu melakukan amati geni yaitu mengadakan Samadhi pembersihan
diri lahir batin.

Hari Raya Pagerwesi


Hari Raya Pagerwesi ini jatuh tiap 6 bulan ( 210 hari ) pada Rabu Kliwon Shita, Pagerwesi juga
termasuk rerainan gumi, artinya hari raya untuk semua masyarakat, baik pendeta maupun
rohaniawan.

Hari Raya Saraswati


Hari Saraswati di sebut juga hari Ilmu pengetahuan, dimana pada hari ini Sang Hyang Widhi
telah menciptakan Ilmu pengetahuan bagi umat manusia untuk dapat selaras dengan alam.

Hari Raya Siwaratri


Hari Raya Siwaratri hari suci untuk melakukan pemujaan terhadap Hyang Widhi ( Tuhan Yang
Maha Esa) dalam wujud Dewa Siwa.

Hari Raya Tumpek Landep


Hari raya Tumpek Landep adalah hari yang dikhususkan untuk memohon keselamatan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang dalam wujudnya sebagai Dewa Senjata ( Pasupati ).

Upacara Kajeng Kliwon


Upacara Kajeng Kliwon diperingati setiap 15 hari sekali yaitu pada saat pertemuan Triwara
Kajeng dengan Pancawara Kliwon. Kajeng Kliwon termasuk dalam upacara Dewa Yadnya,

Upacara Mekotek
Upacara Mekotek dilaksanakan dengan tujuan memohon keselamatan. Upacara yang juga di
kenal dengan istilah ngerebek. Mekotek ini adalah warisan leluhur, adat budaya dan tradisi yang
secara turun temurun terus dilakukan umat Hindu di Bali.

Ngurek
Ngurek adalah atraksi menusuk diri dengan menggunakan senjata keris, ini berlangsung ketika
para pelaku berada dalam keadaan kerasukan (diluar kesadaran).

Ogoh-ogoh
Ogoh-Ogoh merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan
kepribadian Bhuta Kala dan sudah menjadi ikon ritual yang secara tradisi sangat penting dalam
penyambutan Hari Raya Nyepi

Penjor
Dalam ajaran agama Hindu simbul dikenal dengan kata niasa yaitu sebagai pengganti dari
yang sebenarnya. Bukan hanya keagamaan saja yang menggunakan simbul, aspek kenegaraan
dan berbangsapun memakai simbul.
Upacara Tutug Kambuhan
Upacara Tutug Kambuhan bermakna membersihkan jiwa raga sang bayi dari pengaruh buruk,
sedangkan untuk ibu membersihkan dari segala noda dan kotoran, ungkapan rasa berterima kasih
kepada Nyama Bajang

Upacara Bhuta Yadnya


Upacara Bhuta Yadnya adalah upacara yang di tujukan kepada Bhuta Kala agar jangan
mengganggu ketentraman kehidupan manusia di dunia.

Upacara Buda Cemeng Klawu


Upacara Buda Cemeng Klawu atau disebut juga Buda Wage Klawu adalah upacara pemujaan
dan permohonan doa agar mendapat rezeki atau dibukakan pintu rezeki, upacara ini juga sebagai
ungkapan terima kasih karena telah diberikan kekayaan,

Upacara Bukakak
Upacara Bukakak adalah upacara yang bermakna permohon kepada Sang Pencipta dalam
perwujudan Dewi Kesuburan untuk diberikan kesuburan bagi tanah pertanian yang diolah, dan
juga berharap akan mendapatkan hasil panen yang baik dan melimpah ruah.

Upacara Kematian Orang Meninggal Di Laut


Upacara kematian orang meninggal di laut yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali.

Upacara Kepus Puser


Upacara Kepus Puser atau Pupus Puser bisa juga di sebut Penelahan. Kepus Puser artinya
lepasnya tali puser yang tersisa saat bayi lahir. Umat Hindu di Bali meyakini, saat lepasnya tali
puser ini merupakan suatu kejadian yang penting dan patut di upacarai,

Upacara Madiksa
Upacara Madiksa bertujuan meningkatkan kesucian diri secara lahir batin dari seorang Welaka
(orang biasa) menjadi orang suci (Pendeta/Sulinggih), upacara Madiksa termasuk dalam upacara
Rsi Yadnya,

Upacara Mawinten
Upacara Mawinten bermakna pembersihan diri secara lahir batin, secara lahir, diri bersihkan atau
dimandikan dengan air yang telah disatukan dengan berbagai aneka bunga/kembang, sedangkan
secara batin,

Upacara Mecaru
Upacara Mecaru bisa juga disebut Butha Yadnya, ini adalah suatu upacara untuk menjaga
mengharmoniskan hubungan antara manusia dengan alam lingkungan sekitarnya,

Upacara Med Medan


Upacara Med Medan diadakan sehari setelah Hari Raya Nyepi sore harinya yaitu pada hari
Ngembak Geni menyambut tahun baru Saka, Med Medan ini yang sudah ada selama puluhan
tahun yang lalu,

Upacara Megedong Gedongan


Upacara Megedong Gedongan adalah upacara yang dilakukan untuk penyucian bayi yang masih
ada dalam kandungan ibunya.

Upacara Melarung Bumi


Upacara Melarung Bumi disebut juga Mecaru Bumi, upacara ini bermakna membersihkan bumi
dari pengaruh buruk dan negatif yang bisa merusak kehidupan manusia juga menjaga kelestarian
alam dan lingkungan.

Upacara Melaspas
Upacara Melaspas bermakna upacara yang bertujuan membersihkan dan menyucikan bangunan
yang baru selesai dibangun/dibuat atau baru ditempati kembali, seperti rumah, kantor, toko,
kandang dan lain lain.

Upacara Melasti
Pelaksaan Upacara Melasti dilakukan tiga hari (tilem kesanga) sebelum Hari Raya Nyepi,
Upacara Melasti bisa juga sebut upacara Melis atau Mekilis, dimana pada hari ini umat Hindu
melakukan sembahyangan di tepi pantai

Upacara Melukat
Upacara Melukat adalah upacara pembersihkan pikiran dan jiwa secara spiritual dalam diri
manusia. Upacara Melukat ini dilaksanakan pada hari baik dan merupakan adat tradisi yang
sudah dilakukan oleh umat Hindu di Bali

Upacara Menek Kelih


Upacara Menek Kelih bermakna puji syukur, memohon keselamatan kehadapan Hyang Samara
Ratih dalam manifestasinya Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) agar dituntun dan diberikan
jalan baik dan benar juga di jauhkan dari hal hal yang menyesatkan

Upacara Mependem Ring Geni


Upacara Mapendem Ring Geni adalah bentuk upacara pembakaran bagi jenasah yang baru
meninggal dunia, namun belum dapat disebut Ngaben. Upacara Mapendem Ring Geni termasuk
dalam upacara Pitra Yadnya,

Upacara Ngaben
Ngaben adalah suatu upacara pembakaran mayat yang dilakukan umat Hindu di Bali, upacara ini
dilakukan untuk menyucian roh leluhur orang sudah wafat menuju ketempat peristirahatan
terakhir

Upacara Ngaben Swasta Agni


Upacara Ngaben Swasta Agni adalah upacara pembakaran mayat yang dilakukan sederhana
dengan biaya rendah. Upacara Ngabenan Swasta Agni termasuk dalam upacara Pitra Yadnya,

Upacara Ngaben Tikus


Upacara Ngaben Tikus adalah salah satu tradisi kebudayaan agraris yang sudah di lakukan oleh
masyarakat Bali secara turun temurun sejak zaman dahulu.

Upacara Ngalepas Hawon


Upacara Ngalepas Hawon ini bermakna untuk melepaskan segala kotoran yang berada di tubuh
bayi dan ibunya secara lahir batin juga agar dilindungi dan diberkati oleh Hyang Widhi (Tuhan
Yang Maha Esa).

Upacara Ngembak Geni


Hari Ngembak Geni adalah berakhirinya waktu melakukan Brata Nyepi, pelaksanaan hari
Ngembak Geni ini jatuh sehari setelah Hari Raya Nyepi.

Upacara Ngempugin
Upacara Ngempugin bermakna pertama kalinya tumbuhnya gigi pada anak. Upacara ini
bertujuan sebagai permohonan kepada Hyang Widhi agar anak giginya tumbuh dengan baik.

Upacara Ngenteg Linggih


Upacara Ngenteg Linggih mempunyai makna upacara mensucikan dan mensakralkan Niyasa
tempat memuja Hyang Widhi. Dalam bahasa Bali Ngenteg artinya mengukuhkan, dan Linggih
artinya kedudukan.

Upacara Ngeroras
Upacara Ngeroras bermakna pemujaan untuk menghormati para leluhur atau orang yang telah
meninggal. Ngeroras bisa disebut juga Nyekah, Mamukur, Panileman dan Maligia.
Upacara Nyambutin
Upacara Nyambutin adalah upacara pemujaan dan permohonan kehadapan Hyang Widhi agar
jiwa di si bayi diberkati dan benar-benar menyatu kembali kepada raganya, juga sebagai
penegasan nama si bayi dan memohon izin

Upacara Otonan
Dalam masyarakat Hindu Bali terdapat berbagai upacara, salah satu kegiatan upacara tersebut
adalah Otonan. Otonan sendiri mengandung pengertian sebagai hari kelahiran berdasarkan wuku
kalender Hindu Bali.

Upacara Pasupati
Upacara Pasupati bermakna pemujaan memohon berkah kepada Hyang Widhi (Sang Hyang
Pasupati) untuk dapat menghidupkan dan memberikan kekuatan magis terhadap benda-benda
tertentu yang akan dikeramatkan.

Upacara Pawiwahan Sadampati


Upacara Pawiwahan Sadampati mempunyai makna sebagai upacara kesaksian ke hadapan Hyang
Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) dan juga kepada masyarakat bahwa kedua orang yang
bersangkutan telah

Upacara Perang Api


Upacara Perang Api atau Siat Geni bermakna sebagai symbol mengusir roh jahat/bhuta kala.
Pelaksanaan upacara perang api ini dilakukan pada saat pengerupukan sebelum Hari Raya Nyepi
esok harinya.

Upacara Perang Ketupat


Upacara Perang Ketupat atau sering juga disebut Aci Rah Pengangon merupakan upacara
bermakna bentuk ungkapan rasa terima kasih kepada Sang Hyang Widhi, atas hasil panen,
terhindar dari kekeringan,

Upacara Perang Pandan


Upacara Perang Pandan adalah upacara persembahan yang dilakukan untuk menghormati Dewa
Indra (dewa perang) dan para leluhur. Perang Pandan disebut juga mekare-kare.

Upacara Perang Pisang


Upacara Perang Pisang bisa juga disebut dengan mesabatan biu, tradisi perang pisang terdapat ini
di Desa Tenganan Daud Tukad, Kecamatan Maggis, kabupaten Karangasem,

Upacara Perkawinan Adat Bali


Dalam ajaran Hindu terdapat empat tahap dalam mencapai tujuan hidup, adapun tujuan hidup
tersebut dinamakan Catur Purusa Artha terdiri dari Dharma, Artha, Kama dan Moksa.

Upacara Piodalan
Upacara Piodalan adalah upacara pemujaan ke hadapan Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang
Maha Esa) dengan segala manifestasinya lewat sarana pemerajan, pura, kahyangan, saat hari-
hari tertentu.

Upacara Potong Gigi


Upacara Potong Gigi mengandung arti pembersihan sifat buruk yang ada pada diri manusia.
Potong gigi dalam bahasa Bali Mepandes bisa juga disebut Matatah atau Mesanggih, dimana 6
buah taring yang ada di deretan gigi atas dikikir atau ratakan,

Upacara Purnama
Upacara Purnama adalah pemujaan terhadap dewa Chandra dan merupakan hari suci bagi umat
Hindu di Bali, Upacara Purnama ini bermakna memohon berkah dan karunia dari Hyang Widhi
(Tuhan Yang Maha Esa)
Upacara Sudhi Wadhani
Upacara Sudhi Wadhani adalah upacara pengukuhan/pengesahan dan janji seseorang yang
sebelumnya bukan beragama Hindu menjadi penganut agama Hindu yang di dasari keikhlasan
tanpa paksaan.

Upacara Tanggal Gigi


Upacara Tanggal Gigi bertujuan mempersiapkan anak untuk mempelajari ilmu pengetahuan,
upacara ini termasuk manusa Yadnya, Manusa Yadnya sendiri maknanya adalah suatu upacara
suci atau pengorbanan suci demi kesempurnaan hidup manusia

Upacara Tilem
Upacara Tilem bermakna sebagai upacara pemujaan terhadap Dewa Surya, pada saat upacara
tilem ini dilaksanakan sembahyang dan pemujaan memohon berkah dan karunia dari Hyang
Widhi

Upacara Tumpek Kandang


Upacara Tumpek Kandang adalah upacara yang memuja keagungan Tuhan Yang Maha Esa
melalui pemeliharaan atas ciptaan-Nya berupa binatang ternak atau hewan peliharaan.

Upacara Tumpek Wayang


Upacara Tumpak Wayang mengandung makna hari kesenian, karena pada hari itu dipercaya
lahirnya berbagai jenis alat seni dan kesenian seperti gong, gender,wayang , barong, dll.

Upacara Yadnya
Upacara Yadnya merupakan satu bentuk kewajiban yang harus dilakukan oleh umat manusia di
dalam kehidupannya sehari-hari, Yadnya sendiri bermakna suatu pengorbanan atau persembahan
suci yang tulus dan ikhlas,

You might also like