You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang


menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena yang
mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa
karbondioksida dan hasil limbah lainnya. Darah terdiri dari elemen-elemen
berbentuk dan plasma dalam jumlah setara. Elemen-elemen berbentuk tersebut
adalah sel darah merah (eritrosit),sel darah putih (leukosit), dan keping darah
(trombosit).

1.2 Maksud dan tujuan Pemeriksaan

1.2.1 Maksud pemeriksaan

Maksud dari penulisan laporan ini adalah adalah untuk mengetahui


jumlah dari erittrosit pada manusia yang dilakukan secara manual
menggunakan kamar hitung.

1.2.2 Tujuan pemeriksaan

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar praktikan


mengetahui cara menghitung sel darah merah (eritrosit) dengan metode
manual/kamar hitung dan jumlah normal eritrosit pada manusia.

1.3 Prinsip Pemeriksaan

Darah diencerkan dalam pipet thoma leukosit dengan larutan


yang bersifat asam lemah dan hipotonis. Kemudian dimasukkan ke
dalam kamar hitung.Jumlah leukosit dihitung dalam volume tertentu,
dengan menggunakan faktor konversi jumlah leukosit per l darah
dapat diperhitungkan.
BAB II

DASAR TEORI

Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan


hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit
infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Leukosit adalah sel
heterogen yang memiliki fungsi yang sangat beragam. Walaupun demikian sel
sel ini berasal dari suatu sel bakal (stem cell) yang berdifferensiasi (mengalami
pematangan) sehingga fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan. Maturasi /
hematopoesis dari sel leukosit adalah sebagai berikut :
Stem cell (myeloid) myeloblast promyelocyte metamyelocyte band
granulocyte segmented granulocyte (neutrofil, eosinofil, basofil).
Nilai normal :
Bayi baru lahir 9000 -30.000 /mm3
Bayi/anak 9000 - 12.000/mm3
Dewasa 4000-10.000/mm3
Berdasarkan granulasi sitoplasmanya, leukosit dibedakan menjadi
granuler meliputi Basofil, Eosinofil, dan Neutrofil serta agranuler meliputi
Limfosit dan Monosit. Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis)
menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia
(radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak), apendiksitis (radang usus
buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan lain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan
oleh obat-obatan misalnya aspirin, antibiotika terutama ampicilin, eritromycin,
kanamycin, streptomycin, dan Iain-Iain. Penurunan jumlah Leukosit (disebut
Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu terutama virus, malaria,
alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan obat-obatan, terutama
asetaminofen (parasetamol), kemoterapi kanker, antidiabetika oral, dan
antibiotika (penicillin, cephalosporin).
Pembentukan sel darah putih dimulai dari diferensiasi dini dari sel stem
hemopoietik pluripoten menjadi berbagai tipe sel stem committed. Selain sel-
sel committed tersebut, untuk membentuk eritrosit dan membentuk leukosit.
Dalam pembentukan leukosit terdapat dua tipe yaitu mielositik dan limfositik.
Pembentukan leukosit tipe mielositik dimulai dengan sel muda yang berupa
mieloblas sedangkan pembentukan leukosit tipe limfositik dimulai dengan sel
muda yang berupa limfoblas.
Leukosit yang dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama granulosit,
disimpan dalam sumsum sampai sel-sel tersebut diperlukan dalam sirkulasi.
Kemudian, bila kebutuhannya meningkat, beberapa faktor seperti sitokin-
sitokin akan dilepaskan. Dalam keadaan normal, granulosit yang bersirkulasi
dalam seluruh darah kira-kira tiga kali jumlah yang disimpan dalam sumsum.
Jumlah ini sesuai dengan persediaan granulosit selama enam hari. Sedangkan
limfosit sebagian besar akan disimpan dalam berbagai area limfoid kecuali
pada sedikit limfosit yang secara temporer diangkut dalam darah.
Masa hidup granulosit setelah dilepaskan dari sumsum tulang
normalnya 4-8 jam dalam sirkulasi darah, dan 4-5 jam berikutnya dalam
jaringan. Pada keadaan infeksi jaringan yang berat, masa hidup keseluruhan
sering kali berkurang. Hal ini dikarenakan granulosit dengan cepat menuju
jaringan yang terinfeksi, melakukan fungsinya, dan masuk dalam proses
dimana sel-sel itu sendiri harus dimusnahkan. Monosit memiliki masa edar
yang singkat, yaitu 10-20 jam, berada di dalam darah sebelum berada dalam
jaringan. Begitu masuk ke dalam jaringan, sel-sel ini membengkak sampai
ukurannya yang sangat besar untuk menjadi makrofag jaringan. Dalam bentuk
ini, sel-sel tersebut dapat hidup hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-
tahun. Makrofag jaringan ini akan menjadi dasar bagi sistem makrofag jaringan
yang merupakan system pertahanan lanjutan dalam jaringan untuk melawan
infeksi.
Limfosit terus menerus memasuki sistem sirkulasi bersama dengan
pengaliran limfe dari nodus limfe dan jaringan limfe lain. Kemudian, setelah
beberapa jam, limfosit berjalan kembali ke jaringan dengan cara diapedesis dan
selanjutnya kembali memasuki limfe dan kembali ke jaringan limfoid atau ke
darah lagi demikian seterusnya. Limfosit memiliki masa hidup berminggu-
minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, tetapi hal ini tergantung
pada kebutuhan tubuh akan sel-sel tersebut.
Fungsi umum leukosit sebagai berikut:
a) Defensif yaitu mempertahankan tubuh dari benda benda asing yng
dilakukan oleh neutofil dan monosit.
b) Reparatif yaitu memperbaiki jaringan yang rusak yang dilakukan oleh
basofil.
Fungsi khusus leukosit sebagai berikut:
a. Neutrofil berperan dalam fagositosis.
b. Eosinofil berperan dalam respon terhadap penyakit parasit dan penyakit
alergi.
c. Basofil berperan dalam mengeluarkan histamin, heparin dan dilepaskan
setelah pengikatan IgE ke reseptor permukaan, berperan penting pada
reaksi hipersensitivitas segera.
d. Limfosit berperan dalam pertahanan tubuh lewat sel ( sel B sel T) sel B
memperantarai imunitas humoral. Sel T memperantarai imunitas seluler.
e. Monosit berperan dalam fagositosis ekstravaskuler.
Sifat-sifat leukosit sebagai berikut
a. Kemoktaksis yaitu tertarik pada daerah yang mengeluarkan zat kimia
tertentu.
b. Amoeboid motion yaitu dapat bergerak seperti amoeba.
c. Diapedesis yaitu dapat melewati membran kapiler sehingga dapat
melewati pembuluh darah dengan mengerutkan sel nya.
d. Fagositosis yaitu menghancurkan benda benda asing yang masuk ke
dalam tubuh yang dilakukan oleh neutrofil dan monosit.
Hitung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit per milimeterkubik
atau mikroliter darah. Leukosit merupakan bagian penting dari sistem
pertahanan tubuh, terhadap benda asing, mikroorganisme atau jaringan asing,
sehingga hitung jumlah leukosit merupakan indikator yang baik untuk
mengetahui respon tubuh terhadap infeksi.
Terdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung
leukosit, yaitu cara automatik menggunakan mesin penghitung sel darah
(hematology analyzer) dan cara manual dengan menggunakan pipet leukosit,
kamar hitung dan mikroskop. Kali ini akan dibahas mengenai
pemeriksaan jumlah leukosit cara manual. Cara manual (Hemositometer)
adalah alat yang dipakai untuk menghitung jumlah sel darah dan terdiri dari
kamar hitung, kaca penutupnya dan dua macam pipet. Mutu kamar hitung serta
pipet-pipet harus memenuhi syarat-syarat ketelitian tertentu.
Kamar hitung yang sebaiknya dipakai ialah yang memakai garis bagi
improved Neubauer. Luas seluruh bidang yang dibagi adalah 9 mm 2dan
bidang ini dibagi menjadi Sembilan bidang besar yang luasnya masing-
masing 1 mm2. Bidang besar dibagi lagi menjadi 16 bidang sedang yang
luasnya masing-masing 1/4 x 1/4 mm2. Bidang besar yang letaknya di tengah-
tengah berlainan pembaginya: ia dibagi menjadi 25 bidang dan tiap bidang itu
dibagi lagi menjadi 16 bidang kecil. Dengan demikian jumlah bidang kecil
itu seluruhnya 400 buah,masing-masing luasnya 1/20 x 1/20 mm 2.Tinggi kamar
hitung, yaitu jarak antara permukaan yang bergaris-garis dan kaca penutup
yang berpasangan adalah 1/10 mm. Maka volume diatas tiap-tiap bidang
menjadi sbb;
1 bidang kecil `= 1/20 x 1/20 x1/10 =1/4000 mm3
1 bidang sedang = 1/4 x 1/4 x 1/10 =1/160 mm3
1 bidang besar = 1 x 1 x 1/10 = 1/10 mm3
Seluruh bidang yang dibagi = 3 x 3 x 1/10 = 9/10 mm3
Hendaknya memakai kaca penutup yang khusus diperuntukkan bagi
kamar hitung. Kaca penutup itu lebih tebal dari yang biasa, sedangkan ia dibuat
dengan sangat datar. Hanya dalam keadaan darurat kaca penutup biasa boleh
dipakai. Kaca penutup untuk menghitung jumlah trombosit dengan tehnik
fasekontrast lebih tipis daripada yang dipakai untuk mikroskop biasa.
Pipet Thoma untuk pengenceran leukosit (pipet leukosit) terdiri dari
sebuah pipa kapiler yang bergaris bagi dan membesar pada salah satu ujung
menjadi bola. Dalam bola itu terdapat sebutir kaca putih. Pada pertengahan
pipa kapiler itu ada garis bertanda angka 0,5 dan ada bagian atasnya, yaitu
dekat bola, terdapat garis bertanda 1,0. Di atas bola ada angka lain lagi, yaitu
pada garis tanda 11. Perhatikan bahwa angka angka itu bukanlah
menandakan satu volume yang mutlak melainkan perbandingan volume. Yang
penting dan menentukan ialah pengenceran darah yang terjadi dalam pipet itu.
Seandainya lebih dulu diisap darah sampai garistanda 0,5 kemudian cairan
pengencer sampai garis-tanda 11, maka darah dalam bola pipet itu
diencerkan 20 kali.
Perhitungan jumlah leukosit
Leukosit dihitung dalam 4 bidang besar yang terletak di pinggir bidang
(bertanda W). Tiap bidang besar terdiri dari 16 bidang sedang yang masing-
masing luasnya adalah 1/16 mm2. Dengan demikian leukosit dihitung dalam
64 bidang sedang, luas keseluruhan ialah 64 x 1/16 mm2 = 4 mm2.

Kamar Hitung Improved Neubaur


Keterangan:
W : kotak untuk hitung jumlah leukosit
R : kotak untuk hitung jumlah eritrosit
Cara menghitung leukosit didalam kamar hitung improved
Mulai menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan; kemudian turun
ke bawah dan dari kanan ke kiri; lalu turun lagi ke bawah dan mulai lagi dari
kiri ke kanan. Cara seperti ini dilakukan pada 4 bidang besar tersebut. Semua
sel yang menyentuh garis batas sebelah atas dan kiri, dianggap masuk ke
dalam ruangan dan dihitung. Sedangkan sel yang menyentuh garis batas
sebalah kanan dan bawah dianggap tidak masuk dan tidak dihitung. Hitung
jumlah leukosit dapat diperoleh dari perhitungan:
Luas 64 bidang sedang = 64x1/16 mm2 = 4 mm2
Tinggi kaca penutup 1/10 mm.
Jadi isi 64 bidang sedang = 4x1/10=2/5 mm3 yang didalamnya terdapat N
eritrosit. Pengenceran 20x
Jadi rumus perhitungan jumlah leukosit :
Jumlah leukosit per mm3 = N x 50 /l darah

0,4

Berikut faktor faktor yang mempengaruhi jumlah sel darah putih :

a. Jenis Kelamin
Pada laki-laki dan wanita normal leukosit dalam darah
jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan rasio 1 : 700
(Frandson, 1992). Leukosit adalah bagian dari sel darah yang berinti,
disebut juga sel darah putih. Di dalam darah normal didapati jumlah
leukosit rata-rata 4000- 11.000 sel/cc.
b. Usia
Orang dewasa memiliki jumlah leukosit lebih banyak dibanding
anakanak.
c. Tempat Ketinggian
Orang yang hidup di dataran tinggi cenderung memiliki jumlah
leukosit lebih banyak.
d. Kondisi Tubuh Seseorang
Sakit dan luka yang mengeluarkan banyak darah dapat
mengurangi jumlah leukosit dalam darah
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat:
1. Hemocytometer dengan pipet pengencer Thoma leukosit (skala
untuk leukosit : 0,5-11), kamar hitung ( Improved Neubauer ),
kaca penutup dan karet penghisap.
2. Syringe
3. Tabung Serologi
4. Mikroskop
3.2.2 Bahan
1. Larutan Turk
2. Darah dengan antikoagulan EDTA
3. Tissue
4. Aquadest
3.2 Prosedur kerja
3.2.1 Pra Analitik
1. Lakukan pendekatan dengan pasien secara tenang dan ramah.
Usahakan pasien senyaman mungkin.
2. Minta pasien untuk meluruskan tangan/lengannya, pilih tangan
yang biasanya paling sering digunakan pasien untuk melakukan
aktivitasnya.
3. Minta pasien mengepalkan tangan
3.2.3 Analitik
Pengambilan darah vena
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pengambilan
darah.
2. Lakukan pencarian vena pada daerah sekitar lipatan siku.
Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena,
vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari
arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5
menit daerah lengan.
3. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil (pada daerah
vena) dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit
yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
4. Pastikan spuit dalam keadaan baik/lancar dengan menarik-
narik penghisap spuit dan longgarkan sedikit dengan cara
menarik penghisap spuit (tarik sedikit saja).
5. Pasang tali pembendung (torniquet) kira-kira 5-10 cm (3 jari)
di atas lipat siku pasien. Pastikan alkohol sudah kering.
6. Buka penutup spuit, lalu pijat/longgarkan daerah vena pasien
dengan jari telunjuk/ibu jari. Daerah yang akan ditusuk (vena)
harus searah dengan jarum.
7. Tusukan jarum 1,25 inci pada daerah vena pasien dengan
posisi 45o dari lengan pasien.
8. Perhatikan spuit, jika darah sudah sedikit masuk ke dalamnya
berarti daerah vena sudah berhasil tertusuk dan spuit
diturunkan pada posisi 30o
9. Tarik penghisap spuit perlahan-lahan sampai pada volume
darah yang dibutuhkan.
10. Lepaskan torniquet menggunakan tangan yang lain, tangan
yang satu harus tetap menahan spuit. Minta pasien untuk
membuka kepalan tangannya.
11. Ambil kapas kering, letakkan pada daerah tusukkan (jangan
ditekan), lepaskan perlahan-lahan/tarik perlahan-lahan spuit
dari daerah tusukkan sambil kapas ditutup pada daerah
tersebut. Jangan tutup menggunakan kapas pada saat jarum
masih tertusuk pada daerah tusukkan.
12. Tutup kembali spuit, lalu pasangkan plester pada bekas
tusukkan pasien.

Menghitung jenis leukosit


1. Dihisap darah kapiler, darah EDTA atau darah oksalat sampai
tanda 0,5
2. Diapus kelebihan darah diujung pipet
3. Dimasukkan ujung pipet ke dalam larutan Turk dengan sudut
45, tahan agar tetap ditanda 0,5. Diisap larutan Turk hingga
mencapai tanda 11. Jangan sampai ada gelembung udara.
4. Ditutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet
penghisap
5. Dikocok selama 15 30 detik
6. Diletakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara
horizontal diatas meja
7. dikocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang
dari pipet.
8. Dibuang semua cairan di batang kapiler ( 3 4 tetes) dan
cepat sentuhkan ujung pipet ke kamar hitung dengan
menyinggung pinggir kaca penutup dengan sudut 30.
Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas.
9. Dibiarkan 2-3 menit supaya leukosit mengendap dan sel-sel
selain leukosit dilisiskan.
10. Digunakan lensa obyektif mikroskop dengan perbesaran 10
kali, focus diarahkan ke garis-garis bagi.
11. Dihitunglah leukosit di empat bidang besar dari kiri atas ke
kanan, ke bawah lalu ke kiri, ke bawah lalu ke kanan dan
seterusnya. Untuk sel-sel pada garis yang dihitung adalah
pada garis kiri dan atas (metose L atas) atau garis kiri dan
bawah (metode L bawah) dipilih salah satu saja.
12. Jumlah leukosit per l darah adalah : jumlah sel x 50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil pengamatan berikut


No Nama Jenis Umur Jumlah lapang pandang Total
1 2 3 4
Kelamin
1 Mulyati Perempuan 19 th 37 52 41 47 177
2 Andi pratama Laki - laki 19 th 29 39 57 56 181
Perhitungan

Jumlah leukosit (P) = N x 50


0,4
= 177 x 50
0,4

= 177 x 20 mm3

= 3540 ml

Julmlah leukosit (L) = N x 50


0,4
= 181 x 50
0,4

= 181 x 50

= 3620 mm3

Nilai normal

Perempuan : 4000-10.000/mm3
Laki laki : 4000-11.000/mm3

4.2 Pembahasan
Eritrosit berasal dari sel prekursor eritroid yang melalui suatu
proses pertumbuhan miotik dan pematangan. Tingkat oksigenasi
jaringan mengatur pembentukan sel-sel darah merah yang mengangkut
oksigen ke jaringan (eritropoesis efektif). Eritropoietin adalah suatu
hormon yang terutama dihasilkan oleh sel-sel interstisium peritubulus
ginjal. Hormon ini merangsang sel-sel progenitor CFU-E untuk
mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan pematangan. Jalur
spesifik yang mengatur fluktuasi oksigen jaringan dengan perubahan
kadar eritropoietin tidak disimpan di ginjal, fungsi ginjal dan kadar
oksigen merupakan faktor utama yang mengontrol pengeluaran
eritropoietin. Dalam keadaan normal, hanya sejumlah kecil (pikomolar)
eritropoietin yang dijumpai di darah perifer. Rentang eritropoietin
normal adalah 9 sampai 26 unit/mL.
5. Segala sesuatu yang menurunkan penyaluran oksigen ke jaringan akan
meningkatkan kadar eritropoietin, asalkan ginjal berfungsi normal.
Kadar hemoglobin yang rendah, gangguan pertukaran oksigen
respiratorik, dan gangguan aliran darah merupakan penyebab umum
hipoksia jaringan. Dengan demikian, konsentrasi eritropoietin tinggi
pada sebagian besar anemia, gangguan hemoglobin, penyakit paru, dan
gangguan sirkulasi yang parah.
6. Kapasitas eritropoietin untuk menghasilkan eritropoiesis bergantung
pada kecukupan pasokan zat-zat gizi dan mineral (terutama besi, asam
folat, dan vitamin B12) ke sumsum tulang. Apabila sumsum tulang
mampu berespons, produksi sel darah merah meningkat (Ronald, 2004).

Faktor Kesalahan dalam Menghitung Leukosit

Faktor kesalahan yang dapat dilakukan dalam menghitung leukosit adalah


sebagai berikut :

a. Pra Analitik
1. Memakai pipet basah
2. Kamar hitung atau kaca penutup kotor
3. Letaknya kaca penutup salah
b. Analitik
1. Bekerja terlalu lambat sehingga ada bekuan darah
2. Menghisap darah tidak mencapai garis tanda 0,5
3. Mengeluarkan sebagian darah yang telah dihisap karena melewati
garis tanda 0,5
4. Kehilangan cairan dari pipet, karena mengalir kembali kedalam botol
yang berisi larutan Turk
5. Tidak menghisap larutan Turk tepat sampai garis 11
6. Terjadi gelembung udara didalam pipet pada waktu menghisap larutan
Turk.
7. Terbuang sedikit cairan pipet pada waktu mengocok pipet atau pada
waktu mencabut karet penghisap dari pipet.
8. Tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan Turk
9. Tidak mengocok pipet sebentar sebelum mengisi kamar hitung.
10. Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar
hitung.
11. Ada gelembung udara termasuk bersama dengan cairan.
12. Kaca penutup tergeser karena disentuh dengan lensa mikroskop
c. Pasca Analitik

Salah menghitung sel yang menyinggung garis garis batas.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya
darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah
merah dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.
Pengenceran darah yang lazim dipakai untuk menghitung eritrosit ialah 20x
tetapi menurut keadaan (leukositas tinggi atau leucopenia) pengenceran itu
dapat diubah sesuai dengan keadaan itu.Pengaenceran dilakukan lebih tinggi
pada leukositas dan lebih rendah pada leocopenia. Jadi jumlah eritrosit dari
pasien atas nama syahriani adalah 4.670.000/mm3

5.2 Saran
Untuk keberhasilan praktikum hendaknya mengerjakan suatu metode
dengan hati hati agar tidak salah dalam menginterpretasikan nilai ke pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Pangesti, Ira. 2012. Eritrosit. Jakarta : Penerbit UniMus.


Komariah, Maria. 2009. Metabolisme Eritrosit. Bandung : Universitas
Padjajaran
Mehta, Atul. 2006. At Glance Hematologi edisi Kedua.yogyakarta
Muslim, Azhari, dkk. 2006. Buku Penuntun Praktikum Hematologi. Tanjung
Karang : Poltekkes.
Gandasoebrata.R. 1967. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat : Jakarta.

You might also like