You are on page 1of 3

Di susun Oleh:

1. Hana Nazelia Afriani (1403076037)


2. Khaerul Anwar (1403076058)

Analisis Jurnal
Metode Kromatografi HPLC dan KLT untuk Penentuan Simultan Campuran Biner
Nitrat Isoconazole dan Diflucortolone valerat

I. Pendahuluan
HPLC dan KLT-densitometri yaitu metode yang digunakan untuk menentukan
campuran biner isoconazole (ISO) dan diflucortolone (DIF). Untuk metode HPLC
pemisahan yang cepat dapat dicapai pada kolom C18 menggunakan fase gerak dari
80% asetonitril-20% metanol. Komponen yang dipantau pada 230 nm dalam rentang
konsentrasi 10-90 mg mL untuk ISO dan 2-18 mg mL untuk DIF dengan persentase
rata-rata pemulihan secara berurutan yaitu 99,95 0,866 dan 99,98 0,744. Metode
kedua adalah KLT-densitometri, di mana ISO dan DIF dipisahkan di pelat silika gel
menggunakan etil asetat : kloroform : toluena (60:10:10 volume) sebagai sistem
pengembangan dan pemindaian pita dipisahkan pada 215 nm dalam rentang
konsentrasi 0,1-4 mg. Berdasarkan penelitian ini, metode yang disarankan tadi
digunakan untuk menentukan campuran biner kedua obat dalam bentuk murni dan
bentuk takaran (dosis).
II. Alat dan Bahan
Alat:
1. Plat KLT precoated dengan silika gel 60 F254
2. Lampu UV panjang gelombang pendek (254 nm)
3. Ultrasonic bath

Bahan:
1. Metanol
2. Asetonitril
3. Kloroform
4. Etil asetat
5. Toluena
6. Sampel murni dari perusahaan Misr
7. Cream Travodermal

III. Instrumentasi
Dalam penelitian ini, menggunakan beberapa instrument yaitu:
1. HPLC
Agilent seri 1100, dilengkapi dengan variabel detektor panjang gelombang.
2. KLT- densitometri
Camag TLC scanner 3 S / N 130319 dioperasikan dengan software winCATS.

IV. Cara Kerja


Preparasi Sampel
Sampel murni disediakan oleh perusahaan Misr untuk industri Farmasi. Persentase
kemurniannya yaitu 99,56 0,649% dan 99,96 0,767% untuk ISO dan DIF. Ada
juga cream travordemal sebagai sampel dalam penelitian ini.
Prosedur Kerja
Pemisahan kromatografi dilakukan dengan menggunakan modus isokratik pada
Agilant ODS-C18 (4,6 x 250 mm I.D.) kolom dengan fase gerak yang terdiri dari 80%
asetonitril : 20% methanol. (Fase gerak disaring menggunakan filter membran 0,45 m
dan gasnya dengan getaran ultrasonik selama 10 menit) dengan angka aliran 1 mL /
menit dan eluat-scan pada 230 nm pada suhu kamar. Semua suntikan dijalankan
dalam tiga kali pengulangan dan volume injeksi adalah 20 L. Waktunya adalah 6
menit dan total daerah puncak digunakan untuk mengukur komponen yang dipelajari.
Pembuatan grafik kalibrasi untuk menentukan biner campuran dengan metode
HPLC
Untuk menganalisis sampel dengan menggunakan kromatografi yang telah
disebutkan sebelumnya untuk merekam daerah puncak kemudian dbuat kurva
kalibrasi dengan menghubungkan daerah puncak ISO dan DIF untuk menyesuaikan
konsentrasi yang dihitung dengan persamaan regresi.
Pembuatan grafik kalibrasi untuk penentuan ISO dan DIF dengan metode TLC
densitrometri.
Masing- masing dari larutan standar (1 mg mL -1) dituangkan ke dalam labu
volumetri 10 mL dan volume akhir dengan metanol. 20L di aplikasikan dalam plat
KLT (20 x 20) menggunakan aplikator. Plat dikembangkan pada chamber KLT yang
sebelumnya dijenuhkan dengan fasa gerak pengembang dengan perbandingan
volume, etil asetat : kloroform : toluena (60 : 10 : 10) untuk setidaknya 20 menit.
V. Pembahasan dan Analisis
Pada penelitian ini berkaitan dengan penentuan simultan dari ISO dan DIF,
menggunakan dua teknik kromatografi yang berbeda. Metode yang pertama yaitu
metode HPLC, dan pada metode ini mencoba fasa gerak yang berbeda untuk
pemisahan komponen dengan menggunakan fasa gerak yang terdiri dari 80%
asetonitril dan 20% metanol. Dalam metode HPLC ini, di butuhkan analisis statistik
dari parameter yang diperlukan untuk menunjukkan resolusi baik dari dua komponen.
Penggunaan metode HPLC untuk penentuan selektif ISO dan DIF ada pada kisaran 10
90 mL dan 2 18 mL. Berdasarkan perhitungan persamaan regresi, didapat hasil
sebagai berikut:
A = 34,703C + 36,745r = 0,9999 untuk ISO pada 230 nm
A = 42,689C + 20,1 r = 0,9999 untuk DIF pada 230 nm
Dimana A adalah daerah puncak, C adalah konsentrasi, dan r adalah koefisien regresi.
Metode yang kedua adalah KLT-densitometri, dimana ini merupakan sistem berbeda
yang di coba. Kemudian, pada metode ini yaitu menggunakan fasa gerak etil asetat,
kloroform, dan toluena. Didapat bahwa nilai Rf untuk ISO dan DIF yaitu sebesar 0,18
dan 0,84.
Penggunaan metode KLT-densitometri untuk penentuan selektif ISO dan DIF ada
pada kisaran 0,1 4 g dan 0,1 1,4 g. Berdasarkan perhitungan persamaan regresi,
didapat hasil sebagai berikut:
A = -298,38C2 + 5131,6C + 581,66 r = 0,9999 untuk ISO pada 215 nm
A = 6248,2C + 298,87 r=1 untuk DIF pada 237 nm
Dimana A adalah daerah puncak, C adalah konsentrasi, dan r adalah koefisien regresi.

VI. Kesimpulan
Dengan menggunakan metode HPLC dan KLT-densitometri dapat digunakan sebagai
metode yang memiliki tingkat keselektifan tinggi dan metode kuantitatif untuk
analisis simultan ISO dan DIF. Adanya metode HPLC isokratik sebagai metode yang
memiliki tingkat sensitif yang tinggi untuk penentuan ISO dan DIF pada satu panjang
gelombang dengan waktu analisis yang singkat. Kemudian, dengan adanya metode
KLT-densitometri memiliki kelebihan yaitu waktu yang singkat, kapasitas sampel
besar dan menggunakan volume minimal pelarut. Hasil yang diperoleh bahwa kedua
metode tersebut dapat digolongkan sebagai metode yang memiliki tingkat kesensitifan
tinggi.

You might also like