You are on page 1of 48

Pembelajaan Berbasis Kompetensi

Mata Pelajaran Bahasa Jepang


Melalui Pendekatan
Saintifik

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PSMA

2013

KATA PENGANTAR
1
Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan.
Naskah ini kami beri judul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan
Pendekatan Saintifik. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang
menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian
autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini
disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru
secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan
model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.
Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum
2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.
Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang
membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

2
DAFTAR ISI

COVER ------------------------------------------------------------------------------------------------------i

KATA PENGANTAR -----------------------------------------------------------------------------------------ii

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------------------iii

BAB I : PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------------------------1

A. Latar Belakang -------------------------------------------------------------------------1


B. Tujuan -----------------------------------------------------------------------------------2
C. Ruang Lingkup --------------------------------------------------------------------------2
D. Landasan Hukum-----------------------------------------------------------------------3

BAB II : PEMBELAJARAN KOMPETENSI ----------------------------------------------------------4

A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik -------------------------------------------------5


B. Penilaian Autentik ----------------------------------------------------------------------8
C. Penilaian Hasil Belajar---------------------------------------------------------------10

BAB III : ANALISIS KOMPETENSI -----------------------------------------------------------------14

A. Prosedur Analisis ----------------------------------------------------------------------14


B. Hasil Analisis Kompetensi Dasar -----------------------------------------------------22

BAB IV : PENUTUP ---------------------------------------------------------------------------------34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN: Contoh RPP

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

3
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka
mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran
dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa
Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang
seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara
bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan
pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik
secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam
mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan
pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan
program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program
pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270
SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk
kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah
telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan
buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah.
Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku

2
yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum
2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus
sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan
materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan
melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa
memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan
melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk
muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang
ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:
Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan
kompetensi dasar
1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata
pelajaran
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian otentik

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup buku ini terdiri atas:
1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
3. Penilaian otentik; dan
4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan

3
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi
Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor . Tentang Silabus
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pencapaian tujuan pendidikan nasional melalui penyelenggaraan pendidikan oleh
satuan pendidikan untuk memenuhi hak peserta didik sesuai dengan minat, bakat, dan
kemampuannya.
Dalam rangka mempersiapkan bangsa yang mampu hidup sejajar dengan bangsa lain
pada abad 21, pemerintah merasa perlu menyesuaikan kurikulum untuk
mempersiapkan generasi muda bangsa Indonesia memiliki 7 keterampilan yang
digunakan dalam mempertahankan, mengembangkan kehidupan yang lebih baik serta
ikut serta dalam pergaulan dunia, yaitu Kolaborasi, Kritis berpikir, Komunikasi,
Kemampuan IT, Kreatif, >>>, , dengan menyusun kurikulum 2013. Sehubungan dengan
itu, pemerintah mulai mencanangkan pelaksanaan terbatas kurikulum 2013 ini pada
1270 SMA mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Sebagai persiapan
pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan buku
pegangan guru dan siswa mata pelajaran matematikaMatematika, bahasa Bahasa
Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dalam
memanfaatkan buku yang ada mulai menerapkan kurikulum 2013 menggunakan silabus
yang telah disediakan.
Akan tetapi, kondisi rial guru yang beragam di lapangan diperkirakan belum dapat
menggunakan silabus sebagai acuan operasional menyusun perencanaan pembelajaran.
Oleh karena itu sehingga, masih diperlukan jabaran operasional mengembangkan
silabus menjadi RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), antara lain dalam
mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta
merancang dan melaksanakan penilaian otentikautentik. Maka Oleh karena itu, perlu
rambu-rambu lebih operasional agar guru dapat menjabarkan silabus menjadi RPP
dalam bentuk naskah tertentu.

B. Tujuan

4
Secara umum tujuan penulisan buku ini adalah membantu guru mata pelajaran bahasa
Jepang dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memanfaatkan buku
sumber yang ada. Secara khusus buku ini bertujuan:
(1) Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan
kompetensi dasar
(2) Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata
pelajaran
(3) Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
(4) Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
(5) Merancang penilaian otentikautentik autentik

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup buku ini terdiri atas:
(1) Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
(2) Langkah-langkah analisis kompetensi;
(3) Penilaian otentikautentik; dan
(4) Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

5
BAB II

PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat


proses pembelajaran dan penilaian otentikautentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam
mengobservasimengamati, bertanyamenanya, mencoba/mengumpulkan data,
mengasosiasi/bernalarmenalar, dan mengomunikasikanmengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan
kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi
memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang
diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup


pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan
perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi
beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar
proses. Untuk memperkuat Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan
pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong kemampuan Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning).

Prinsip pembelajaran yang digunakan pada kurikulum 2013 menekankan perubahan


paradigma: (1) dari peserta didik diberi tahu menuju menjadi peserta didik mencari tahu;
(2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar; (3) dari pendekatan tekstual menuju menjadi pendekatan proses sebagai
penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) dari pembelajaran berbasis konten

6
menuju menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) dari pembelajaran parsial
menuju menjadi pembelajaran terpadu; (6) daripembelajaran yang menekankan
jawaban tunggal menuju menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya
multi dimensi; (7) daripembelajaran verbalisme menuju menjadi keterampilan aplikatif;
(8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran
yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),
membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang
berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang
menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana
saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan
individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Penilaian otentikautentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk


menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian otentikautentik menilai
kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga
komponen (input proses output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah


saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains, terkembangkannya sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito: , 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya
sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni:
, 2000; & Semiawan: , 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran
saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis

7
peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara
terpadu (Beyer: , 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan
dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang
perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang
fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam Dalam
model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan
berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains
sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan
ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri
berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk
kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan
keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan:
1992).

Di dalam Mmodel ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan
struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana
mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan
proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri
(discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,
prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston: , 1988). Dengan
demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan
aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan
sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun


kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap
ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains
pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu
kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam
mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

Sesuai dengan karakteristik bahasa sebagai alat komunikasi, pembelajaran bahasa


tidak hanya mempelajari ilmu bahasa yang terkait dengan gramatika, tatacara
membaca atau menulis saja, tetapi harus merefleksikan kompetensi sikap berbahasa
yang santun, cara berfikir ilmiah, dan keterampilan berbahasa yang komunikatif baik

8
lisan maupun tulisan, baik aktif maupun pasif melalui keterampilan mendengar,
berbicara, membaca dan menulis. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui
proses mengamati, menanya, mengeksplor data/mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks
situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta
atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan
atau menyimak.
(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan
siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan terori, hingga berpikir
metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi
(critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya
dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik
diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan
bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
(3) Kegiatan mengeksplor/mengumpulkan informasi bermanfaat untuk meningkatkan
keingintahuan siswa, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan
berkomunikasi melalui cara kerja ilmiah. Kegiatan ini melalui membaca sumber
lain selain buku teks, mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu,
memperoleh informasi, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber
belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan
ini.
(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan
bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang
direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain
menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan
memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau
praktik.
(5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik.
Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan,
keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat
laporan, dan/ atau unjuk karya.

Tantangan baru dinamika kehidupan menuntut aktifitas pembelajaran bukan sekedar


mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu
menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi
dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga

9
situasi baru yang tak terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan
kreativitas dan keingintahuan siswa kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan
dengan langkah sebagai berikut
(1) Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara
langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca,
melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut
(2) Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip,
hukum,dan teori
(3) Mendorong siswa aktif mengeksplor data melaui kegiatan mengumpulkan
jawaban/data dari pertanyaan, dan membaca sumber data lain
(4) Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan
penalaran dan memprediksi fenomena
(5) Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan aplikasi
baru yang terduga sampai tak terduga

B. Penilaian Autentik

Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana


tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi
untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada
aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan
penilaian otentikautentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan
dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan
penilaian otentikautentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-
aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,
memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama
melalui debat, dan sebagainya.

Penilaian otentikautentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah


(scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar
peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun
jejaring, dan lain-lain. Penilaian otentikautentik cenderung fokus pada tugas-tugas
kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya,
penilaian otentikautentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran di SMA.

10
Penilaian otentikautentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang
memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas:
membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah,
membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas.

Kata lain dari penilaian Penilaian otentikautentik adalah penilaian kinerja, termasuk di
dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian otentikautentik
adakalanya disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan
hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang
mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius.
Penilaian otentikautentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni
atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan
hasil pembelajaran.

Hasil penilaian otentikautentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan


program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian otentikautentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk


menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar
teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.
Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.
Implementasi penilaian autentik didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut;

BAB II. PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi yang telah


dirintis sejak tahun 2004 melalui piloting beberapa sekolah, dan secara operasional
dikembangkan menjadi KTSP sejak tahun 2006. Oleh karena itu pembelajaran
kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses
pembelajaran dan penilaian otentikautentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu
dalam mengobservasi, bertanya, mengeksplor, bernalar, dan mengomunikasikan
atau mempresentasikan.

11
C. Pendekatan Pembelajaran saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah
saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model
pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya
kecakapan berpikir sains, terkembangkannya sense of inquiry dan kemampuan
berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito: 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan
adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996),
bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi
yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu
diperoleh siswa (Zamroni: 2000; Semiawan: 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu
pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran
berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi
secara terpadu (Beyer: 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, siswa dipandang sebagai subjek
belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru
hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan
belajar siswa.
Dalam model ini siswa diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan
berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains
sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan
penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian siswa diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada
pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan
dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).
Di dalam model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur
dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana
mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan
proses sains menekankan pada kemampuan siswa dalam menemukan sendiri
(discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,
prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston: 1988). Dengan

12
demikian siswa lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif
dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan
sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun
kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains,
sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan
proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic
learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada
setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
Sesuai dengan karakteristik bahasa sebagai alat komunikasi, pembelajaran bahasa
tidak hanya mempelajari ilmu bahasa yang terkait dengan gramatika, tatacara
membaca atau menulis saja, tetapi harus merefleksikan kompetensi sikap
berbahasa yang santun, cara berfikir ilmiah, dan keterampilan berbahasa yang
komunikatif baik lisan maupun tulisan, baik aktif maupun pasif melalui
keterampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mengeksplor
data/mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks
situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta
atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan
atau menyimak.
Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan
siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan terori, hingga berpikir
metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi
(critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya
dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik
diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan
bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
Kegiatan mengeksplor/mengumpulkan informasi bermanfaat untuk meningkatkan
keingintahuan siswa, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan berkomunikasi
melalui cara kerja ilmiah. Kegiatan ini melalui membaca sumber lain selain buku
teks, mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu, memperoleh informasi,
menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin
komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.
Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan
bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa
dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain

13
menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan
memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau
praktik.
Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik.
Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan,
keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat
laporan, dan/ atau unjuk karya.
Tantangan baru dinamika kehidupan menuntut aktifitas pembelajaran bukan sekedar
mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu
menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan
teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir
siswa hingga situasi baru yang tak terduga.
Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa
kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut
(6) Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara
langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca,
melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut
(7) Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip,
hukum,dan teori
(8) Mendorong siswa aktif mengeksplor data melaui kegiatan mengumpulkan
jawaban/data dari pertanyaan, dan membaca sumber data lain
(9) Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan
penalaran dan memprediksi fenomena
(1) Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (apart of,not apart
from instruction),
(2) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems), bukan
masalah dunia sekolah (schoolwork-kind of problems),
(3) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan criteria yang sesuai
dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,
(4) Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

D. Penilaian Hasil Belajar Bahasa Jepang

Bahasa Jepang merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada struktur
kurikulum 2013, pada kelompok pilihan pemitan baik peminatan kelompok mata
pelajaran, maupun peminatan mata pelajaran (lintas minat). Penilaian hasil belajar
bahasa Jepang dikembangkan sesuai dengan konsep penilaian kurikulum 2013, bahwa

14
penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan bertujuan
untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran (Standar Penilaian). Proses penilaian diawali
dari pengkajian teknik penilaian yang tepat pada silabus sebagai acuan dalam
membuat rancangan dan kriteria penilaian, kemudian dilakukan pengukuran sebagai
kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran yang
ditetapkan, terakhir proses memberi penilaian pada sejumlah informasi yang
diperoleh terkait kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

1. Penilaian Kompetensi Sikap


Pengumpulan informasi terkait sikap peserta didik pada pembelajaran bahasa Jepang
dilakukan dengan teknik observasi, pada saat kegiatan belajar berlangsung, dimulai
pada proses mengamati, menanya, mengeksplor data, mengasosiasi, sampai
mengomunikasikan hasil pembelajarannya. Penilaian ini digunakan untuk mengukur
pencapaian Kompetensi Inti 1 dan 2, dengan kompetensi dasar 1.1, 2.1, 2.2, 2.3, dan
2.4.

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Pengumpulan informasi terkait pencapaian pengetahuan peserta didik dilakukan
melalui tes dengan teknik tes tertulis dan pemberian tugas. Pengetahuan bahasa
Jepang terakumulasi pada Kompetensi Inti 3, dengan Kompetensi Dasar 3.1, 3.2, 3.3,
dan 3.4.
Pengetahuan bahasa Jepang terdiri dari kosa kata, struktur kalimat, ungkapan-
ungkapan yang merepresentasi budaya setempat. Kosa kata dikembangkan dari mulai
tata cara membaca dan menulis, selanjutnya digabung menjadi kalimat dengan
gramatika bahasa Jepang. Kosa kata, struktur bahasa, dan ungkapan-ungkapan
dipelajari dalam satu kesatuan utuh berbentuk wacana lisan dan tulisan, yang diikat
oleh tema Identitas Diri dan Kehidupan sekolah.

Tabel 1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Indikator Soal Bentuk No Soal Skor Penilaian


Peserta didik dapat mengisi teks
rumpang tentang Identitas Satu kata = 1
diri/perkenalan, melalui sebuah Isian 1 - 5 10 Kata = 1 x 10

15
dialog yang diperdengarkan
Skor 2 apabila
kalimat tanya yang
Diperdengarkan sebuah dialog, Uraian 6 - 10 dibuat dengan
tentang Identitas diri/ Perkenalan, terbatas struktur yang benar
peserta didik dapat membuat dan bermakna
pertanyaan dengan tepat. Skor 1 apabila hanya
sebagian strukturnya
benar
Skor 0 apabila
struktur yang dibuat
salah,
Peserta didik dapat mengisi tabel
dengan informasi umum tertentu
dan rinci, serta dapat menjawab Uraian 10 - 15 No. 11 15 skor 1
pertanyaan tentang Identitas diri/ Terbatas
Perkenalan, sesuai dialog yang
diperdengarkan.

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan


Pengumpulan informasi terkait keterampilan berbahasa Jepang dalam bentuk
penyusunan teks lisan dan tulisan sederhana diukur dengan teknik tes praktik,
melalui unjuk kerja, unjuk karya (produk). Penilaian ini digunakan untuk mengukur
ketercapaian Kompetensi Inti 4, yang terdiri dari KD 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4. Instrumen
penilaiannya dilengkapi dengan rubrik, seperti contoh berikut ini;
Rubrik penyusunan teks lisan.
Penilaian penyusunan teks lisan terdiri dari enam kriteria, yaitu kriteria; Ketuntasan
tugas sesuai tujuan , Struktur wacana Kefasihan
, Penggunaan kosa kata , Penggunaan tata bahasa dan
Pelafalan . Rentang skor dari masing-masing kriteria adalah 4
, 3, 2, 1. Ketuntasan tugas sesuai
tujuan, skor 4 jika semua tugas tuntas dengan sangat baik dan sesuai
tujuan, Skor 3 jika semua tugas tuntas, tetapi ada sebagian kecil yang
salah namun tetap sesuai tujuan, skor 2 jika Sebagian besar tugas
tuntas, namun banyak kesalahan sehingga tidak sesuai dengan tujuan, skor 1
Sebagian besar tugas tidak tuntas, banyak kesalahan sehingga tidak sesuai dengan
tujuan. Struktur wacana , skor 4 jika penyampaian
dengan struktur wacana sangat runut dan mudah dipahami, Skor 3 jika
penyampaian dengan struktur yang cukup runut dan bisa dipahami, skor 2

16
jika penyampaian kurang runut sehingga agak sulit dipahami, skor 1 jika
penyampaian tidak runut sehingga tidak bisa dipahami. Kefasihan , skor 4
jika penyampaian dilakukan dengan sangat lancar, skor 3
jika ada penyampaian yang dilakukan dengan agak kurang lancar, namun
makna dapat dipahami, skor 2 jika penyampaian dilakukan tersendat-
sendat, sehingga makna kurang dipahami, dan skor 1 jika
penyampaian sangat tersendat-sendat, sehingga makna tidak dapat dipahami.
Penggunaan kosa kata , skor 4 jika dapat menggunakan kosa
kata dengan sangat leluasa dan benar , skor 3 jika dapat menggunakan
kosa kata dengan cukup leluasa dan benar, skor 2 jika dapat
menggunakan kosa kata terbatas, dan ada beberapa yang salah dan skor 1
jika dapat menggunakan kosa kata yang sangat terbatas, dan banyak kesalahan.
Penggunaan tata bahasa , skor 4 jika dapat menggunakan
tata bahasa dengan leluasa sesuai kondisi , skor 3 jika dapat
menggunakan tata bahasa yang sering digunakan sesuai kondisi, skor 2
jika hanya dapat menggunakan tata bahasa sederhana, dan skor 1
jika dapat terdapat kesalahan mendasar dalam tata bahasa, namun dapat
dipahami apa yang ingin diutarakan. Pelafalan , skor 4 jika
pelafalan sangat baik dan sangat mudah dipahami, skor 3 jika pada
pelafalan cukup baik, namun ada sedikit kesalahan namun tak mengubah makna, skor
2 jika banyak kesalahan pada lafal, namun mengganggu pemahaman
makna, dan skor 1 jika banyak kesalahan pelafalan, sehingga tidak
dapat dipahami. Kriteria penilaian penyusunan teks lisanBerikut ini tabel kriteria
penilaian penyusunan teks lisan.
Skor Penil
Kriteria aian
4 3 2 1
Ketuntas- Semua tugas Semua tugas Sebagian Sebagian Jumlah
an tugas tuntas dengan tuntas, tetapi besar tugas besar tugas Soal 5
sesuai sangat baik ada sebagian tuntas,namu tidak tuntas Skor
tujuan dan sesuai kecil yang n banyak sehingga maksimal
tujuan. salah namun kesalahan tidak sesuai 5 x 4 = 15
tetap sesuai sehingga dengan
tujuan. tidak sesuai tujuan.
dengan
tujuan.
Struktur Penyampaian Penyampaian Penyampaian Penyampai- Jumlah
wacana dengan dengan kurang runut an tidak Soal 5

17
struktur struktur yang sehingga runut Skor
wacana sangat cukup runut agak sulit sehingga maksimal
runut dan dan bisa dipahami tidak bisa 5x4 =
mudah dipahami dipahami 20
dipahami
Penyampaian Ada Penyampaia Penyampai- Jumlah
Kelancar- sangat lancar. penyampaian n dilakukan an sangat Soal 5
an yang tersendat- tersendat- Skor
dilakukan sendat, sendat, maksimal
dengan agak sehingga sehingga 5x4 =
kurang lancar, makna makna tidak 20
namun makna kurang dapat
dapat dipahami. dipahami.
dipahami.
Kosa kata Dapat Dapat Dapat Dapat Jumlah
mengguna-kan mengguna-kan menggunaka mengguna- Soal 5
kosa kata kosa kata n kosa kata kan kosa Skor
dengan sangat dengan cukup terbatas, kata yang maksimal
leluasa dan leluasa dan dan ada sangat 5x4 =
benar. benar. dapat terbatas, 20
menggunaka dan banyak
n kosa kata kesalahan.
yang sangat
terbatas,
dan ada
beberapa
kesalahan
kesalahan.
Tata Dapat Dapat Hanya dapat Dapat Jumlah
bahas mengguna-kan mengguna-kan menggunaka terdapat Soal 5
a tata bahasa tata bahasa n tata kesalahan Skor
dengan yang sering bahasa mendasar maksimal
leluasa sesuai digunakan sederhana. dalam tata 5x4 =
kondisi. sesuai kondisi bahasa,nam 20
un dapat
dipahami
apa yang
ingin
diutarakan.
Pelafa Pelafalan Pelafalan Banyak Banyak Jumlah
lan sangat cukup kesalahan kesalahan Soal 5
baik dan baik, pada lafal, pelafalan, Skor
sangat namun namun sehingga maksimal
mudah ada masih dapat tidak dapat 5x4 =
dipahami. sedikit dipahami dipahami. 20
kesalahan maknanya
namun
tak
menguba
h makna.
Nilai akhir = Jumlah Perolehan skor X 100
Jml skor maksima

18
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI

A. Prosedur Analisis
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi
dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan
pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis
itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata
pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama
pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi
tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan
kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai
berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan
kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke
lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas
XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan

19
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah
sebagai berikut.

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut
(1) Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok seperti
tabel berikut ini.
Materi Pokok (Dalam
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Silabus)
3.1 Memahami cara 4.1 Menyusun teks lisan dan Tema / Topik Identitas
menyapa, berpamitan, tulis sederhana untuk Diri
mengucapkan merespon perkenalan Salam dan ungkapan

20
Materi Pokok (Dalam
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Silabus)
terimakasih,meminta diri, sapaan, pamitan,
maaf, meminta izin, ucapan terimakasih, Mengenalkan diri
memberi instruksi dan permintaan maaf, sendiri
memperkenalkan diri meminta izin dan
serta cara meresponnya instruksi terkait topik
Mengenalkan orang lain
terkait topik identitas identitas diri (

diri () ) dan kehidupan Menyebutkan nomor
dan kehidupan sekolah sekolah ( telepon dan tempat
( ) )dengan tinggal
dengan memperhatikan memperhatikan unsur
unsur kebahasaan kebahasaan, struktur teks
Nama benda
,struktur teks dan unsur dan budaya secara benar
Kepemilikan dan letak
budaya yang sesuai dan sesuai konteks
benda
konteks penggunaannya.
3.2 Memahami cara 4.2 Memahami cara Struktur :
memberitahu dan memberitahu dan - Watashi wa KB(Nama/
menanyakan fakta, menanyakan fakta, status) desu.
perasaan dan sikap, perasaan dan sikap, - Watashi wa
serta meminta dan serta meminta dan KB(sekolah/kelas)no
menawarkan barang menawarkan barang KB(nama) desu.
dan jasa terkait topik - Denwabango wa
dan jasa terkait topik KB(angka) desu.
identitas diri (
identitas diri ( - KB(nama daerah/kota)ni
) dan
) dan sundeimasu.
kehidupan sekolah ( - Kore wa KB (nama
kehidupan sekolah (
) benda) desu.
)
dengan - Kore wa KB (nama)no KB
dengan
memperhatikan unsur (benda) desu./ janai
memperhatikan unsur
kebahasaan ,struktur desu.
kebahasaan ,struktur - Kono KB (benda) wa KB
teksdan unsur budaya teksdan unsur budaya
(nama)no desu./janai
yang sesuai konteks yang sesuai konteks
desu.
penggunaannya) penggunaannya.
Ungkapan:
3.3 Memahami secara 4.3.Menyusun teks lisan dan Hajimemashite, dzo
sederhana unsur tulis sederhana untuk yoroshiku, hai,soudesu,
kebahasaan unsur mengungkapkan identitas iie,chigaimasu dll.
kebahasaan, struktur diri () dan
teks dan unsur Percakapan:
kehidupan sekolah
budaya terkait topik A:Hajimemashite.
( )
Watashi wa Evi desu.
identitas diri ( dengan memperhatikan
Dzo yoroshiku.
) dan unsur kebahasaan,
kehidupan sekolah struktur teks dan unsur
A:denwabang wa
( ) budaya secara benar dan
nanban desuka.
yang sesuai konteks sesuai konteks.

21
Materi Pokok (Dalam
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Silabus)
penggunaannya B: 0816 no185 no 9695
desu.
3.4 Memahami secara 4.4.Menyusun teks lisan dan
sederhana unsure tulis sederhana sesuai A: B-san wa, dokoni
kebahasaan dan dengan unsur kebahasaan sundeimasuka.
budaya yang terdapat dan budaya yang terdapat B: Kebayoran ni
dalam karya sastra. dalam karya sastra sundeimasu.

A: Kore wa B-san no
enpitsu desuka.
B: Hai, sou desu./ Iie,
soujanai desu. /
chigaimasu.

Semester 2
Kompetensi Dasar (KI Materi Pokok (Dalam
Kompetensi Dasar (KI 4)
3) Silabus)
3.1 Memahami cara 4.1 Menyusun teks lisan dan Tema / Topik Kehidupan
menyapa, berpamitan, tulis sederhana untuk Sekolah
mengucapkan merespon perkenalan
terimakasih,meminta diri, sapaan, pamitan, Nama dan letak ruangan
maaf, meminta izin, ucapan terimakasih, di sekolah
memberi instruksi dan permintaan maaf, Posisi dan keberadaan
memperkenalkan diri meminta izin dan teman di kelas
serta cara meresponnya instruksi terkait topik Hari,tanggal, bulan
terkait topik identitas identitas diri ( Jadwal kegiatan
diri () ) dan kehidupan sekolah
dan kehidupan sekolah sekolah ( Jadwal sekolah
( ) )dengan Waktu kegiatan
dengan memperhatikan memperhatikan unsur Kesan terhadap
unsur kebahasaan kebahasaan, struktur teks pelajaran
,struktur teks dan unsur dan budaya secara benar Tempat berkegiatan
budaya yang sesuai dan sesuai konteks
konteks penggunaannya. Struktur :
3.2 Memahami cara 4.2 Memahami cara - Koko/soko/asoko wa
memberitahu dan memberitahu dan KB(Nama ruang) desu.
- KB(nama ruang) wa
menanyakan fakta, menanyakan fakta,
KB(nama ruang)no
perasaan dan sikap, perasaan dan sikap,
KB(posisi) desu.
serta meminta dan serta meminta dan - KB(tempat)ni
menawarkan barang menawarkan barang dan KB(orang)ga imasu.
jasa terkait topik - KB(orang)wa KB
dan jasa terkait topik (tempat)ni imasu.
identitas diri (
identitas diri ( - KB (waktu)wa KB (bulan-
) dan kehidupan
) dan tanggal) desu.

22
Kompetensi Dasar (KI Materi Pokok (Dalam
Kompetensi Dasar (KI 4)
3) Silabus)
kehidupan sekolah ( sekolah ( - KB (keterangan
) dengan
waktu)wa KB (nama
)dengan hari) desu./ janai
memperhatikan unsur
memperhatikan unsur desu.
kebahasaan ,struktur - KB (ket. waktu) wa KB
kebahasaan ,struktur teksdan unsur budaya (kegiatan)desu./janai
teksdan unsur budaya
yang sesuai konteks desu.
yang sesuai konteks
penggunaannya. - Ima KB(jam) desu.
penggunaannya) - Ima KB(jam)KB(menit
3.3 Memahami secara 4.3.Menyusun teks lisan dan desu.
sederhana unsur tulis sederhana untuk - KB(jangka waktu)ni
kebahasaan unsur mengungkapkan identitas KB(frekuensi) KB(nama
kebahasaan, struktur pelajaran)no jugyou ga
diri () dan
teks dan unsur budaya arimasu.
kehidupan sekolah
- KB(nama hari)ni
terkait topik identitas ( ) KB(mata pelajaran)wo
diri () dengan memperhatikan benkyoshimasu.
dan kehidupan sekolah unsur kebahasaan, - KB(mata pelajaran)wa
( ) struktur teks dan unsur KB1(nama hari)to KB
yang sesuai konteks budaya secara benar dan (nama hari)ni arimasu.
penggunaannya sesuai konteks. - KB(mata pelajaran)wa
KB(nama hari) no (Jam
3.4 Memahami secara 4.4.Menyusun teks lisan dan ke...)ni arimasu.
sederhana unsur tulissederhana sesuai - KB(mata pelajaran)wa
kebahasaan dan dengan unsur kebahasaan KS desu.
budaya yang terdapat dan budaya yang terdapat - KB(mata pelajaran)wa
dalam karya sastra. dalam karya sastra KS desu. Demo, KS
desu.
- KB1(mata pelajaran) wa
KS desu. Demo
KB2(mata pelajaran)
wa KS desu.
- KB (tempat) de
KB(objek) wo KK masu.

Ungkapan:
Sumimasen, sdesuka.

Percakapan:
A:Koko wa kyshitsu
desu.

A: Kyshitsu wa doko
desuka.
B:Kyshitsu wa
jimushitsu no tonari
desu.

23
Kompetensi Dasar (KI Materi Pokok (Dalam
Kompetensi Dasar (KI 4)
3) Silabus)

A: Kyshitsu ni dare ga
imasuka.
B: Seito ga imasu.

A: Kch-sensei wa doko
ni imasuka.
B: Kchshitsu ni imasu.

A:Tanjbi wa nangatsu
nannichi desuka.
B:10gatsu 3ka desu.

A:Ky wa nanybi
desuka.
B:Kinybi desu.

A: Raish no nichiybi
wa bunkasai desu.

A: Ima nanji desuka.


B: Ima 8ji desu.

A: Ima 4ji 15fun desu.

A: isshkan ni nankai
nihongo no jugy ga
arimasuka.
B:ikkai desu.

A: Kinybi ni nani wo
benkyshimasuka.
B: Nihongo wo benkywo
shimasu.

A:Nihongo no jugywa
itsu desuka.
B: Suiybi to Kinybi
desu.

A:Nihongo wa Suiybi no
3jikanme desu.

A: Nihongo no jugy wa
d desuka.

24
Kompetensi Dasar (KI Materi Pokok (Dalam
Kompetensi Dasar (KI 4)
3) Silabus)
B: Omoshiroi desu./
Muzukashii desu. Demo,
omoshiroi desu.

A:Nihongo wa omoshiroi
desu. Demo, go wa
muzukashii desu.

A: Doko de nihongo wo
benkyshimasuka.
B:Gakk de
benkyshimasuka.

(2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi
materi pembelajaran yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
(3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang
terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator
dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta.
(4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
(5) Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan
(6) Merancang penilaian yang diperlukan

Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

Materi Pokok (Silabus) Penilaian (Silabus)

Materi Pembelajaran
Alternatif Kegiatan Pembelajaran: Lulusan yang :
Indikator Sikap, Pengethuan, dan Keterampilan untuk Penilaian
Mengamati, Menanya, Mencoba,
Fakta, Konsep, Prinsip, dan ProsedurMengasosiasi, dan Mengomunikasikan
Cerdas, Kreatif, Produktif, dan Bertangg

Pembelajaran (Silabus)
1. Mengembangkan Materi pembelajaran

25
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan
kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ketiga (pengetahuan).Dalam
penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan
kompetensi inti keempat (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori,
yaitu:
(1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca,
disentuh, atau diamati.
Contoh: Mengenalkan diri sendiri
Percakapan perkenalan diri dalam bahasa Jepang.
Sikap tubuh saat memperkenalkan diri.
Video perkenalan diri.

(2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain
konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling
berhubungan.
Contoh:
Fakta hal-hal yang disampaikan oleh orang Jepang saat mengenalkan diri sendiri.
Fakta salam yang digunakan saat mengenalkan diri.

(3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang


berkaitan.
Contoh:
Dalam melakukan perkenalan diri umumnya disertai dengan salam untuk
menunjukkan kesantunan.

(4) Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam
menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi
pada aspek keterampilan.
Contoh:
(membungkukan badan sejenak di depan lawan bicara)
Hajimemashite. Watashiwa Evi desu.
Dzo yoroshiku.

2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
(1) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan panca indra
dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang
diamati adalah materi yang berbentuk fakat, yaitu fenomena atau beristiwa
dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bias
disentuh, dilihat, dan sebagainya.
Contoh:
Siswa mengamati gambar/video sikap tubuh orang-orang yang bersalaman atau
menyimak percakapan memperkenalkan diri dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Jepang.
(2) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan
prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas.
Contoh:
Siswa mendiskusikan kapan, dengan siapa, apa yang mereka katakan saat
mereka melakukan salaman yang ada pada gambar/video yang ditampilkan.

26
(3) Mencoba
Siswa mencoba memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang, mulai dengan
mengulang kalimat, melengkapi percakapan yang rumpang, sampai
memperkenalkan diri dengan beberapa teman di kelas.

(4) Mengasosiasi
Siswa membandingkan memperkenalkan diri dalam bahasa dan budaya
Indonesia dengan bahasa dan budaya Jepang, dan menarik kesimpulan
persamaan dan perbedaannya.

(5) Mengomunikasikan
Siswa mengkomunikasikan hasil diskusi yang membandingkan antara bahasa dan
budaya Jepang dengan Indonesia.

B. Analisis Kompetensi Dasar

Kompetensi Materi Alternatif P


Materi Pokok
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Aspek Sikap Indik
3.1 Memahami Tema / Topik Fakta Mengamati
cara menyapa, Identitas Diri Percakapan Tanggung- 3.1.1
berpamitan, Salam dan perkenalan diri Mengamati jawab Menco
gambar/video sikap 2. rasa ingin
mengucapkan ungkapan dalam bahasa nujara
Jepang. Sikap tubuh orang-orang tahu
terimakasih,me ujaran
yang bersalaman 3. jujur
minta maaf, tubuh saat (kata,
Mengenalkan
meminta izin, diri memperkenalka atau menyimak dan
sendiri
memberi n diri percakap an kalima

instruksi dan . memperkenalkan diri yang
dalam bahasa
memperkenal- Video dideng
Mengenalkan Indonesia dan bahasa
kan diri serta perkenalan diri.
cara orang lain Jepang.
meresponnya 3.1.2
Menyimak wacana
terkait topik Melen
dialog lisan, dan
identitas diri Menyebutkan Konsep kata,
mengidentifikasi
( nomor telepon hal-hal yang atau
bunyi ujaran (kata,
) dan dan tempat disampaikan kalima
frasa, dan kalimat )
kehidupan tinggal oleh orang denga
yang diperdengarkan
sekolah( Jepang saat huruf
kata
) mengenalkan
1.Komu-nikatif
Nama benda diri sendiri. dideng
dengan 2. aktif berta-
memperhatikan nya
3.1.3
unsur Kepemilikan Menanya 3. toleran
Menan
kebahasaan dan letak benda Peserta didik
kan, u
,struktur teks salam yang mendiskusikan tentan
dan unsur Struktur : digunakan kapan, dengan siapa, inform
budaya yang - Watashi wa saat apa yang mereka umum
sesuai konteks KB(Nama/ mengenalkan

27
Kompetensi Materi Alternatif P
Materi Pokok
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Aspek Sikap Indik
penggunaannya status) desu. diri. katakan saat mereka kapan
- Watashi wa melakukan salaman denga
KB(sekolah/ke yang ada pada siapa
las)no gambar/video yang melak
KB(nama) ditampilkan. persal
desu. secara
- Denwabango wa Prinsip; selekt
KB(angka) Dalam 1.rasa ingin dan r
desu. melakukan tahu
- KB(nama perkenalan 2. kreatif,
daerah/kota)n diri umumnya 3.1.4
3. toleransi
i sundeimasu. disertai Secara berpasangan, Menan
- Kore wa KB dengan salam kan u
peserta didik
(nama benda) untuk yang
mengamati gambar
desu. menunjukkan untuk
dan mendiskusikan
- Kore wa KB mengu
kesantunan. ucapan salam serta
(nama)no KB kan
perkenalan yang
(benda) dan
tepat.
desu./ janai memp
desu.
nalkan
- Kono KB
1. kerja- sama sendir
(benda) wa KB 2.toleran orang
(nama)no 3. jujur
Prosedur;
desu./janai 4.Bertanggung
(membungkuk
desu. jawab 3.1.5
an badan Peserta didik berdiskusi Menan
Ungkapan:
sejenak di ujaran apa saja yang n u
Hajimemashit
depan lawan tepat untuk ujaran
e, dzo
bicara) melakukan dialog. untuk
yoroshiku,
Hajimemashit
hai,soudesu, melak
e. Watashiwa
iie,chigaimasu dialog
Evi desu.
dll. Dzo
yoroshiku.

3.1.6
Mencoba: Menen
Secara berpasangan inform
peserta didik umum
berdiskusi untuk selekt
menuliskan ujaran dan ri
mengucapkan salam,
memperkenalkan
diri sendiri dan orang 1.mandiri
lain yang tepat 2.komunikatif

23
Kompetensi Materi Alternatif P
Materi Pokok
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Aspek Sikap Indik
dengan gambar 3.bertanggung
jawab 3.1.7
Menen
Secara berpasangan, ujaran
peserta didik untuk
menentukan ujaran mengu
yang dibutuhkan kan s
untuk melakukan memp
dialog. nalkan
sendir
orang

3.1.8
Menen
ujaran
ujaran
untuk
melak
4.1 dialog
Menyusun teks
lisan dan tulis
sederhana untuk
merespon
perkenalan diri,
sapaan, pamitan,
ucapan terima Mengasosiasi
kasih, Berdiskusi
permintaan mengasosiasikan
maaf, meminta makna dan bunyi
izin dan instruksi
terkait topik ujaran (kata, frasa,
identitas diri ( dan kalimat) dengan
bahasa tertentu

aisatsu,
jikoshoukai) dan
kehidupan
sekolah (

Gakkou no Secara berpasangan,


seikatsu) dengan
peserta didik
memperhatikan
unsur mendiskusikan
kebahasaan, pengelompokan kata-
struktur teks kata pada kata benda
dan unsur budaya
secara benar
tertentu, menyusun
sesuai konteks kata menjadi
kalimat, baik kalimat
tanya atau kalimat
berita.

24
Kompetensi Materi Alternatif P
Materi Pokok
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Aspek Sikap Indik

Secara berpasangan
peserta didik
menjelaskan kata-
kata terkait dengan
identitas diri, dengan
bantuan tabel.

Dengan bantuan kartu,


peserta didik
bertanya jawab
dengan pasangannya

Secara berpasangan ,
peserta didik
melakukan dialog/
interview untuk
menemukan data
masing2 pasangannya

1. mandi-ri
2. komunikatif
3. bertanggung
jawab

25
Kompetensi Materi Alternatif P
Materi Pokok
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Aspek Sikap Indik
Mengkomunika-sikan

Secara berpasangan,
peserta didik
memperkenalkan diri
sendiri dan orang lain
sesuai dengan data
yang diperolehnya

Peserta didik dapat


menginformasikan
tentang identitas
diri, dan orang lain
secara tertulis dalam
bentuk laporan
sederhana.

Semester 2

3.1 Memahami Tema / Topik Fakta Mengamati Tang-gung- 3.1.1


cara menyapa, Kehidupan Dialog dengan Mengamati jawab mengident
berpamitan, Sekolah tema denah ruangan di 2. rasa ingin tahu si nama
kehidupan sekolah di 3. jujur
mengucapkan ruangan da
terimakasih,me sekolah Indonesia dan di letak ruan

minta maaf, Jepang
meminta izin, Konsep
Nama dan letak Menyimak
memberi Lingkungan 3.1.2
ruangan di wacana dialog
instruksi dan sekolah Melengkap
sekolah
memperkenal- Menyatakan, lisan, dan kata, frasa
Posisi dan
kan diri serta menanyakan mengidentifikasi atau kalim
keberadaan bunyi ujaran
cara dan dengan hu
teman di kelas
meresponnya menjawab: (kata, frasa, dan atau kata
Hari,tanggal, kalimat ) yang
terkait topik Nama didengar
bulan diperdengarkan
identitas diri Jadwal kegiatan ruangan,
( letak
sekolah
ruangan dan Menanya 4.Komunikatif
) dan Jadwal sekolah
5. aktif berta-nya
Waktu kegiatan posisi Peserta didik
kehidupan 6. toleran
Kesan terhadap keberadaan menyimak dialog 3.1.3
sekolah(
pelajaran seseorang serta Menanyaka
)
Tempat mendiskusikan ujaran yan
dengan
berkegiatan Kalender dalam kelompok tentang
memperhatikan

26
Kompetensi Materi Alternatif P
Materi Pokok
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Aspek Sikap Indik
unsur sekolah ttg letak ruang di informasi
kebahasaan Struktur : Menyatakan sekolah umum,
,struktur teks Koko/soko/asok menanyakan selektif, d
dan unsur o wa KB(Nama dan rinci tenta
budaya yang ruang) desu. menjawab: letak ruan
sesuai konteks KB(nama ruang) tanggal,
1. rasa ingin tahu
penggunaannya wa KB(nama bulan, nama
2.kreatif,
ruang)no hari, jadwal Di dalam
3.toleransi
KB(posisi) desu. kegiatan kelompok
KB(tempat)ni sekolah 3.1.4
peserta didik
Menanyaka
KB(orang)ga mengamati
ujaran yan
imasu. Jadwal informasi
KB(orang)wa KB sesuai unt
Pelajaran umum, selektif,
Menyatakan, dan rinci dari menyataka
(tempat)ni
menanyakan menanyaka
imasu. wacana yang
dan dan menja
diperdengarkan
KB (waktu)wa menjawab: nama ruan
KB (bulan- waktu, dan letyak
tanggal) desu. jadwal ruangan.
KB (keterangan pelajaran, Peserta didik
waktu)wa KB kesan berdiskusi
3.1.5
(nama hari) pelajaran, mengisi tabel Menanyaka
desu./ janai tempat dengan ujaran ujaran-uja
desu. kegiatan. yang untuk
KB (ket. waktu) Menyatakan dibutuhkan melakukan
wa KB kegiatan di untuk dialog
(kegiatan)desu. sekolah melakukan 1. kerja- sama
/janai desu. dialog 2.toleran
3. jujur
Prinsip; 4.Bertanggung
Pola kalimat jawab
Ima KB(jam) Mencoba:
sesuai tema 3.1.6
desu. Melalui diskusi Menentuka
Ima peserta didik informasi
KB(jam)KB(men mengisi denah
Prosedur; umum,
it desu. Struktur kalimat untuk selektif, d
KB(jangka menentukan
berita dan rinci tenta
waktu)ni
kalimat tanya informasi umum. ruangan di
KB(frekuensi) Teks (dialog dan Selektif dan rinci
sekolah
KB(nama tentang letak
paparan)
pelajaran)no ruang di sekolah.
jugyou ga
arimasu.
KB(nama hari)ni 3.1.7
KB(mata Dalam kelompok, Menentuka
pelajaran)wo peserta didik ujaran unt

27
Kompetensi Materi Alternatif P
Materi Pokok
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Aspek Sikap Indik
benkyoshimasu. menentukan menyataka
KB(mata ujaran, kalimat menanyaka
pelajaran)wa tanya dan dan menja
KB1(nama jawaban untuk nama ruan
hari)to KB dialog tentang dan letak
(nama hari)ni nama dan letak ruang
arimasu. ruangan
KB(mata
pelajaran)wa 3.1.8
Menentuka
KB(nama hari)
ujaran- uja
no (Jam
untuk
ke...)ni
melakukan
arimasu. 4.mandiri
KB(mata 5.komunikatif dialog
4.1
pelajaran)wa 6.bertang-gung
Menyusun teks
lisan dan tulis KS desu. jawab
sederhana KB(mata
untuk pelajaran)wa Mengasosiasi
merespon KS desu. Demo, Peserta didik
perkenalan diri, KS desu. mendiskusikan
sapaan, KB1(mata pengelompokan
pamitan,
pelajaran) wa kata, menyusun
ucapan terima
kasih, KS desu. Demo kata menjadi
permintaan KB2(mata kalimat,
maaf, meminta pelajaran) wa
izin dan KS desu.
instruksi terkait KB (tempat) de
topik identitas KB(objek) wo
diri (
KK masu.

aisatsu,
Ungkapan:
jikoshoukai)
dan kehidupan Sumimasen,
sekolah ( sdesuka.

Gakkou no Percakapan:
seikatsu) A:Koko wa
dengan kyshitsu desu.
memperhatikan
unsur
A: Kyshitsu wa
kebahasaan,
struktur teks doko desuka.
dan unsur B:Kyshitsu wa
budaya secara jimushitsu no
benar sesuai tonari desu.
konteks
A: Kyshitsu ni
dare ga

28
Kompetensi Materi Alternatif P
Materi Pokok
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Aspek Sikap Indik
imasuka.
B: Seito ga
imasu.

A: Kch-sensei
wa doko ni
imasuka.
B: Kchshitsu
ni imasu.

A:Tanjbi wa
nangatsu
nannichi
desuka.
B:10gatsu 3ka
desu. 4. mandiri
5. komunikatif
6. bertang-gung
A:Ky wa
jawab
nanybi desuka.
B:Kinybi desu.

A: Raish no
nichiybi wa Mengkomunika-
bunkasai desu. sikan

A: Ima nanji Secara


desuka. berpasangan
B: Ima 8ji desu. peserta didik,
mencocokkan
A: Ima 4ji 15fun nama ruangan
desu. dengan letak
sesuai data
A: isshkan ni yang
nankai nihongo diperolehnya
no jugy ga
arimasuka.
B:ikkai desu.

A: Kinybi ni
nani wo
benkyshimasuk
a.
B: Nihongo wo
benkywo
shimasu.

29
Kompetensi Materi Alternatif P
Materi Pokok
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Aspek Sikap Indik

A:Nihongo no
jugywa itsu
desuka.
B: Suiybi to
Kinybi desu.

A:Nihongo wa
Suiybi no
3jikanme desu.

A: Nihongo no
jugy wa d
desuka.
B: Omoshiroi
desu./
Muzukashii
desu. Demo,
omoshiroi desu.

A:Nihongo wa
omoshiroi desu.
Demo, go wa
muzukashii
desu.

A: Doko de
nihongo wo
benkyshimasuk
a.
B:Gakk de
benkyshimasu.

BAB IV
PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa


semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin
berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak hasil
belajar yang tidak optimal.

30
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran
langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar
dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru
dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu.
Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung
maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.
Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu
proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran


(RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang
mengacu pada Silabus.

Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4
dapat tercapai secara terintegrasi.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran


saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu
penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang
memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah
alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan
Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan,
teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.

35
36
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York.
Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and
Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing science for all through the politics of poverty.
Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71,
Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No.
78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief
Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The
University of Western Australia.

LAMPIRAN:
CONTOH RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH : SMA


MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG
KELAS/SEMESTER : X/1
TOPIK : IDENTITAS DIRI
ALOKASI WAKTU : 3X45

37
A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-
aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR
KD 1.1
Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar
komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar

KD 2.1
Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi antar
pribadi dengan guru dan teman.

KD 3. 1
Memahami cara menyapa, berpamitan, mengucapkan terima kasih,meminta maaf,
meminta izin, memberi instruksi dan memperkenalkan diri, serta cara meresponnya
terkait topik identitas diri ( ) aisatsu,jikoshoukai dan
kehidupan sekolah ( ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan,
struktur teks dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya

KD 4.1
Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk merespon perkenalan diri, sapaan,
pamitan, ucapan terima kasih, permintaan maaf, meminta izin dan instruksi terkait
topik identitas diri ( aisatsu, jikoshoukai) dan kehidupan
sekolah ( Gakkou no seikatsu) dengan memperhatikan unsur
kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya secara benar sesuai konteks

C. INDIKATOR
Pertemuan kesatu
3.1.1. Mencocokkan ujaran-ujaran (kata,frasa dan kalimat) yang didengar
3.1.2. Melengkapi kata, frasa, atau kalimat dengan huruf atau kata yang didengar
3.1.3. Menanyakan informasi umum, selektif, dan rinci yang telah didapat dalam

38
wacana
3.1.4. Menanya-kan ujaran-ujaran untuk melakukan dialog

4.1.1 Mengasosiasikan secara lisan dan tulisan ujaran dengan bahasa tertentu
(bahasa inggris, arab, indonesia)
4.1.2 Menjelaskan kata-kata terkait identitas diri, seperti; nama, pekerjaan, negara
asal, daerah asal, tempat tinggal.
4.1.3 Melakukan dialog tentang pencarian data diri orang lain dengan memperhatikan
unsur kebahasaan, dan budaya secara benar dan sesuai konteks
4.1.4 Menginformasikan secara tertulis dalam bentuk laporan tentang diri sendiri,
dan orang lain
4.1.5 Mengisi formulir tentang identitas diri sesuai dengan data yang dimiliki

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati, bertanya, dan berdiskusi untuk mengeksplor data, peserta didik
dapat mengenal, memahami ujaran-ujaran terkait identitas diri,baik data diri
sendiri maupun data orang lain, dari wacana yang didengar dengan sikap rasa ingin
tahu, bertanggung jawab, jujur, toleran, mampu bekerja sama, dan komunikatif.

2. Setelah melakukan proses mengasosiasi dengan cara menghubungkan kata, frasa,


dan kalimat melalui persamaan dengan bahasa lain, peserta didik dapat mencoba
menggunakan kalimat berita dan tanya baik lisan maupun tulisan untuk
memperkenalkan diri sendiri, orang lain dan bertanya jawab dengan bantuan kartu
yang tersedia, dengan sikap percaya diri sendiri (mandiri), toleran, mampu bekerja
sama dan komunikatif.

3. Melalui tahapan mengomunikasikan proses dan hasil wawancara terkait identitas


diri, peserta didik dapat melakukan dialog tentang identitas diri, menceritakan data
diri sendiri dan orang lain baik secara lisan dengan lafal dan intonasi yang tepat,
maupun tulisan dengan ejaan yang tepat, yang mampu mewujudkan sikap mandiri,
bertanggung jawab, dan komunikatif.

E.MATERI AJAR
Fakta : Wacana lisan (dialog) tentang identitas diri
Ujaran lisan ( kata, frasa dan kalimat),seperti : aisatsu (ohayou
gozaimasu, konnichiwa, konbanwa), jikoshoukai (hajimemashite,
watashi wa ... desu. Douzo yoroshiku ) onamae, oshigoto, okuni,
goshusshin.
Konsep : Menanyakan, menetukan informasi umum, selektif dan atau rinci,
ujaran ujaran untuk mendapatkan data diri sendiri dan orang lain,
untuk melakukan dialog.
Prinsip : Penggunaan salam sesuai waktunya
Menyapa orang pertama kali berkenalan
Struktur kalimat ... wa ... desu. /..Wa ...desu ka
Prosedur : kalimat berita dan kalimat tanya, dialog, wacana sederhana

E. Metode Pembelajaran:
a. Inkuiri
b. Tanya jawab
c. Penugasan

39
Pendekatan : Saintifik

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Alokasi
Tahapan Aktivitas Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan Peserta didik mengucap salam dan berdoa.
Menggali informasi dari peserta didik dengan cara: 10 mnt
bertanya/ menunjukkan gambar/ menampilkan slide
tentang identitas diri.
Mengarahkan peserta didik pada situasi tema yang
akan diajarkan.
Peserta didik menerima informasi tentang
kompetensi dasar, target kompetensi, materi,
tujuan, dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan hari ini.

Inti MENGAMATI
25 menit
Peserta didik menyimak dialog tentang ungkapan
persalaman dan perkenalan diri terkait identitas
diri baik yang diucapkan oleh guru maupun melalui
slide.
Peserta didik mencocokkan ujaran kata/frasa, dan
kalimat yang terdengar.
Peserta didik mengisi dialog rumpang dengan kata,
frasa da kalimat yang didengar
Peserta didik saling mengoreksi hasil pekerjaan. 25 menit

MENANYA
Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang didapat melalui berbagai ungkapan
persalaman, identitas diri terkait dengan jati diri.
Peserta didik mengisi tabel dengan informasi umum,
tertentu, rinci, menemukan kata tanya, dan
kalimat tanya yang ada pada teks lisan yang 25 menit
didengar secara berpasangan

MENGEKSPLOR
peseta didik mencoba menjawab pertanyaan,
dengan cara mengulang teks yang diperdengarkan
dibawah bimbingan guru.
Meminta beberapa peserta didik untuk menebak

40
makna dari beberapa ujaran yang tersedia. 20 menit

MENGASOSIASI
Secara berpasangan, peserta didik mengasosiasi atau
mencari persaman kata berbahasa jepang dengan
bahasa asing lainnya.
Pasangan yang ditunjuk melafalkan hasil
pekerjaannya, pasangan lain mengamati dan
mengomentari.
Melalui roleplay peserta didik melalukan tanya 20 menit
jawab, sesuai kartu informasi yang didapat.
Dilakukan secara bergantian

MENGKOMUNIKASIKAN
Praktik di dalam kelompok kecil, peserta didik
memperkenalkan dirinya.
Menuliskan kembali identitas dirinya dan orang
lain.
Mengisi Formulir Pendaftaran

Penutup Membuat refleksi kegiatan belajar mengajar, berupa 10 menit


evaluasi terhadap langkah-langkah pembelajaran
yang telah disampaikan.
Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
Pemberian tugas

G. PENILAIAN
1. Penilaian Hasil Belajar Kompetensi Sikap
Penilaian akhir KD 2.1, 2.2, 2.3, dan 2.4
teknik : Observasi
Bentuknya : Lembar pengamatan

Indikator perkembangan karakter: kreatif, komunikatif, dan disiplin


1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas
2. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
3. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten
4. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/konsisten

41
Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Kreatif komunikatif disiplin
No. Nama Siswa
BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK
1.
2.
3
4
5
6
7
10
11

2. Penilaian Hasil Belajar Kompetensi Pengetahuan


Penilaian Akhir KD 3
Teknik : Tes Tertulis dan Tugas
Bentuk : Isian, uraian, dan portofolio
Instrumen Penilaian (terlampir 2)

Rancangan Tes Tulis

Indikator Soal Bentuk No Soal Skor Penilaian


peserta didik dapat mengisi teks
rumpang tentang Identitas Satu kata = 1
diri/perkenalan, melalui sebuah isian 1 - 5 10 Kata = 1 x 10
dialog diperdengarkan
Skor 2 apabila
kalimat tanya yang
Diperdengarkan sebuah dialog, Uraian 6 - 10 dibuat dengan struktur
tentang Identitas diri/ Perkenalan, terbatas yang benar dan
peserta didik dapat membuat bermakna
pertanyaan dengan tepat. Skor 1 apabila hanya
sebagian strukturnya
benar
Skor 0 apabila struktur
yang dibuat salah,
Peserta didik dapat mengisi tabel
dengan informasi umum tertentu
dan rinci, serta dapat menjawab Uraian 10 - 15 No. 11 15 skor 1
pertanyaan tentang Identitas diri/ Terbatas
Perkenalan, sesuai dialog yang
diperdengarkan.

Penilaian = Juml perolehan skor x 100


Jumlah skor max

3. Penilaian Akhir Kompetensi Keterampilan

42
Skor Penilaian
Kriteria
4 3 2 1
Ketuntas- Semua tugas Semua tugas Sebagian Sebagian Jumlah
an tugas tuntas tuntas, besar tugas besar tugas Soal 5
sesuai dengan tetapi ada tuntas, tidak tuntas Skor
tujuan sangat baik sebagian namun sehingga maksimal
dan sesuai kecil yang banyak tidak sesuai 5x4 =
tujuan. salah namun kesalahan dengan 15
tetap sesuai sehingga tujuan.
tujuan. tidak sesuai
dengan
tujuan.
Struktur Penyampaian Penyampaian Penyampaia Penyampai- Jumlah
wacana dengan dengan n kurang an tidak Soal 5
struktur struktur yang runut runut Skor
wacana cukup runut sehingga sehingga maksimal
sangat runut dan bisa agak sulit tidak bisa 5x4 =
dan mudah dipahami dipahami dipahami 20
dipahami
Penyampaian Ada Penyampaia Penyampai- Jumlah
Kelancar- sangat penyampaian n dilakukan an sangat Soal 5
an lancar. yang tersendat- tersendat- Skor
dilakukan sendat, sendat, maksimal
dengan agak sehingga sehingga 5x4 =
kurang makna makna 20
lancar, kurang tidak dapat
namun dipahami. dipahami.
makna dapat
dipahami.
Kosa kata Dapat Dapat Dapat Dapat Jumlah
mengguna- mengguna- menggunak mengguna- Soal 5
kan kosa kan kosa an kosa kan kosa Skor
kata dengan kata dengan kata kata yang maksimal
sangat cukup terbatas, sangat 5x4 =
leluasa dan leluasa dan dan ada terbatas, 20
benar. benar. dapat dan banyak
menggunak kesalahan.
an kosa
kata yang
sangat
terbatas,
dan ada
beberapa
kesalahan
kesalahan.
Tata Dapat Dapat Hanya Dapat Jumlah
bahasa mengguna- mengguna- dapat terdapat Soal 5

43
kan tata kan tata menggunak kesalahan Skor
bahasa bahasa yang an tata mendasar maksimal
dengan sering bahasa dalam tata 5x4 =
leluasa digunakan sederhana. bahasa, 20
sesuai sesuai namun
kondisi. kondisi dapat
dipahami
apa yang
ingin
diutarakan.
Pelafalan Pelafalan Pelafalan Banyak Banyak Jumlah
sangat baik cukup baik, kesalahan kesalahan Soal 5
dan sangat namun ada pada lafal, pelafalan, Skor
mudah sedikit namun sehingga maksimal
dipahami. kesalahan masih tidak dapat 5x4 =
namun tak dapat dipahami. 20
mengubah dipahami
makna. maknanya
Nilai akhir = Jumlah Perolehan skor
Jml skor maksimal

I. SUMBER BELAJAR
Sumber Pustaka Rujukan Buku teks pelajaran yang relevan
Belajar
Internet yang sesuai dengan
materi

Media Komputer, LCD, LKSgambar,


kartu huruf, CD/DVD / Kaset

Mengetahui Bandung, 20 Agustus 2013


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

---------------------- ..............................

Catatan
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................

44
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................

45

You might also like