Professional Documents
Culture Documents
DASAR TEORI
II-1
Bab II Tinjauan Pustaka
ion berasosiasi. Sekarang klasifikasi didasarkan atas proses ekstraksi. Bila ekstraksi ion log
am berlangsung, maka proses ekstraksi berlangsung dengan mekanisme tertentu.
Golongan ekstraksi berikutnya dikenali sebagai ekstraksi melalui solvasi sebab
spesies ekstraksi disolvasi ke fase organik. Golongan ekstraksi ketiga adalah proses yang
melibatkan pembentukan pasangan ion. Ekstraksi berlangsung melalui
pembentukan spesies netral yang tidak bermuatan diekstraksi ke fase organik. Sedangakan
kategori terakhir merupakan ekstraksi sinergis. Nama yang digunakan menyatakan adanya
efek saling memperkuat yang berakibat pada penambahan ekstraksi dengan memanfaatkan
pelarut pengekstraksi (Febri, 2009).
Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi
kontinyu, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling
sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak
bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi
kesetimbangan konsentrasi yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai
lapisan didiamkan dan dipisahkan (Khopkar, 1990).
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi atau zat dari campurannya
dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi dapat digolongkan berdasarkan bentuk
campuran yang diekstraksi dan proses pelaksanaannya. Berdasarkan kesetimbangan
distribusi antara pelarut yang saling tidak bercampur, dapat dibedakan tiga prosedur
pemisahan yaitu:
a. Ekstraksi Sederhana. Apabila harga pembanding distribusi salah satu spesies dalam
campuran cukupmenguntungkan (faktor D = 5-10 atau lebih besar), sedangkan nilai
pembandingdistribusu spesies lainnya sangat tidak menguntungkan (faktor D <
0,001) makaekstraksi kuantitatif dapat dilakukan dengan sangat mudah dan
sederhana (Katili, 2012).
b. Ekstraksi Kontinyu (Sampai Habis)
Ekstraksi sampai habis memungkinkan pemisahan komponen-komponendalam
campuran yang mempunyai nilai pembanding distribusi kurang menguntungkan(D
< 1) dibanding nilai pembanding distribusi komponen lainnya yang mendekati nol
(Katili, 2012).
c. Ekstraksi Dengan Arah Berlawanan
Metode ekstraksi ini dikenal dengan metode ekstraksi Craig. Metode ini
merupakan salah satu dari berbagai cara untuk memisahkan dua zat atau lebih,
apabila perbandingan distribusi (D) dari zat-zat tersebut perbedaannya
kecil sekali. Ekstraksi campuran-campuran merupakan suatu teknik dimana suatu
larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua
(biasanya organik), yang pada hakikatnya tidak tercampurkan dengan yang
pertama, dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solut) ke dalam
pelarut kedua itu. Untuk suatu zat terlarut A yang didistribusikan antara dua fasa
tidak tercampurkan a dan b, hukum distribusi(atau partisi) Nernst menyatakan
bahwa asal keadaan molekulnya sama dalam kedua cairan dan temperatur adalah
konstan (Katili, 2012).
Dan kesempurnaan ekstraksi tergantung pada pada banyaknya ekstraksi yang
dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang kali
dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit (Katili, 2012).
untuk banyak maksud, dapatlah konsentrasi bukannya aktivitas digunakan dalam problem
yang melibatkan KD seperti yang terdapat pada akhir bab ini.
Andaikan bahwa A murni berupa zat padat, dan perhatikan suatu larutan A dalam
pelarut 1 yang berada dalam kesetimbangan dengan kelebihan zat padat; ini larutan jernih,
dan [A]1 sama dengan SA1, dengan SA1 adalah kelarutan molar A dalam pelarut 1. Serempak
dengan itu, andaikan larutan berada dalam kesetimbangan dengan suatu larutan A dalam
pelarut 2. Kini, jika kedua fase berada dalam kesetimbangan satu dengan yang lain, dan
salah satunya berada dalam kesetimangan satu dengan fase ketiga (dalam hal ini, zat padat
A), maka yang lain pun berada dalam kesetimbangan fase ketiga ini. Dengan perkataan
lain, [A]2 sama dengan SA2. Jika [A]1 : [A]2 sama dengan suatu tetapan, maka tetapan ini
juga sama dengan SA1 : SA2 artinya KDA dapat dipandang sebagai rasio kelarutan A dalam
kedua pelarut itu. (meskipun demikian ingat, bahwa angka banding [A] 1 : [A]2 akan tetap
konstan jika kedua larutan itu telah di setimbangkan satu sama lain, tak peduli apakah
mereka jenuh dengan zat terlarut itu atau tidak.) (Underwood, 2002).
tersebut, potensial kimia zat terlarut di fasa 1 sama dengan potensial kimianya di fasa 2.
Karena keduanya tidak bergantung pada komposisi, maka pada T tetap.
2 /1 =
..(1)
Dengan k koefisien distribusi atau koefisien partisi, yang harganya tidak tergantung
pada konsentrasi zat terlarut pada T yang sama. Jika sejumlah tertentu zat terlarut sudah
setimbang dalam dua fasa yang berbeda dan kemudian ditambahkan lagi terlarut
kedalamnya, maka terlarut itu akan terdistribusi lagi dalam kedua pelarut sampai diperoleh
keadaan kesetimbangan baru yang konsentrasinya berbeda dengan konsentrasi sebelum
penambahan akan tetapi nilai perbandingannya di kedua fasa berharga tetap (Mulyani,2007)
Bila suatu zat-terlarut membagi diri antara dua cairan yang tak-dapat bercampur,
ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam dua fase pada
kesetimbangan. Nernst pertama kalinya memberikan pernyataan yang jelas mengenai
hukum distribusi ketika pada tahun 1891 ia menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan
membagi dirinya antara dua cairan yang tak-dapat bercampur sedemikian rupa sehingga
angka banding konsentrasi pada keseimbangan adalah konstanta pada suatu temperatur
tertentu:(Underwood, 1998).
Hukum distribusi banyak dipakai dalam proses ekstraksi , analisis dan penentuan
tetapan kesetimbangan. Ekstraksi mempunyai arti penting dalam laboratorium dan teknik,
Dalam laboratorium ekstraksi dipakai untuk mengambil zat-zat terlarut dalam air dengan
menggunakan pelarut-pelarut organic yang tidak bercampur seperti eter, CHCl 3, CCl4 dan
benzena (Sukardjo,2002).
2. Jenis pelarut.
Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka akan sangat
mempengaruhi volume titrasi, akibatnya berpengaruh pada perhitungan nilai k.
3. Jenis terlarut.
Apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap atau higroskopis, maka
akan mempengaruhi normalitas (konsentrasi zat tersebut), akibatnya mempengaruhi
harga k.
4. Konsentrasi
Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar pula harga k.Harga K berubah dengan
naiknya konsentrasi dan temperatur. Harga k tergantung jenis pelarutnya dan zat
terlarut. Menurut Walter Nersnt, hukum diatas hanya berlaku bila zat terlarut tidak
mengalami disosiasi atau asosiasi, hukum di atas hanya berlaku untuk komponen yang
sama.