You are on page 1of 7

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

HAMA PENTING PADA TANAMAN TOMAT

Disusun Oleh:
Dwi Christina Fauziyah 155040201111058
Ibnu Dharma Nugraha 155040200111207
Kelas: S
Kelompok: Tomat

Asisten Kelas: Gibran Maulana F. S.P.


Asisten Lapang: Nur Fathya Dwi P.A. S.P.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman tomat (Lycopersicum Esculentum Mill), berasal dari daerah Peru


dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang
beriklim tropik. Bangsa Eropa dan Asia mengenal tanaman tomat pada tahun
1523. Namun pada waktu itu tanaman tomat dianggap sebagai tanaman
beracun. dan hanya ditanam sebagai tanaman hias dan obat kanker. Tanaman
tomat di tanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda, hal ini
menandakan bahwa tanaman tomat sudah tersebar di seluruh dunia, baik di
daerah tropik maupun subtropik (Cahyono, 1998).
Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur pendek,
artinya umur tanaman hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Tomat
sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, karena mengandung vitamin dan
mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Dalam buah tomat
juga terdapat zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang dapat meningkatkan
energi. Tanaman tomat sangat dikenal masyarakat dan digemari karena rasanya
yang manis-manis asam dapat memberikan kesegaran pada tubuh dan cita
rasanya yang berbeda dengan buah-buahan lainnya. Bahkan kelezatan rasa buah
tomat mi juga dapat menambah cita rasa dan kelezatan berbagai macam
masakan. Kegunaannya sebagai penyedap masakan hanya sedikit, namun
ketersediaannya tetap di dambakan sepanjang masa.
Metode pengendalian hama yang dipergunakan oleh petani sayuran saat
ini adalah perlakuan dengan pestisida. Penggunaan pestisida secara kuanitaif
dan kualitatif selalu meningkat sejalan dengan peningkatan intensitas sayuran,
sehingga dapat dikatakan bahwa pestisida tidak dapat dilepaskan dari budidaya
jenis-jenis sayuran tertenu seperti pada tanaman kubis, wortel, lombok, bawang
putih dan bawang merah, kentang seta tomat.
Oleh karena penggunaan pestisida yang intensif di lapangan, residu
pestisida dalam sayuran, terutama sayuran yang biasa dikonsumsi dalam bentuk
bahan mentah, merupakan masalah sayuran yang perlu diperhatikan dalam
hubungannya dengan kualitas dan keamanan sayuran terhadap kesehatan
masyarakat. Untuk meneliti permasalahan tersebut perlu dilakukan analisis sejak
dari perlakuan pestisida di lapangan sampai pada cara pengolahan sayuran.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Hama apa saja yang menyerang tanaman Tomat?

1.2.2. Bagaimana cara pengendalian hama pada tanaman tomat itu


sendiri?

1.3 Tujuan

Mengetahui Hama apa saja yang menyerang tanaman Tomat dan


bagaimana cara pengendaliannya.
BAB II ISI

2.1 Pengertian Hama

Hama adalah binatang yang merusak tanaman yang dibudidayakan oleh


petani dan dapat dilihat oleh mata telanjang.

2.2 Hama Tanaman Tomat beserta Pengendalian

Menurut Hama-hama yang penting yang sering menyerang dan merugikan


tanaman tomat maupun chery adalah:

1. Ulat buah tomat (Helicoverpa armigera Hubn).

Ciri-ciri dan biologi:


Ngengat atau kupu-kupu hama ini berwarna sawo kekuning-
kuningan dengan bintik-bintik serta garis berwarna hitam. Telur diletakkan
secara tunggal di bagian pucuk tanaman atau di sekitar bunga. Ukuran
telur kecil-kecil dan berwarna kuning. Larva mempunyai warna bervariasi,
yakni pada waktu kecil umumnya merah tua sampai hitam, setelah agak
besarmenjadi hijau, kuning kecoklat-coklatan sampai merah tua. Tubuh
larva berbentuk silinder. Pupa dibentuk di atas permukaan tanah. Daur
(siklus) hidup berlangsung selama 52-58 hari.
Gejala serangan:
Larva (ulat ) melubangi buat ypmata ataupun chery, sehingga
menjadi busuk dna jatuh ke tanah. Kadang-kadang larva menyerang pucuk
tanaman dan melubangai percabangan.
Pengendalian:
Non kimiawi, antara lain secara kultur teknis yaitu dengan menjaga
kebersihan kebun (sanitasi) dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang
biasanya dijadikan sarang hama. Kimiawi, dengan penyemprotan
insektisida seperti Orthene 75 SP (1 gr/liter air), Hostathion 40 EC 1-2 cc/lt
air) atau Dipel WP (2-3 gr/lt air.)

2. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn)

Ciri-ciri dan biologi hama:


Ngengat atau kupu-kupu berwarna coklat tua dengan beberapa titik
putih bergaris-garis. Telur berukuran kecil, bentuknya bulat bergaris tengah
0,5 mm,diletakkan secara tunggal atau berkelompok pada tanaman muda
dan rumput liar (gulma) Larva (ulat) berwarna coklat sampai hitam, ukuran
panjang mencapai 4-5 cm, aktif pada senja dan malam hari; pada siang
hari bersembunyi di bawah permukaan tanah. Daur (siklus) hidup
berlangsung selama 46-71 hari.
Gejala serangan:
Terpotongnya tanaman muda pada bagian pangkal batang, sehingga
tanaman menjadi roboh. Kerusakan yang lebih parah dapat mengakibatkan
kerugian yang berarti;yaitu matinya tanaman muda.
Pengendalian:
Non kimiawi, yakni secara mekanis (mengumpulkan dan membunuh
ulat), dan secara kultur teknis yakni dengan menjaga kebersihan kebun
dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan liar (gulma). Kimia, dengan umpan
beracun Dipterex 95 SL 125-250 gr + dedak 10 kg + gula merah 0,5 -1,0
kg + 10 lt air dicampur merata cukup untuk lahan seluas 0,25-0,50 hektar,
dipasang pada senja dan malam hari disekeliling tanaman, dan juga
disemprot insektisida efektif serta Hostathion 40 EC (1-2 cc/lt) atau
Dursban 20 EC (1-2 cc/lt).

3. Kutu kebul (Bemisia tabaci Genn)

Ciri-ciri dan biologi hama:


Serangga dewasa berwarna putih dengan sayap jernih, ditutup
lapisan lilin yang bertepung.ukuran tubuh serangga berkisar antara 1-1,5
mm. Telur berwarna kuning terang, diletakkan pada permukaan daun
bagian bawah. Daur(siklus) hidup dari telur sampai serangga dewasa
berlangsung selama 25 hari. Serangga dewasa biasanya hidup
berkelompok dalam jumlah yang banyak, dan bila tersentuh akan
beterbangan seperti kabut, sehingga disebutlah kebul putih.
Gejala serangan:
Terhambatnya pertumbuhan pucuk atau daun, karena kutu kebun
mengisap cairan sel daun dan ekskresinya menghasilkan embun madu
yang menjadi medium tumbuhnya embun jelaga. Kutu ini berfungsi
sebagai vector penyakit virus.
Pengendalian:
Non kimiawi, dengan melakukan pergiliran (rotasi) tanaman yang
bukan inang kutu kebul. Kimiawi, disemprot insektisida efektif seperti
Mesurol 50 WP 2 cc/lt atau Bayrusil 25 EC 2 cc/lt.

3. Ulat buah tomat (Heliothis armigera Hubner.)

Ciri: panjang ulat 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur


rendah. Warna ulat bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau
kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian
samping ada garis bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada
tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Telur berbentuk bulat
berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah
warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan 4 cm
dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka berwarna coklat
dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat.

Gejala: ulat ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini
sering membuat lobang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah
yang dilubangi pada umumnya terkena infeksi sehingga buah menjadi
busuk lunak.

Pengendalian:

1. Ngengat tertarik pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar


tersebut diadakan perangkap;
2. Telur dan ulat adapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan;
3. Ditepi kebun ditanam jagung untuk mengurangi serangan pada
tanaman tomat;
4. Tanaman liar disekitar areal pertanaman tomat dibersihkan;
5. Disemprot dengan insektisida, misalnya Diazinon, Kurakron dan
Cymbush.

4. Kutu daun apish hijau

Ciri: kutu ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Panjang
kutu yang bersayap antara 2-2,5 mm, kepala dan dadanya berwarna coklat
sampai hitam dan perutnya hijau kekuning-kuningan. Ukuran antena
sepanjang badannya. Panjang kutu yang tidak bersayap antara 1,8-2,3 mm
berwarna hijau kekuning-kuningan.

Gejala: daun tomat yang diserang bentuknya jelek, keriting, kerdil,


melengkung ke bawah, menyempit seperti pita, klorosis, mosaik dan daun
menjadi rapuh.

Pengendalian:

1. Gulma di sekitar areal tanaman tomat harus dibersihkan karena


dapat menjadi tempat berlindung kutu;
2. Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara dipijit
sehingga kutu aphis tersebut mati;
3. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan
insektisida misalnya Kurakron.

5. Lalat putih (kutu kabut, kutu kepul)

Ciri: Panjang kutu putih dewasa hanya 1 mm berwarna putih


kekuning-kuningan, tertutup tepung seperti lilin putih, memiliki 2 pasang
sayap berwarna putih dengan bentangan 2 mm, dan bermata merah.
Lalat putih betina berukuran lebih besar daripada lalat jantan. Telur
berbentuk elips sepanjang antara 0,2-0,3 mm. Panjang pulpa 0,7 mm,
berbentuk oval serta datar dan badannya seperti sisik pada daun.

Gejala: tanaman tomat yang terserang seperti diselimuti tepung


putih yang bila dipegang akan berterbangan. Serangan mengakibatkan
pertumbuhan tanaman terhambat/kerdil, daun mengecil, dan menggulung
ke atas.

Pengendalian:
1. Digunakan musuh alami hama, misalnya beberapa jenis tabuhan
yang merupakan parasit lalat putih dan beberapa jenis lembing
guna memakan telur lalat putih;
2. Gulma di sekitar tanaman tomat harus dibersihkan supaya tidak
menjadi inang lalat putih;
3. Tanaman tomat terserang virus harus segera dicabut dan dibakar;
4. Pertanaman tomat dapat diberi mulsa jerami atau mulsa plastik;
5. Disemprot dengan diazinon, malathion, azinpos-methyl dan lain-lain.

6. Kutu daun thrips

Ciri: panjang thrips antara 1-1,2 mm, berwarna hitam, bergaris


merah atau tidak bercak merah. Nimfa (thrips muda) berwarna putih atau
putih kekuningan, tidak bersayap dan kadang-kadang berbercak merah.
Thrips dewasa bersayap dan berambut berumbai-rumbai. Telur thrips
berbentuk seperti ginjal atau oval.

Gejala: Thrips mengisap cairan pada permukaan daun dimana daun


yang telah diisap menjadi berwarna putih seperti perak karena udara
masuk ke dalamnya. Bila terjadi serangan hebat, daun menjadi kering dan
mati. Tanaman muda yang terserang akan layu dan mati.

Pengendalian:

1. Tanaman yang kekurangan air lebih banyak diserang thrips. Untuk


itu, tanaman tomat harus disiram dengan air yang cukup;
2. Gulma di areal tanaman tomat harus dibersihkan agar tidak menjadi
tempat berlindung thrips;
3. Disemprot dengan insektisida, misalnya diazinon, malathion,
kurakron dan monocrotophos.

7.Lalat buah

Ciri: mempunyai sayap transparan sepanjang 5-7 mm, panjang


badan 6-8 mm. Perut berwarna coklat muda dengan garis melintang
berwarna coklat tua, dada berwarna coklat tua dengan bercak kuning atau
putih. Belatung muda berwarna putih, tetapi bila dewasa berwarna
kekuning-kuningan. Panjang belatung 1 cm. Belatung ini terletak di
dalam daging buah. Telur lalat berukuran kecil-kecil, panjangnya 1,2
mm, kedua ujungnya runcing, dan berwarna putih.

Gejala: buah tomat menjadi busuk karena terserang cendawan atau


bakteri. Bila buah dibuka akan kelihatan ada belatung berwarna putih.
Belatung dewasa berwarna kekuning-kuningan dan bila disentuh akan
melenting sejauh 30 cm untuk menyelamatkan diri.

Pengendalian:

1. pada waktu mencangkul, tanah harus dibalik dan dibiarkan


beberapa hari sampai beberapa minggu agar terkena sinar matahari
sehingga pupa lalat mati;
2. ditangkap dengan menggunakan umpan yang dapat memikat lalat
jantan;
3. buah yang terserang segera dipetik dan dibakar;
4. gulma di daerah pertanaman tomat harus selalu dibersihkan.
5. Di semprot dengan insektisida misalnya kurakron.

8. Nematoda bengkak akar

Ciri: bentuk nematoda bisul akar seperti cacing kecil sepanjang


antara 200-1000 m. Untuk mengamati hama ini harus digunakan
mikroskop. Pada mulutnya terdapat stylet yang berbentuk seperti jarum
runcing, untuk menusuk dan menarik kembali cairan dalam mulut. Ukuran
badan nematoda betina sedikit lebih gemuk.

Gejala: akar tanaman membengkak memanjang atau bulat,


akibatnya tanaman (akar) akan mengalami kesulitan mengambil air dari
tanah sehingga terjadi klorosis, yakni warna daun tidak normal,
pertumbuhan terhambat, layu, buah kecil serta sedikit dan cepat menjadi
tua. Serangan nematoda ini dapat mengurangi produksi sampai 50% atau
lebih.

Pengendalian:

1. Tanah dicangkul dan dibiarkan beberapa waktu agar terkena sinar


matahari;
2. Tanah digenangi air yang cukup lama supaya nematoda mati;
3. Menggunakan bahan kimia nematisida, misalnya furadan, curater,
petrofur, indofuran, dan temik;
4. Menanam varietas tomat yang resisten;
5. Tanaman yang terserang harus segera dicabut dan dibakar

You might also like