You are on page 1of 5

Nama : Anisa Ayu Widiaswara

NIM : M0414010
Makalah Ikhtiologi

IKAN TUNA DI PERAIRAN INDONESIA DILIHAT DARI

ILMU BIOLOGI DAN ILMU GIZI

Indonesia yang beriklim tropis, termasuk perairan tropis, terkenal kaya dalam
berbagai jenis ikannya. Berdasarkan penelitian dan beberapa literature diketahui
kurang lebih ada 3000 jenis ikan yang hidup di Indonesia. Dari 3000 jenis tersebut
90% hidup di air laut dan 10% hidup di air payau. Dari jumlah tersebut, tidak
semuanya tergolong dalam ikan ekonomis penting. Pengertian ekonomis penting
yang dimaksud adalah mempunyai nilai pasaran yang tinggi, volume produksi makro
yang tinggi dan luas, serta mempunyai daya produksi ikan yang memang mempunyai
kualitas baik dengan nilai harga yang baik pula, misalnya ikan kakap, ikan tenggiri,
tongkol, tuna, cakalang, kembung, bawal hitam, dan lain sebagainya. Akan tetapi juga
jenis-jenis ikan yang berkualitas rendah dengan harga murah namun secara makro
daya produksinya tinggi, misalnya ikan teri, petek, gulamah, cucut, belanak, dan
sebagainya.

A. Tuna dari sudut pandang Biologi

Tuna adalah ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari family Scombroidae,
terutama genus Thunnus. Ikan ini merupakan perenang yang andal (kecepatan
berenang mencapai 77 km/jam). Tidak seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging
berwarna putih, daging tuna berwarna merah muda sampai merah tua. Hal ini
dikarenakan otot tuna yang lebih banyak mengandung myoglobin daripada ikan
lainnya. Beberapa spesies tuna yang lebih besar, seperti tuna sirip biru (Thunnus
thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas ototnya.
Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan dapat bertahan
dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan bertubuh besar dan tuna merupakan ikan
yang memiliki nilai komersial yang tinggi.
Klasifikasi ikan tuna (Thunnus sp.) menurut Saanin (1984) adalah sebagai
berikut:

Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata Thunnus
Class : Teleostei
Sub class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Sub ordo : Scombroidae
Genus : Thunnus
Spesies : Thunnus alalunga
Thunnus albacores
Thunnus macoyii
Thunnus obesus
Thunnus tonggol
Tuna memiliki bentuk tubuh yang sedikit mirip dengan torpedo disebut fusiform,
sedikit memipih di sisi-sisinya dan dengan moncong meruncing. Sirip dorsal dua
berkas, sirip dorsal pertama berukuran relatif kecil dan terpisah dari sirip dorsal
kedua. Di belakang sirip dorsal dan sirip anal terdapat sederetan sirip-sirip kecil
tambahan yang disebut finlet. Sirip ekor bercabang dalam dengan jari-jari penyokong
menutup seluruh ujung hipural. Di kedua sisi batang ekor masing-masing terdapat
dua lunas samping berukuran kecil, yang pada beberapa spesiesnya mengapit
satulunas samping yang lebih besar. Tubuh kebanyakan dengan wilayah barut
badan(corselet), yakni bagian di belakang kepala dan di sekitar sirip dada yang
ditutupioleh sisik-sisik yang tebal dan agak besar. Bagian tubuh sisanya bersisik
kecilatau tanpa sisik.Tulang-tulang belakang(vertebrae) antara 31 66 buah.
Ikan tuna hidup pada habitat berupa perairan dengan suhu 10o-40o C, pada
kedalaman 0-400 m di bawah permukaan laut. Faktor yang berpengaruh terhadap
pola penyebaran ikan tuna antara lain suhu, arus, salinitas perairan dan tempat
memijah. Ikan tuna atermasuk ke dalam ikan buas, karnivor, predator, dan dapat
mencapai panjang 50 150 cm. Tuna memiliki kebiasaan bergerombol kecil dan
biasanya tertangkap bersama-sama ikan cakalang.

Fekunditas atau jumlah telur pada satu individu ikan tuna diperkirakan antara 1,5
sampai 5 juta butir. Jenis ikan tuna yang paling banyak tertangkap di Indonesia
misalnya yaitu jenis tuna sirip kuning (Thunnus albacares), mencapai dewasa dan
bertelur pada ukuran 100-120 cm panjang cagak atau dengan berat di atas 20 kg.
Fekunditas merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam
biologi perikana. Fekunditas suatu ikan telah dipelajari bukan saja merupakan salah
satu aspek dari natural history, tetapi sebenarnya ada hubungannya dengan studi
dinamika populasi, sifat-sifat rasial, produksi dan persoalan stok-rekruitmen. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kematangan gonad pada ikan yaitu
spesies, umur, dan ukuran ikan. Secara umum dapat dikatakan bahwa ikan-ikan yang
mempunyai ukuran maksimum kecil dan jangka waktu hidup pendek, akan mencapai
kedewasaan pada umur yang lebih muda daripada ikan yang mempunyai ukuran
maksimum besar.

B. Tuna dari sudut pandang Gizi


Daging ikan tuna mengandung vitamin A sebanyak 4.700 IU/100gr lebih tinggi
dari ikan sarden, babi, dan mentega yang mempunyai kandungan vitamin A di bawah
2.000 IU/100gr. Sedangkan kandungan vitamin A dari hati ikan tuna dapat mencapai
15.000 IU/100gr. Selain vitamin A, kandungan DHA dan EPA dari ikan tuna jauh
lebih tinggi dari ikan tenggiri. Kandungan DHA dapat mencapai 1.337 mg/100 gr,
dan kandungan EPA mencapai 742 mg/100gr. Kandungan DHA dan EPA ikan tuna
jauh lebih tinggi daripada ikan tenggiri yang hanya mencapai 820 mg/100gr untuk
DHA dan 492 mg/100gr untuk EPA. Ikan tuna juga mengandung protein antara 22,6
26,2 gr/100 gr daging. Lemak antara 0,2 2,7 gr/100gr daging. Selain itu dagingnya
mengandung mineral kalsium, fosfor, besi dan sodium, dan vitamin B.
Menurut Feigenbaum (1991) bahwa mutu adalah suatu produk atau jasa yang
memenuhi syarat atau keinginan pelanggan, dimana pelanggan dapat menggunakan
atau menikmati suatu produk atau jasa tersebut dengan sangat puas dan ia menjadi
pelanggan tetap, sedangkan kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan
jasa yang meliputi pemasaran, teknik, perancangan dan pelayanan yang cepat, dimana
produk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pelanggan.
Penentuan produk yang baik dan layak dalam pangan, mutu, dan kualitas selalu
diperhatikan, sehingga untuk menentukan mutu dan kualitas harus mengacu kepada
standar yang sudah disepakati secara bersama. Dalam menentukan tingkat kesegaran
ikan, dapat diketahui berdasarkan score sheet ikan segar. Karakteristik organoleptik
ikan segar secara umum dapat digunakan untuk mengetahui masih segar atau
tidaknya ikan tersebut. Ciri-ciri ikan segar pada umumnya disajikan dalam tabel
berikut.

Karakteristi Deskripsi
k
Mata Cemerlang, kornea bening, pipih hitam, dan mata cembung
Insang Warna merah sampai tua cemerlang
Kulit Cemerlang, belum pudar, warna asli kontras
Sisik Melekat kuat, mengkilap dengan warna khusus
Bau Segar dan berbau laut/garam, tidak berbau pesing
Kondisi Bebas dari parasit apapun tanpa kerusakan pada badan ikan

Tuna memiliki ranking/grade untuk memudahkan penilaian tuna yang


berkualitas. Penentuan ranking yaitu dilihat dari warna daging tuna yang diambil
dengan alat tertentu. Kualitas mutu ikan tuna dibedakan menjadi empat kategori,
yaitu grade A, B, C, dan D. Ikan tuna yang memiliki kualitas mutu A dan B akan
langsung diekspor dalam bentuk utuh dan segar, sedangkan ikan dengan kualitas
mutu C dan D akan diolah terlebih dahulu sebelum di ekspor. Produk olahan tuna
kualitas C dan D berupa produk beku dalam bentuk utuh disiangi, steak, tuna saku,
dan produk tuna kaleng. Negara tujuan ekspor produk fresh tuna adalah Jepang dan
Uni Eropa, sedangkan untuk produk olahan tuna adalah Amerika Serikat.

Sumber:

Feigenbaum, A. V. 1992. Kendali Mutu Terpadu. Erlangga : Jakarta.

National Institutes of Health (US). Clinical Center. Dept. of Nuclear Medicine.


(1972). The National Institutes of Health Radiation Safety Guide. US
Department of Health, Education, and Welfare, Public Health Service.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta : Jakarta.

You might also like