You are on page 1of 73
Nomor Sifat Lampiran Jakarta, 13 Januari 2016. 7oo/o28/A.a/k3 Yth, 1. Seluruh Gubernur; SEGERA 2. Seluruh Bupati/ Walikota 1 (satu) berieas Di- Pecdoman Pelaksanaan Tempat Revinn Dokumen Rencana Pembangunan dan Anggaran Tahunan Daerah. Menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 ‘Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengawasan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 ditegaskan bahwa salah satu kegiatan pengawasan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APL) di linglengan Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah melakukan reviu rencana kerja dan anggaran. Pelaksanaan reviu atas doktumen perencanaan pembangunan dan pengangearan bertujuan untuk memberi keyakinan terbatas mengenai skurasi, keandalan dan keabsahan terhadap : 1) informasi dalam RKPD sesuai dengan RPJMD; 2} informasi clalam Renja-SKPD sesuai dengan RKPD; 3) informasi dalam KUA dan PPAS sesuai dengan RKPD; 4) informesi dalam RKA-SKFD sesuai dengan PPAS dan Renja-SKFD; dan 5) perumusan dekumen rencana pembangunan dan anggaran tahunan daerah telah sesuai dengan tata cara dan kaidah-kaidah perencanaan dan penganggaran. Sehubungan dengan hal terscbut, bersama ini disampaikan eae Saudara agar ; . Menugaskan APIP Provinsi/Kabupaten/Kota untuk melakukan reviu ataa dokumen perencanaan dan penganggaran setiap tahunnya, sesuai dengan pedoman pada lampiran surat ini; b. Reviu. dilakeanakan secara serentak cimulai pada Tahun 2016 untuk proses penyusunan dokumen perencanaan dan penganggsran Tahun 2017 dan perubahan APBD Tahun 2016; c. Khusus kepada daerah otonom yang baru melaksanakan Pilkada serentak tanggal 9 Desember 2015, agar APIP juga melakukan revi terhadap konsistensi antara dokumen RPJMD dengan visi dan misi Kepala Daerah terpilih dengan memperhatikan dokumen RPJPD; dan d. Melaporkan hasil reviu kepada Menteri Dalam Negeri c.q Inspektur Jenderal untuk hasil reviu Femerintah Provinsi dan kepada Gubernur cq Inspektur Provinsi untuk hasil reviu Pemerintah Kabupaten, Kota, Demikian untuk menjadi makium dan dilakeanakan sebagaimana. mestinya, an. MENTERI DALAM NEGERI INSPERTUR JENDERAL, ‘TARMIZI A, KARIM Jalan Negeri, sebagai laporan LAMPIRAN : Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomer 2 TOO/O25/A.4/1d Tanggal + 13 Januari 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DAN ANGGARAN TAHUNAN DAERAH I, PENDAHULUAN A. Latar belakang Undang-Undang Nomer 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomer 25 Talun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa penyusunan APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan dacrah dengan berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dalam rengka mewujudkan tercapainya tujman bernegara. RKPD mernpakan penjabaran dari RPIMD untuk jangka wakt 1 (salu) tahun, yang menmuat rancangan kerangka ekonomi daeral, prioritas pembanguan dacrah, rencana kerja dan pendanaannya, baik vang dilaksanakan langsung oleh pemerintah dacrah manpun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD menerjemahkan perencanaan strategisjangka menengah (RPJMD dan Reustra-SKPD) ke dalamrencanaprogram dan kegiatan serta penganggaran tahunan, © RKPD — menjembatanisinkronisasi dan harmonisasi rencana tahunan dengan rencanastrategis serta mengoperasionalkan fencana stratcgis ke dalarilangkah-langkah tahunan yang lebih kon! rencana pembangunan jangka menengah. jit dan terukur untukmemastikan tereapainya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Dacrah menegaskan antara bahwa RPIMD dan RKPD digunakan sebagai instrumen evaluasi penyclenggaraan Pemerintahan Dacrah serta RKPD menjadi pedoman kepala daerah dalam menyusun KUA serta PPAS sebagai landasan penyusunan R-APBD Oleh karena itu, RKPD mempunyai kedudukan, peran dan fungsi yang sangat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah mengingat: |. Secara substansial, memuat arah kebijakan ekonomi dan keuangan daerah, rencana program, kegiatan, indieator kinerja, pagu indikal kelompok sasaran, lokasi keglatan, prakiman maju, dan SKPD penanggung jawab yang wajib melaksanakan pemerintahan dacrah dalam 1 (satu) tahun 2. Secara normative, menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD: (KUA) dan Prioritas dan Palfon Anggaran Sementara (PPAS) yang akan diusulkan olch kepala dacrah untuk discpakati bersama DPRD sebagai Jandasan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD). 3. Secarm operasional, memuat arahan untuk peningkatan kinerja pemerintahan di bidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta pembangunan dacrah yang menjadi tanggung jawab masing- masing Kepala SKPD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yang ditetapkan dalam Rencana Kerja SKPD; dan 4. Secara faktual, menjadi tolok ukur untuk menilai capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah merealisasikan program dan kegintan dalam mewujudkan kesejahterman masyarakat, Kepala dacrah berdasarkan RKPD menyusun rancangan Kebjjakan Umum APBD, dengan berpedeman pada pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setiap talmun, Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakeli, pemerintah dacrah dan DPRD membahas rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara yang disampaikan oleh kepala dacrah, Kebijakan umum APBD dan prioritas dan plafon anggaran scmentara yang tclah dibahas dan disepakati bersama kepala dacrah dan DPRD dituangkan dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama oleh kepala dacrah dan pimpinan DPRD. Selanjuinya Kepala daerah berdasarkan nota kesepakatan menerbitkan pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagai pedoman Kepala SKFD menyusun RKA-SKPD-Kepala SKPD menyusun RKA-SKPD, dengan menggunakan pendckatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja. Berdasarkan hail monitoring Direktorat Jereral Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Tahun 2013, menunjukan balwa dekumen perencanaan peimbangunan dacrah belum menjadi landasan dalam penganggaran. Hal tersebut tergambar dari besarnya perbedaaan (inkonsistensi) antara program dan pagu yang direncanakan dengan yang dianggarkan. Inkonsistensi antara, RPJMD sebagai landasan penyusun RKPD, dan antara RPJMD dengan PPAS, serta antara RPJMD dengan APBD, dapat dilihat dalam gambar sebagai berileut: Gambar 1.1. Inkonsistensi RPJMD-RKPD-PPAS-APBD Provinsi Tahun 2013 Sumber; Paparan Mentert Dalam Negeri pada Aeara Musrenbangnas RKP Tahun 2015, 2014 Dari gmafik tersebut di atas tergambar balwa 17,07% program dan 85,84% pagu program yang ditetapkan dalam Perda tentang RPJMD Provinsi tidak dijabarkan pemerintah provinsi kedalam rencana tahunan atau peraturan gubernur tontang RKPD. Sementara PPAS yang discpakati antara gubernur dan DPRD untuk dijadikan landasan setiap SKPD dalam melaksanakan program dan keglatan guna mewujudkan visi dan misi kepala dacrah dibandingkan dengan RPJMD inkonsistensi program mencapai 25,03% dengan pagu anggaran meneapai 97,49%. Sclanjutnya, jika dibandingkan antara RPJMD dengan APBD, inkonsistensi program menurun menjadi hanva 14,70% program tetapi pagu anggaran semakin meningkat menjadi 103,04%, Unsur dominan yang = memengaruhi—inkonsistensi antara perencanaan dan penganggaran sebagaimana tercantum pada Gambar 1.1 yakni: (1) Pemerintah 23% dikarenakan selain adanya pengaruh dari kebijakan nasional antara lain pembentukan perangkat daerah sebagai periutah dari undang-undang tentang pembentukan lembaga pemerintal pusal, juga Karena adanya Kewajiban pemerintah daerah untuk incnycdiakan dana pendamping mendukung program nasional seperti DAK dan tugas pembantuan, (2) DPRD 28%, dikarenakan untuk menampung aspirasi para konstituen di daerah pemilihan melalui penjaringan aspirasi masyarakat ketika anggota DPRD melakukan reses. (3) Gubernur 18%, dikarenakan adanya kebijakan reali di luar janji- janji politik kepala dacrah yang ditetapkan dalam RPJMD. (4) SKPD 18%, dikarenakan adanya usulan-usnlan program, kegiatan dan pag anggaran SKPD yang melampani Renstra-SKPD yang telah ditetapkar dan memperoleh dukungan kepala daerah dan DPRD, (5} masyarakat 6%, dikarenakan munculnya usulan kebutuban baru yang secara mendadak disampaikan dalam penyusunan rencana tahunan Khususoya untuk mperoleh dana hibah dan bantuan, (6) lainlain 7%, mencakup mitigasi bencana, melonjaknya sisa Icbih perhitungan anggaran. i Sela itu, permasalahan dalam penganggaran antara lain RKA-SKPD belum konsistcn terhadap kaidah-kaidah perencanaan dan belum disusun dengan baik dan tepat sesuai dengan kaidah-kaidah pengangearan, sehingga penuangan informasi dalam dokumen RKA- SKPD kerpkali tidak terukur dan melenceng dad tujuan yang direncanakan, Adanya penganggaran belanja yang belum optimal juga berdampak kepada penyerapan APBD yang. ti cenderung terjadi penyerapan pada akhir tahun, kualitas belanja APBD masih belum optimal dalam mendukung sasaran pembangunan nasional dan daerah, k maksimal dan Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Reviu ole! Inspekterat alas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah masih itemui alanya kesalahan penganggaran, berupa salah klasifikasi belanja ataupun penempatan anggaran belanjabila sedemikian material tingkat kesalahan penganggaran tentu akan mempengaruhidalam pemberian opini oleh BPR. Peran APIP telah mengalami pergeseran paradigma yaitu dari peran watch dog (sckedar mencari-cari kesalahan) bergeser menjadi lebih fokus pada ounsur pembinaan yang bersifat preventive | (pencegahan), consultatitive, dan quality assurance, pada program-program stratcgis, yang mempunyai resiko tinggi terhadap penyimpangan, ¢arly warning systems, pendampingan, dan pembinaan. Aparat Pengawasan Intern Pemerintal seyogyanya mamptr membawa dalam mencapai nilai, tujuan dan sasaran utama melalui proses quality assurance dan keterlibatan pengawas internal mengarahkan manajemen dalam mcngelola organisasi, sehingga dapat menghasilkan long-term values bagi organisasi paca area tata kelola, resiko, dan pengendalian dengan sudut pandang oversight, insight, dan foresight, kKhususnya dalam rangka mengawal kebijaken dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan secama keseluruhan serta incnjamin agar kegiatan pelaksanaan rencana scsnai dengan spefisikasi ‘ang telah ditentukan, baik yang bersifat substansial maupun nilai-nilai yang bersifat prosedural. Peran ini semakin diperkuat dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Dacrah Tahun Anggaran 2016 yang menegaskan balwa dalam rangka peningkatan kualitas perencanaan penganggaran dan menjamin kepatuhan terhadap kaidal-kaidal penganggaran sebagai quality assurance, kepala deerah harus menugaskan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP} untu inclakukan. review atas dokumen perencanaan dan penganggaran RI SKPD dan RKA-PPKD bersamaan dengan proses pembahasan RKA-SKPD dan RKA-PPKDoleh TAPD sesuai maksud Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 78 Tahun 2014 tentang Kebijakan Pembinaan dan Pengawasan Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemcrintah Dacrah. Sciting dengan hal terscbut di atas, dapat disimpulkan baliwa adanya peran APIP provinsi/kabupatcn/kola dalam proses perencanaan penganggaran adalah menderong SKPD agar meningkatkan kualitas penyusunan dokumen perencanaan penganggaran untuk = menjamin konsistensi dan keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran agar menghasilkan APBD yang berkualitas, serta efektivitas dan efisiensi pencapainn prioritas dan sasaran pembangunan r Peningkatkan kualitas APBD serta menjamin konsistensi dan keterpaduan perencanaan penganggaran dilakukan melalui pelaksanaan revin dokumen rencana pembangunan tahunanyaitn RKPD (dokurme pelaksanaan atau penjabaran dari RP.JMD) dan Renja-SKPDserta reviu dokumen anggaran talmnan dacrah yaitu KUA, PPASdan RKA-SKPD oleh APIP. provinsi/kabmpaten/kota. Pelaksanaan revin harus mampu menjamin proses perencanaan penganggaran patuh terhadap kaidah- kaidah perencanaan dan penganggaran sebagai quality assurance. sional dan daerah Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas dan untuk optimalnya pelaksanaan fungsi APIP provinsi/kabupaten/kotatersebut serta dalam. tangka melaksanakan ketentuan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyclenggaraan Pemerintahan Dacrah, yang menyatakan bahwa pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan dacrah dilaksanakan oleh Pemerintah, maka Kementerian Dalam Negeri memandang perlu untuk menetapkan Pedoman reviu dokumen rencana pembangunan dan kenangan tahunan deerah. Pedoman ini mengatur tentang tata cara pelaksanaan dan pelaperan hasil revin di lingkungan pemerintah Daerah, dimulai dari persiapan reviu, pelaksanaan reviu, dan pelaporan reviu, serta diakhiri dengan pemantanan tindak lanjut. B. Maksud dan Tujuan » Maksud Pedoman ini dimaksudkan sebagai panduan bagi seluruh APIP provinsi/kabupaten/kota dalam melaksanakan reviu dokumen rencana pembangunan dan anggaran tal dokumen APBD yang berkualitas. nan dacrahuntuk menghasilkan Reviu dokumen reneana pembangunan dan anggaran talunan dacrah adalah penelaahan atas penyusunan dokumen rencana pembangunan tahunan yaitu RKPD (dokumen pelaksanaan atau penjabaran dari RPJMD) dan Renja-SKPDdan revin dokumen anggaran tahunan dacrah yaitu. KUA, PPASdan RKA-SKPDoleh APIP provinsi/kabupaten/kota yang kompeten untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa dokumen perencanaan dan penganggaran telah disusun berdasarkan kaidah- kaidah yang ditctapkan, dalam upaya membantu Kepala Dacrah untuk incnghasilkan dokumen APBD yang berkualitas untuk mencapai prioritas dan sasaran pembangunan tahunan dalam rangka mewujukan visi dan misi pembangunan jangka menengah, Reviu tidak memberikan dasar untuk menyatakan pendapatsebagaimana dalam audit karena reviu tidak mencakup pengujian ataspengendalian intern, penetapan risiko pengendalian, pengujian atasdokumen sumber dan pengujian atas respon terhadap permintaanketerangan dengan cara pemerolehan bahan bukti yang menguatkanmelalui — inspeksi, pengamatan, atau konfirmasi, dan presedur tertentulainnya yang biasa dilaksanakan dalam suaui audit, 2. Tujuan Tujuan reviu dokumen rencana pembangunan dan anggaran tahunan daeraholeh APIP Provinsi/kabupaten/kota adalah untuk member keyakinan terbates mengenai akurasi, keandalan dan keabsahan, bahwa a, informasi dalam RKPD sesuai dengan RPJMD; b. informasi dalamRenja-SKPD sesuai dengan RKPD; c. informasi dalam KUA dan PPAS sesuai dengan RKPD; d. informasi dalam RKA-SKPD sesuai dengan PPAS dan Renja-8KPD; dan. perumusan dokumen reneana pembangunan dan anggaran tahunan dacrah tela sesuai dengan tata cara dan kaidah-kaidalperencanaan dan penganggaran antara lain pendekatan perencanaan dan penganggaran terpadu, berbasis kinerja dan kerangka pengeluaran jangka menengah serta telah dilengkapi dengan dokumen pendukung, Untuk mencapai tujuan terselmt, maka berdasarkan pelaksanaan revitr apabila ditemukan kelemahan danfatau kesalahan dalam penyusunan dokumen rencana pembangunan dan anggaran tahunan daerah [RKA- SKPD, KUA, PPAS, RKPD, Renja-SKPD) maka pereviu berkewajiban untuk menyampaiken laporan hasil reviu kepada Kepala SKPD terkait melalui Tim Penyusun = RKPD/TAPD untuk —ssegera.——dliluketrkan perbaikan/penyesuaian. Dengan demikian, keterlibatan APIP. Provinsi/kabupaten/kota dalam mereviu dokumen RKA-SKPD, KUA, PPAS, RKPD, Renja-SKPDadalah untuk meningkatkan kualitas APBD yang mematuhi kaidah-kaidah perencanann dan penganggaran sebagai quality assurance. C, Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman ini mencakup pengaturan mengenal tata car I reviu dokumen reneana pembangunan tahunan dacrahyaitu. REPDdan Renja-SkPDdanreviu dokumen anggaran tahunan daerah yaitu KUA, PPASdan RKA-SKPDpada proses penyusunan Rancangan APBD; dan |. reviu dokumen perubahan reneana pembangunan tahunan dacrah, yaitu Perubahan RKPDdan Perubahan Renja-SkPDdan reviu dokumen, perubahan anggaran tahunan daerah yaitu Perubahan KUA, Perubahan PPASdan Perubalun RKA-SKPDpaca proses penyusunan Raneangan Perubahan APBD. Pelaksanaan reviu dilaksanakan melalui tabapan sebagai berikut: ‘Tahap perencanaan reviu; Tahap pelaksanaan revit; Tahap pelaporan hasil reviu; dan Tahap Pemantaun dan Tindak Lanjut Reviu dokumen rencana pembangunan tahunan dacrah,mencakup pengujian terbatas terhadap dokumen RKPD dan RENJA-SKPDmulal dari tahap penyusunan rancangan dokumen sampai dengan ditetapkan, untuk mengetalul hal-hal sebagai berikut: a) Konsistensi dokumen RKPD/PerubahanRKPD dengan RPJMD 1) Kesesuaian rumusan prioritas dan sasaran pembangunan daeral dalam RKPD/Perubahan RKPD, dengan program pembangunan, dacrah yang ditetapkan dalam RPJMD; 2) Kesesuaian rencana program dan kegiatan priaritas dalam RKPD/Perubahan RKPD, sesuai dengan indikasi rencana program prioritas yang ditetapkan dalam RPJMD; b) Konsistensi dokumen Renja-SKPD/Perubahan Renja-SKPDdengan RKPD/Perubahan RKPD dan Renstra-SKPD 1) Kesesuaian rumusan tujuan, sasaran rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, lokasi, dan pendanaan katif dalam Renja-SKPD/Perubahan, dengan rencana program dan kegiatan prioritas pembangunan tahunan dacrah RKPD/Perubahan RKPD. 2) Keselarasan rumusan tujunn, sasaran rencana program dan kegiatan, indikator kineria, kelompok sasaran, lokasi, dan pendanaan indikatif dalam Renja-SKPD/Perubahan Renja-SKPD dengan Renstra-SKPD. Reviu dokumen anggaran tahunan dacrah, mencakup pengujian terbatas terhadap dokumen RKA-SKPD/RKA-SKPD Perubahan, KUA/KUPA, PPAS/PPAS Perubahanmulai dari tahap penyusunan rancangan dokumen sampai dengan ditetapkan, untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut; al bp Konsistensi = KUA/KUPA = dan PPAS — Perubahan dengan RKPD/Perubahan RKPD 1) kesesuaian substansi rumusan KUA/KUPAdengan Raneangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah dalam RKPD/Perubahan RKPD; 2) Kesesuaian substansi rumusan prioritas dan sasararan seri rencana program dan kegiatan dalam PPAS/PPAS Perubahan dengan RKPD/Perubalan RKPD: 2) Kesesuaian pencantuman indikator dan target kinerja serta pagu idikatif, lokasi, kelompok sasaran dalam rcncana program dan kegiatan PPAS/PPAS Perubahan dengan RKPD/Perubahan RKPD. Konsistens] RKA-SKPD/RKA-SKPD Perubahan dengan KUA/KUPA dan PPAS/PPAS Perubahan, 1) kesesuaian rumusan rencana program dan kegiatan dalam RKA- SKPD/RKA-SKPD dengan PPAS/PPAS Perubahan; 2) Kesesuainn peneantuman indikator dan target kinerja serta pagu indikatif, lokasi, kclompok sasaran dalam rencana program dan kegiatan RKA-SKPD/RKA-SKPD Perubahan dengan PPAS/PPAS Perubahan. 8) kelayakan anggaran untuk menghasilkan keluaran. 4) Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaicdah penganggaran, lain: * Dasar hukum penganggaran, * Pencantuman Indikator dan target kinerja, lokasi dan kelompok sasaran penerima marfaat + penerapan analisis standar belanja dan standar satuan harga; © penggunaan akun; + hal-hal yang dibatasi atau dilarang; 5) Kelongkapandokumen —pendukung = RKA-SKPD/RKA-SKPD. Perubahanantara Jain Kerangka Acuan Kerja (KAK), Reneana Anggaran Biava (RAB) dan dokumen terkait lainnya. 1. Tersedianya panduan bagi APIP provinsi/kabupaten/kota dalam mnclakukan persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan serta tindak lanjut hasil reviu dokumen rencana pembangunan dan anggaran tahunan daerah; dan 2. Terwujudnya optimalisasi atas pelaksanaan pembangunan dan anpgaran talunan daerah. ju dokumen rencana E, Dasar Hukum Dasar hukum persturan yang digunakan dalam pelaksanasn reviu RKA- SKPD adalah semua peraturan yang terkait dengan perencanaan dan penganggaran, melipu 1, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Nej {Lembar Negara Republik Indonesia Nomer 47 Tahun 2003 ‘Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4206); 2. Undang-Undang Nomor 15 ‘Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republ Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 3. Undang-Undang Nemor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun, 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421 4. Undang-Undang Nomor 93° Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2005, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah {Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Taluin 2005, Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578}; 7. Peraturan Pemerintah Nomer 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2006 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Nomar 4890); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemeriitah (Lembar Negam Republik Indonesia Talus -10- 2010 Nomer 123, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomar 5165); 9. Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/.Jasa Pemerintah sebagaimana telah dinbah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomer 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Talus 2011 ( Berita Negara 311). 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomer 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomer 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, ‘Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelnksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Nomor 57 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 78 Tahun 2014 tentang Kebijakan Pembinaan Dan Pengawasandi Lingkungan Kementerian Dalam Negeri DanPemerintah Daerah, 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 Pengertian Umum Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu olch Wakil Presiden dan menteri scbagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 2. Pomerintahan Dacrah adalah penyclenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah dacrah dan dewan perwakilan rakyat dacrah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi scluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ‘Dasar Negara Republi Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai__unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan dacrah otonom. ewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyclenggara Pemerintahan Daerah. Says 3. Kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah Qubervur dan wakil Gubernur untuk provinsi, bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, walikota dan wakil walikota untuk kata, 6. Unisan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang. menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kementerian negara dan penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk clindungi, imelayani, memberdayakan, dan menyejahtcrakan masyarakat. 7. Desentralisasi adalah penyerahan Urusan oleh Pemerintah Pusat kepada dacrah otonom berdasarkan Asas Otonoml, 8. Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayahy tertentu, dan/atan kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum. 9. Instansi Vertikal adalah perangkat kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian yang mengurus Urusan Pemerintahan yang tidak diserahkan kepada dacrah otonom dalam wilayah tertentu dalam rangka Dekonsentrasi. 10. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada dacmh atonom untuk sebagian Urusan Pemeriniahan yang menjadi ke ‘nangan Pemerintah Pusat atan dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Dacrah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi. 11. Urusan Pemeriniahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan yang wajil diselenggarakan oleh semua Daerah, 12, Urusan Pemerintahan Pilihan adalah Urusan Pemerintahan yang wajib disclenggarakan olch Dacrah scsuai dengan potcnsi yang «limiliki Daerah. 13. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenul kebntuhan dasar warga negara. 14, Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan sautu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperolel setiap warpa negara secara imal. 15. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan Jain terhadap penyelenggaraan tuges dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara elektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. =19- 16. Perangkat Dacrah adalah unsur pembantu kepala dacrah dan DPRD dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi ewenangan Daerah, 17. Kecamatan atau yang disebut dengan nama Jain adalah bagian wilayah dari Daerah kabupaten/ kota yang dipimpin oleh camat, 18. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang sclanjutnya disingkat TAPD adalah tim yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai tugas menylapkan serta melaksanakan kebijakan Kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdin dari pejabat perencana daerah, PPD dan pejabat lainnya sesuai dengan kelutuban. 19. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang sccara fungsional melaksanakan pengawasan intern adalah aparat pengawasan intern pemerintal yang bertanggung jawab langsung —_ kepada. menteri/pimpinan lembaga. 20. Inspektorat provinsi adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada gubernur, 21. Inspektorat kabupaten/kota adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab —langsung kepada bupati/waliketa, 22, Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat APIP adalah Inspektorat Provinsi bagi dacrah provinsi atau Inspektorat Kabupaten bagi dacrah kabupaten atau Inspektorat Kota bagi dacralt kota alau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern yang bertanggungjawab langsung kepada kepala dacrah, 23, Badan Perencanaan Peinbangunan Daerah yang selanjutaya disingkat dengan Bappeda atau scbutan tain adalah unsur perencana penyclenggaraan pemcrintahan yang meclaksanakan tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, 24, Pejabat Pengelola Keuangan Dacrah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan dacrah yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tupas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara vumum daerah 25, Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut Perda atau yang disebut dengan nama lain adalah Perda Provinsi dan Perda kabupaten/kota, 26. Peraturan Kepala Dacrah yang selanjutnya disebut Perkada adalah peraturan gubernur dan peraturan bupati/wali kota, zupaie 27. Rencana pembangunan jangka panjang nasional yang selanjutnya disingkat RPUPN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua pululy} tatun, 28, Rencana pembangunan jangka menengah nasional yang selanjutnya disingkat RPJMN adalah dokumen perencanaan pembangunan qasional untuk periode 5 (linia) tahunan, 29, Rencana kerja pemerintah yang selanjutnya disingkat dengan RKP adalah dokumen perencanaan nastonal untuk periode 1 (satu) tatun, 30. Rencana pembangunan jangka panjang dacrah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan dacral untuk periade 20 (ela puluh) tahun. 31. Rencana pembangunan jangka menengah dacrah yang sclanjutnya disingkat RPUMD adalah dokumen perencanaan dacrah untuk periode 5 (lima) tahun, 42. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah doltumen pereneanaan Dacrah untuk periode | (sati) tahun. aa. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra-SKPD adalah dokumen perencanaan perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun, a4, Rencana kerja perangkat daerah yang selanjutnya disingkat Renja- SKPD adalah dokumen perencanaan perangkat daerah untuk periode 1 (satu) tabun, 45. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keusngan tabunan Pemerintah Pusat yang ditetapkan dengan undang-undang. a6, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjuinya disingkat APBD adalah rencana anggaran tahunan daerah yang ditetapkan dengan Perda, Kebljakan umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang memuat Kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan seria asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (salu) tahun, a7. 98. Kebijakan umui Perubahan APBD yang sclanjute adalah dokumen yang m pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta perubahan asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun, a disingkat KUPA wuat kebijakan perubahan bidang 39. Prioritas dan Plafon Anggaran Scmentara yang sclanjutnya disingkat PPAS adalah program prioritas dan patokan batas maksimal anggara: yang diberikan kepada Perangkat Daerah untuk setiap progras 40. al 42. 43. a4, Sas sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran perangkat daerah, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan yang selanjutnya disingkat PPAS Perubahan adalah perubahan program proritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada Perangkat Daerah untuk setiap program sebagai acuan dalam. penyusunan rencana Kerja dan anggaran perangkal dacrah perubahan, Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kepiatan SKPD: Serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD. .Rencana Kerja dan Anggaran SKPD Perubahan yang selanjutnya 46. 47. 4B. disingkat RKA-SKPD Perubahan adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi perubahan rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta reneana pembiayaan sebagai dasar penyustnan Perubahan APBD Reviu dokumen rencana pembangunan dan anggaran tahunan daemh adalah penclaahan atas penyusunan dokumen rencana pembangunan tahunan yaitt. RKPD/Perubahan RKPD dan Renja- SKPD/Perubahan Renja-SkPDserla dakumen anggaran tahunan daerah yaitu KUA/KUPA, PPAS/PPAS Perubahan dan RKA- SKPD/RKA-SKPD Perubahan olch APIP provinsi/kabupaten/kota Belanja Daerah adalah semua kewajiban Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai keKayaan bersih dalam periode tahun anggaran vang bersangkutan. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluarin yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada ta berikutnya. Kerangka pendanasn, adalah program dan kegiatan yang disusun untuk mencapai sasaran hasil pembangunan yang pe diperoleh dari anggaran pemerintah/dacrah, sebagai bagian integral dari upava pembangunan daerah seeara utuh. fanaannya [su-isu. strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atan dikedepankan dalam perencanaan pembangunan dacrah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang, Visi adalah romusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencarman, 49. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya- dilaksanakan untuk mewujudkan visi, paya yang akan 50. Strategi adalah langkal-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. 51. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah dacrah untuk meneapai tujuan. 92, Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah atau qmasyarakal, yang dikoorlinasikan oleh pemes al untuk mencapai sasaran da ali d ian pembangunan dacrah. 83. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanaken oleh sate alau beberapa perangkat dacrah sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program, dan terdiri dari sckumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa persenil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologl, dana, alan kombinasi dari beberapa atau kesenvua jenis sumber dava tersebit, sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. 2 Prakiraan maja adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahan- tahun berikutnya dari talun anggaran yang direncanakan, guna qmemastikan kesinambungan. kebijakan yang telah disetujui untuk setiap program dan kegiatan. 55. Bersifat indikatif adelah bahwa data dan informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang terantum di dalam dokumen rencana, hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai dan tidak kalcu. ab, Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai schubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. a7. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik sccara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, danfatau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan. 58. Sasaran adalah target atau hasil yang dilarapken dari atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan. sualu program 59, Keluaran (ouput) adalah barang atau jasa yang dihasillan oleh kegiatan, yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan. 60. Hasil (outcome) adalah segala sesuat yang berfimgsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam sa L program. agi G1. Partisipasi Masyarakat adalah peran serta warga masyvarakat untuk menyalurkan aspirasi, pemikiran, dan kepentingannya dalam penyelenggaraan Pemeriniahan Daerah. 62. Musyawarah perencanaan pembangunan yang selanjutnya disingkat, qmusrenbang adalah forum antarpemangku kepentingan dalam vangka menyusun tencana pembangunan daeral, 63. Forum perangkat daerah provinsi dan kabupaten/keta merupakan wahana antar pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari program dan kegiatan sesual dengan tigas dan fiungsi perangkat dacrah provinsi dan kabupaten/kata. 64, Rencana tata ruang wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah ‘hasil perencanaan tata ruang yang mernpakan penjabaran strategi dan arahan kebijaken pemanfaatan ruang wilayal nasional dan pulan/kepulanan ke dalam struktur dan pola ruang wilayah. 65. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayal yang berwenang untuk mengatur dan ;engurus Urusan Pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat, berlasarkan prakersa masyarakat, hak asal usul, danfatau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 66,Menteri adalah menteri- yang menyelenggarakan — urusan pemerintahan dalam negeri. 67. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri. G8. Aparat Pengawas Internal Pemerintah adalah inspektorat jenderal kementcrian, unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian, inspektorat provinsi, dan inspektorat kabupaten/kota. 69. Dana Alokasi Umum yang sclanjutaya disingkal DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang cialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Dacrah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam maingka pelaksanaan Desentralisasi, 70. Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disingkat DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujnuan untukmembantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan Unusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

You might also like