You are on page 1of 10

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Pendidikan IPA (Volume 3 Tahun 2013)

PENGARUH PENGGUNAAN KOMIK BERORIENTASI KEARIFAN


LOKAL BALI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN
KONSEP FISIKA

I Putu Wina Yasa Pramadi1, I Wayan Suastra2, I Made Candiasa3


Program Studi Pendidikan IPA, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
email: wina.yasapramadi@pasca.undiksha.ac.id1, i_wayansuastra@ymail.com2,
3
imadecandiasa@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan komik berorientasi kearifan
lokal Bali terhadap motivasi belajar dan pemahaman konsep fisika. Penelitian ini tergolong kuasi
eksperimen dengan rancangan posttest only control group design. Sampel penelitian ini adalah siswa
kelas VIII SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2012/2013. Data motivasi belajar siswa dikumpulkan
dengan 34 item kuisioner dan data pemahaman konsep dikumpulkan dengan 20 item tes pemahaman
konsep. Data dianalisis mengunakan statistik deskriptif dan MANOVA satu jalur. Berdasarkan hasil
analisis data yang telah dilakukan, ditemukan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar
dan pemahaman konsep antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan komik berorientasi
kearifan lokal Bali dan siswa yang belajar tanpa menggunakan komik berorientasi kearifan lokal Bali
(F=44,20; p<0,05). Hasil uji lanjut dengan LSD menunjukkan bahwa siswa yang belajar komik
berorientasi kearifan lokal Bali lebih unggul dibandingkan dengan siswa yang belajar tanpa
menggunakan komik berorientasi kearifan lokal Bali dalam motivasi belajar dan pemahaman konsep.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan penggunaan komik berorientasi kearifan lokal Bali berpengaruh
terhadap motivasi belajar dan pemahaman konsep fisika. Semoga penelitian ini bisa lebih
disempurnakan lagi oleh peneliti yang kiranya akan melaksanakan penelitian yang relevan berikutnya.
Keyword: KBKLB, kearifan lokal, motivasi belajar, pemahaman konsep

THE EFFECT OF USING COMIC WITH BALINESE LOCAL WISDOM


ORIENTED TO THE LEARNING MOTIVATION AND CONCEPT
UNDERSTANDING OF PHYSICS
ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect uses comics with Balinese local wisdom oriented to
learning motivation and concepts understanding of physics. This study considered quasi-experimental
design with posttest only control group design. The sample were eighth grade students of SMP Negeri 3
Singaraja school year 2012/2013. Data collected students' motivation with 34 item questionnaire and an
understanding of the concept of data collected with a 20 item test understanding of concepts. Data were
analyzed using descriptive statistics and MANOVA one tailed. Based on the results of data analysis has
been performed, the results of the study found that there were differences in learning motivation and
concepts understanding among the group of students who are learning uses comics with Balinese local
wisdom oriented and the group of students who studied without uses comics with Balinese local wisdom
oriented (F = 44.20, p <0.05). LSD test results further demonstrate that uses comics with Balinese local
wisdom oriented is superior compared to the group of students who studied without uses comics with
Balinese local wisdom oriented in learning motivation and understanding of concepts. Therefore, it can
be concluded that the uses comic with Balinese local wisdom oriented influence on learning motivation
and concepts understanding of physics. Hopefully, this research could be further refined by researchers
who would be carrying out relevant research next.
Keyword:, KBKLB, local wisdom, learning motivation, concepts understanding
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 3 Tahun 2013)

PENDAHULUAN tiap bidang studi, dan program kemitraan


antar sekolah dengan lembaga kependidikan
Belajar adalah pengembangan
dan tenagakependidikan, (4) pengembangan
pengetahuan baru, keterampilan, atau sikap
kurikulum dari Kurikulum Berorientasi
sebagai individu dalam berinteraksi dengan
Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum
informasi dan lingkungan (Heinich et al.,
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2002). Menurut paham konstruktivistik,
Praktisi-praktisi di dunia pendidikan
belajar adalah hasil konstruksi sendiri
juga telah mengupayakan perbaikan
sebagai hasil interaksi individu terhadap
kualitas pembelajaran, salah satunya
lingkungan belajar. Berdasarkan definisi-
dengan mengembangkan model
definisi tersebut, maka dapat dipahami
pembelajaran yang inovatif. Namun, dalam
bahwa proses belajar merupakan proses
pelaksanaannya di kelas, kemasan
interaksi edukatif yang terikat dan terarah
pembelajaran sains (fisika) cenderung
pada tujuan, serta dilaksanakan khusus
dianaktirikan. Seperti yang diungkap oleh
untuk mencapai tujuan yang diharapkan
Mardana (2004), bahwa pembelajaran fisika
(Suastra, 2009).
pada umumnya masih dipandang sebagai
Peranan guru dalam proses belajar
pelajaran yang sulit, karena kemasan
siswa adalah sebagai fasilitator dan
pembelajaran kurang menarik.
mediator. Situasi tersebut memicu
Pembelajaran fisika kadang tidak sejalan
terjadinya pergeseran paradigma dari
dengan hakikat belajar dan mengajar ilmu
kegiatan pembelajaran yang bersifat
fisika, yaitu bagaimana para siswa belajar,
teacher centered (berpusat pada guru)
bagaimana guru mengajar, dan bagaimana
menjadi bersifat student centered (berpusat
pesan pembelajaran yang ingin dicapai,
pada siswa). Senada dengan itu,
tersirat dalam bahan ajar yang diberikan
paradigma pendidikan dan pemberdayaan
(Sujanem, et al., 2008). Ketersedian bahan
manusia seutuhnya menegaskan bahwa
ajar seperti buku teks dan Lembar Kerja
perlakuan anak sebagai subyek dalam
Siswa (LKS) yang terbatas pada penjelasan
paradigma student centered merupakan
konsep disertai contoh soal, membuat para
suatu pengakuan bahwa anak adalah
siswa menjadi kurang termotivasi dalam
seorang manusia yang utuh (Depdiknas,
belajar konsep fisika.
2009). Manusia utuh berarti seorang
Upaya-upaya yang telah ditempuh
manusia yang memiliki hak untuk
tersebut ternyata masih belum efektif.
mengaktualisasikan dirinya secara
karena realitanya kualitas pendidikan sains
maksimal dalam aspek kecerdasan
bangsa Indonesia relatif lebih rendah
intelektual, spiritual, sosial, dan kinestetik.
tingkat kompetensinya jika dibandingkan
Apabila hal ini berjalan sebagaimana
dengan kualitas pendidikan sains negara-
mestinya, tentunya kualitas pendidikan
negara lain. Hal ini tercermin dari peringkat
akan meningkat. Hal ini berimplikasi
Indonesia di bidang sains berdasarkan hasil
dengan semakin diperlukan sumber daya
Programme for International Student
guru yang mampu dan siap berperan
Assessment (PISA, 2006) hanya
secara profesional dalam lingkungan
menempati urutan ke-50 dari 57 negara.
sekolah dan masyarakat (Heinich et.al.,
Menurut hasil Trends in International
2002).
Mathematics and Science Study (TIMSS,
Berbagai upaya telah dilakukan oleh
2007), Indonesia berada pada urutan ke-35
pemerintah untuk meningkatkan mutu
dari 48 negara (Setiawan, 2010).
pendidikan agar terjadi peningkatan mutu
Berdasarkan data tersebut, relatif
Sumber Daya Manusia (SDM). Upaya
rendahnya kualitas pendidikan sains perlu
pemerintah ini, yaitu (1) pengadaan sarana
mendapatkan perhatian khusus. Kegiatan
dan prasarana penunjang pendidikan, (2)
pembelajaran sains khususnya fisika hanya
pencanangan program dana Bantuan
mengarah kepada keberhasilan peserta
Operasional Sekolah (BOS), (3) peningkatan
didik dalam mengikuti ujian atau tes.
kualitas tenaga pendidik melalui kegiatan
Seharusnya pembelajaran sains lebih
penataran, pelatihan, seminar, program
dititikberatkan pada pemahaman konsep
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
siswa terhadap esensi dari konsep yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 3 Tahun 2013)

dikaji. Penyajian konsep fisika kering, kecenderungan memandang sempit makna


karena masih sebatas penyajian rumus- komik. Komik jika dipandang dengan
rumus disertai contoh soal, padahal relatif kacamata berbeda akan terlihat ditemukan
banyak fenomena-fenomena di alam yang hidden power dari media ini. Komik
dapat digunakan dalam menjelaskan merupakan media potensial yang tanpa
konsep-konsep esensial untuk dapat batas dan menarik yang telah berkembang
meningkatkan motivasi belajar dan hampir di seluruh dunia dengan beragam
pemahaman konsep siswa. ciri khas (McCloud, 2010). Kebinekaan dan
Motivasi tidak bisa dianaktirikan, kepopuleran Komik di dunia membuktikan
karena motivasi memiliki peran vital dalam seberapa besar pengaruh yang dapat
proses pemberian semangat, arahan, dan ditimbulkan dari media visual yang sudah
kegigihan perilaku (Santrock, 2008). berkembang sejak berkembangnya budaya.
Motivasi ada dua jenis, yaitu motivasi Tatalovic (2009) memaparkan
intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Djamarah, bahwa komik merupakan satu bentuk seni
2002). Motivasi intrinsik adalah motivasi populer terutama di kalangan anak-anak
yang muncul dari dalam diri seseorang dan merupakan salah satu medium
untuk melakukan sesuatu, sedangkan potensial untuk pendidikan sains dan
motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang komunikasi. Komik kaya akan ilustrasi yang
aktif karena adanya rangsangan dari luar. bisa mencapai 90% dari total isi komik.
Siswa sebagai pribadi unik memiliki Komik sains menggunakan banyak unsur-
motivasi belajar yang berbeda-beda. Siswa unsur dan teknik fiksi dalam menjelaskan
yang memiliki motivasi belajar tinggi dari fenomena kehidupan nyata yang berkaitan
dalam dirinya akan lebih mudah mengikuti dengan konsep fisika. Tentu saja
proses pembelajaran karena siswa merasa penggunaan teknik fiksi bisa meningkatkan
pembelajaran itu penting. Siswa yang minat pembacaan, imajinasi, dan demikian
memiliki motivasi rendah akan terlihat lebih pula secara lebih efektif mengirim konten
tidak bergairah dalam mengikuti proses sains kepada siswa yang membaca komik
pembelajaran di kelas. Implikasinya, siswa sains ini (Tatalovic, 2009). Menurut Marie &
mengalami kesulitan dalam memahami Williams (2008) Komik terdiri dari: (1) Image
konsep sains (fisika), sehingga proses (gambar). Gambar komik dibuat sederhana
pembelajaran menjadi tidak kondusif. agar maksud atau tujuan Komik lebih
Alternatif cara yang bisa dilakukan mudah dipahami pembaca. (2) Text (Teks).
oleh guru dalam rangka meningkatkan Teks Komik dibuat dengan kalimat yang
motivasi belajar dan pemahaman konsep mudah dimengerti, lugas, singkat, dan tidak
siswa adalah dengan mengintegrasikan kaku. (3) Story (Cerita). Cerita dibuat
media. Namun, media yang tersedia seatraktif mungkin agar pembaca tidak
kebanyakan belum mampu secara terpadu mudah bosan.
menggabungkan konten kearifan lokal, Berdasarkan ulasan tersebut, komik
Information and Communication Technology dipilih karena konsep pembelajaran sains
(ICT), dan komik menjadi satu kesatuan. akan menjadi lebih menarik dan mudah
Alternatif media yang dapat dipahami karena fenomena kontekstual dan
digunakan dalam mengemas pembelajaran ilustrasi disajikan dengan gambar yang
fisika menjadi lebih menarik adalah komik. sederhana berbalut cerita yang menarik,
Komik merupakan suatu media yang teks yang tidak kaku, dan mengandung
berbentuk rangkaian gambar, yang disusun humor. Tentunya hal ini berbeda dengan
dalam kotak yang keseluruhannya bahan ajar yang digunakan dalam
merupakan rentetan suatu cerita (Shadely, pembelajaran konvensional yang mana teks
1990). Namun, bagi orang awam kadang yang digunakan kaku dan terbatas pada
menganggap komik sebelah mata. Hal ini penjelasan konsep disertai contoh soal.
dikarenakan pandangan stereotypes bahwa Komik akan menjadi lebih
komik hanya memberikan pengaruh buruk kontekstual apabila diintegrasikan dengan
bagi perkembangan siswa (McCloud, kearifan lokal daerah setempat khususnya
2010). Pandangan ini tidak sepenuhnya kearifan lokal Bali. Hal ini dikarenakan: (1)
benar dan hanya membuktikan bahwa ada kearifan lokal yang ditampilkan baik berupa
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 3 Tahun 2013)

sajian fenomena kontekstual maupun Komik berorientasi kearifan lokal


ilustrasi yang berkaitan dengan konsep Bali dibuat dengan menggunakan program
sains lebih dekat dengan dunia siswa aplikasi Manga Studio. Manga Studio
dibandingkan jika sajian konsep dijelaskan merupakan program aplikasi untuk
dengan ilustrasi sains modern Barat. membuat Komik atau Manga (istilah Komik
Ilustrasi sains modern Barat hanya akan dalam bahasa Jepang) profesional. Selain
menjadi barang tempelan yang siap-siap program Manga Studio, terdapat beberapa
lepas jika budaya lokal tidak diakomodasi program aplikasi yang dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran di sekolah (Freire dalam pembuatan Komik seperti program
dalam Suastra, 2009). (2) Belajar sains pengolah gambar Adobe Photoshop, Adobe
berorientasi kearifan lokal akan membuat Illustrator, dan Corel Draw. Hanya saja fitur
terjadinya proses inkulturasi di mana sains untuk pembuatan komik tidak selengkap
asli yang memiliki nilai-nilai luhur yang telah program Manga Studio yang menyediakan
hidup dan berkembang di masyarakat tidak beragam fitur seperti sketch, panel, draw,
akan tercabut dari akar budayanya setelah tone, dan character. Selain itu, program
mempelajari sains modern Barat (Suastra, aplikasi ini mampu mengimport file 2D dan
2009). (3) Meningkatkan relevansi 3D sebagai latar belakang komik, sehingga
pendidikan yang bersimfoni dengan sumber desainnya menjadi lebih variatif.
daya lokal dan mengkolaborasinya dalam Hasil penelitian Pramadi (2011)
pengajaran dan penelitian (Cheng, 2002). secara lebih lanjut memaparkan bahwa
Budaya barat berbeda dengan budaya komik berorientasi kearifan lokal Bali
timur khususnya budaya Bali. Tentunya memilki kelayakan pakai dalam
akan ada masalah kurang relevansinya jika pembelajaran dan efektif dikembangkan
mengambil illustrasi barat dalam sebagai fasilitas belajar siswa. Respon
menjelaskan suatu konsep. Jadi, dengan siswa terhadap proses pembelajaran sains
memadukan kearifan lokal pembelajaran menggunakan komik berorientasi kearifan
menjadi lebih holistik yang sesuai dengan lokal Bali tergolong positif. Selain itu,
identitas lokal yang mengakar (Semali & penelitian Artani (2008) memaparkan
Stambach, 1997). (4) Komik berorientasi bahwa penggunaan komik mempunyai
kearifan lokal Bali juga dapat berperan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
dalam mengajegan atau melestarikan Berdasarkan latar belakang yang
budaya Bali, mengingat penyajian telah dipaparkan di mana pembelajaran
fenomena dan tokoh komik bernuansa sains pada hakekatnya menjadi lebih dekat
kearifan lokal Bali. ke dunia siswa dengan mengunakan
Kearifan lokal sudah relatif banyak kearifan lokal yang mengakar sebagai
digunakan sebagai suatu inovasi dalam ilustrasi dan penyajian konsep. Selain itu,
menjelaskan konsep sains khususnya penggunaan komik menjadikan
fisika, di mana terdapat 11 Kompetensi pembelajaran fisika menjadi lebih mudah
Dasar (KD) yang dapat dikembangkan di dipahami, tidak kaku, dan lebih sederhana
kelas VII dan VIII (Suastra et.al., 2009). tanpa kehilangan makna esensialnya. Hal
Namun, kemasan yang dipergunakan guru ini membuat peneliti termotivasi dalam
dalam kegiatan pembelajaran kurang memusatkan perhatian untuk menjawab
menarik. Untuk itu, dipandang perlu tiga pertanyaan penelitian. Apakah terdapat
menggunakan media yang berorientasi perbedaan motivasi belajar dan
kearifan lokal dalam pembelajaran sains pemahaman konsep fisika antara kelompok
agar terjadi keseimbangan antara siswa yang belajar dengan menggunakan
penanaman sikap atau konsep ilmiah komik berorientasi kearifan lokal Bali dan
dengan nilai-nilai kearifan lokal yang siswa yang belajar tanpa menggunakan
berkembang. Pengintegrasian kearifan lokal komik berorientasi kearifan lokal Bali?
akan mengubah pandangan sains yang Apakah terdapat perbedaan motivasi
eksklusif menjadi science for daily living, belajar antara kelompok siswa yang belajar
science for the future, dan science for all dengan model pembelajaran yang
(Suastra, 2009). menggunakan komik berorientasi kearifan
lokal Bali dan siswa yang belajar tanpa
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 3 Tahun 2013)

menggunakan komik berorientasi kearifan HASIL DAN PEMBAHASAN


lokal Bali? Apakah terdapat perbedaan Hasil
pemahaman konsep fisika antara kelompok Deskripsi umum hasil penelitian
siswa yang belajar dengan menggunakan yang dipaparkan adalah deskripsi skor
komik berorientasi kearifan lokal Bali dan keterampilan proses sains dan nilai
siswa yang belajar tanpa menggunakan pemahaman konsep siswa disajikan pada
komik berorientasi kearifan lokal Bali? Tabel 1.
Tabel 1. Deskripsi Skor Motivasi Belajar
METODE PENELITIAN dan Nilai Pemahaman Konsep
Penelitian ini adalah penelitian Motivasi Pemahaman
eksperimen yang menggunakan non- Belajar Konsep
Statistik
equivalent postest only control group design KBK TKB KBKL TKB
(Tuckman, 1999). Populasi penelitian ini LB KLB B KLB
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri Mean 126 116 76 69
3 Singaraja yang terdistribusi menjadi 11 Simpangan 6,62 6,26 3,61 4,17
kelas. Berdasarkan teknik random sampling Baku
terpilih kelas VIIIJ yang dikenai perlakuan Varians 43,8 39,2 13,0 17,4
pembelajaran yang menggunakan Komik Minimum 114 105 68 60
Berorientasi Kearifan Lokal Bali (KBKLB) Maksimum 140 131 83 77
sedangkan kelas VIIIK yang dikenai Pada Tabel 1, tampak bahwa
perlakuan Pembelajaran tanpa setelah perlakukan kelompok KBKLB
menggunakan komik berorientasi kearifan menunjukkan pencapaian motivasi belajar
lokal Bali (TKBKLB). Berdasarkan hal dan pemahaman konsep lebih baik
tersebut diperoleh sampel penelitian dibandingkan dengan kelompok TKBKLB.
sebanyak 67 orang siswa. Data-data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah Pengujian Hipotesis
motivasi belajar dan pemahaman konsep. Hasil pengujian normalitas data
Data motivasi belajar dikumpulkan dengan menggunakan statistik Kolmogiorov-
kuisioner motivasi belajar. Data motivasi Smirnov dan Shapiro-Wilk menunjukkan
belajar dikumpulkan dengan kuisioner bahwa nilai-nilai statistik yang diperoleh
motivasi belajar sebanyak 34 item memiliki angka signifikansi lebih besar dari
pernyataan positif dan negatif. Data 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran
pemahaman konsep dikumpulkan dengan data motivasi belajar dan pemahaman
tes pemahaman konsep sebanyak 20 butir konsep siswa berdistribusi normal. Hasil
berbentuk pilihan ganda. pengujian homogenitas varian mengunakan
Data penelitian harus memenuhi Levenes Test of Equality of Error Variances
syarat analisis yang meliputi uji normalitas untuk kelompok pembelajaran
sebaran data, uji homogenitas varians, uji menunjukkan angka-angka signifikansi
homogenitas matriks varians, dan uji statistik Levene lebih besar dari 0,05. Hal
kolinearitas variabel terikat sebelum ini menunjukkan bahwa varians adalah
dilakukan pengujian hipotesis. Uji homogen.
normalitas sebaran data menggunakan Hasil pengujian homogenitas matrik
statistik Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro- varian menggunakan uji Boxs M
Wilk, uji homogenitas varians menunjukkan bahwa Boxs M memiliki nilai
menggunakan statistik Levene, uji 1,82 dengan signifikansi sebesar 0,63 dan
homogenitas matriks varians menggunakan lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan
uji Boxs M, dan uji kolinearitas variabel bahwa matriks varian variabel terikat adalah
terikat menggunakan korelasi product sama. Hasil pengujian kolinieritas antar
moment. Selanjutnya data dianalisis secara variabel terikat menggunakan korelasi
deskriptif dan juga menggunakan Product Moment menunjukkan bahwa
MANOVA. Semua pengujian hipotesis harga rhitung = 0,42 dan Sig. (2-tailed) = 0,00.
dilakukan pada taraf signifikansi 5% dan Oleh karena rhitung< 0,8 dan Sig. (2-tailed) <
dianalisis dengan bantuan program SPSS 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel
17.0 PC for Windows.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 3 Tahun 2013)

motivasi belajar dan pemahaman konsep yang mempengaruhi perasaan, sehingga


tidak kolinear. Karena uji prasyarat untuk seseorang cenderung lebih kuat mengingat
sebaran data motivasi belajar dan suatu hal dengan menggunakan gambar
pemahaman konsep, varian antar variabel visual daripada hanya menggunakan teks
bebas adalah homogen, matriks varian saja (Boholm dalam Joffe, 2008). Kearifan
variabel terikat adalah sama, dan variabel lokal dipahami sebagai gagasan-gagasan
motivasi belajar dan pemahaman konsep setempat yang bersifat bijaksana, penuh
tidak kolinear, maka uji MANOVA satu jalur kearifan, bernilai baik, yang tertanam, dan
dapat dilanjutkan. diikuti oleh anggota masyarakatnya (KPPO,
Berdasarkan hasil analisis data 2009). Pengunaan kearifan lokal khususnya
ditemukan hasil sebagai berikut. Pertama, kearifan lokal Bali dalam pembelajaran
terdapat pengaruh yang signifikan media sains akan mengubah pandangan sains
pembelajaran terhadap motivasi belajar dan yang eksklusif (hanya dipahami oleh
pemahaman konsep secara bersama-sama sekelompok orang), menjadi science for
(F=44,20; p<0,05). Artinya, motivasi belajar daily living, science for the future, dan
dan pemahaman konsep secara bersama- science for all (Suastra). Jadi, komik
sama menunjukkan perbedaan signifikan. berorientasi kearifan lokal Bali merupakan
Kedua, terdapat perbedaan yang signifikan media pembelajaran yang menggunakan
variabel motivasi belajar antara kelompok komik dalam kegiatan pembelajaran yang
KBKLB dan TKBKLB (F=37,47; p<0,05). diorientasikan pada kearifan lokal yang
Ketiga, terdapat perbedaan yang signifikan mengakar pada diri siswa sehingga
variabel pemahaman konsep antara pembelajaran menjadi lebih meaningful.
kelompok KBKLB dan TKBKLB (F=54,62; Komik berorientasi kearifan lokal Bali
p<0,05). merupakan hasil dari penelitian
pengembangan Pramadi (2010), di mana
Pembahasan media ini memiliki keunggulan: (1)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambarnya lebih bervariasi, (2)
terdapat perbedaan motivasi belajar dan mengandung kearifan lokal Bali baik dalam
pemahaman konsep yang signifikan antara penokohan yang menggunakan Sangut dan
kelompok siswa yang belajar dengan Delem yang merupakan tokoh punakawan
menggunakan komik berorientasi kearifan pewayangan Bali dan fenomena yang
lokal Bali dan siswa yang belajar tanpa berhubungan dengan kearifan lokal Bali, (3)
menggunakan komik berorientasi kearifan sajian konsep ditampilkan secara interaktif,
lokal Bali (F = 44,20 p<0,05). sehingga siswa dapat lebih aktif dalam
Sesuai dengan hasil analisis kegiatan pembelajaran, (4) sajian cerita
deskriptif dan analisis MANOVA satu jalur, mengandung humor, sehingga siswa
maka dapat diambil justifikasi bahwa menjadi tidak kaku dalam mempelajari
pembelajaran yang menggunakan komik konsep dan timbul kondisi yang
berorientasi kearifan lokal Bali memberikan menyenangkan bagi siswa, (5) tokoh
pengaruh yang lebih baik dibandingkan motivator di sini diperankan oleh Sangut
dengan pembelajaran tanpa menggunakan yang memberikan motivasi dan semangat
komik berorientasi kearifan lokal Bali. dalam mempelajari konsep yang dikaji, (6)
Adapun beberapa alasan yang dapat Alur cerita yang tersaji pun sederhana yang
dijadikan dasar justifikasi bahwa kelompok mudah dipahami siswa, dan (7) kedudukan
KBKLB lebih baik dalam pencapaian teks dan gambar sejajar, sehingga siswa
motivasi belajar dan pemahaman konsep tidak cepat jenuh dalam belajar.
dibandingkan dengan kelompok TKBKLB Pengembangan motivasi belajar dan
adalah sebagai berikut. pemahaman konsep melalui pembelajaran
Pertama, ditinjau dari landasan yang menggunakan komik berorientasi
teoritis, pembelajaran yang menggunakan kearifan lokal Bali lebih menenekankan
komik berorientasi kearifan lokal Bali lebih pada pembelajaran bermakna yang berakar
menekankan pada penggunaan media pada kearifan lokal setempat khususnya
pembelajaran yang fleksibel terhadap waktu kearifan lokal bali. Proses ini tersirat pada
dan tempat. Komik merupakan media visual empat langkah pembelajaran yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 3 Tahun 2013)

menggunakan komik berorientasi kearifan (hanya menerima informasi dari guru tanpa
lokal Bali, yaitu: (1) penyajian fenomena diberi kesempatan untuk menemukan
berorientasi kearifan lokal Bali, (2) sendiri konsep fisika yang akan dikaji). Hal
penyajian konsep berbentuk komik, (3) ini tidak memberikan kesempatan siswa
pemberian latihan soal. Pada tahap ini dalam mengembangkan pemahaman
diberikan latihan soal tes interaktif, (4) konsep siswa. Siswa kurang memaknai
kesimpulan. Pada tahap terakhir ini siswa konsep atau materi pelajaran yang
mengemukaakan kesimpulan yang dipelajarinya karena pembelajaran konsep-
diperoleh selama mengikuti pembelajaran. konsep fisika yang cenderung
Kedua, dilihat dari sudut pandang dekontekstual. Kondisi ini cenderung
operasional empiris dalam penyajian membuat siswa tidak termotivasi dalam
pembelajaran, dapat dipaparkan bahwa memaknai pembelajaran. Pemahaman
pada tahap penyajian fenomena konsep siswa juga menjadi kurang
berorientasi kearifan lokal Bali, Guru mendalam, dan relatif sulit dalam
menyajikan fenomena berorientasi kearifan mengembangkan kemampuan menginter-
lokal Bali terkait konsep yang akan dibahas pretasi, memberikan contoh, mengkla-
dalam proses pembelajaran sambil sifikasikan, merangkum, menduga,
mengajukan pertanyaan untuk menggali membandingkan, dan menjelaskan.
pengetahuan awal siswa tentang topik yang Generalisasi yang dapat diambil dari
akan dibahas. Konsep berorientasi kearifan pemaparan tersebut yakni pembelajaran
lokal adalah konsep yang relevan dengan yang menggunakan komik berorientasi
kehidupan sehari-hari sehingga dapat kearifan lokal Bali lebih cocok diterapkan
digunakan untuk memotivasi siswa dan daripada pembelajaran tanpa
menjembatani kehidupan sehari-hari menggunakan komik berorientasi kearifan
dengan konsep pembelajaran, sehingga lokal Bali dalam pengembangan motivasi
pembelajaran tidak keluar konteks. belajar dan pemahaman konsep.
Selanjutnya pada tahap penyajian Pembelajaran ini sangat direkomendasikan
konsep berbentuk komik, disajikan konsep mengingat ciri dan karakteristik
berbentuk komik dengan kalimat lugas dan pembelajaran ini mampu meningkatkan
sederhana sehingga mudah dipahami indikator-indikator motivasi belajar dan
siswa. Penyajian konsep sengaja dikemas pemahaman konsep siswa.
dalam bentuk komik semenarik mungkin Adapun implikasi dari penelitian ini
dengan dua tokoh pewayangan, Sangut adalah sebagai berikut. Pertama, 1. Hasil
dan Delem. Tujuannya agar menarik minat penelitian menunjukkan bahwa
siswa sehingga motivasi belajar siswa pembelajaran yang menggunakan komik
meningkat. Siswa kemudian difasilitasi berorientasi kearifan lokal Bali lebih cocok
dalam menggali pengetahuan yang diterapkan dibandingkan dengan
kemudian dielaborasi oleh siswa melalui pembelajaran tanpa menggunakan komik
konsep yang tersaji berbentuk komik yang berorientasi kearifan lokal Bali dalam
disertai dengan simulasi interaktif. Di sini, pencapaian motivasi belajar dan
akan terjadi proses diskusi terkait konsep. pemahaman konsep. Sebagai
Selanjutnya Pemberian latihan soal. Pada konsekuensinya fasilitas komputer, LCD,
tahap ini diberikan latihan soal berbentuk dan perangkat pendukung lainnya perlu
tes interaktif. Pada tahap terakhir, yaitu diperbanyak agar penggunaan komik
kesimpulan, siswa mengemukaakan berorientasi kearifan lokal Bali dalam
kesimpulan yang diperoleh selama pembelajaran bisa lebih optimal.
mengikuti pembelajaran. Kedua, motivasi belajar sangat
Beberapa perbedaan mendasar penting dikembangkan karena betapa
akan terlihat KBKLB dibandingkan dengan bagusnya suatu model pembalajaran tidak
TKBKLB. TKBKLB lebih didominasi oleh akan berhasil secara optimal jika tidak
kegiatan guru untuk memberikan instruksi mampu menarik minat dan motivasi belajar
atau ceramah dalam kegiatan siswa. Media pembelajaran ini sangat
pembelajaran. TKBKLB lebih memposisikan cocok digunakan bagi siswa yang memiliki
siswa sebagai penerima informasi pasif motivasi belajar rendah maupun tinggi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 3 Tahun 2013)

mengingat siswa yang memiliki motivasi SIMPULAN DAN SARAN


belajar rendah akan lebih mudah paham Simpulan
karena konsep dihubungkan dengan Berdasarkan hasil analisis data dan
kearifan lokal yang biasa mereka temui dan pembahasan, maka dapat ditarik enam
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi buah simpulan yang merupakan jawaban
akan tertantang dalam belajar mengingat terhadap enam masalah yang diajukan
media ini dilengkapi simulasi interaktif dan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
quis yang tersaji juga mampu melibatkan (1) Terdapat perbedaan motivasi belajar
siswa secara aktif di pembelajaran. dan pemahaman konsep antara kelompok
Konsekuensinya, kreativitas guru harus siswa yang belajar dengan menggunakan
optimal agar media pembelajaran yang komik berorientasi kearifan lokal Bali dan
dibuat mampu menarik minat dan motivasi siswa yang belajar tanpa menggunakan
belajar siswa. komik berorientasi kearifan lokal Bali
Ketiga, pemahaman konsep (F=44,20; p<0,05). (2) Terdapat perbedaan
memiliki makna krusial karena pemahaman motivasi belajar antara kelompok siswa
menjadi fondasi kemampuan-kemampuan yang belajar dengan menggunakan komik
yang lebih tinggi, seperti keterampilan berorientasi kearifan lokal Bali dan tanpa
pemecahan masalah dan keterampilan menggunakan komik berorientasi kearifan
berpikir tingkat tinggi. Konsekuensinya lokal Bali (F=37,47; p<0,05). (3) Terdapat
pemahaman konsep harus dikembangkan perbedaan pemahaman konsep antara
dengan menekankan proses pembelajaran kelompok siswa yang belajar dengan
pada proses konstruksi pengetahuan oleh menggunakan komik berorientasi kearifan
siswa secara mandiri yang dikaitkan lokal Bali dan tanpa menggunakan komik
dengan kearifan lokal yang sudah berorientasi kearifan lokal Bali (F=54,62;
mengakar sehingga mudah dipahami. p<0,05).
Keempat, sekolah dapat
berimprovisasi dengan menggunakan Saran-Saran
media pembelajaran ini dalam Berdasarkan hasil penelitian ini,
pembelajaran lainnya yang relevan. maka dapat diajukan beberapa saran demi
Tentunya dengan menekankan pada peningkatan kualitas pembelajaran fisika,
pembelajaran yang kontekstual dan yaitu sebagai berikut. Pertama,
bermakna melalui contoh fenomena yang berdasarkan hasil penelitian skor rata-rata
berorientasi kearifan lokal Bali, penyajian motivasi belajar siswa paling kecil untuk
konsep berbentuk komik, dan disertai indikator attitude (sikap) pada pembelajaran
simulasi interaktif. Untuk itulah perlu yang menggunakan komik berorientasi
dilakukan pelatihan mengenai esensi dan kearifan lokal Bali. Guru hendaknya
proses pembuatan komik berorientasi memberikan perhatian lebih kepada aspek
kearifan lokal Bali di sekolah. tersebut dengan jalan memberikan contoh
Kelima, Komik berorientasi kearifan fenomena yang lebih menarik dan
lokal Bali menambah kazanah keilmuan berorientasi kearifan lokal agar sikap siswa
dan pengembangan pendidikan yang dalam mengikuti pembelajaran menjadi
inovatif di Indonesia. Indonesia yang terdiri lebih baik, untuk dapat meningkatkan
dari beragam suku bangsa dan adat istiadat motivasi belajar siswa yang lebih optimal.
memiliki kearifan lokal yang luhur dan Kedua, berdasarkan hasil penelitian
majemuk. Konsekuensinya, komik skor rata-rata pemahaman konsep siswa
berorientasi kearifan lokal bisa digunakan paling kecil untuk indikator merangkum
dengan menggunakan kearifan lokal pada penggunaan komik berorientasi
setempat yang sesuai dengan karakteristik kearifan lokal Bali. Guru hendaknya
pebelajar yang mengakar dan tersaji dalam memberikan perhatian lebih kepada aspek
bentuk komik. Tentunya selain membuat tersebut dengan jalan melatih keterampilan
pembejaran dekat dengan diri pebejar, hal siswa dalam hal merangkum konsep dalam
ini juga dapat mengajegkan kearifan lokal proses pembelajaran menggunakan media
setempat agar tidak tergerus zaman. komik berorientasi kearifan lokal Bali, untuk
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 3 Tahun 2013)

dapat meningkatkan pemahaman konsep DAFTAR PUSTAKA


siswa yang lebih baik.
Ketiga, materi pembelajaran yang Artani, K. 2007. Pengaruh penggunaan
digunakan dalam penelitian ini terbatas komik dalam pembelajaran terhadap
hanya pada pokok bahasan cahaya dan hasil belajar siswa SMP Negeri 6
alat-alat optik sehingga dapat dikatakan Singaraja. Skripsi (tidak diterbitkan).
bahwa hasil-hasil penelitian terbatas hanya Undiksha.
pada materi tersebut. Oleh karena itu,
disarankan diadakan penelitian lebih lanjut Djamarah, S. B. 2002. Psikologi belajar:
terkait dengan penggunaan komik Cetakan Pertama. Jakarta: Asdi
berorientasi kearifan lokal Bali dalam Mahasatya.
pembelajaran sains untuk membuktikan
penerapan penggunaan komik berorientasi Heinich, R., Molenda, M., Russel, J. D., &
kearifan lokal Bali bergantung pada materi Smaldino, S. E. 2002. Istructional
pelajaran. media and technologies for learning.
Keempat, jenjang pendidikan dalam New Jersey: Pearson Education.
penelitian ini terbatas hanya pada jenjang Tersedia pada http://s423.ifile.it/dx5
SMP, sehingga dapat dikatakan bahwa qgzuuzfd/0mculone/63515606/rX55
hasil-hasil penelitian terbatas hanya pada nk Q77 cfdfd26GcAN.7z. Diakses
jenjang pendidikan tersebut. Oleh karena pada tanggal 4 November 2010.
itu, disarankan diadakan penelitian lebih
lanjut terkait dengan penggunaan komik Joffe, H. 2008. The power of visual
berorientasi kearifan lokal Bali pada jenjang material: persuasion, emotion and
pendidikan yang berbeda, misalnya SD dan identification. ICPHS. Tersedia pada
SMA. http://dio.sagepub. com/content/55/
Kelima, penelitian ini hanya 1/84. Diakses pada tanggal 12
difokuskan untuk menyelidiki pengaruh Oktober 2010
penggunaan komik berorientasi kearifan
lokal Bali terhadap motivasi belajar dan KPPO. 2009. Beberapa ungkapan kearifan
pemahaman konsep. Oleh karena itu, lokal. Artikel. Tersedia pada http://
disarankan diadakan penelitian lebih lanjut kppo.bappenas.go.id/beberapa-
terkait dengan pengaruh penggunaan ungkapan-kearifan-lokal.pdf.Diakses
komik berorientasi kearifan lokal Bali dalam pada tanggal 11 Desember 2010.
pembelajaran fisika terhadap variabel-
variabel lain. Misalnya, keterampilan Mardana, I. B. 2004. Penerapan strategi
proses, sikap ilmiah, keterampilan berpikir pembelajaran pengubah miskonsepsi
kritis, keterampilan berpikir kreatif, dengan model simulasi komputer
keterampilan pemecahan masalah, dan lain berorientasi konstruktivisme untuk
sebagainya. meningkatkan minat, hasil belajar,
dan literasi komputer siswa. Jurnal
UCAPAN TERIMAKASIH Pendidikan dan Pengajaran IKIP
Terimakasih penulis ucapkan Negeri Singaraja. IKIPN Singaraja.
kepada semua pihak yang mendukung
penelitian ini baik berupa materi ataupun Marie, R., & Williams, C. 2008. Image, text,
spiritual. Terutama kepada Prof. Dr I Wayan and story: comics graphic novels in
Suastra, M.Pd., dan Prof. Dr I Made the classroom. Article. Tersedia pada
Candiasa, M.IKomp., selaku dosen http://ir.uiowa.edu/cgi/viewcontent.cgi
pembimbing dalam penyusunan tesis ?article=1001&context=tl_pubs.
penelitian ini. Diakses pada tanggal 11 Desember
2010.

McCloud, S. 2001. Understanding comic.


Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 3 Tahun 2013)

Pramadi, I P. W. Y. 2011. Pengembangan


Media Komik berasis kearifan lokal
Bali berbatuan program aplikasi
Manga Studio. Skripsi (tidak
diterbitkan). Undiksha.

Santrock, J. W. 2008. Psikologi pendidikan:


Edisi kedua. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Semali, L & Stambach, Amy. 1997. Cultural


identity. Artikel. Tersedia pada
https://scholarworks.iu.edu/dspace
/bitstream/handle/2022/2239/28(1)
%203-27.pdfsequence=1. Diakses
pada tanggal 10 Oktober 2012.

Setiawan, B. 2010. Fakta dan satistik


indonesia. Tersedia pada http://ide
guru.wordpress.com/2010/02/20/fakt
a-dan-statistik-bangsa-indonesia/.
Diakses pada tanggal 16 april 2010.

Shadely, H. 1990. Ensiklopedia Nasioal


Indonesia. Jakarta: Ichran baru-Van
Hoeve.

Suastra, I W. 2009. Pembelajaran sains


terkini. Singaraja: Undiksha.

Tatalovic, M. 2009. Science comics as tools


for science education and
communication: a brief, exploratory
study. Journal of Science
Communication. 8(4). Tersedia pada
http://jcom.sissa.it/archive/08/04/
Jcom0804%282009%29A02/Jcom0
804%282009%29A02222.pdf.
Diakses pada tanggal 4 April 2010.

Tuckmann, B. W. 1999. Conducting


educational research: Fifth edition.
New York: Harcourt Brace College
Publisher.

You might also like