You are on page 1of 32

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teknologi Maritim

a. Definisi teknologi

Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI juga memberikan definisi dan juga
pengertian lainnya mengenai teknologi. Teknologi merupakan suatu keseluruhan sarana
untuk menyediakan barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan juga kenyamanan
hidup manusia.1

b.Definisi maritim
Maritim, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai berkenaan
dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Kemaritiman
menujukan sebagai sebuah kegiatan yang berhubungan dengan navigasi (pelayaran) dan
berfokus pada pergadangan (ekonomi)

c. Definisi teknologi maritim


Teknologi maritim adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup terutama di bidang kelautan yang berhubungan
dengan pelayaran dan perdagangan di laut.

Teknologi Maritim (Kelautan) Di Indonesia

Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan banyak berbatasan dengan berbagai
negara di sekitarnya merupakan lokasi yang sangat rawan akan konflik perbatasan. Terlebih
indonesia merupakan wilayah strategis yang terletak dekat dengan beberapa titik jalaur
pelayaran dunia, salah satunya adalah selat malaka, yang merupakan urat nadi perekonomian
yang menjadi tangung jawab tiga negara yaitu adalah indonesia, Singapura, dan Malaysia.
1Dikutip pada laman
http://www.academia.edu/23907948/BAB_II_PEMBAHASAN_teknologi_maritim ( 22
April 2017)
Potensi besar yang dimiliki selat malaka sebenarnya sama pentinnya denan Terusan Suez dan
terusan Panama, karena selat Malaka membentuk jalur pelayaran terusan anara Samudra Hindia
dan Samudera Pasifik serta penghubung dari tiga negara-negara penduduk terbesar seperti India,
Indonesia dan Cina. Di samping itu potensi besar lainnya adalah sebanyak 1200 kapal melintasi
selat malaka setiap harinya, 22 kapal super ultra large dengan mengangkut antara seperlima dan
seperempat perdanganan laut dunia. Potensi besar ini seharusnya menjadi sebuah perhatian
pemerintah dalam meningkatkan pertahanan laut indonesia.

Disamping Selat Malaka, Konflik Laut Cina Selatan merupakan isu hangat dan
memerlukan penyelesaian secara komperhensif dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Makin
pentingnya posisi indonesia dengan meningkatnya volume perdagangan merupakan sebuah
potensi besar yang seharusnya mampu didukung dengan kekuatan maritim yang memadai. Ini
merupakan sebuah realita jika sampai saat ini indonesia merupakan negara yang mempunyai
potensi besar dalam jalur perdangangan di asia maupun di dunia. Tentunya hal ini membutuhkan
strategi dalam menjaga keamanan dan perbatasan indonesia melihat potensi besar yang dimiliki
indonesia. Diplomasi Indonesia akan lebih efektif jika didukung dengan kekuatan militer yang
handal dan memadai. Pasalnya kedepan konflik perbatasan yang terjadi kian meningkat hal ini di
sampaikan oleh Kasal Laksamana TNI Marsetio.

Sebuah pemaduan unsur antara kekuatan militer dan diplomasi guna mengamankan
kepentingan nasional merupakan kepentingan primer yang seharusnya mampu di sadari oleh
berbagai pihak yang berperan saat ini. Penggunaan kekuatan Angkatan Laut dalam masa damai
dan perang adalah praktik yang lumrah. Inilah yang dikenal dengan istilah gun boat (diplomasi
kapal perang) dan selanjutnya muncul istilah naval diplomacy. Melihat hal ini kebutuhan akan
teknologi pertahanan merupakan sesuatu yang dijadikan sebuah prioritas melihat kebutuhan
kedepan yang sangat mendesak. Tentunya kedepan indonesia harus meningkatkan kekuatan
pertahanan yang saat ini dimiliki, harapannya indonesia bukan hanya menambahkan kuantitas
Alutsista2 sebagai penjaga pertahanan pertama, namun mampu meningkatkan kualitas Alutsista
kedepannya. Dengan upaya membangun industri pertahanan negara yang maksimal harapannya

2 Alutsista yaitu alat utama dari sistem pertahanan Tentara Nasional Indonesia
(senjata atau kendaraan perang).
ketergantungan terhadap asing dan hobi membeli peralatan bekas kedepannya mampu
diminimalisir.

Melihat keterbutuhan yang sangat medesak tentang Alutsista, angin segar pun datang dengan
ditetapkannya Undang-undang Industri Pertahanan Negara (IPH). Sebuah harapan besar dalam
bidang pertahanan diharapkan bukan hanya menjadi sebuah retorika semata melainkan menjadi
sebuah hal inplementatif yang mampu menjadikan indonesia menjadi negara yang lebih
bermartabat dalam permasalan keamanan dan pertahanan. Melihat grafik APDN tentang
Alutsista terlihat kian membaik dari yang sebelumnya 72,54 Triliun pada tahun 2012 saat ini
menjadi 77 triliun pada tahun 2013 harapannya anggaran ini mampu terserap semuanya untuk
meningkatkan Alutsista Indonesia kedepannya. Walaupun secara kasat mata anggaran indonesia
cukup tinggi namun, jika kita bandingkan dengan negara-negara tetangga yang mempunyai
wilayah lebih kecil ternyata indonesia memiliki anggaran jauh lebih kecil dari negara-negara
tersebut, menurut International Institute or Strategic Studies (IISS), Singapura pada 2011
memiliki pengeluaran sebesar US$9,66 miliar untuk belanja Alutsista. Jumlah tersebut hampir
dua kali lipat dari negara tetangga lainnya seperti Thailand (US$5,52 miliar), (Malaysia
(US$4,54 miliar), dan Vietnam (US$2,66 miliar). Hal ini menunjukkan bahwa negara sekelas
singapura menjadikan Alutsista sebagai sebuah prioritas yang layak di perhatikan. Sebagai
negara kepulauan yang memiliki garis pantai 54.700 km, hal ini menjadi evaluasi besar jika
indonesia menjadikan pertahanan sebagai prioritas kelas dua kedepannya.

Jika kita menegok tentang pertahanan laut indonesia saat ini kita bisa melihat bahwa
sampai saat ini indonesia hanya memiliki dua kapal selam, terlebih lagi jika kita melihat
bagaimana kondisi pertahanan laut lainnya dari kapal-kapal yang dimiliki TNI AL saat ini kurang
lebih 148 kapal perang berbagai kelas dan jenis 2 kapal layar tiang tinggi, kapal patroli yang
panjangnya kurang dari 36 meter yang biasa disebut KAL atau kapal angkatan laut yang
berjumlah 317 unit. Kemudian dari beberapa kapal tersebut ternyata adalah kapal ex Jerman dan
kapal peninggalan perang dunia kedua. Tentunya melihat tersebut kondisi kapal sudah di
pastikan tidak dalam kondisi maksimal. Disamping itu untuk memantau kondisi perairan
indonesia memiliki 15 stasiun yang di kendalikan oleh Bakormala (Badan Kordinasi Keamanan
Laut Republik Indonesia), diantaranya Rescue Coordinating Centre (RCC) yang terletak di
Tanjung Balai Karimun, Maritime Rescue Coordinating Centre (MRCC) Batam, RCC Natuna,
RCC Sambas, GS Bangka Belitung, RCC Bali, RCC Tarakan, RCC Kupang, MRCC Ambon,
RCC Jayapura, RCC Tual, RCC Merauke, (Ground Station) GS MRCC Bitung dan Puskodal
Jakarta. Dengan menggabungkan kekuatan pertahanan laut yang ada dari segi peralatan tempur
dan IT tentunya hal tersebut harus senantiasa ditingkatkan untuk mendapatkan kekuatan
pertahanan dan keamanan laut yang kuat. Karena saat ini pertahanan dan keamanan merupakan
hal yang sangat mendesak untuk terus senantiasa ditingkatkan.

Harapan besar dengan ditingkatkannya anggaran pertahanan indonesia kedepan indonesia


akan mampu meningkatkan kekuatan pertahanan yang dimiliki saat ini. Hal tersebut tentunya
akan menjadi sebuah pendukung berbagai diplomasi yang terjadi pada wilayah konflik antara
indonesia dan negara sekitarnya. Dengan meningkatnya kondisi pertahanan laut indonesia
tentunya akan membuat indonesia menjadi lebih bermartabat dimata negara tetangga.

2.2 Teknologi Perkapalan

2.2.1 Energi Pasang Surut Air Laut (Tidal Energy)

Pengertian Menurut Mahlan (1984) Pasang surut dikenal sebagai gerakan osilasi
permukaan air laut secara berkala dan turun naik pada interval yang berbeda-beda. Perbedaan
pasang-surut dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan dan matahari, pada saat bulan purnama air
pasang akan lebih tinggi bila dibandingkan saat air pasang ketika matahari bersinar tegak di
siang hari. Hal tersebut disebabkan oleh gaya gravitasi bulan lebih kuat daripada gravitasi
matahari dikarenakan jarak bulan ke bumi lebih dekat bila dibandingkan dengan jarak matahari
ke bumi. Faktor lain yang dapat menyebabkan perberdaan ketinggian pasang surut air laut yaitu
gaya sentrifugal dari proses rotasi bumi dan beberapa faktor lokal, seperti adanya rensonasi
lokal akibat morfologi teluk, pantai dan estuari.3

3 Dikutip pada laman https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.researchgate.net/profile/Munawaroh_Hakim/publi
cation/251566650_Pemanfaatan_Pasut/links/ ( 22 April 2017)
Gambar 1. Pasang surut air laut yang dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari
(Sumber atlantikayaktours.com)

1) Prinsip Dasar Pembangkit Listrik Energi Pasang Surut

Energi pasang surut (Tidal Energy) merupakan energi yang terbarukan. Prinsip kerja nya
sama dengan pembangkit listrik tenaga air,dimana air dimanfaatkan untuk memutar turbin
dan mengahasilkan energi listrik.Energi diperoleh dari pemanfaatan variasi permukaan laut
terutama disebabkan oleh efek gravitasi bulan, dikombinasikan dengan rotasi bumi dengan
menangkap energi yang terkandung dalam perpindahan massa air akibat pasang surut.

Proses Pasang

Gambar Proses Pasang Air Laut


Pada gambar terlihat bahwa arah ombak masuk ke dalam muara sungai ketika
terjadi pasang naik air laut. Dalam proses ini air pasang akan ditampung ke dam sehinggal
pada saat air surut air pada dam dapat dialirkan untuk memutar turbine.

Proses Surut

Gambar Proses Surut Air Laut

Ketika surut, air mengalir keluar dari dam menuju laut sambil memutar turbin
seperti yang terlihat pada gambar di atas. Pasang surut menggerakkan air dalam jumlah
besar setiap harinya, dan pemanfaatannya dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang
cukup besar. Dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus pasang surut. Oleh karena
waktu siklus bisa diperkirakan(kurang lebih setiap 12,5 jam sekali), suplai listriknya pun
relatif lebih dapat diandalkan daripada pembangkit listrik bertenaga ombak.

2) Teknologi Pembangit Listrik Tenaga Pasang Surut Air Laut

Besaran energi potensial dan kinetik yang dihasilkan dari pasang-surut gelombang
laut sangat penting untuk desain pembangkit tenaga listrik tenaga pasang surut, seperti :

DAM (Barrage tidal system)

Teknologi pasang surut dengan


membangun dam merupakan teknologi yang
paling lama digunakan. Ekstrasi energi
didapat dari perbedaan ketinggian antara air di
dalam dam dan diluar dam (laut). Dam yang
dibangun untuk memanfaatkan siklus pasang
surut jauh lebih besar daripada dam air sungai
pada umumnya. Dam ini biasanya dibangun di
muara sungai dimana terjadi pertemuan antara
air sungai dengan air laut. Saat pasang air
mengalir memasuki dam sampai kondisi
tertentu lalu air tersebut ditahan, bila laut
sudah surut air dialirkan kembali ke laut
melewati turbin air sehingga energi listrik
diperoleh.
Gambar 2. Prinsip kerja Barrage tidal system
Sumber : icit.hw.ac.uk

Free Flow Tidal Turbine (FFTT).

Free Flow Tidal Tutbine (FTTT) memiliki bentuk dan prinsip kerja yang sama
dengan wind turbine. Teknologi ini tidak memerlukan bendungan sebagai penangkap
gelombang pasang-surut, melainkan langsung terpasang di laut lepas. Teknologi FFTT
memanfaatkan gaya kinetik dari dorongan arus laut yang menghempasnya. Densitas air
laut yang besar menjadikan dorongan arus menjadi kuat sehingga FFTT tersebut dapat
menghasilkan energi listrik yang besar.

Gambar 3. Ilustrasi dari turbin FFTT


Tidal turbine terbesar dipasang Scotlandia berbobot 1300 ton dengan tinggi sekitar
22 m, dengan kecepatan aliran laut 2.65 m/s mampu menghasilkan daya sampai dengan
4000 Twh setiap tahun, diharapkan turbin ini mampu digunakan lebih dari 1000 rumah
tangga.4

Gambar 2 Tidal Turbine di Dalam Laut

Keunggulannya dibandingkan metode pertama yaitu: lebih murah biaya


instalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih kecil daripada pembangunan dam, dan
persyaratan lokasinya pun lebih mudah sehingga dapat dipasang di lebih banyak tempat.
Sistem ini tidak memerlukan bendungan, namun langsung terpasang di lautan lepas, gaya
dorong dihasilkan dari pegerakan energi kinetik arus laut, dikarenakan densitas air lebih
tinggi dari pada angin, offshore turbine dapat menghasilkan energi yang lebih besar dengan
ukuran yang sama untuk wind turbine.

Jenis-Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut

Tidal Fences: biasanya dibangun antara pulau-pulau kecil atau antara daratan dan
pulau-pulau. Putaran terjadi karena arus pasang surut untuk menghasilkan energi.
Barrage Tidal Plants: adalah jenis yang paling umum dari pembangkit pasang
surut. Menggunakan bendungan untuk menjebak air, dan ketika mencapai

4Dikutip pada laman http://www.alpensteel.com/article/52-106-energi-laut-


ombakgelombangarus/530-energi-gelombang-laut.html
ketinggian yang sesuai karena air pasang, air dilepaskan agar mengalir melalui
turbin yang akan menggrakkan generator listrik.
Tidal Turbines: Terlihat seperti turbin angin, sering tersusun dalam baris tapi
berada di dalam air. Arus pasang surut memutar turbin untuk menciptakan energi.5

Kelebihan dan Kekurangan

Adapun kelebihan dan kekurangan dari tidal energy (energi pasang surut),diantaranya:
Kelebihan:

Tidak menghasilkan gas rumah kaca.


Tidak membutuhkan bahan bakar
Produksi listrik stabil
Pasang surut air laut dapat diprediksi
Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak
lingkungan yang besar

Kekurangan:

Biaya pembangunan sangat mahal


Meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik ke arah hulu
maupun hilir hingga berkilo-kilometer
Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak bergerak
masuk ataupun keluar.

Sebenarnya, teknologi pembangkit listrik pasang surut (PLPS) ini mungkin sudah dikuasai penuh
oleh bangsa Indonesia. Karena, pada prinsipnya teknologi tersebut tidak berbeda dengan
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) seperti yang diterapkan di waduk Jatiluhur dan waduk-
waduk lainnya, di mana air laut ketika pasang ditampung dalam suatu wilayah yang di bendung
dan pada waktu pasang surut air laut dialirkan kembali ke laut. Kendala utama penerapan
teknologi PLPS ini ada dua. Pertama, Pemerintah belum pernah memanfaatkan energi pasang
surut ini untuk menghasilkan listrik, sehingga tenaga ahli Indonesia yang telah menguasai
teknolgi pembangkit listrik tenaga air belum pernah merancang dan menerapkan atau
membangun secara langsung dari awal. Kedua, untuk pembangunan ini akan merendam wilayah

5http://meikieruputra.blogdetik.com/2012/11/03/tidal-energy-energi-pasang-surut/
yang luas, apalagi bila harus merendam beberapa desa di sekitar muara atau kolam. Di sini
kemudian akan muncul masalah sosial, bukan hanya masalah teknologi.

2.2.2 Energi Arus Laut (Ocean Current Turbines Energy)


Tenaga Arus Laut di Dunia
Perkembangan teknologi pemanfaatan energi samudera khususnya arus laut sebagai
energi baru terbarukan di dunia saat ini berkembang dengan pesat, seiring dengan meningkatnya

tuntutan akan kebutuhan energi listrik masyarakat kawasan pesisir serta semakin maraknya issu
pemanasan global yang mendorong untuk membatasi penggunaan bahan bakar hidrokarbon.

Prinsip yang dikembangkan pada aplikasi teknologi pemanfaatan energi dari laut adalah
melalui konversi tenaga kinetik masa air laut menjadi tenaga listrik. Tercatat beberapa negara
telah berhasil melakukan instalasi pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan energi arus
dan pasang surut, mulai dari prototype turbin pembangkit hingga mencapai turbin skala
komersial dengan kapasitas 1,2 MW/turbin, seperti yang telah dibangun di Skotlandia, Swedia,
Perancis, Norwegia, Inggris, Irlandia Utara, Australia, Italia, Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Potensi Energi Arus Laut di Perairan Indonesia

Kecepatan arus pasang-surut di perairan pantai-pantai Indonesia umumnya kurang dari


1,5 m/detik, kecuali di selat-selat diantara pulau-pulau Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Timur,
kecepatan signifikannya bisa mencapai 2,5 - 3,4 m/detik. Arus pasang-surut terkuat yang tercatat
di Indonesia adalah di Selat antara Pulau Taliabu dan Pulau Mangole di Kepulauan Sula, Propinsi
Maluku Utara, mencapai kecepatan 5,0 m/detik, namun durasinya hanya mencapai 2-3 jam per
hari. Berbeda dengan energi gelombang laut yang hanya terjadi pada kolom air di lapisan
permukaan saja, arus laut bisa terjadi sampai pada lapisan yang lebih dalam dan bahkan sampai
ke dasar laut. Kelebihan karakter fisik arus laut ini memberikan peluang yang lebih optimal
dalam pemanfaatan konversi energi kinetik menjadi energi listrik.

Konversi Energi Arus Laut Menjadi Listrik

Pada dasarnya, arus laut merupakan gerakan horizontal massa air laut, sehingga arus laut
memiliki energi kinetik yang dapat digunakan sebagai tenaga penggerak rotor atau turbin
pembangkit listrik. Secara global, laut dunia mempunyai sumber energi yang sangat besar yaitu
mencapai total 2,8 x 1014 (280 Triliun) Watt-jam. Selain itu, arus laut ini juga menarik untuk
dikembangkan sebagai pembangkit listrik karena sifatnya yang relatif stabil, periodik dan dapat
diprediksi pola atau karakteristiknya.
Pengembangan teknologi ekstraksi energi arus laut lazimnya dilakukan dengan
mengadopsi prinsip teknologi energi angin yang telah lebih dulu berkembang, yaitu dengan
mengubah energi kinetik arus laut menjadi energi rotasi dan energi listrik. Daya yang dihasilkan
oleh turbin arus laut jauh lebih besar dari pada daya yang dihasilkan oleh turbin angin, karena
rapat massa air laut hampir 800 kali rapat massa udara. Kapasitas daya yang dihasilkan dapat
dihitung dengan pendekatan matematis yang memformulasikan daya yang melewati suatu
permukaan atau luasan. Misalkan suatu aliran fluida yang menembus suatu permukaan A dalam
arah yang tegak lurus permukaan, maka rumus umum yang digunakan adalah formulasi Fraenkel

(1999) yaitu: 12P= 12 A V3 ' type="#_x0000_t75">, dimana P= daya (watt); = rapat massa
air (kg/m); A= luas penampang (m); dan V= kecepatan arus (m/s).

Road Map Penelitian dan Pengembangan Energi Arus Laut di Indonesia

Penelitian karakteristik arus laut yang telah dilakukan oleh Puslitbang Geologi Kelautan
(PPPGL) diawali pada tahun 2005 berkolaborasi dengan Program Studi Oceanografi ITB.

Pengukuran arus laut dilakukan menggunakan ADCP (Accoustic Doppler Current Profiler) di
Selat Lombok dan Selat Alas dalam kaitan dengan rencana penyiapan lokasi dan instalasi untuk
Turbin Kobold buatan Italia yang berkapasitas 300 kW di bawah koordinasi Kementerian Riset
dan Teknologi.
Instalasi pengukur arus laut ACDP yang ditempatkan di dasar laut
Tahun 2006 - 2010 telah dilaksanakan penelitian karakteristik arus laut di berbagai selat
di Nusa Tenggara Timur, yaitu di Selat Lombok , Selat Alas, Selat Nusa Penida, Selat Flores, dan
Selat Pantar.
Prototipe turbin pertama telah dibangun secara kemitraan bersama Kelompok Teknik T-
Files ITB dan PT Dirgantara Indonesia, dengan mengadopsi dan memodifikasi model turbin
Gorlov skala kecil (0,8 kW/cel). Kelompok T-Files ITB adalah kelompok mahasiswa yang terdiri
dari berbagai latar belakang keilmuan yang secara langsung dibimbing oleh Prof. Iskandar
Alisyahbana (Alm), mengembangkan berbagai jenis pembangkit listrik tenaga arus laut skala
kecil. Salah satu prototipe perangkat pembangkit listrik hasil rakitan perdana telah diuji-coba di
kolam uji PPPGL Cirebon dan tahun 2008, dilanjutkan dengan uji lapangan tahun 2009 di Selat
Nusa Penida sehingga telah berhasil memperoleh "proven design" yang cocok untuk diterapkan
pada perairan yang berkarakteristik selat (arus pasang surut).
Ujicoba lapangan pembangkit listrik tenaga arus laut prototype T-Files ITB di Selat
Nusapenida, Bali
Prototipe dalam skala besar (> 80 kW) direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2012-
2014 oleh institusi terkait lainnya yang berkewenangan (Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan
Konservasi Energi, Puslitbangtek EBTKE, Kementerian Ristek, BPPT, dsb.) untuk
mengembangkan dan meningkatkan status skala prototipe menjadi skala pilot dan skala
komersial.
Diharapkan pada tahun 2025 energi listrik tenaga arus laut yang dihasilkan dari berbagai
pembangkit (PLTAL) akan menunjang pencapaian proporsi 5% berbagai energi terbarukan dari
sasaran kebijakan energi 25% bauran energi Indonesia, sesuai dengan visi bauran energi 25-25.

No. Selat Selat Nusa Penida Selat Selat Pantar Keterangan


Lombok Larantuka

1 1,8-8-2,4 m/det 0,5-3,2 m/det 1,5-3,4 m/det 1,5-3,1 m/det Kecepatan arus
2 15 m2 40 m2 40 m2 40 m2 Luas Turbin

3 70-150 kW 200-400 kW 50-250 kW Daya Listrik

Tahun 2006 Tahun 2007 dan Tahun 2008 Tahun 2010


2009

2.2.3 Energi Angin Laut (Wind Turbines Energy)

Angin bisa dijadikan energi di daratan, maka dilaut pun angin bisa juga diambil
energinya. Bahkan diketahui bahwa kecepatan angin dilaut lebih besar daripada di
daratan.

Energi kinetik angin dapat dituliskan sebagai berikut :


E = 0.5 (m.v2)
E = Energi (joule)
m = massa (kg)
V = kecepatan (m/s)

Jika blok udara memiliki luas penampang A dan bergerak dengan kecepatan v maka
massa yang melewati tempat per unit waktu adalah :

M = A.v.p
A = Penampang (m2)
p = Kerapatan (kg/m3)
Maka energi angin yang dihasilkan per satuan waktu
P = 0.5 (p.A.v3)

Pada penelitian, angin dilaut berkecepatan 9 m/s dan didaratan berkecepatan 6 m/s. Maka
dengan turbin yang sama, angin dilautan akan menghasilakan energi 3,375x lebih besar
daripada daratan.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa sumber-sumber angin potensial yang signifikan


kebanyakan berada di daerah perairan cukup dalam. Di Laut Utara, untuk dapat membangkitkan
6000 MW energi angin laut dibutuhkan 1200 kincir angin dengan kekuatan masing-masing 5
MW. Sedangkan Jepang, sebagian besar wilayah perairan lepas pantainya berupa laut dalam,
maka diperlukan konsep lain untuk pengembangan turbin angin lepas pantai ini. Dari sinilah
muncul berbagai konsep pengembangan turbin angin lepas-pantai dan terapung untuk perairan
dalam. Teknologi turbin angin terapung ini terletak pada performana kekuatan struktur dan
kehandalan sistem penjaga posisinya (station-keeping system). Sistem tambat catenary
konvensional menjadi tidak efektif lagi bila dipakai untuk struktur terapung yang sangat panjang
(dalam order kilometer) yang beroperasi di perairan dengan kedalaman ratusan meter.

Di Jepang, sebuah prototype jenis Hexa-float sudah dibuat di perairan Teluk Okinawa.
Sebuah komponen struktur pengapungnya berbentuk hexagonal datar dengan panjang sisinya
masing-masing 10 meter, massa 480 ton, volume 650 m3 dengan daya apung 170 ton. Satu unit
turbin angin jenis ini tersusun dari 7 buah hexa-float serta dirancang agar tidak tenggelam

meskipun sebagian pengapungnya rusak dan direncanakan mampu untuk menopang sebuah
turbin angin berkapasitas 10 kW. Antar unit "hexa-float" dapat dirangkai dengan mudah dan
fleksibel dengan fender karet dan kabel, sehingga memungkinkan dibangun suatu gugusan besar
hingga membentuk sebuah "mega-float".

Sementara itu untuk turbin angin jenis terapung mampu-layar mengambil konsep baru
struktur terapung dengan bentuk yang unik. Struktur ini tersusun dari kolom-kolom
berpenampang sayap (wing shaped struts) dan elemen lambung bawah yang ramping (slender
shaped lower hulls) yang diperkirakan akan sangat menjanjikan di masa depan sebagai sebuah
ladang turbin angin jenis terapung mampu-layar. Struktur apung ini memiliki kemampuan
bergerak mandiri (self-mobile capability) dengan kemampuan manuver yang efektif di wilayah
lepas pantai karena adanya gaya angkat yang ditimbulkan oleh elemen-elemen struktur struts-
nya.
Sekarang masih dipertanyakan apakah energi angin laut merupakan solusi energi yang
baik. Kincir angin laut sangat mahal dan transport energi angin laut ke darat juga membutuhkan
banyak dana. Sementara harga energi surya dalam sepuluh tahun mendatang bisa bersaing
dengan listrik yang kita dapatkan secara mudah. Pernyataan tersebut benar karena produksi
listrik yang dibangkitkan di laut perlu biaya sekitar enambelas sen per kilowatt jam (KwH). Itu
berarti tiga kali lebih mahal ketimbang jenis pembangkit listrik lain. Harga listrik tenaga angin di
daratan lebih murah, sekitar delapan sen per kilowatt jam.

Walaupun demikian, pakar pembangkit listrik tenaga angin dari Universitas Teknik Delft
berpendapat, subsidi harus dilanjutkan. Karena, menurut perkiraan, dalam waktu sepuluh tahun,
biaya produksi listrik di laut akan bersaing dengan ongkos biaya produksi listrik 'biasa'. Tujuan
subsidi adalah mengupayakan agar para perancang dan pembangun pembangkit listrik tenaga
angin di lepas pantai dapat menguasai teknologi ini. Dan untuk jangka panjang, soluisi ini akan
merupakan salah satu pilihan untuk membangkitkan energi bersih lingkungan, dan mengurangi
ketergantungan atas minyak, gas dan barang tambang lainnya.

2.2.4 Energi Gelombang Laut (Wave Energy)


Gelombang selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa henti-hentinya
pada lapisan permukaan laut dan jarang dalam keadaan sama sekali diam. Hembusan angin
sepoi-sepoi pada cuaca yang tenang sekalipun sudah cukup untuk dapat menimbulkan riak
gelombang. Sebaliknya dalam keadaan di mana terjadi badai yang besar dapat menimbulkan
suatu gelombang besar yang dapat mengakibatkan suatu kerusakan hebat pada kapal-kapal atau
daerah-daerah pantai. 6
Susunan gelombang di lautan baik bentuk maupun macamnya sangat bervariasi dan kompleks,
sehingga mengakibatkan mereka ini hampir tidak dapat diuraikan. Karena itu sangatlah berguna
untuk membuat sebuah model gelombang buatan yang dapat digerakkan dan dikontrol secara
hati-hati di dalam sebuah tangki gelombang di laboratorium. Bentuk gelombang ini
kemungkinan tidak pernah kita jumpai dalam bentuk yang tepat sama seperti yang terdapat di
permukaan laut. Paling tidak bentuk gelombang ideal ini sudah memungkinkan kita untuk dapat
mengenal bentuk sebenarnya serta membantu memberikan istilah-istilah yang dapat digunakan
guna menerangkan susunan gelombang yang lebih kompleks.
Suatu gelombang membentuk gerakan maju melintasi permukaan air, tetapi di sana
sebenarnya terjadi hanya suatu gerakan kecil ke arah depan dari massa air itu sendiri. Hal ini
akan lebih mudah dimengerti apabila kita melihat sepotong gabus atau benda-benda mengapung
lainnya di antara gelombang-gelombang di lautan bebas. Potongan gabus akan tampak timbul
dan tenggelam sesuai dengan gerakan berturut-turut dari puncak (crest) dan lembah gelombang
(trough) yang lebih atau kurang, tinggal pada tempat yang sama. Gerakan individu partikel-
partikel air di dalam gelombang sama dengan gerakan dari potongan gabus, walaupun dari
pengamatan yang lebih teliti menunjukkan bahwa ternyata gerakan ini lebih kompleks dari
gerakan yang hanya sekedar naik dan turun saja.7
Gelombang laut merupakan energi dalam transisi, energi yang terbawa oleh sifat aslinya.
Gelombang permukaan merupakan gambaran sederhana menunjukkan bentuk dari suatu energi
lautan. Adapun gejala dari energi gelombang bersumber pada fenomena-fenomena berikut:
1. Benda (body) yang bergerak pada atau dekat permukaan yang menyebabkan
terjadinya gelombang dengan periode kecil, energi kecil pula.
2. Angin yang merupakan sumber penyebab utama gelombang lautan.
3. Gangguan seismik yang menyebabkan terjadinya gelombang pasang atau tsunami.
4. Medan grafitasi bumi dan bulan penyebab gelombang besar, terutama menyebabkan
terjadinya gelombang pasang yang tinggi.

6 Pemanfaatan Energi Gelombang Untuk Pembangkit Listrik, Sahala Hutabarat dan


Stewart M Evans, 2014: 78

7Pemanfaatan Energi Gelombang Untuk Pembangkit Listrik, Sahala Hutabarat dan


Stewart M Evans, 2014: 79
Selanjutnya gelombang lautan ditinjau dari sifat pengukurannya dibedakan menurut ketinggian
serta periode alunannya. Dari kebanyakan data yang ada, tinggi gelombang lautan dapat diukur
melalui alat ukur gelombang ataupun dengan cara visual dengan melakukan pengamatan
langsung di lapangan. Menurut pengamatan para ahli, tinggi gelombang sama sekali tidaklah
berkaitan dengan tinggi rata-ratanya, melainkan berkaitan dengan sepertiga rata-rata tinggi
gelombang maksimumnya.8

Energi Gelombang Tiap Satuan Luas Permukaan

Dengan diketahui besarnya densitas spektrum gelombang, ST(T), atau wave spectrical density,
maka besarnya energi gelombang tiap satuan luas permukaan akan dapat ditentukan melalui
rumus:
W = rg
atau
W = = 2,7410-3
di mana:
W = energi gelombang persatuan luas permukaan N.m/m2
A = Pierson Moskowitz spektrum = 8,1010-3x
B = 0,74x()4
V = Kecepatan angin di atas SWL (m/det)
g = grafitasi bumi = 9,81 m/det2
r = massa jenis air laut = 1.030 kg/m3 (Astu dan Djati, 2013: 388-389)
Teknik Memanfaatkan Energi Gelombang Laut
Energi gelombang laut dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan pesawat demi kesejahteraan
manusia. Upaya untuk memanfaatkan energi gelombang laut telah banyak dilakukan baik dengan
konsep yang sederhana maupun yang cenggih. Sejumlah percobaan telah dilaksanakan oleh para
ahli di bidang gelombang laut dan telah ditemukan beberapa konsep pemanfaatannya,
diantaranya:
Konsepsi yang sederhana:
1. Heaving and Pitching Bodies
2. Cavity Resonators
3. Preassure Device
4. Surging wave energy convertors
5. Particel Motion Convertors
6. Float wave Power Machine
7. The Dolphin type wave power generator

8 Mesin Strategi Energi, Astu Pudjanarsa dan Djati Nursuhud, 2013: 379-380
Konsepsi yang lebih tinggi:
1. Salters Nodding Duck
2. Cockerells Rafts
3. Russel Rectifier
4. Wave Focusing Techniques (Astu dan Djati, 2013: 389-390)
5. Landasan Teori
6. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Sistem Bandulan (Heaving And Pitching Bodies)

Current Meter
Metode Euler merupakan metode pengukuran arus dan gelombang laut yang dilakukan
pada satu titik tetap pada kurun waktu tertentu. Cara ini biasanya menggunakan alat yang disebut
dengan Current Meter. Salah satu alat ukur arus dengan metode Euler ditampilkan pada Gambar
2. Pada alat tersebut dilengkapi dengan sensor suhu, conductivitas untuk mengukur salinitas,
rotor untuk kecepatan dan kompas magnetik untuk menentukan arah.
Kolektor berfungsi menangkap ombak, menahan energinya semaksimal mungkin dan
mengarahkan gelombang itu ke konverter. Oleh konverter yang ujungnya meruncing, air
diteruskan menuju ke penampungan. Setelah air terkumpul, tahap berikutnya tidak jauh berbeda
dengan mekanisme kerja yang ada pada pembangkit listrik umumnya.9

2.2.5Energi Panas Laut (Ocean Thermal Energy Convension)

Konversi energi panas laut adalah sistem konversi energi yang terjadi akibat
perbedaan suhu di permukaan dan di bawah laut menjadi energi listrik. Potensi terbesar
konversi energi panas laut untuk pembangkitan listrik terletak di khatulistiwa. Soalnya,
sepanjang tahun di daerah khatulistiwa suhu permukaan laut berkisar antara 25-30C,
sedangkan suhu di bawah laut turun 5-7C pada kedalaman lebih dari 500 meter.

Terdapat dua siklus konversi energi panas laut, yaitu siklus Rankine terbuka dan siklus
Rankine tertutup. Sebagai pembangkit tenaga listrik, konversi energi panas laut siklus Rankine
terbuka memerlukan diameter turbin sangat besar untuk menghasilkan daya lebih besar dari
1MW, sedangkan komponen yang tersedia belum memungkinkan untuk menghasilkan daya
sebesar itu, alternatif lain yaitu siklus Rankine tertutup dengan fluida kerja amonia atau freon.

9 Kaharuddin, 2006.
Berdasarkan letak penempatan pompa kalor, konversi energi panas laut dapat diklasifikasikan
menjadi tiga tipe, konversi energi panas laut landasan darat, konversi energi panas laut terapung
landasan permanen, dan konversi energi panas laut terapung kapal.

Konversi energi panas laut landasan darat alat utamanya terletak di darat, hanya sebagian
kecil peralatan yang menjorok ke laut. Kelebihan sistem ini adalah dayanya lebih stabil dan
pemeliharaannya lebih mudah. Kekurangan sistem jenis ini membutuhkan keadaan pantai yang
curam, agar tidak memerlukan pipa air dingin yang panjang.

Status teknologi konversi energi panas laut jenis ini baru pada tahap percontohan dengan
kapasitas 100 W dan dengan fluida kerja freon yang dilakukan oleh TEPSCO-Jepang, dengan
lokasi percontohan di Kepulauan Nauru. Selain itu dibangun pusat penelitian dan pengembangan
konversi energi panas laut landasan darat (STF) yang terletak di Hawaii.

Untuk konversi energi panas laut terapung landasan permanen, diperlukan sistem
penambat dan sistem transmisi bawah laut, sehingga permasalahan utamanya pada sistem
penambat dan teknologi transmisi bawah laut yang mahal. Jenis ini masih dalam taraf penelitian
dan pengembangan.Konversi energi panas laut terapung kapal beroperasi dengan bebas karena
dibangun di atas kapal. Biasanya energi listrik yang dihasilkan untuk memproduksi berbagai
bahan yaitu amonia, hidrogen, methanol, dan lain-lain.

Berdasarkan siklus yang digunakan, OTEC dapat dibedakan menjadi tiga macam :

a. CLOSED-CYCLE (Siklus Tertutup)


Siklus tertutup menggunakan panas permukaan laut untuk menguapkan fluida
pengerak dan menggunakan suhu laut dalam untuk mendinginkan. Zat ini bisa berupa
ammonia (NH3), Freon R-22 (CHCLF2), dan gas propan (C3H6) yang mempunyai titik
didih rendah antara -30 sampai -50 derajat celcius pada tekanan 1 atmosfer dan 30
derajat celcius pada tekanan antara 10-12,5 kg/cm2. Air hangat bersuhu antara 25-30
derajat celcius dipompakan kedalam evaporator.Zat kerja dalam bentuk cair mendidih
karena dipanaskan oleh air hangat, kemudian menguap menjadi gas bertekanan
12kg/cm2.Gas bertekanan ini dihantarkan kedalan turbin untuk menggerakan generator
sehingga tenaga listrik tercipta.Gas yang dipakai untuk menggerakan turbin didinginkan
didalam kondesator dengan zat pendinginnya berupa air laut dalam.Gas tersebut berubah
kembali menjadi cair dan dipergunakan lagi seterusnya sehingga siklus ini berputar.

b. OPEN-CYCLE (Siklus Terbuka)


Open-Cycle OTEC menggunakan cara dengan mendidihkan air laut pada tekanan
rendah, menghasilkan uap air panas yang melewati generator. Dalam siklus Claude
terbuka, air laut digunakan sebagai medium kerja maupun sebagai sumber energi. Air
hangat yang berasal dari permukaan laut diuapkan dalam suatu alat penguap (flash
evaporator) dan menghasilkan uap air dengan tekanan yang sangat rendah, 0,02
hingga 0,03 bar dan suhu kira-kira 20 derajat celcius. Uap itu memutar sebuah turbin
uap yang merupakan penggerak mula bagi generator yang menghasilkan energi listrik
c. HYBRID SYSTEM (Siklus Gabungan)
Pada sistem Hybrid, air laut hangat memasuki vacuum chamber dimana ini diubah
menjadi uap,yang mirip dengan penguapan dari Open-cycle system.Uap akan membuat
fluida melalui siklus closed-cycle.Uap dari fluida akan menggerakkan turbin yang akan
menghasilkan listrik,Uap lalu dikondensasi di Heat-exchanger dan menghasilkan air
desalinasi. Proses ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk industri
pembuatan Methanol,hydrogen dan lain-lain.

Kelebihan dan Kekurangan OTEC


Kelebihan:
Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya
Tidak membutuhkan bahan bakar.
Biaya operasi rendah.
Produksi listrik stabil.
Dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya: menghasilkan air pendingin, produksi air
minum, suplai air untuk aquaculture, ekstraksi mineral, dan produksi hidrogen secara
elektrolisis.
Kekurangan:
Belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan.
Efisiensi total masih rendah sekitar 1%-3%.
Biaya pembangunan tidak murah.10

2.3Bioteknologi

Bioteknologi berasal 2 kata yaitu Bio yang berarti hidup dan Teknologi sehingga akan
menghasilkan sebuah cabang ilmu baru yaitu Ilmu yang mempelajari mengenai
bagaimana cara memanfaatkan makhluk hidup seperti jamur,bakteri, virus dan
sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia di bumi ini. Ilmu
bioteknologi sudah sangat berkembang pesat yang pada awalnya hanya bioteknologi
konvensional kini sudah merambah pada bioteknologi, modern, bioteknologi pertanian,
bioteknologi pangan dan sebagainya.

Bioteknologi modern

Bioteknologi modern adalah jenis ilmu bioteknologi yang menggunakan alat alat
modern dan bersifat sangat kecil sekali sehingga sulit untuk dilakukan di rumah rumah.
Bioteknologi modern memiliki ciri ciri yaitu sudah memanfaatkan teknologi DNA rekombinan.
Salah satu contoh dari Bioteknologi modern adalah memanfaatkan Bakteri E.Coli untuk
perbanyakan hormon insulin bagi penderita diabetes sehingga kadar gula darahnya dapat
dikurangi.Pada intinya Bioteknologi sudah memanfaatkan teknologi penyambungan dan
pemotongan dna dari suatu virus atau bakteri untuk digabung dengan makhluk hidup lainnya
agar lebih bermanfaat. Contoh Bioteknologi Modern yaitu : Bayi tabung, Produksi hormon
pertumbuhan manusia (Growth Hormon), Antibiotik, Vaksin Malaria, Hormon BST, Hewan
Transgenik, Tanaman Tahan hama, Dan domba Dolly.

Bioteknologi konvensional

Bioteknologi konvensional adalah penerapan ilmu bioteknologi dengan memanfaatkan


makhluk hidup secara langsung untuk mengubah kandungan gizi dari suatu produk. Bioteknologi
konvensional mudah dilakukan di rumah rumah sederhana sekalipun karena prosesnya mudah

10https://materiselamasekolah.wordpress.com/2016/02/25/pembangkit-listrik-
tenaga-panas-laut-pltp/
dan juga bahan bahannya mudah di dapatkan. Beberapa contoh dari Bioteknologi konvensional
yaitu pembuatan tempe, pembuatan kecap, pembuatan oncom dan pembuatan tape.

Bioteknologi pertanian

Bioteknologi pada bidang pertanian turut memberikan sumbangsih yang sangat besar
karena dengan ilmu tersebut maka produksi dan kualitas hasil pertanian dapat ditingkatkan lagi.
Bioteknologi pertanian sudah dimanfaatkan masyarakat sejak dahulu hingga berkembang dalam
bentuk modern seperti saat ini. Pembuatan kompos atau biogas adalah salah satu produk
bioteknologi pertanian sederhana, sedangkan pembuatan tanaman transgenik, kultur jaringan,
biopestisida merupakan contoh dari bioteknologi pertanian yang sudah modern. Pembuatan
tanaman hidroponik juga berkat ilmu dari bioteknologi pertanian dimana tanaman ini memiliki
banyak sekali keunggulan seperti tidak membutuhkan lahan yang luas, mudah dikerjakan,
tumbuh lebih cepat, hemat pupuk, dan bebas dari hama dan penyakit.

Bioteknologi pangan

Di bidang pangan ilmu bioteknologi berperan dalam meningkatkan kualitas dari zat gizi
dari suatu makanan. Beberapa contoh produk bioteknologi pangan seperti : Kopi, kecam, keju,
yoghurt, nata de coco, oncom, tape dan tempe. Bila diamati bahan dasar dari pembuatan produk
tersebut rasa dan gizinya masih rendah untuk manusia, tetapi setelah melalui proses bioteknologi
maka ia menjadi makanan yang digemari karena enak dan juga bernilai gizi tinggi. Beberapa
jenis minuman yang mengandung alkohol dibuat dari proses fermentasi jamur an aerob yang
akan bekerja pada lingkungan tidak mengenadung oksigen.
Manfaat bioteknologi
Manfaat bioteknologi dalam kehidupan manusia sudah sangat banyak sekali dan ilmu ini
akan terus mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya alatalat pembantu
bioteknologi seperti mikroskop dan alatalat yang berkaitan dengan pemotong dan penyambung
DNA pada makhluk hidup. Secara umum berikut ini manfaat bioteknologi bagi manusia :

a. Menghasilkan obat obatan yang lebih efektif dan murah meriah salah satu
contohnya adalah pembuatan hormon insulin dari isolasi gen Bekteri E. coli.
b. Menghasilkan antibiotik untuk membunuh penyakit yang berbahaya. Saat ini
sudah banyak sekali antibiotik yang ada di apotik dan murah harganya serta lebih
efektif dalam pengobatan.
c. Mengurangi pencemaran lingkungan, beberapa contoh bakteri yang dapat
membantu daur ulang seperti menghancurkan sampah sampah organik dan juga
membersihkan sisa tumpahan minyak di dalam laut.
d. Meningkatkan hasil produksi pertanian dari tanaman transgenik karena tanaman
ini memiliki daya tahan yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim
dan juga ia tidak mudah diserang oleh hama.

Dampak negatif bioteknologi


Dampak negatif dari bioteknologi juga ada dan membahayakan terutama bagi orang yang
tidak paham terhadap lingkungan. Ada etika yang harus dilakukan untuk mengembangkan
produk bioteknologi. Berikut ini dampak negatif dari bioteknologi :

1. Rusaknya ekosistem karena beberapa jenis produk tanaman transgenik terbukti dapat
menurunkan jumlah spesies yang ada di alam ini karena ia tidak lagi memakan tanaman
yang di transgenikkan.
2. Hilangnya beberapa jenis hewan dan tumbuhan tertentu. Dengan adanya bioteknologi
maka hanya tanaman dan hewan yang berkualitas bagus saja yang akan dikembangkan,
sedangkan hewan dan tumbuhan dengan kualitas kurang baik akan menjadi punah.
3. Dapat menyebabkan alergi karena tidak semua orang cocok dengan gen asing yang di
masukkan ke dalam tubuhnya. Oleh karena itu harus berhati hati ketika mengonsumsi
produk bioteknologi.
4. Di bidang Etika/ MoralAda masyarakat yang menganggap bahwa menyisipkan gen dari
mahkluk hidup satu ke mahkluk hidup lain bertentangan dengan nilai budaya dan
melanggar hukum alam
5. Di bidang sosial ekonomi Menimbulkan kesenjangan antara negara/ perusahaan yang
memanfaatkan bioteknologi dengan yang belum memanfaatkan bioteknologi (negara
dunia ke tiga)

2.4 Teknologi Air Mineral Laut Dalam


Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi
dan membagi daratan atas benua atau pulau.(Kamus Besar Bahasa Indonesia Edidi
keempat-2008 ). Jadi laut merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas
dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat
akan bermuara ke laut.
Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti
garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut.Air
laut mengandung garam, oleh karena itu rasanya menjadi asin. Rata-rata air laut
mengandung 3,5 % garam. Artinya dalam setiap 1 kg air laut kandungan garamnya
sebanyak 35 gram.

Perbedaan Air Laut dengan Air Tawar


1. Air laut mempunyai rasa asin, sedangkan air tawar tidak. Hal ini karena air laut
mengandung kadar garam sebanyak 3,5 %, sedangkan air tawar tidak mengandung
garam.
2. Kuantitas air laut di bumi jauh lebih besar dari pada jumlah air tawar. 97% air di
bumi adalah air laut, dan hanya 3% berupa air tawar.
3. Air laut lebih padat dari pada air tawar, karena kadar garam yang terkandung dalam
air laut menambah massa namun tidak mempengaruhi volume dari air laut tersebut.
4. Air laut mengandung ion terlarut lebih besar dari pada air tawar. Ion-ion yang
keberadaannya melimpah di dalam air laut adalah natrium, klorida, magnesium,
sulfat, dan kalsium.
5. Kandungan unsur kimia dalam air laut: Clorida (Cl), Natrium (Na), Magnesium
(Mg), Sulfur (S), calium (Ca), Kalsium (K), Brom (Br), Carbon (C), Cr, B.
Sedangkan kandungan unsur kimia dalam air tawar: zat kapur, besi, timah,
magnesium, tembaga, sodium, chloride, dan chlorine.

Manfaat Pengelolaan Air Laut


1. Memberikan solusi terhadap krisis air bersih. Dengan adanya pengelolaan air laut
menjadi air tawar yang dapat dikonsumsi masyarakat dapat mengatasi adanya krisis
air bersih.
2. Pengelolaan air laut menjadi air tawar yang layak konsumsi bisa mengurangi
penggunaan air bawah tanah yang diyakini sebagai penyebab utama penurunan tanah
di beberapa tempat di Indonesia.
3. Dalam penggelolaan air laut yang mengandung garam menjadi air tawar ini bisa
menghasilkan garam dapur yang juga dapat dikonsumsi.
4. Pengelolaan air laut menjadi air tawar ini juga bisa menjadi sebuah kesempatan
bisnis yang menguntungkan bagi perusahaan air minum nasional maupun
internasional untuk mampu menyediakan air minum sehat bagi pelanggannya

Air laut telah menjadi bahan baku produksi air bersih bahkan sejak 60-an tahun yang lalu
melalui proses desalinasi. Desalinasi air laut merupakan istilah umum yang
menggambarkan penyisihan kandungan garam dan pengotor lainnya yang secara alami
terdapat pada air laut.

Proses produksi air bersih dengan metode desalinasi dilakukan melalui beberapa tahapan,
meliputi: pengambilan air laut, pengolahan awal air laut, proses pemisahan garam, dan
pengolahan akhir.

Pengambilan air laut

Tahapan paling awal dalam proses desalinasi adalah pengambilan air laut sebagai bahan
baku proses. Metode yang umum dilakukan adalah dengan pemasangan pipa kearah laut
hingga jarak beberapa kilometer dari pantai. Hal ini dilakukan untuk memperoleh air laut
dengan kualitas baik yang terhindar dari pergerakan sedimen permukaan yang umumnya
terjadi pada laut kedalaman dangkal. Laju alir pengambilan air laut dilakukan secara
lambat untuk mencegah masuknya biota laut ke dalam pipa.
metode pengambilan air laut dengan pipa
Metode diatas menjadi pilihan utama karena kemudahan pemasangan sistem. Namun,
dalam hal kinerja, teknik tersebut sangat sensitif dengan perubahan kondisi air laut yang
terjadi seiring dengan perubahan musim dan iklim. Pencegahan biota laut untuk masuk ke
dalam sistem juga tidak seefektif yang diharapkan.

pengambilan air laut dengan beach well

Metode alternatif yang sedang ramai diperbincangkan adalah dengan memanfaatkan


kondisi geologi lokal pantai untuk menyaring air laut dengan sistem sumur (beach wells).
Dengan metode ini, air laut diekstraksi dari lapisan bawah permukaan (subsurface)
pantai. Selain itu, teknologi yang sedang dikembangkan adalah tipe gallery dengan
struktur menyerupai penyaringan pasir yang dipasang di permukaan bawah laut (seabed)
untuk mendapatkan bahan baku dengan kualitas tinggi. Metode-metode diatas tercakup
dalam sistem subsurface intake.
pengambilan air laut dengan gallery
Pengolahan awal

Pengolahan awal bertujuan untuk mengkondisikan bahan baku, dalam hal kandungan
pengotor, agar ramah bagi proses utama desalinasi. Pengotor yang biasa terkandung
dalam air laut mencakup makromolekul (pasir dan biota laut termasuk ikan, alga dll.) dan
mikromolekul (unsur penyebab sedimentasi, kristalisasi dan fouling). Teknik yang
dilakukan pada umumnya mencakup koagulasi-flokulasi-sedimentasi (coagulation-
flocculation-sedimentation), membrane tekanan rendah (low pressure membrane),
penyaringan dengan media (media filter) dan catridge filter.

contoh rangkaian proses pengolahan awal

Proses pengolahan awal menjadi kunci penting lancarnya proses desalinasi karena
menentukan stabilitas dan kinerja proses dengan semakin tingginya kualitas air umpan.
Dari segi ekonomi, proses pengolahan awal terhitung hampir mencapai 30% dari
keseluruhan biaya proses. Penghematan biaya dalam proses pengolahan awal sangat
mungkin dilakukan dengan aplikasi alternatif pengambilan air laut seperti yang dijelaskan
sebelumnya. Dengan bahan baku yang kualitasnya lebih baik saat, proses pengolahan
awal akan lebih ringan sehingga mengurangi konsumsi bahan kimia proses serta
mengurangi jumlah peralatan proses dan pada akhirnya menurunan biaya operasional
serta meningkatkan performa dan stabilitas proses.

Proses Inti

Pada tahapan ini, bahan baku yang telah mengalami pengolahan awal akan mengalami
proses penyisihan garam sehingga menghasilkan air bersih. Berdasarkan teknik
pemisahan garamnya, proses desalinasi dikategorikan menjadi dua: berbasis panas dan
berbasis membran.

Pada proses berbasis panas, bahan baku dikondisikan mendidih pada tekanan rendah
sehingga menghasilkan uap air pada temperatur rendah. Pada proses ini, hanya air saja
yang mengalami penguapan, sehingga setelah pengumpulan dan pengkondensasian uap,
akan dihasilkan air bersih tanpa garam dan pengotor. Multistage flash distillation dan
multi effect distillation adalah contoh teknologi desalinasi dengan berbasis panas.

skema pemisahan air laut berbasis panas dari http://www.roplant.org


Berbeda halnya pada proses diatas yang menggunakan energi panas untuk pemisahan
garam dari air laut, teknologi membran menggunakan energi tekanan. Membran adalah
istilah umum untuk saringan tipis yang memfasilitasi pemisahan secara selektif hanya
bahan-bahan tertentu yang dapat dilewatkan dan ditahan oleh membran ini. Tipe
membran yang digunakan sangat bergantung pada aplikasi. Khusus untuk desalinasi,
digunakan reverse osmosis (RO) membrane dengan karakter tak berpori yang mampu
melakukan pemisahaan pada level ion, termasuk garam dengang komposisi utama ion
natrium dan klorida.

You might also like