Professional Documents
Culture Documents
Diusulkan Oleh:
Ketua : Aqlima Cendera Dewi B200120293
Angkatan 2012
Anggota : Alfi Azizah Sulaiman B200120288
Angkatan 2012
Wahyuni B100120279 Angkatan
2012
HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA
DAFTAR ISI
Halaman Sampul i
Halaman Pengesahan ii
Daftar Isi iii
Ringkasan iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Program 2
D. Luaran yang Diharapkan 3
E. Kegunaan Program 3
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 4
A. Analisis Pasar (Strategi Pemasaran) 4
B. Analisis Pesaing
C. Analisis Kelayakan Usaha 6
BAB III METODE PELAKSANAAN 7
A. Teknis Pelaksanaan 7
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 8
A. Anggaran Biaya 8
B. Jadwal Kegiatan 10
LAMPIRAN v
RINGKASAN
Saat ini popok sekali pakai dibuang begitu saja dan tidak
dimanfaatkan. Padahal dari teknologi dan ekonomi popok bisa
dimanfaatkan dan digunakan. Popok sekali pakai (diapers) tidak mudah
terurai karena terbuat dari molekul sodium polyacrylate.
A Latar Belakang
Di Indonesia, penggunaan popok sekali pakai dimulai pada 1980-an. Umumnya,
dipakai bayi-bayi dari kalangan ekspatriat. Baru pada 1990-an, penggunaannya
meluas. Ia jadi pilihan karena lebih praktis. Si buah hati bisa diajak jalan ke mana-
mana. Si ibu atau pengasuh tak perlu repot-repot mengganti popok setiap kali si kecil
ngompol dan mencucinya. Tak perlu khawatir sofa atau kasur jadi kotor. Juga tak
perlu repot membersihkan ceceran pipisnya di lantai.
Dalam pertambahan jumlah penduduk, salah satunya adalah ditandai dengan
meningkatnya jumlah kelahiran bayi. Dan, penggunaan popok sekali pakai telah
menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan dari keluarga yang memiliki bayi
dan balita. Bila dilakukan survei tentang pengeluaran rumah tangga rutin,
kemungkinan besar pengeluaran untuk popok sekali pakai akan banyak ditemukan
pada keluarga-keluarga yang memiliki bayi dan balita. Semakin banyaknya pilihan
merk yang ditawarkan menjadikan harga popok sekali pakai semakin kompetitif, dan
ini menjadi salah satu pendorong meningkatnya tingkat konsumsi di masyarakat.
Dalam tahun-tahun awal, setidaknya hingga Balita berusia 2,5 tahun, mereka
selalu menggunakan popok. Demi kenyamanan, kemudahan, dan kebersihan, para
orang tua lebih memilih popok sekali pakai. Rata-rata dalam 1 hari, setiap bayi
menghabiskan 4 buah popok. Ini berarti, dalam setahun ada 1.518 popok untuk tiap
bayi. Kemudian dikalikan dengan jumlah bayi di seluruh dunia. Pasti akan jadi jumlah
yang sangat banyak. Di balik kepraktisannya, terdapat dampak yang sangat besar
khususnya bagi lingkungan. Sampah popok sulit didaur ulang.
Dalam penggunaan popok sekali pakai, seharusnya semua kotoran harus
disimpan di toilet sebelum membuangnya. Namun, kurang dari 1,5 % dari semua
limbah dari penggunaan popok sekali pakai masuk ke dalam sistem pembuangan.
Tidak ada yang tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan popok sekali pakai untuk
membusuk. Tapi diperkirakan sekitar 250 sampai 500 tahun, lama setelah kita semua
beranak-pinak. Popok sekali pakai adalah yang terbesar ke-3 di tempat pembuangan
sampah, dan mewakili 4 % dari limbah padat. Dalam sebuah rumah dengan anak yang
memakai popok, popok sekali pakai membuat 50 % dari limbah rumah tangga.
Sampah popok sekali pakai akan menimbulkan potensi bahaya lingkungan dan
kesehatan, jika tidak dikelola dengan baik. Masalah sampah harus dipikirkan
bersama-sama. Paradigma sampah harus dibuang, diganti menjadi sampah harus
dikelola. Popok sekali pakai saat ini dapat didaur ulang dengan cara yang berwawasan
lingkungan dengan pembuatan pupuk organik.
Mengingat saat ini Indonesia bisa dikatakan tidak memiliki kedaulatan pangan
sendiri sehingga Indonesia banyak mengimpor bahan pangan dari luar negeri terutama
beras. Berangkat dari keadaan tersebut, kami berinovasi menciptakan produk
PUKORDIA agar para petani di Indonesia mampu meningkatkan hasil panen serta
kualitas beras sehingga mampu bersaing dengan beras impor dan Indonesia dapat
memiliki kedaulatan pangan sendiri.
Untuk itu, kami ingin memanfaatkan peluang ini untuk mendirikan sebuah
usaha dibidang pemanfaatan limbah diapers menjadi pupuk organik.
B Rumusan Masalah
Sampah perkotaan merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat
perhatian yang serius. Pertambahan jumlah penduduk di perkotaan yang pesat,
memberi dampak pada peningkatan jumlah sampah. Peningkatan jumlah sampah yang
tidak diimbangi dengan perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan
sampah, meyebabkan permasalahan sampah yang semakin komplek. Di antaranya,
sampah tidak terangkut dan terjadi pembuangan sampah liar, yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit, kota kotor, bau tidak sedap, mengurangi daya
tampung sungai, dan lain-lain.
Melihat fenomena sampah popok sekali pakai, kami ingin melakukan
pengelolaan sampah dengan cara mendaur ulang limbah diapers menjadi pupuk
organik. Serta mengkampanyekan kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah
popok sekali pakai ke badan air (sungai, danau, ataupun laut) dan membangun
instalasi pengolahan daur ulang untuk sampah popok sekali pakai.
Terkait permasalahan di atas, Program Mahasiswa Wirausaha ini difokuskan
pada Bagaimana cara mensosialisasikan pupuk organik diapers kepada masyarakat
khususnya para petani di sekitar kota Solo dan membuat pemanfaatan limbah diapers
ini menjadi peluang usaha baru?
C Tujuan Program
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam program kreatifitas ini adalah:
1 Menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa.
2 Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa harus ada upaya untuk
mengurangi limbah dengan mengolah menjadi bahan yang lebih bermanfaat dan
mengurangi pembuangan sampah yang berakibat pada pemanasan global dan
rusaknya lingkungan.
3 Mendorong peningkatan produktivitas pertanian.
E Kegunaan Program
Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1 Menumbuhkan semangat kewirausahaan dengan ide menarik dan kreatif, serta
inovatif.
2 Membuka wawasan masyarakat untuk melakukan inovasi dalam pengolahan
sampah.
3 Mengurangi peningkatan jumlah sampah.
4 Membantu meningkatkan kesejahteraan para petani di sekitar kota Solo.
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
A. Analisis Pasar (Strategi Pemasaran)
Padi menjadi salah satu komoditi yang paling di cari oleh masyarakat Indonesia
karena padi merupakan tanaman penghasil beras untuk kebutuhan pokok masyarakat
Indonesia. Untuk itu ketersediaan atau pasokan padi menjadi perhatian penting bagi
pemerintah dari waktu ke waktu.
Pada tahun 2014 Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksikan jika produksi
melalui Angka Ramalan (Aram I) mencapai 69,87 juta ton gabah kering giling (GKG)
atau mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 1,98 persen atau
1,41 juta ton.Angka Aram I itu berdasarkan kepada realisasi produksi padi pada
periode Januari-April 2014 dan ditambah dengan perkiraan produksi pada periode
Mei-Agustus dan September-Desember 2014.
BPS mengungkapkan jika penurunan produksi padi pada tahun 2014 diprediksi
terjadi di Pulau Jawa sebesar 1,86 juta ton dan untuk produksi padi di luar jawa
diprediksi mengalami kenaikan 0,44 juta ton.
Meskipun sering disebut sebagai negara agraris, Indonesia hanya mempunyai 11
provinsi yang menjadi sentra produksi beras dari total 33 provinsi. Wilayah yang
menjadi sentra produksi beras tersebut antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
Impor beras di Indonesia dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang
cukup signifikan. Sepanjang Januari hingga Juni 2014, impor beras mencapai 176.227
ton atau senilai US$ 76,2 juta.
Pada April 2014, Indonesia melalui Badan Pusat Logistik mengimpor beras
sebesar 31.145 ton atau US$ 13,5 juta. Angka impor beras terus meningkat pada Mei
sebesar 34.796 ton atau US$ 13,5 juta, dan Juni sebesar 49.539 ton atau US$ 22,3
juta. Angka ini masih akan terus bertambah mengingat pada periode Juli hingga
Agustus 2014, Indonesia mengimpor 500.000 ton beras dari Vietnam, dengan dana
sebesar Rp 300 miliar.Besaran impor beras biasanya disesuaikan dengan kondisi
panen yang terjadi di negara tersebut.
Upaya membangun kemandirian dan ketahanan pangan, atau bahkan untuk
mampu berkontribusi pada pengurangan angka kelaparan dunia, maka pemerintah
seyogyanya lebih mengutamakan untuk mendorong program peningkatan produksi
padi/beras di dalam negeri daripada harus mengimpor. Peningkatan produksi beras di
dalam negeri selain memberi manfaat pada penghematan devisa nasional, juga dapat
membuka kesempatan kerja dan mengurangi kemiskinan.
Sebagai permulaan sasaran utama pasar adalah para petani di sekitar kota Solo.
Kota Solo adalah salah satu kota yang dikelilingi beberapa daerah yang memiliki
lahan pertanian yang potensial seperti Sukoharjo, Wonogiri, Boyolali, Karanganyar,
dan lainnya. Sehingga kami memilih kota Solo dan sekitarnya sebagai titik awal
dalam mensosialisasikan keunggulan produk PUKORDIA yang merupakan pupuk
organik diapers.
Promosi dan pemasaran PUKORDIA pada tahap awal dilakukan dengan cara
mensosialisasikan dan membagikan PUKORDIA secara gratis sebagai uji coba
kepada para petani di sekitar kota Solo. Dan menyebarkan brosur, melalui spanduk
yang ditempatkan di tempat-tempat strategis, melalui sosial media seperti iklan di
radio, poster, facebook, blog, dan website serta menerapkan metode partnership, yaitu
bekerja sama dengan Dinas Pertanian di kota Solo. Untuk memperbesar profit margin,
produk PUKORDIA juga dipasarkan melalui direct selling.
Langkah yang akan dilakukan jika usaha ini mulai berkembang dan tingkat
permintaan tinggi adalah dengan mematenkan PUKORDIA sebagai alternatif pupuk
organik yang ramah lingkungan serta mempertahankan keunggulan dan kualitas
produk, memperluas jaringan usaha, pemasaran dalam skala besar melalui website,
membuat toko pemasaran pusat di Solo.
B. Analisis Pesaing
Pupuk organik diapers ini merupakan terobosan baru sebagai salah satu
alternatif pupuk organik yang dibutuhkan oleh para petani. Mengingat permintaan
terhadap pupuk organik semakin tinggi, maka tidak menutup kemungkinan produk
yang kami tawarkan akan diterima oleh masyarakat secara umum, khususnya para
petani.
Meskipun sudah banyak jenis pupuk organik yang dipasarkan, tetapi belum ada
yang mencoba menjual dan memperkenalkan pupuk organik diapers ini. Oleh karena
itu, PUKORDIA ini memiliki kesempatan untuk menembus segmentasi pasar dan
target.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
D. Teknis Pelaksanaan
1. Pengadaan alat dan bahan
Alat yang diperlukan dalam pembuatan produk PUKORDIA:
a. Drum plastik berkapasitas 200 liter.
b. Sarung tangan karet.
c. Masker.
d. Skop mini.
e. Cangkul.
f. Pisau.
g. Karung plastik.
2. Pembuatan produk.
Tahap pembuatan produk PUKORDIA dilakukan dengan cara:
a. Melubangi bagian samping bawah drum dengan panjang 15x10 cm.
b. Memasukkan tanah ke dalam drum sekitar 5 cm.
c. Kemudian meletakkan diapers di atasnya sampai memenuhi tanah tersebut.
d. Lalu siram kompos starter ke dalam drum.
e. Timbun kembali dengan tanah dan diulang seperti itu seterusnya sampai
drum terlihat penuh.
f. Selanjutnya drum ditutup dan didiamkan selama 7 hari.
3. Tahap Promosi.
Promosi dan pemasaran PUKORDIA pada tahap awal dilakukan
dengan cara mensosialisasikan dan membagikan PUKORDIA
secara gratis sebagai uji coba kepada para petani di sekitar kota
Solo. Dan menyebarkan brosur, melalui spanduk yang
ditempatkan di tempat-tempat strategis, melalui sosial media
seperti iklan di radio, poster, facebook, blog, dan website serta
menerapkan metode partnership, yaitu bekerja sama dengan
Dinas Pertanian di kota Solo.
6. Evaluasi kegiatan.
Evaluasi diadakan untuk mengetahui secara keseluruhan sejauh mana usaha ini
berjalan, kekurangan dan kelebihan serta rincian secara keseluruhan.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Anggaran Biaya
1. Rekapitulasi Anggaran
a. Peralatan penunjang ( 30% ) : Rp 6.000.000
b. Bahan habis pakai ( 42,5% ) : Rp 8.500.000
c. Perjalanan (15%) : Rp 3.000.000
d. Administrasi (12,5%) : Rp 2.500.000 +
Jumlah : Rp 20.000.000
2. Rincian anggaran
a. Peralatan penunjang
d. Administrasi, Publikasi
B. Jadwal Kegiatan
Ketua Pelaksana
b. Anggota Pelaksana
Nama : Alfi Azizah Sulaiman
Tempat, Tanggal lahir : Karawang. 07 Juni 1994
Alamat : Jl Bima no.13 Jetis Gentan Baki Sukoharjo
No Telp/ HP : 089517088979
NIM : B200120288
Fakultas/Program Studi : Ekonomi / Akuntansi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Riwayat Pendidikan : - SDN Bratan III Surakarta
- SMP Al Islam 1 Surakarta
- SMA Al Islam 1 Surakarta
Anggota Pelaksana
Nama : Wahyuni
Tempat, Tanggal lahir : Riau, 19 April 1994
Alamat : Pulau Harang, Rokan, Hilir, Riau
No Telp/ HP : 081225519762
NIM : B200120279
Fakultas/Program Studi : Ekonomi / Akuntansi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Riwayat Pendidikan : - SDN Cikditiro Riau
- SMPN Cikditiro Riau
- SMA Al Istiqomah Sumatra Barat
Anggota Pelaksana
( Wahyuni )
c. Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ir. IRMAWATI, SE., M.Si
2 Jenis Kelamin WANITA
3 Jabatan Fungsional LEKTOR
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 645
5 NIDN 06-2707-6901
6 Tempat dan Tanggal Lahir SURAKARTA, 27 JULI 1969
7 E-mail irmawati@ums.ac.id
8 HP/WA 0811294751/081393169988
9 Alamat Kantor Jl. A. YANI TROMOL POS 1, PABELAN
KARTASURA
1 Nomor Telepon/Faks 0271-717417 FAX: 0271-715448
0
1 Lulusan yang Telah Dihasilkan
1
1 Mata Kuliah yang Diampu MANAJEMEN OPERASIONAL I
2
MANAJEMEN OPERASIONAL II
KEWIRAUSAHAAN
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi UGM dan UII-Yogyakarta UGM-YOGYAKARTA
Bidang Ilmu Peternakan & Ekonomi Mnjn MANAJEMEN
Tahun Masuk-Lulus 1987-1993 1996-2000
Judul Skripsi/Tesis
Nama Pembimbing DR. Soewarsono, Drs. Djony Setyawan, MBA
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
1. Peralatan Penunjang
Total
6.000.000
c Perjalanan
d Administrasi, Publikasi
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara. Demikian pernyataan ini dibuat
dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya
Surakarta, 28 Mei 2015
Mengetahui, Yang menyatakan,
Wakil Rektor III Ketua Pelaksana