Professional Documents
Culture Documents
komposisi pakan dapat dijuga diamati daya apung pakan setelah pakan tersebut kering
baik itu dari mulai yang utuh, pecah, hancur, terapung dan tenggelam dapat dihitung
menggunakan stopwatch dan dapat diketahui waktu yang dibutuhkan seperti tabel
dibawah ini:
Adapun hasil yang diperoleh selama pengamatan pertumbuhan ikan nila tersebut
adalah.
4.2. Pembahasan
Bahan -bahan dalam pembuatan pakan dapat bersumber dari bahan hewani dan
dapat pula bersumber dari bahan nabati. Dalam pembuatan pakan ikan ini, bahan yang
bersumber dari nabati sebaiknya dikombinasikan dengan bahan hewani. Hal ini
disebabkan karena bahan hewani mempunyai kualitas yang lebih baik dari pada nabati
seperti kandungan proteinya relatif lebih tinggi, mempunyai kandungan asam amino
yang lengkap dari pada bahan nabati dan lebih mudah dicerna karena tidak
square method ), dimana terlebih dahulu kita harus memisahkan bahan-bahan pakan
berdasarkan kadar proteinya. Hal ini disebabkan karena protein merupakan nutrien
pembuatan pakan ikan berupa pellet. Sedangkan pelet dibuat sesuai dengan kebutuhan
ikan, kebiasaan ikan, bukaan mulut ikan dan ukuran ikan itu sendiri.
Dalam melakukan pengamatan kualitas fisik pellet yang telah dibuat menyatakan
bahwa pellet tersebut membutuhkan wakyu yang cukup lama untuk hancur di dalam
air. Sedangkan pakan yang diberikan terhadap ikan peliharaan haruslah mempunyai
kualitas yang baik sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan ikan yang maksimal.
Kualitas pakan dapat diketahui dengan cara mengukur kandungan nutrien-nutrien dan
melihat pertumbuhan ikan yang diberi pakan teersebut. Disamping itu melihat
Faktor - faktor yang mempengaruhi pecah atau hancurnya yaitu kandungan air
pada pakan/pelet kurang, kehalusan bahan baku dan proses pencampuran bahan
kurang merata, banyaknya bahan perekat pada pelet, proses pembuatan, dan proses
pengeringan pelet.
Untuk meningkatkan kualitas fisik pelet yaitu dengan mengunakan bahan baku
yang sudah dihaluskan, binder / perekat yang cukup, dalam proses pengeringan harus
merata , kandungan air pada saat pengolahan pakan usahakan secukupnya, hindari
sehingga memudahkan air untuk masuk, dan juga jangan terlalu banyak memberikan
air karena pelet akan mudah lembab dan berjamur sehingga dapat mengakibatkan
yang baik sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan ikan yang maksimal. Metode
untuk mengetahui kualitas pakan secara kimia dapat dilakukan dengan mengukur
kandungan - kandungan nutrienya yang terdiri dari kadar air, protein, lemak, serat
Jumlah nutrien yang didapat dalam analisis kualitas kimia pelet adalah protein 1,2
%, abu 12 %, air 9,1 %, lemak . Protein yang terkandung dalam pakan yang dibuat
sangat kecil hal ini dapat menyebabkan memperlambat pertumbuhan ikan terutam
abenih karena ikan yang berukuran benih harus banyak membutuhkan protein untuk
pertumbuhan, protein merupakan nutrien yang penting diperlukan oleh ikan untuk
sintesa protein tubuh, pembentukan hormon, enzim dan antibodi serta sebagai sumber
energi. Air yang terkandung dalam pakan kurang sedikit karena apabila pakan tersebut
kekurangan air maka akan berdampak pada ikan karena iakan akan sulit untuk
mencerna pakan yang dimakan, sedangkan apabila pakan terlalu banyak mengandung
air pu sangat tidak baik karena pakan akan cepat rusak berjamur, sebaiknya kadar
airnya kisaran 10 - 12 %. Abu yang terdapat dalam pakan 12 % ini rendah ini berati
kadar tidak banyak mengandung senyawa non organik pada mineral berupa kalsium
pada pakan tersebut. Sedangkan untuk karbohidrat dibutuhkan sebagai sumber energi
tubuh, sumber gula darah khususnya saraf dan sumber lemak tubuh ( kelebihan
karbohidrat diubah atau dikonversi pada siklus krebs menjadi lemak disimpan sebagai
pertumbuhan yaitu laju pertumbuhan harian 2,6 %, efesiensi pakan 30,68%, dan
tingkat kelangsungan hidup ikan adalah 60%. Ikan mengalami pertambahan bobot
yang cukup banyak dimana bobot awal ikan 16,4 gr dan bobot akhirnya adalah 23,8
gram.
Ketersediaan pakan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan berkualitas baik
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan usaha budidaya ikan.
Penyediaan pakan yang tidak sesuai dengan jumlah ikan yang dipelihara