You are on page 1of 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sinyal analog banyak digunakan dalam bidang telekomunikasi, sinyal analog


atau isyarat analog adalah sebuah sinyal data yang berbentuk gelombang yang
kontinyu, yang akan membawa suatu informasi dengan merubah karakteristik dari
gelombang, dua parameter atau karakteristik yang terpenting dan dimiliki oleh
isyarat analog yaitu amplitude dan juga frekuensi, isyarat analog biasanya telah
dinyatakan dalam gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan
sebuah dasar yang berguna bagi semua bentuk isyarat analog, dan juga sinyal
analog memiliki tiga komponen dasar yaitu amplitude, frekuensi, dan phase.

Sinyal analog disebarluaskan melalui gelombang elektromagnetik secara terus


menerus sehingga banyak faktor pengganggu, dan sinyal analog dapat disebut
komunikasi elektromagnetik yang merupakan proses pengiriman sinyal pada
gelombang elektromagnetik dan bersifat variabel yang berurutan, gelombang
analog ini disebut dengan baud, baud adalah sinyal atau gelombang listrik analog.

Namun seiring perkembangan, sinyal analog berangsur ditinggalkan karena


pelayanan dengan menggunakan sinyal ini agak lambat dan mudah eror
dibandingkan dengan data dalam bentuk digital.Pada saat ini istilah digital sudah
tidak asing lagi, hampir semua peralatan elektronik di sekitar kita saat ini telah
menggunakan sistem digital dalam pemrosesannya, sistem digital merupakan
teknologi yang mengubah suatu sinyal analog menjadi data digital sehingga sinyal
dapat diproses lebih mudah dan cepat, sinyal digital sendiri adalah sinyal data
dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan secara tiba-tiba, dimana
dalam sinyal digital hanya mengenal dua kondisi, dan dua kondisi tersebut
biasanya berbentuk angka nol dan satu, lalu bit adalah satuan terkecil dari sinyal
digital.
Ada beberapa alasan mengapa sinyal digital ini digunakan, alasan yang
pertama karena pemrosesan sinyal menggunakan sinyal digital terprogram
memiliki fleksibilitas dalam pemrosesan, kemudian pada sistem digital untuk
mengubah suatu proses hanya dibutuhkan pengubahan program saja, ketelitian
dan akurasi juga merupakan hal yang penting dalam proses suatu sinyal,
pengolahan sinyal menggunakan sistem digital memiliki pengendalian dan akurasi
yang lebih baik jika dibandingkan dengan pemrosesan dengan menggunakan
sistem analog. Faktor toleransi yang terdapat pada sistem sinyal analog seringkali
menimbulkan kesulitan pengendalian akurasi proses, salah satu persyaratan yang
dibutuhkan untuk menentukan akurasi pada sistem sinyal digital antara lain
penentuan akurasi pada konverter analog ke digital atau A/D, sinyal digital dapat
di disimpan pada media magnetik tanpa mengalami pelemahan atau distorsi data
sinyal yang bersangkutan. Dengan demikian sinyal tersebut dapat dipindah
pindahkan serta diproses dengan mudah tanpa terlalu banyak mengurangi kualitas
data.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang ditujukan untuk penulisan dari laporan ilmiah ini
adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana mengetahui seluk beluk Analog ke Digital


b. Bagaimana peranan Analog ke Digital pada saat ini

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagian-bagian Analog ke Digital


b. Untuk sarat mata kuliah interface elektronika

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

a. Dapat mengetahui tentang seluk beluk dan proses Analog ke Digital.


b. Dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan dan instansi dalam
pengetahuan prinsip-prinsip komunikasi data menggunakan Analog ke Digital.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sinyal Analog

Sinyal analog adalah sebuah kontinyu sinyal untuk waktu yang berbeda-beda,
fitur variabel dari sinyal adalah representasi dari beberapa waktu lain yang
bervariasi jumlah, yaitu analog dengan sinyal yang berbeda beda dalam waktu
lain, Ini berbeda dari sinyal digital dalam hal fluktuasi kecil sinyal yang
bermakna, analog biasanya memikirkan dalam listrik konteks namun mekanik
pneumatik hidrolik dan sistem lain juga menyampaikan sinyal analog.

Elektrik merupakan properti yang paling sering digunakan yang di dalamnya


terdapat tegangan yang diikuti oleh frekuensi, arus, dan biaya, sebuah sinyal
analog mempunyai sinyal diukur adalah respon terhadap perubahan dalam
fenomena fisik, seperti suara, cahaya, suhu, posisi, atau tekanan, misalnya dalam
rekaman suara Sinyal analog memiliki resolusi teoritis tak terbatas, dalam
prakteknya sebuah sinyal analog tunduk pada kebisingan dan yang terbatas adalah
laju perubahan tegangan, sehingga baik analog dan sistem digital ada pembatasan
pembatasan dalam resolusi dan bandwidth. Keuntungan utama sinyal analog
adalah baik dari sinyal analog itu sendiri juga memiliki potensi yaitu jumlah
sinyalnya yang tak terbatas dalam resolusi sinyal, apabila dibandingkan dengan
sinyal-sinyal digital, sinyal analog mempunyai kepadatan yang tinggi, dapat
dilakukan pengolahan lebih sederhana dibandingkan dengan digital, sinyal analog
dapat diproses secara langsung oleh komponen analog, meskipun beberapa proses
tidak tersedia kecuali dalam bentuk digital.

Kerugian utama dari sinyal analog adalah bahwa sistem apapun memiliki
suara yaitu acak variasi yang tidak diinginkan, Sebagian sinyal akan disalin dan
disalin ulang, atau ditransmisikan dalam jarak jauh, listrik kerugian ini dapat
dikurangi dengan melindungi hubungan baik dari beberapa jenis seperti kabel
koaksial atau twisted pair, lalu dampak dari kebisingan juga membuat kehilangan
sinyal dan distorsi, dan ini tidak mungkin untuk pulih, karena memperkuat sinyal
untuk memulihkan bagian dilemahkan memperkuat sinyal suara juga.

Ciri ciri sinyal analog :

1. Transmisi efektif terjadi pada frekuensi tinggi

2. Memungkinkan frequency division multiplexing

Jenis-jenis modulasi analog :

1. Amplitude Modulation ( AM )
Modulasi jenis ini adalah modulasi yang paling simpel, frekuensi pembawa
atau carrier diubah amplitudenya sesuai dengan sinyal informasi atau message
signal yang akan dikirimkan. Dengan kata lain AM adalah modulasi dalam mana
amplitude dari sinyal pembawa atau carrier berubah karakteristiknya sesuai
dengan amplitude sinyal informasi. Modulasi ini disebut juga dengan linear
modulation, artinya bahwa pergeseran frekuensinya bersifat linier mengikuti
sinyal informasi yang akan ditransmisikan.

Gambar 1 sinyal modulasi AM


2. Frequency Modulation ( FM )
Modulasi frekuensi adalah salah satu cara memodifikasi atau mengubah sinyal
sehingga memungkinkan untuk membawa dan mentransmisikan informasi ke
tempat tujuan. Frekuensi dari sinyal pembawa atau carrier signal berubah ubah
menurut besarnya amplitude dari sinyal informasi. FM ini lebih tahan noise
dibandingkan dengan AM.
Gambar 2 Sinyal Modulasi FM
3. Pulse Amplitude Modulation ( PAM )
Basic konsep PAM adalah merubah amplitudo sinyal carrier yang berupa
deretan pulsa diskrit yang perubahannya mengikuti bentuk amplitudo dari
sinyal informasi yang akan dikirimkan ketempat tujuan. Sehingga sinyal
informasi yang dikirim tidak seluruhnya tapi hanya sampelnya saja atau
sampling signal.

Gamabar 3 Sinyal Modulasi PAM

2.2 Sinyal Digital

Semua informasi digital memiliki sifat-sifat umum yang membedakannya


dari metode komunikasi analog sinkronisasi dalam informasi digital yang
disampaikan oleh simbol urutan yang diperintahkan, semua skema digital
memiliki beberapa metode untuk menentukan awal sebuah urutan dan semua
komunikasi digital memerlukan bahasa, yang terdiri dari semua informasi bahwa
pengirim dan penerima harus komunikasi digital kedua miliki, di muka, agar
komunikasi bisa sukses. Gangguan noise dalam komunikasi analog selalu
memperkenalkan beberapa, umumnya penyimpangan atau kesalahan kecil antara
dimaksudkan dan komunikasi aktual, gangguan dalam komunikasi digital tidak
mengakibatkan gangguan kecuali kesalahan sangat besar untuk menghasilkan
sebuah simbol yang disalahartikan sebagai simbol lainnya, atau mengganggu
urutan simbol-simbol. kesalahan dalam komunikasi digital bisa mengambil bentuk
kesalahan substitusi di mana simbol yang seharusnya digantikan dengan simbol
lain.

Komunikasi digital umumnya bebas dari kesalahan, dan salinansalinan dapat


dibuat tanpa batas, ketika variabel yang terus-menerus dan nilai analog
direpresentasikan dalam bentuk digital maka akan ada keputusan mengenai
jumlah simbol yang akan ditetapkan untuk nilai, jumlah simbol menentukan
presisi atau resolusi yang dihasilkan datum. Perbedaan antara nilai analog aktual
dan representasi digital dikenal sebagai kesalahan kuantisasi, sinyal-sinyal digital
dapat disimpan pada media magnetik berupa tape atau disk tanpa mengalami
pelemahan atau distorsi data sinyal yang bersangkutan, metode-metode
pemrosesan sinyal digital juga membolehkan implementasi algoritma-algoritma
pemrosesan sinyal yang lebih canggih.

Implementasi digital dalam sistem pemrosesan sinyal mempunyai biaya lebih


murah dibandingkan secara analog, hal ini disebabkan karena perangkat keras
digital lebih murah, atau mungkin karena implementasi digital memiliki
fleksibilitas untuk dimodifikasi, kelebihan-kelebihan pemrosesan sinyal digital
yang telah disebutkan sebelumnya menyebabkan pemrosesan sinyal digital lebih
banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, namun implementasi digital tersebut
memiliki keterbatasan, dalam hal kecepatan konversi A/D dan pengolah sinyal
digital yang bersangkutan.

Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah sinyal


menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 sehingga tidak mudah terpengaruh
oleh noise, proses informasinya pun mudah, cepat, dan akurat. Tetapi transmisi
dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif
dekat. Ciri ciri sinyal digital :

1. mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat membuat


informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
2. Penggunaan yang berulang ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi
kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri.
3. Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi kedalam berbagai
bentuk.
4. Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan
mengirimkannya secara interaktif.

Jenis Jenis Modulasi Digital :


1. ASK ( Amplitude Shift Keying ) adalah suatu bentuk modulasi yang mewakili
data digital sebagai variasi amplitudo dari gelombang pembawa, amplitudo dari
sinyal carrier analog bervariasi sesuai dengan aliran bit (modulasi sinyal),
menjaga frekuensi dan fase konstan. Tingkat amplitudo dapat digunakan untuk
mewakili logika 0 dan 1, ASK (Amplitude Shift Keying) merupakan suatu
modulasi di mana logika 1 diwakili dengan adanya sinyal dan logika 0 diwakili
dengan adanya kondisi tanpa sinyal.

Gambar 4 Aplitude Shift Keying


2. Frequncy Shift Keying Frequency Shift Keying (FSK) atau pengiriman sinyal
melalui penggeseran frekuensi. Metoda ini merupakan suatu bentuk modulasi
yang memungkinkan gelombang modulasi menggeser frekuensi output
gelombang pembawa.
Gambar 5 Frequency Shift Keying
3. Phase Shift Keying Phase Shift Keying (PSK) atau pengiriman sinyal melalui
pergeseran fase. Metoda ini merupakan suatu bentuk modulasi fase yang
memungkinkan fungsi pemodulasi fase gelombang termodulasi di antara nilai-
nilai diskrit yang telah ditetapkan sebelumnya.

Gambar 6 Phase Shift Keying


2.3 Analog to Digital Converter ( ADC )
Merupakan sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal sinyal
analog menjadi sinyal sinyal digital. IC ADC 0804 dianggap dapat memenuhi
kebutuhan dari rangkaian yang akan dibuat. IC jenis ini bekerja secara cermat
dengan menambahkan sedikit komponen sesuai dengan spesifikasi yang harus
diberikan dan dapat mengkonversi secara cepat suatu masukan tegangan. Hal
hal yang juga perlu diperhatikan dalam penggunaan ADC ini adalah tegangan
maksimum yang dapat dikonversikan oleh ADC dari rangkaian pengkondisi
sinyal, resolusi, pewaktu eksternal ADC, tipe keluaran, ketepatan dan waktu
konversinya. Beberapa karakteristik penting ADC adalah :
1. Waktu konversi
2. Resolusi
3. Ketidaklinieran
4. Akurasi
Ada banyak cara yang digunakan untuk mengubah sinyal analog menjadi
sinyal digital yang nilainya proposional. Jenis ADC yang biasa digunakan dalam
perancangan adalah jenis successive approximation convertion atau pendekatan
bertingkat yang memiliki waktu konversi jauh lebih singkat dan tidak tergantung
pada nilai masukan analognya atau sinyal yang akan diubah.
Secara singkat prinsip kerja dari konverter A/D adalah semua bit bit diset
kemudian diuji. Dan bilamana perlu sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan.
Dengan rangkaian yang paling cepat. Konversi akan diselesaikan sesudah 8 clock,
dan keluaran D/A merupakan nilai analog yang ekivalen dengan nilai register
SAR.
Apabila konversi telah dilaksanakan, rangkaian kembali mengirim sinyal
selesai konversi yang berlogika rendah. Sisi turun sinyal ini akan menghasilkan
data digital yang ekivalen kedalam register buffer. Dengan demikian, keluaran
digital akan tetap tersimpan sekalipun akan dimulai siklus konversi yang baru.
Jenis-jenis ADC :
1. ADC Simultan atau biasa disebut flashconverter atau parallel converter. Input
analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara simultan pada
sisi + pada komparator tersebut, dan input pada sisi tergantung pada ukuran
bit converter. Ketika Vi melebihi tegangan input dari suatu komparator, maka
output komparator adalah high, sebaliknya akan memberikan output low.
Gambar 7 ADC Simultan
2. Counter Ramp ADC , Counter Ramp ADC didalamnya tedapat DAC yang
diberi masukan dari counter, masukan counter dari sumber Clock dimana
sumber Clock dikontrol dengan cara meng AND kan dengan keluaran
Comparator. Comparator membandingkan antara tegangan masukan analog
dengan tegangan keluaran DAC, apabila tegangan masukan yang akan
dikonversi belum sama dengan tegangan keluaran dari DAC maka keluaran
comparator = 1 sehingga Clock dapat memberi masukan counter dan hitungan
counter naik.

Gambar 8 Counter Ramp ADC


3. SAR ADC (Successive Aproximation Register)
ADC jenis SAR, Yaitu dengan memakai konvigurasi yang hampir sama
dengan counter ramp tetapi dalam melakukan trace dengan cara tracking dengan
mengeluarkan kombinasi bit MSB = 1 ====> 1000 0000. Apabila belum sama
(kurang dari tegangan analog input maka bit MSB berikutnya = 1 ===>1100
0000) dan apabila tegangan analog input ternyata lebih kecil dari tegangan yang
dihasilkan DAC maka langkah berikutnya menurunkan kombinasi bit ====>
10100000.

Untuk mempermudah pengertian dari metode ini diberikan contoh seperti


pada timing diagram gambar 6 Misal diberi tegangan analog input sebesar 6,84
volt dan tegangan referensi ADC 10 volt sehingga apabila keluaran tegangan sbb :

Jika D7 = 1 Vout=5 volt


Jika D6 = 1 Vout=2,5 volt
Jika D5 = 1 Vout=1,25 volt
Jika D4 = 1 Vout=0,625 volt
Jika D3 = 1 Vout=0,3125 volt
Jika D2 = 1 Vout=0,1625 volt
Jika D1 = 1 Vout=0,078125 volt
Jika D0 = 1 Vout=0,0390625 volt

Gambar 9 SAR ADC

You might also like