Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sal darah merah atau lebih dikenal sebagai eritrosit memiliki fungsi utama
untuk mengangkut hemoglobin, dan seterusnya membawa oksigen dari paru-paru
menuju jaringan. Dalam praktikum ini akan dilakukan metode penghitungan sel
darah merah ( eritrosit ) secara manual dengan menggunakan kamar hitung. Dalam
perhitungan eritrosit banyak kesalahan kesalahan yang dapat ditimbulkan karena
hitung eritrosit merupakan teknik perhitungan yang lumayan sukar . Orang yang
telah berpengalaman saja memiliki kesalahan yang cukup besar dalam menghitung
eritrosit (rata-rata sekitar 20%), apalagi orang yang belum berpengalaman atau
kerjanya kurang teliti.
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan yang
isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis.
C. Prinsip praktikum
Darah dengan larutan HAYEM menyebabkan lisis sel leukosit dan
trombosit sehingga memudahkan perhitungan jumlah sel leukosit. Darah
diencerkan 200X dan sel eritrosit dihitung pada 5 bidang sedang di tengah pada
kamar hitung improved neubauer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Eritrosit (sel darah merah) pada dasarnya adalah suatu kantong hemoglobin
yang terbungkus plasma, berupa lempeng bikonkaf dengan garis tengah 8m, tepi
luar tebalnya 2 m,dan tengahnya setebal 1 m. Setiap millimeter darah
mengandung rata-rata sekitar 5 miliareritrosit (5 juta sel per l).
a) Struktur Eritrosit
Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah
merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di
dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan
dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya. (Maria K, 2009)
b) Pembentukan Eritrosit
Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya di tulan
dada, tulang selangka, dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya
terjadi selama tujuh hari. Pada awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti
lenyap dan hemoglobin terbentuk. Setelah hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas
dari tempat pembentukannya dan masuk ke dalam sirkulasi darah. (Ira P,
2012). Sel darah merah yang sedang berkembang dalam sumsum (eritroblas)
memiliki nukleus(inti); inti memadat seiring Maturasi, dikeluarkan sebelum sel
darah merah lepas kedalam sirkulasi. (Atul mehta & Victor Hoffbrand, 2006).
Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian
dirombak di dalam hati dan lima. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin
dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil
penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk
membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk
dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.
(Ira P, 2012).
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
a) Alat:
1. Rak tabung
2. Spoit
3. Tabung EDTA
4. Tabung reaksi (kecil)
5. Tourniquet
6. Pipet skala
7. Hemositometer Lengkap , terdiri dari : Pipet Eritrosit, Kamar Hitung
IN dan Deck glass
8. Selang Penghisap
9. Mikroskop
b) Bahan
1. Kapas Alkohol
2. Sampel darah vena + anti koagulan EDTA
3. Larutan Hayem
B. Prosedur kerja
a) Pra Analitik
1. Lakukan pendekatan dengan pasien secara tenang dan ramah.
Usahakan pasien senyaman mungkin.
2. Minta pasien untuk meluruskan tangan/lengannya, pilih tangan yang
biasanya paling sering digunakan pasien untuk melakukan
aktivitasnya.
3. Minta pasien mengepalkan tangan
b) Analitik
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pengambilan darah.
2. Lakukan pencarian vena pada daerah sekitar lipatan siku. Lakukan
perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena, vena teraba seperti
sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak
teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau
kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
3. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil (pada daerah vena)
dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah
dibersihkan jangan dipegang lagi.
4. Pastikan spuit dalam keadaan baik/lancar dengan menarik-narik
penghisap spuit dan longgarkan sedikit dengan cara menarik
penghisap spuit (tarik sedikit saja).
5. Pasang tali pembendung (torniquet) kira-kira 5-10 cm (3 jari) di atas
lipat siku pasien. Pastikan alkohol sudah kering.
6. Buka penutup spuit, lalu pijat/longgarkan daerah vena pasien dengan
jari telunjuk/ibu jari. Daerah yang akan ditusuk (vena) harus searah
dengan jarum.
7. Tusukan jarum 1,25 inci pada daerah vena pasien dengan posisi
45o dari lengan pasien.
8. Perhatikan spuit, jika darah sudah sedikit masuk ke dalamnya berarti
daerah vena sudah berhasil tertusuk dan spuit diturunkan pada posisi
30o
9. Tarik penghisap spuit perlahan-lahan sampai pada volume darah yang
dibutuhkan.
10. Lepaskan torniquet menggunakan tangan yang lain, tangan yang satu
harus tetap menahan spuit. Minta pasien untuk membuka kepalan
tangannya.
11. Ambil kapas kering, letakkan pada daerah tusukkan (jangan ditekan),
lepaskan perlahan-lahan/tarik perlahan-lahan spuit dari daerah
tusukkan sambil kapas ditutup pada daerah tersebut. Jangan tutup
menggunakan kapas pada saat jarum masih tertusuk pada daerah
tusukkan.
12. Tutup kembali spuit, lalu pasangkan plester pada bekas tusukkan
pasien.
13. Mengisi Pipet Eritrosit
a. Hisap darah sampai tanda 0,5; bersihkan bagian luar pipet.
b. Dengan pipet yang sama hisaplah larutan Hayem sampai tanda
101. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara.
c. Lepaskan karet penghisap lalu tutup kedua Ujung pipet dengan
kedua ujung jari.
d. Kocoklah selama 15-30 detik (80 KALI).
e. Jika tidak segera dihitung letakkan pipet dalam posisi horizontal.
14. Mengisi Kamar Hitung
a. Kamar Hitung dan Deck Glass dalam keadaan bersih.
b. Letakkan kamar hitung dalam keadaan horizontal lalu basahi
kedua tanggulnya dengan air. Letakkan deck glass diatasnya
sampai menempel.
c. Kocok pipet tadi, jangan sampai ada cairan yang tumpah.
d. Buang 3-4 tetes pertama lalu tetes berikutnya dimasukkan dalam
kamar hitung.
e. Masukkan dalam kamar hitung dengan cara menyentuhkan ujung
pipet dengan sudut 30 pada permukaan kamar hitung. Maka
dengan sendirinya kamar hitung akan terisi cairan.
f. Biarkan kamar hitung selama 2-3 menit, jika tidak segera
dihitung simpan kamar hitung dalam cawan petri yang diberi
kapas basah.
15. Menghitung Jumlah Eritrosit
a. Letakkan kamar hitung pada meja mikroskop kemudian gunakan
lensa objektif 40X, amati penyebaran sel yang merata lalu hitung
jumlah eritrosit pada 5 bidang sedang ditengah.
c) Pasca Analitik
Nilai rujukan :
Laki laki : 4,5-5,5 (juta sel/l darah)
Perempuan : 4,0-5,0 (juta sel/l darah)
Bayi (matur, darah tali pusat) : 4,0-6,0 (juta sel/l darah)
Bayi 3 bulan : 3,2-4,8 (juta sel/l darah)
Anak-anak 1 tahun :3,6-5,2 (juta sel/l darah)
Anak-anak 3-6 tahun : 4,1-5,5 (juta sel/l darah)
Anak-Anak 10-12 tahun : 4,0-5,4 (juta sel/l darah)
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Hasil pengamatan
Perhitungan
= 409 x 10.000
= 409.000 ml
= 444.000 ml
Nilai normal
BAB IV
PEMBAHASAN
Eritrosit berasal dari sel prekursor eritroid yang melalui suatu proses
pertumbuhan miotik dan pematangan. Tingkat oksigenasi jaringan mengatur
pembentukan sel-sel darah merah yang mengangkut oksigen ke jaringan
(eritropoesis efektif). Eritropoietin adalah suatu hormon yang terutama dihasilkan
oleh sel-sel interstisium peritubulus ginjal. Hormon ini merangsang sel-sel
progenitor CFU-E untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan
pematangan. Jalur spesifik yang mengatur fluktuasi oksigen jaringan dengan
perubahan kadar eritropoietin tidak disimpan di ginjal, fungsi ginjal dan kadar
oksigen merupakan faktor utama yang mengontrol pengeluaran eritropoietin.
Dalam keadaan normal, hanya sejumlah kecil (pikomolar) eritropoietin yang
dijumpai di darah perifer. Rentang eritropoietin normal adalah 9 sampai 26
unit/mL.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Praktikan Harus melakukan Percobaan dengan Hati-hati.
DAFTARPUSTAKA