You are on page 1of 14

Na

ma : Putri Nabila A.A.


NPM : 240210120124

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum hari Selasa, tanggal 3 September 2013 ini melakukan


pengenalan alat-alat praktikum yang akan digunakan selama praktikum kimia
analitik. Alat-alat praktikum kimia analitik yang berada di laboraturium memiliki
kegunaan, fungsi dan juga penggunaanya, oleh karena itu diperlukan pengenalan
terhadap alat dan bahan praktikum agar praktikan dapat bekerja secara aman,
produktif, dan efisien, bebas dari kecelakaan dan keracunan bahan-bahan kimia
berbahaya. Berikut alat-alat yang akan digunakan selama praktikum kimia
analitik.

Tabel 5.1 Alat-alat Praktikum Kimia Analitik


Spesivikasi
No Nama alat Volume & Fungsi Gambar
Ketelitian

250 0,15 ml
untuk menghomogenisasi
1 Labu Ukur 25 0,04 ml larutan dan menakarnya
dengan volume tertentu
10 0,025 ml

untuk menyimpan dan


memanaskan larutan,
Gelas menampung fitrat hasil
2 Erlenmeyer 250 ml penyaringan, dan
menampung titran (larutan
yang dititrasi) pada proses
titrasi
3 Gelas Ukur Untuk mengukur volume zat
10 0,1 ml
kimia dalam bentuk cair.

100 0,5 ml Tidak boleh digunakan


untuk mengukur
250 1,0 ml
larutan/pelarut dalam
Na
ma : Putri Nabila A.A.
NPM : 240210120124

500 2,5 ml
kondisi panas.

Untuk mengukur volume

50 ml larutan yang tidak


memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi,
Beaker Glass
4 tempat larutan (zat kimia),
untuk memanaskan
100 ml larutan kimia, untuk
menguapkan solven/pelarut
atau untuk memekatkan
Sebagai alat bantu dalam
mengambil bahan padat atau
5 Spatula - kristal dan membantu
memindahkan padatan pada
proses penimbangan.
Untuk mempermudah pada
saat memasukkan cairan ke
Corong dalam suatu wadah dengan
6 -
mulut sempit, seperti : botol,
labu ukur, buret, dan
sebagainya
Digunakan untuk
mereaksikan zat zat
Tabung Reaksi
7 - kimia dalam jumlah sedikit
dan sebagai tempat
pengenceran
8 Krustang - untuk menjepit tabung
reaksi pada saat
pemanasan, untuk
membantu peralatan
praktikum pada kondisi
Na
ma : Putri Nabila A.A.
NPM : 240210120124

panas.
untuk menjepit tabung yang
9 Penjepit kayu - akan digunakan saat
pembakaran
Cawan Sebagai wadah untuk
10 Porselein - analisis kadar abu atau
pemanasan
Cawan untuk meletakkan zat yang
11 Alumunium - akan dipanaskan dengan
suhu yang lebih rendah
untuk mengambil bahan
Pipet Tetes
12 - berbentuk larutan dalam
jumlah yang kecil.

untuk mengambil larutan


13 Pipet Ukur 0,1 ml
dengan volume tertentu.
untuk mengambil larutan
dengan volume tepat sesuai
Pipet Volume dengan label yang tertera
14 -
pada bagian yang
menggelembung pada
bagian tengah pipet
untuk mengeluarkan larutan
dengan volume tertentu,
biasanya digunakan untuk
melakukan titrasi. Zat yang
digunakan untuk menitrasi
15 Buret - (titran) ditempatkan dalam
buret, dan dikeluarkan
sedikit demi sedikit melalui
kran. Volume dari zat yang
dipakai dapat dilihat pada
skala
Na
ma : Putri Nabila A.A.
NPM : 240210120124

untuk mengaduk saat


Batang pembuatan larutan dan
16 Pengaduk - membantu memasukan
larutan/zat cair agar tidak
tercecer

Statip Sebagai tiang peyangga


17 -
buret dalam proses titrasi

Sebagai tempat menyimpan


sampel yang harus bebas air
18 Desikator -
juga berfungsi sebagai
pengering padatan
Untuk memengang buret
19 Klem - saat melakukan proses
titrasi
bersama pipet ukur maupun
pipet volume, untuk
20 Bulb Pipet -
mengambil cairan dengan
ketelitian yang akurat.
untuk penitaran Yodometri
yang mengasilkan Yod,
Erlenmeyer
penitaran yang memerlukan
21 Asah -
pengocokkan, dan untuk
mereaksikan zat zat yang
mudah menguap
Neraca Untuk menimbang bahan-
22 0,0001 gram
Analitik bahan secara analitik

1. Rangkaian Alat Penimbangan


Timbangan yang digunakan di laboratorium terdiri dari bermacam-
macam jenis maupun merek. Yang penting diketahui adalah kapasitas dan
Na
ma : Putri Nabila A.A.
NPM : 240210120124

ketelitian timbangan yang akan digunakan. Jenis timbangan mana yang


dipakai tergantung dari tujuannya.
a. Neraca Analitik
Neraca analitik adalah salah satu alat penimbangan yang digunakan
di praktikum kimia analitik. Biasanya digunakan untuk penentuan
kadar air, abu, atau menimbang sampel dengan massa maksimal 100
gram. Neraca analitik ini mempunyai ketelitian sebesar 0,1 mg, atau
0,001 gram. Oleh karena itu neraca analitik digunakan untuk
menimbang sampel yang datanya dibutuhkan ketelitian.
b. Cawan Porselein
Cawan porselein merupakan salah satu wadah untuk penimbangan,
karena bahan-bahan kimia tidak boleh ditimbang diatas neraca analitik
secara langsung. Cawan porselein juga sebagai wadah untuk analisis
kadar abu atau pemanasan, karena tahan panas.
c. Cawan Stainless
Seperti cawan porselein, cawan stainless merupakan wadah untuk
penimpangan sampel praktikum kimia analitik. Namun, cawan
stainless memiliki toleransi zat panas lebih rendah daripada cawan
porselein, karena terbuat dari logam. Cawan stainless juga tidak cocok
untuk menimbang zat-zat yang keras seperti basa kuat atau asam kuat
karena dikhawatirkan logam stainless dan zat-zat tersebut akan
bereaksi.
d. Spatula
Selama menimbang, digunakan alat-alat untuk menaruh atau
mengambil wadah untuk menimbang bahan. Salah satu dari alat
tersebut adalah spatula. Spatula adalah alat yang terbuat dari besi
berbentuk panjang dan terdapat sendok disalah satu ujungnya. Spatula
berfungsi untuk mengambil media berupa bahan padat atau serbuk
serta dapat digunakan juga sebagai alat pengaduk dalam membuat
larutan kecuali larutan asam. Spatula yang sering digunakan di
laboratorium kimia analitik berbentuk sendok kecil, pipih, dan
Na
ma : Putri Nabila A.A.
NPM : 240210120124

bertangkai. Sepintas, spatula memang hampir memiliki fungsi yang


mirip dengan batang pengaduk, yaitu mengaduk larutan, akan tetapi
sebenarnya keduanya memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda.
e. Krustang
Krustang merupakan alat yang serupa dengan penjepit, yang
digunakan untuk memindahkan wadah atau alat yang digunakan di
praktikum kimia analitik. Selain itu juga krustang berfungsi untuk
menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan, untuk membantu
peralatan praktikum pada kondisi panas.

2. Rangkaian Alat Penyaringan


Penyaringan bertujuan untuk memisahkan cairan dari bahan padat
yang terdapat pada cairan itu dengan cara melarutkan cairan pada bahan
penyaring. Alat yang membantu untuk proses penyaringan adalah corong.
Selain sebagai alat penyaringan, corong merupakan alat yang berfungsi
untuk memindahkan larutan dari alat yang gelas yang mulutnya besar ke
alat gelas yang mulutnya kecil. Corong biasanya terbuat dari plastik atau
dari kaca yang tahan dengan panas.

3. Rangkaian Alat Pengukur Cairan


Macam-macam alat pengukur volume cairan antara lain adalah gelas
ukur, pipet ukur, pipet volume, labu ukur dan buret. Pada alat-alat tersebut
tertera tanda berupa garis melingkar yang menunjukkan batas tinggi cairan
pada volume-volume tertentu. Sebagai batas pembacaan adalah bagian
bawah permukaan lengkung cairan. Alat-alat tersebut sebelum dipakai
harus bersih. Adanya debu ataupun lemak menyebabkan pengukuran tidak
akurat atau menyebar tidak merata di permukaan alat. Batas pembacaan
bagian bawah permukaan lengkung cairan (meniskus) hal ini dapat terlihat
jelas apabila dilihat tepat segaris dengan praktikan. Pembacaan yang
dilakukan diatas maupun dibawah meniskus adalah salah.
a. Gelas Ukur
Na
ma : Putri Nabila A.A.
NPM : 240210120124

Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam


bentuk cair. Gelas ukur tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan
atau pelarut dalam kondisi panas.
b. Pipet Ukur
Pipet ukur memiliki fungsi untuk memindahkan larutan dari suatu
tempat ke tempat yang lain dengan volume-volume tertentu. Pipet ukur
merupakan alat yang terbuat dari kaca berbentuk silinder panjang
dengan skala angka dan ujung yang lancip dan diberi lubang untuk
tempat menetesnya cairan yang akan dipindahkan. Pipet ukur yang ada
di laboraturium memiliki berbagai jenis volume yaitu 1 ml, 2 ml, 5 ml,
dan 10 ml.
c. Pipet Volume
Berbeda dengan pipet ukur, pipet volume memiliki bentuk yang
agak menggembung dibagian tengah. Pipet volume merupakan alat
ukur analisis volumetri dengan 2 macam volume yaitu 25 ml dan 50
ml. Sebenarnya pipet volume ini bisa juga digunakan untuk
memindahkan larutan, kelebihannya, larutan yang dipindahkan akan
lebih spesifik karena tidak ada skala angka yang berbentuk garis
seperti yang terdapat pada pipet ukur yang sering mengecohkan
praktikkan. Persamaan pipet ukur dengan pipet volume adalah sama-
sama terbuat dari kaca.
d. Pipet Tetes
Pipet tetes berfungsi untuk meneteskan larutan dalam skala kecil
dapat pula sebagai alat untuk meneteskan indikator, berbeda dengan
pipet ukur dan pipet volume, pipet tetes tidak memiliki skala angka
yang tertera pada dinding pipet, memiliki bulb kecil diatasnya dan
berbentuk pipa. Untuk mengukur volume menggunakan pipet tetes
dapat dihitung dengan melihat persamaaan bahwa 20 tetes sama
dengan 1 ml, hal ini yang menyebabkan pipet tetes kurang akurat
apabila digunakan untuk menghitung volume.
Na
ma : Putri Nabila A.A.
NPM : 240210120124

e. Bulb Pipet
Bulb pipet adalah alat untuk membantu menarik cairan yang akan
dipindahkan menggunakan pipet, baik pipet ukur, pipet volume,
maupun pipet tetes. Bulb pipet terbuat dari bahan karet yang elastik
dimana menggembung dibagian tengah karena akan diisi udara untuk
menarik larutan. Pada bulb pipet terdapat tanda-tanda huruf yaitu S,
utuk menyedot atau menarik cairan, A utuk mengosongkan ruang
udara, dan E untuk mengeluarkan cairan dari pipet apabila telah selesai
dipindahkan.
f. Labu Ukur
Labu ukur adalah sebuah alat laboratorium yang berbentuk bulat di
bagian bawah dengan leher yang panjang dengan sumbat. Labu ukur
yang dapat berfungsi sebagai pengganti tabung reaksi untuk
melakukan pengenceran, karena dengan labu ukur, dapat dilakukan
pengenceran dengan volume larutan pengencer yang diketahui secara
pasti. Fungsi utama labu ukur adalah untuk mengencerkan suatu
bahan. Proses pengenceran melibatkan pencampuran suatu larutan
pekat dengan pelarut tambahan untuk memberikan volume akhir yang
lebih besar. Selama proses ini, banyak mol yang dalam larutan tetap,
dan hanya volumenya yang bertambah.
Berbeda dengan tabung reaksi, ada beberapa langkah dalam
mempersiapkan suatu larutan dengan molaritas tertentu pada labu
ukur:
Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam labu ukur .
Ditambahkan air suling.
Campuran digoyang melingkar ( diolek ) untuk melarutkan zat
terlarut
Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet tetes untuk
menambahkan air dengan hati hati sampai volume permukaan
cairan tepat berimpit dengan tanda lingkaran pada leher labu.
Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam.
Na
ma : Putri Nabila A.A.
NPM : 240210120124

g. Buret
Buret merupakan suatu alat titrasi yang terdiri dari gelas, berukuran
panjang mirip seperti pipet dengan skala garis ukur (50 ml) dan sumbat
keran dibagian bawahnya. Buret berfungsi sebagai tempat untuk
menyimpan dan meneteskan reagen cair pereaksi dalam eksperimen.
Cara menggunakan buret untuk proses titrasi adalah menyiapkan bahan
yang akan di titrasi dalam erlenmeyer, kemudian dekatkan mulut
erlenmeyer tepat di bawah buret. Tangan kiri memegang erlenmeyer,
sedangkan tangan kanan mengontrol keran buret agar reagen cair yang
keluar dari dalam buret menetes setetes demi setetes. Setelah itu,
warna larutan akan berubah sesuai dengan indikator yang digunakan
kemudian dapat dilakukan perhitungan berapa banyak reagen kimia
yang digunakan untuk titrasi dengan cara membaca skala yang tertera
pada buret. Saat kita membaca buret, mata harus tegak lurus dengan
permukaan cairan agar yang terbaca adalah bagian bawah meniskus
cairan yang menyentuh bagian atas garis. Buret yang digunakan dalam
laboraturium kimia terdapat dua jenis yaitu buret yang berwarna
bening dan buret yang berwarna coklat. Buret yang berwarna bening
umum digunakan untuk semua cairan, tetapi cairan yang mengandung
iodida harus digunakan buret yang berwarna coklat. Hal ini
dikarenakan iodida merupakan unsur yang akan rusak apabila terkena
sinar matahari. Unsur iodium akan teroksidasi oleh sinar matahari
membentuk unsure iodium yang mudah menguap.
Buret digunakan untuk mengukur volume cairan yang keluar
seperti halnya pipet. Pada buret otomatis terdapat keran untuk
mengeluarkan atau menghentikan cairan yang keluar dan volumenya
dapat diketahui pada skala yang tertera.
h. Klem
Klem merupakan alat khusus bagian dari serangkaian alat titrasi
yang berfungsi untuk menjepit buret agar tidak jatuh dari statif. Ujung
Na
ma : Putri Nabila A.A.
NPM : 240210120124

klem terbuat dari karet agar bersifat kesat dan tidak licin sehingga baik
untuk menjepit dan menahan buret yang terbuat dari kaca.
i. Statif
Statif merupakan alat titrasi yang terbuat dari besi berbentuk
silinder tipis dan panjang berfungsi untuk menyangga buret yang akan
digunakan sehingga buret berada pada posisi diatas labu Erlenmeyer.
Buret dan peralatan gelas lainnya akan berada pada posisi tegak lurus
dengan Erlenmeyer, sehingga tetesan reagen cair yang keluar dari buret
dapat dihitung dengan mudah

4. Rangkaian Alat Pelarut


Zat padat yang berukuran relatif besar, sebelum dilarutkan harus
diubah menjadi bentuk yang lebih kecil. Kadang-kadang untuk melarutkan
zat-zat tersebut harus dilakukan pemanasan dan pengadukan sehingga bisa
larut sempurna.
a. Beaker Glass
Beaker glass berfungsi untuk mengukur dan menimbang bahan
yang akan digunakan, biasanya bahan yang diukur dengan beaker glass
adalah bahan yang berbentuk serbuk. Beaker glass juga berfungsi
sebagai tempat untuk membuat larutan. Beaker glass berbentuk tabung
terbuka tanpa tutup, tahan terhadap suhu panas (200oC) terbuat dari
kaca brosilikat dan ada corong diujungnya agar memudahkan dalam
menuangkan larutan yang sudah dibuat. Beaker glass yang diamati
memiliki 2 ukuran volume yaitu 250 ml dan 100 ml, dapat digunakan
sesuai dengan kebutuhan praktikum terutama untuk analisis volumetri
dengan cara membaca skala yang terdapat pada dinding beaker glass.
b. Batang Pengaduk
Batang pengaduk berfungsi untuk mengaduk larutan. Batang
pengaduk terbuat dari kaca yang bening berbentuk silinder.
c. Tabung Reaksi
Na
ma : Putri Nabila A.A.
NPM : 240210120124

Tabung reaksi adalah alat yang digunakan sebagai tempat untuk


pengenceran larutan yang terlalu pekat, danjuga berfungsi untuk
mereaksikan suatu reaksi kimia. Terbuat dari bahan kaca bening agar
reaksi dapat terlihat dan bersifat kurang tahan terhadap suhu yang
tinggi (tidak seperti Erlenmeyer). Persamaan tabung reaksi dengan
labu ukur adalah sama-sama dapat digunakan untuk proses
pengenceran, tetapi untuk tabung reaksi, volume cairan pengencer
tidak dapat diketahui langsung, sehingga harus melalaui pipet ukur dan
bulb pipet.
d. Penjepit Kayu
Penjepit kayu merupakan alat yang terbuat dari kayu yang
berbentuk seperti tang dimana dibagian tengah terdapat kawat yang
berfungsi sebagai tumpuan tuas untuk membuka dan menutup mulut
penjepit. Biasanya penjepit kayu ini digunakan sebagai penjepit tabung
reaksi karena ukurannya yang pas dengan mulut penjepit.
e. Erlenmeyer
Erlenmeyer merupakan alat gelas yang bersifat non-volumetrik,
artinya tidak bisa digunakan untuk menghitung volume larutan, tetapi
bisa digunakan untuk mencampur dan menghomogenkan larutan atau
reagen. Erlenmeyer biasanya memiliki ukuran 100 ml dan adapula
yang berukuran 250 ml. Erlenmeyer memiliki bentuk yang mirip
seperti botol, leher dan mulutnya berukuran kecil agar mudah
dipengang dan mengurangi penguapan. Bagian bawah Erlenmeyer
berbentuk rata agar mudah diletakkan. Erlenmeyer juga dapat
berfungsi untuk menampung larutan, bahan padat ataupun cairan,
menghomogenkan (melarutkan) bahan-bahan komposisi media, dan
sebagai tempat untuk melakukan titrasi bahan. Labu erlenmeyer
terbuat dari kaca borosilikat sehingga dapat tahan apabila dipanaskan
di atas api atau di autoklaf. Ukuran yang paling umum mungkin adalah
termos erlenmeyer 250 ml dan 500 ml. Erlenmeyer bisa disumbat
Na
ma : Putri Nabila A.A.
NPM : 240210120124

menggunakan sumbat kapas, sumbat gabus, atau bisa juga ditutup


dengan alumunium foil.
f. Erlenmeyer Asah
Berbeda dengan erlenmeyer biasa, erlemeyer asah digunakan untuk
penitaran Yodometri yang mengasilkan Yod, penitaran yang
memerlukan pengocokkan, dan untuk mereaksikan zat zat yang
mudah menguap

5. Rangkaian Alat Pengeringan


Pengeringan biasanya dipakai untuk menentukan kadar air, atau
dilakukan pada zat kimia padat yang akan ditimbang untuk standardisasi
dan lain-lain. Alat yang digunakan untuk pengeringan dalam praktikum
kimia analitik salah satunya adalah desikator.
a. Desikator
Desikator adalah alat yang digunakan untuk menyimpan bahan yang
sudah dikeringkan yang kedap udara, didalamnya ditaruh zat yang bias
menyerap air (silika gel) sehingga pengaruh uap air selama
penyimpanan bisa diabaikan.
Na
ma : Putri Nabila A.A.
NPM : 240210120124

VI. KESIMPULAN

1. Diperlukan pengenalan dan pemahaman alat-alat dan bahan yang


digunakan di laboraturium agar dapat melakukan praktikum secara efektif
dan efisien.
2. Peralatan yang akan digunakan dalam praktikum kimia analitik adalah
labu ukur, Erlenmeyer, bulb pipet, pipet ukur, pipet tetes, pipet volume,
buret, desikator, Erlenmeyer asah, krustang, cawan porselein, cawan
stainless, beaker glass, neraca analitik, klem, statif, gelas ukur, spatula,
dan batang pengaduk.
3. Setiap alat yang ada dalam praktikum kimia analitik memiliki sifat dan
karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari fungsinya
4. Alat-alat yang digunakan pada praktikum kimia analitik harus digunakan
sebagaimana mestinya.
Na
ma : Putri Nabila A.A.
NPM : 240210120124

DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A. dan A.L, Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima.
Jakarta. Erlangga
Schlegel, H.G. dan Schmidt, K. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta. Gajah Mada
University Press.

Sudarmadji, Slamet., Haryono, Bambang., Suhardi. 1997. Prosedur Analisa Untuk Bahan
Makanan dan Pertanian Edisi Keempat. Yogyakarta : Liberty.

You might also like