You are on page 1of 30

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang


Zoologi dalam bahasa yunani berarti bahwa zoon hewan dan logos ilmu
jadi zoologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang hewan tidak
bertulang belakang. Sejak zaman Aristoteles pengelompokan hewan di alam ini telah
mengalami beberapa kali perubahan, bahkan pengelompokan ke dalam kategori
takson filum pun berbeda-beda sesuai dengan dasar atau kriteria pengelompokan yang
digunakan oleh masing-masing ahli. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah filum
Porifera,Coelenterata.Mollusca,dan Echinodermata.
Filum porifera atau spons adalah hewan yang didefinisikan sebagai metazoa
sessile (multi-bersel hewan) yang memiliki asupan air dan bukan stop kontak
terhubung dengan kamar berjajar dengan choanocytes, sel-sel dengan cambuk seperti
flagela. Namun, beberapa karnivora spons telah kehilangan sistem aliran air dan
choanocytes.
Filum coelenterata adalah hewan berongga tetapi sebenarnya hewan ini tidak
mempunyai rongga tubuh yang sesungguhnya, yang dimilikinya hanyalah sebuah
rongga sentral yang ada di dalam tubuh yang disebut coelenteron. Dinding tubuhnya
secara esensial hanya tersusun atas dua lapis jaringan, yaitu : lapisan epidermis, dan
lapisan gastrodermis atau endodermis, memiliki bentuk polip dan medusa.
Filum mollusca merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang
setelah filum arthropoda. Filum mollusca berasal dari bahasa latin molluscus : lunak.
Mollusca merupakan hewan troploblastik selomata yang bertubuh lunak dengan
maupun tanpa cangkang, seperti jenis siput,chiton,kerang-kerangan,dan cumi-cumi.
Filum echinodermata dapat diartikan sebagai hewan berkulit duri. Hal ini
dikarenakan kulitnya mempunyai lempeng-lempeng zat kapur atau kitin dengan duri-
duri kecil. Selain itu, hewan echinodermata juga disebut hewan sesil yakni hewan
yang bergerak lamban.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1
1. Bagaimana keragaman Invertebrata di Pulau Cingkuak dan Pulau Simpai?
2. Spesies apa saja yang mendominasi terumbu karang di Pulau Cingkuak dan Pulau
Simpai?
3. Bagaimana keadaan laut pada Pulau Cingkuak dan Pulau Simpai?

1.3.Tujuan dan Manfaat

Tujuan :

Melakukan survey (sampling) organisme invertebrata laut


Mengidentifikasi (morfologi,anatomi,fisiologi,dan ekologi) dan
mengklasifikasi hewan-hewan invertebrata laut (marine), khususnya
filum Porifera,Coelenterata,Mollusca,Echinodermata.
Mengkoleksi dalam bentuk awetan basah dan kering terhadap
specimen organisme invertebrata laut khususnya filum
Porifera,Coelenterata,Mollusca,dan Echinodermata

Manfaat :

Dapat mengetahui dan melihat secara langsung spesies tersebut di


habitat aslinya.

Dapat menemukan berbagai spesies dari beberapa filum invertebrata

Hasil koleksi dalam bentuk awetan basah dan kering dari hewan-hewan
invertebrata laut dapat bermanfaat sebagai media pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORI

2
Pada pratikum lapangan di Pulau Cingkuak ini terdapat beberapa filum yang
akan dibahas antara lain dari filum Porifera, Coelenterata, Mollusca dan
Echinodermata
a. Filum Porifera
Memiliki ciri ciri yaitu hewan sesil dan memiliki tubuh berpori serta koanosit,
bentuknya silidris atau berbentuk pohon,tubuh luar berpori yang berhubungan dengan
suatu ruangan sebelah dalam (spogosoel),tubuh disokong oleh spikula dari kalsium
karbonat,bentuk tubuh terdiri dari askon,sycon,dan rhagon, hidup di air laut. Porifera
dibagi menjadi beberapa kelas antara lain :

Calcarea
Hidup dilaut dalam,spikula dari kapur atau kalsium karbonat,spons kecil biasanya
berkelompok,habitat perairan laut,mempunyai 2 ordo terdiri dari 150 spesies.
Contohnya adalah Leucosolenia sp,Grantia sp,Scypha sp.

- Hexactinellida
Hidup di air yang dalam,spikula dari silika,tubuh seperti tabung atau keranjang.
Contohnya Euplectella sp

- Demospongiae
Hidup di air tawar dan laut,spikula dari silika,reproduksi asekaual dengan fragmentasi.
Contohnya : Calina sp,Thenea muricata,Spongia officinalis,Oscarella sp

b. Filum Coelenterata
Colenterata merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan
diploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm.
Antara ekstoderm dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat
mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel
penyengat / nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat melekat pada
dasar perairan. Coelenterata memiliki dua bentuk, yaitu polip dan medusa. Coelenterata
dibedakan menjadi 3 Kelas, yaitu:

a. Hydrozoa
Hidup soliter berbentuk polip, sedang yang berkoloni berbentuk polip dan medusa.
Contoh : Hydra, Obelia, Physalia.

b. Scyphozoa
Hidup menempel pada dasar perairan, memiliki benuk medusa. Medusa berukuran
besar, banyak terdapat ditepi pantai sebagai ubur ubur. Tentakelnya mengandung
nematosis yang dapat mengeluarkan racun. Contoh : Aurelia aurita (Ubur-ubur).

c. Anthozoa

3
Sering dinamakan binatang bunga atau anemon laut, tubuh berbentuk polip, hidup diair
laut yang jernih. Dapat menghasilkan kerangka yang keras dari kapur. Kerangka inilah
yang merupakan batu / terumbu karang. Ada juga yang kerangka luarnya dari zat
tanduk. Contoh : Anemon, Euplexaura antipathes (Akar bahar).

c. Filum Mollusca
Tubuh lunak, tidak beruas-ruas, simetri bilateral, memiliki lapisan mantel yang
berfungsi memproduksi zat kapur sebagai bahan cangkang, memiliki cangkang atau tidak.
Cangkang terbuat dari zat kapur, terletak diluar tubuh, ada juga yang didalam tubuh.
Molusca terdiri 5 kelas, yaitu :

a. Amphieura
Tubuh pipih, tidak ditemukan bagian kepala , memiliki punggung yang dilindungi
cangkang. Contoh : Chiton, Chaetopleura apiculata, Neomenia carimata

b. Gastropoda
Bergerak menggunakan perut,tubuh memiliki cangkang yang melintir, kepala dibagian
depan, pada bagian kepala terdapat tentakel panjang yang terdapat bintik mata dan
tentakel pendek berfungsi sebagai indera pembau dan peraba. Hidup di darat, air tawar,
air laut. Bersifat hermafrodit, perkawinan silang. Pembuahan terjadi ditubuh
betina. Contoh : Achatina fulica (bekicot), Lymnea (siput sawah), Melania (sumpil).

c. Scaphopoda
Memiliki cangkok berbentuk silinder, kedua ujung terbuka, kaki muncul dari ujung
cangkang yang berfungsi untuk menggali pasir. Hidup dilaut, terpendam dipasir atau
lumpur. Contoh : Dentalium vulgare

d. Bivalvia
Disebut juga Pelecypoda, hewan ini memiliki dua cangkang yang setangkup. Kedua
cangkang diikat oleh jaringan ikat yang berfungsi sebagai engsel. Cangkang tersusun
atas Periostrakum, Prismatik, Nakreas. Contoh : Ostrea ( tiram ), Panope generosa
( kerang raksasa ), Meleagrina ( kerang mutiara ), Corbicula ( remis ), Anodonta
( kijing )

e. Cephalopoda
Cephalopoda menggunakan kepala sebagai alat gerak, memiliki tentakel pada kepala,
terdapat sepasang mata yang tidak berkelopak. Didekat kepala terdapat corong (sifon)
yang dapat menyemprotkan air. Pada bagian perut terdapat kantung tinta.

d. Filum Echinodermata

4
Hewan yang memiliki kulit berduri, kulit keras terbuat dari zat kapur maupun
kitin, tubuh simetri radial, memiliki lima lengan, mulut dibawah dan anus diatas, hidup
dilaut dengan air yang jernih, dan tidak bergelombang. Echinodermata terdiri atas 5
kelas, yaitu :
- Asteroidea
Bentuk seperti bintang, organ organ bercabang kelima lengan, warna hitam, biru
kecoklatan, merah jingga. Banyak dijumpai dipantai. Contoh : Astropecten
irregularis, Crossaster supposus, Culcita sp.
- Ophiuroidea
Lengan panjang menyerupai ular, sering disebut bintang ular laut, tidak memiliki
anus. Warna kehitam hitaman, terdapat disela sela bebatuan. Contoh : Ophiolepsis sp.
(Bintang Ular)
- Crinoidea
Mirip dengan tumbuhan, memiliki 5 lengan yang bercabang cabang, melekat pada
bebatuan. Contoh : Antedon, Ptilocrinus pinnatus (Lilia Laut)
- Echinoidea
Tubuh dipenuhi duri yang terbuat dari zat kapur, ada yang pendek dan ada yang
panjang, bentuk bulat, tidak memiliki lengan. Contoh : Deadema saxatile (Landak
Laut).
- Holothuroidea
Tubuh tidak berduri, kulit halus dan lunak, bentuk tubuh seperti ketimun, warna
coklat, kehitaman dan putih, banyak dijumpai ditepi pantai. Contoh : Holothuria sp
(Teripang Hitam

BAB III

METODE PENGAMATAN

2.1.Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Sabtu-Minggu/12-13 Desember 2015
Tempat/Lokasi: Pantai Pulau Cingkuak, Painan Pesisir Selatan, Sumatera Barat

2.2.Alat dan Bahan


Alat :
1. Sarung Tangan

5
2. Pinset
3. Botol (specimen-yars)
4. Kertas Label
5. Kantong Plastik
6. Disecting set

Bahan :

1. Formalin 4%
2. Alkohol 50-70%

2.3.Prosedur Pengamatan
2.3.1. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif. Penetapan titik sampling dengan purposif random sampling
(pertimbangan dan acak)

2.3.2.Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan di daerah intertidal (pasang surut), masing-
masing kelompok membuat transek (garis imanginer) secara vertical dari garis pantai
menuju kearah laut,selanjutnya dibuat plot (10x10m) secara imaginer dengan posisi
berselang-seling sepanjang transek,setelah sampel diambil dan dikumpulkan ke dalam
kantong plastik yang kemudian dimasukkan formalin untuk diawetkan.

2.3.3.Parameter Pengamatan
Kualitas lingkungan perairan merupakan akulmulasi deskripsi tiga variabel
yaitu fisika, kimia dan bologi. Masing-masing variabel selanjutnya ditentukan oleh
parameter. Sebagai contoh, pendugaan kualitas perairan tersebut berdasarkan variabel
fisika terdiri atas parameter suhu, kecerahan,kekeruhan,dan arus.

2.4.Analisis Data
Hasil praktikum kuliah lapangan di Pulau Cingkuak dan pulau Sinpai
diperoleh dengan teknik hand sortir. Selanjutnya hasil dari praktikum tersebut
disajikan dalam bentuk Tabel. Jumlah spesies yang telah diperoleh di Pulau sebanyak
10 macam spesies, kemudian masing masing spesies tersebut dianalisis secara
deskriptif dan spesies tersebut dibersihkan dijadikan sebagai awetan kering dan
awetan basah sebagai media pembelajaran Sistematika Invertebrata.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Busycon carica

7
(Gambar dari Internet)

(Dokumen pribadi )

Klasifikasi

Kingdom:Animalia

Filum :Mollusca

Kelas :Gastropoda

Ordo :Neogatropoda

Famili :Melonginidae

Genus :Busycon

Spesies :Busycon carica

Morfologi :

Memiliki warna putih kekuningan

8
memiliki kanal siphonal panjang
karnivora
kaki perut berotot
memiliki panjang hingga 30 cm
memiliki tonjolan di permurkaan cangkangnya

Manfaat :

Dapat dimasak, dikonsumsi oleh orang Amerika

Chiton sp

9
(Doc. pribadi) (Gambar dari Internet)

Kingdom:Animalia

Filum :Mollusca

Kelas :Amphineura

Ordo : Poliplacopora

Famili :Chitonidae

Genus :Chiton

Spesies : Chiton sp

Morrfologi :

Bentuk tubuh elips


Tubuh simetri bilateral
bagian dorsal dilindungi delapan lembaran kapur yang pipih dan tersusun seperti
genting
Kaki berotot
diantara kaki dan mantel dipermukaan ventral ada alur yang dangkal disebut alur
pallial.
Bagian kepala mereduksi
tidak punya mata dan tentakel
dalam mulut punya alat untuk memarut disebut radula dengan deretan gigi yang
banyak
Permukaan gelang ditutup oleh kutikula tipis dengan permukaannya yang
kemungkinan bersifat halus, bersisisk atau spikula yang terbuat dari zat kapur.

Anatomi :
Cangkang Chiton sp hanya terdiri dari dua lapisan yaitu
Lapisan terluar disebut tegmentum. Tersusun atas konsiolin dan CaCO .

Lapisan terdalam yang disebut antikulamentum yang bersifat kalkareus.



Fisioogi :

Kaki chiton sp terletak di permukaan ventral tubuh dan berfungsi untuk melekat juga
untuk bergerak. Gerak merayap pada spesies ini sangat lambat karena disebabkan oleh
gerakan bergelombang otot kaki seperti gerakan yang dimiliki oleh Bekicot. Bagian
yang digunakan unutk melekat pada substrat adalah kaki dan gelang. Pada dasarnya
kaki digunakan untuk melekat namun apabila ia diganggu, maka gelang yang
berperan juga untuk melekat.habitatnya di bawah laut. Habitat di bawah batu karang.
Aktifitasnya dengan menggunakan sebagian dilakukan pada malam hari.

System peredaran darah System peredaran darah lakunair (terbuka) terdiri dari
jantung, aorta, dan sebuah sinus. Darah mendapat oksigen dari insang.
Sistem saraf berupa cincin esophagus dan 2 cabang saraf yang disarafi matel dan
daerah kaki. Tidak terdapat ganglion yang jelas, tetapi ada sel-sel ganglion pada
cabang saraf.
Alat respirasi pada Chiton sp adalah insang bipectinate(ktenidia) yang terletak di
dalam lekuk mantel yaitu ruang yang terbentuk, terlihat jumlah insang antara 6-8
pasang yang tersusun dalam suatu garis pada kedua sisi tubuhnya.
Sistem reproduksi, terdiri atas sebuah gonade yang terdapat di anterior rongga
pericardium di bawah keping cangkang bagian pertengahan. Chiton sp bersifat
diocious. Telur atau sebuar atau sperma dilepaskan dari gonade ke dalam air
(lingkungan sekitar) melalui gonofer.
Jantung terletak disporior, terdiri dua atrium dan satu ventrikel.
Ekskresi: nephridia
Jenis kelamin terpisah, telurnya banyak, fertilisasi eksternal.

Ekologi:

Chitons hidup di seluruh dunia, dalam air dingin dan di daerah tropis.Kebanyakan
dari mereka mendiami zona intertidal atau subtidal dan tidak melampauizona yg berhubung
dgn cahaya.Mereka tinggal pada permukaan keras, seperti pada ataudi bawah
batu, atau di celah-celah batu. Beberapa spesies hidup cukup tinggi di zonapasang
surut dan terkena udara dan cahaya untuk waktu
yang lama. Lainnya hidupsubtidally. beberapa spesies hidup
di air dalam, sedalam 6.000 m (sekitar 20.000ft).

Habitat ;

Chitons secara eksklusif dan sepenuhnya hidup di laut. Hal


ini berbeda dengankerang yang mampu beradaptasi dengan air payau dan air
tawar, dan gastropoda yangmampu membuat transisi yang berhasil untuk lingkungan air
tawar dan darat

Manfaat chiton sp :

Euspongia molisima
Kingdom:Animalia

Filum :Porifera

Kelas :Demospongia

Ordo :Keratosa

Famili :Euspongidae

Genus :Euspongia

Spesies :Euspongia molisima

Morfologi :

Hewan Multiseluler
Tubuh Euspongia sp terbuat dari spongin saja atau campuran spongin dan zat kersik
Bentuk tubuh dan warnanya bergam misalnya mirip tumbuhan, bulat pipih, dan ada
yang mirip vas bunga. Sedangkan warna tubuh ada yang jingga, biru, hitam, ungu,
kuning, dan merah.
Euspongia mollisima adalah spesie dari phylum porifera yang bertulang lunak dan
tidak memiliki spikula.

Habitat :

Kebanyakan spesies ini hidup di laut pada kedalaman tertentu yang masih dapat
ditembus cahaya

Ophiothrix fragilis
Klasifikasi
Kingdom:Animalia
Filum :Echinodermata
Kelas :Ophiuroidea
Ordo :Ophiurida
Famili :Ophiothricidae
Genus :Ophiothrix
Spesies :Ophiothrix fragilis

Morfologi :

dapat bergerak cepat


Tubuh terdiri dari Kaki ambulakral, madreporit, dan mulut di bagian oral.
Berbentuk bintang, dengan lima lengan yang panjang dan langsing dan terkadang
bercabang.
Kaki tabung tidak memiliki ampula dan alat penghisap.
Memiliki mulut tetapi tidak memiliki anus, sehingga sisa pencernaan nya
dikeluarkan lagi melalui mulut.
Lengan nya rapuh dan mudah putus.
Alat reproduksi bersifat gonokoris .
Pembuahan terjadi eksternal yang menghasilkan larva berbentuk simetris bilateral
Lekukan ambulakralnya tertutup dan kaki tabung tidak memiliki sucker.

Anatomi :

Bagian tengah dari ophiuroidea adalah cakram pusat (lempeng pusat) yang berbentuk
pipih yang tampak seperti segi lima atau bulat (discus sentralis), dengan permukaan
aboral atau bagian dorsal (menghadap keatas) yang halus atau memiliki duri yang
tumpul.
Pada ophiuroidea terdapat mulut dan lima rahang yang dibelakangnya terdapat
kerongkongan pendek dan perut, pencernaannya terjadi di perut serta tidak memiliki
usus dan anus sehingga makanan yang tidak tercerna serta kotoran dikeluarkan
melalui mulutnya. Hewan-hewan pada kelas ini memiliki jenis makanan yang
beragam yang terdapat di laut seperti kerang, udang, serpihan organisme lain, bangkai
hewan yang mati dan sebagainya. Pertukaran udara dan ekskresi terjadi pada kantong
yang disebut bursae yang biasanya terdiri dari beberapa kantong. Sistem saraf terdiri
dari cincin saraf utama yang terletak pada cakram pusat.
Fisiologi :

Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria dan cakram pusatnya berbatasan langsung


dengan lengan-lengannya. Terdapat juga kaki ambulakral yang termodifikasi menjadi
tentekel yang dilengkapi dengan ampula (alat isap) serta alat-alat sensoris,
ophiuroidea tidak memiliki mata tapi memiliki kemampuan untuk merasakan cahaya
melalui reseptor pada epidermis. Alat-alat ini berguna untuk berburu dan memasukan
mangsa ke dalam mulut. Hewan-hewan di kelas ini juga mempunyai kemampuan
regenerasi yang tinggi.
Ophiuroidea memiliki lengan-lengan yang berjumlah 5 yang berukuran sama besar
dan bisa digerak-gerakan sehingga menyerupai ular, dengan lengan-lengan inilah
hewan ini bergerak dan tidak tergantung pada kaki ambulakral seperti pada hewan-
hewan kelas asteroidea.
Sistem reproduksi pada ophiuroidea yaitu bersifat terpisah antara jantan dan betina
dengan metode fertilisasi (pembuahan) eksternal atau terjadi diuar tubuh. Hewan ini
melepaskan sel kelamin ke air dan hasil pembuahan akan tumbuh menjadi larva
makroskopik yang bersilia yang disebut plateus yang kemudian akan mengalami
metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang lalu berkembang menjadi bintang ular
Ekologi :

Ophiuroidea secara fisik merupakan echinodermata terbesar yang hidup di laut dan
diperkirakan terdapat kurang lebih 1.500 spesies yang hidup di laut dan dapat
ditemukan di laut dangkal sampai kedalaman lebih dari 500 meter, biasanya hewan-
hewan ini bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di
dalam lumpur/pasir. Selain itu sangat aktif di malam hari. Seperti kebanyakan filum
echinodermata lainnya ophiuroidea memiliki rangka dari kalsium karbonat.

Calliostoma zyzyphinus
Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Filum :Mollusca
Kelas :Gastropoda
Ordo :Vetigastropoda
Super famili :Trochoidea
Famili :Calliostomatidae
Genus :Calliostoma
Spesies :Calliostoma zyzyphinus

Karakteristik :

bernapas dengan insang,


berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya
biasanya cangkang berwarna putih buram bergaris-garis cokelat
cangkang berbentuk kerucut

Favia spesiosa
Klasifikasi
Kingdom:Animalia
Filum :Cnidaria
Kelas :Anthozoa
Ordo :Scleractinia
Famili :Favidae
Genus :Favia
Spesies :Favia spesiosa
Morfologi :

Struktur tubuhnya polip yaitu hidup menetap


bentuk silindris satu ujung disebut oral yaitu bagian mulut dikelilingi tentakel dan
aboral yaitu bagian yang menempel pada substrat
selalu dalam bentuk polip soliter atau koloni tidak ada stadium medusa
mulut berhubungan langsung dengan faring,gastrovaskuler terbagi oleh sekat
longitudinal (septa)
warna dari Favia speciosa adalah abu-abu pucat serta hijau atau coklat
disebut juga Karang otak
bisa ditemukan di perairan dengan kedalaman 0-6 meter
temasuk Coral masive, merupakan bentuk bercabang dengan arah mendatar dan
rata seperti meja.
Karang ini ditopang dengan batang yang berpusat atau bertumpu pada satu sisi
membentuk sudut atau datar
Anatomi:

yaitu bagian mulut dikelilingi tentakel dan aboral yaitu bagian yang menempel pada
substrat, selalu dalam bentuk polip soliter atau koloni tidak ada stadium medusa mulut
berhubungan langsung dengan faring,gastrovaskuler terbagi oleh sekat longitudinal
(septa) hewan tingkat tinggi lainnya,untuk menentukan jenis kelamin secara langsung
harus mengamati gonad matang didalam coklenteron,testis karang biasanya berwarna
putih sedangkan ovarium tampak berwarna lebih mencolok merah,merah
muda,orange,coklat,atau biru
Fiologi :

Sistem reproduksi :
Jenis kelamin hewan karang tidak mudah dilihat dari luar sebagaimana pada hewan
tingkat tinggi lainnya. Untuk menentukan jenis kelamin secara langsung harus
mengamati gonad matang di dalam coelenteron. Jenis kelamin dapat mudah dilihat
lebih jelas sewaktu karang broodermengandung embrionya dalam coelenteron. Testis
karang biasanya berwarna putih, sedangkan ovarium tampak berwarna lebih
menyolok merah, merah muda, orange, coklat atau biru (Harrison dan Wallace, 1990
dalam Munasik, 2002).
Kelihatannya bunga particular jelas untuk kedua spesies, dan penting karena
menggambarkan bentuk reproduksinya. Pucuk memproduksi banyak fragmen di
semua stasiun yang dangkal, tetapi hanya 1 yang nampak di dasar fragmen. Sistem
reproduksi pada Favia speciosa adalah seksual
Ekologi :
Di perairan dangkal dan di perairan hangat,banyak dijumpai dikedalaman 3-20 m
Manfaat :
Manfaat ekonomis :
Lebih dari 1 Milyar orang hidup di dalam radius 60 Km dari terumbu karang di daerah tropis,
dan separuhnya tergantung kepada terumbu karang sebagai sumber pangan dan pendapatan.
Masyarakat disekitar terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-
pusat penyelaman, snorkeling, memancing, restoran, penginapan sehingga pendapatan
mereka bertambah (Arif Lukman, 2013) Manfaat terumbu karang bagi masyarakat bisa di
gunakan sebgai tempat wisata bagi daerah tertentu (Syariah, 2013)
Habitat :
Habitat :
1. Lapang : dari hasil praktikum lapang yang dilakukan di pulau cingkuak , karang otak
ditemukan di perairan dangkal
2. Literatur :
Koloni karang ini tergolong masive. Terdapat ditempat yang dangkal dan coral sirkuler .
lebih lebar tempatnya di perairan lebih dalam. (Coral, 2013).
Favia speciosa terdapat di perairan dangkal. Merupakan jenis karang yang tahan terhadap
sedimentasi. Genus porites selain tahan terhadap sedimentasi juga merupakan jenis karang
yang mendominasi (Zipcodezoo,2013).

Informasi tambahan :
Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut karena menjadi sumber
kehidupan bagi beraneka ragam biota laut (Dahuri, 1999 dalam Aulia et all , 2012)
Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih, dan merupakan perairan paling
produktif di perairan laut tropis, serta memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi

Fungia fungites
Klasifikasi
Kingdom:Animalia
Filum :Cnidaria
Kelas :Anthozoa
Ordo :Scleractinia
Famili :Fungidae
Genus :Fungia
Spesies :Fungia fungites

Morfologi:

karang yang berbentuk seperti jamur


bentuknya seperti mangkuk.
Tubuh radial simetris dengan warna putih keruh.
Bagian oral agak melebar seperti corong yang dihiasi dengan rangkaian tentakel-
tentakel yang membentuk seperti daun bunga, panjang tubuh sekitar 7 10 cm, tetapi
ada juga yang berukuran raksasa hingga 1 meter.
Tubuh terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu bagian cakram pedal atau bagian kaki,
bagian kolumna atau skapus atau bagian batang tubuh dan bagian cakram oral atau
kapikulum
Fungia sp biasanya berkoloni dan berkembang ke samping.

Anatomi :

TubuhFungia sp terdapat skeleton yang dibuat oleh epidermis (ektoderm) dari CaCO3
terdiri dari sistem reproduksi dimana Spermatozoa pada jantan dipancarkan masuk
kedalam air lalu berenang renang mencari tubuh betina. Reproduksi secara aseksual
dilakukan dengan cara bertunas. Dalam hal pernapasan baik pemasukan O2 maupun
keluar Co2 berlangsumg secara difusi osmosis secara langsung melalui semua
permukaan tubunya. Dalam proses pencernaan yaitu dilakukan secara ekstraseluler
dan intraseluler. Fungiasp tidak memilki alat eksresi khusus.

Fisiologi :

Antara bagian cakram pedal dengan bagian skapus dihubungkan oleh bagian yang
disebut limbus. Sedang antara skapus dengan bagian cakram oral dihubungkan oleh
bagian yang disebut collar.
Fungia sp memiliki gastrovaseculer yang dimulai dengan mulut, mulut dihubungkan
dengan colenteron oleh suatu saluran yang berbentuk seperti tabung yang disebut
stomodeum.
Saluran stomodeum itu disepanjang sisanya dilengkapi alur cincin yang bersilia
disebut siphonoglyph.
Dinding rongga anteron mengadakan pelipatan secara konsentris yang biasa disebut
septa.
Rongga coelenteron dibagi menjadi bersekat-sekat oleh enam buah septa atau
mesentris sehingga terbentuklah enam ruang.
Epitelium yang melapisi stomodeum berasal dari ektoderm. Infundibulum serta
saluran-saluran lain dilapisi oleh gastrodermis.
Batas antara ektoderm dan endoderm ialah pada batas stomodeum dan infundibulum.
Letak mulut pada Fungia sp tidak langsung berhubungan kerongkongan sebelah
dalam. Gonadnya berasal dari lapisan gastrodermal.

Ekologi
Habitat:
di air laut hangat dan jernih
Manfaat :

sebagai tempat hidupnya ikan-ikan yang banyak dibutuhkan manusia untuk pangan, seperti
ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning, dan lain-lain. Sebagai benteng pelindung
pantai dari kerusakan yang disebabkan oleh gelombang atau ombak laut, sehingga manusia
dapat hidup di daerah dekat pantai, sebagai tempat untuk wisata.

Acropora rosaria
Kingdom:Animalia

Filum :Cnidaria

Kelas :Anthozoa

Ordo :Scleractinia

Famili :Acroporidae

Genus :Acropora

Spesies :Acropora rosaria

Morfologi :

Acropora sp merupakan koloni individu yang dikenal sebagai polip, yang sekitar 2
mm dan berbagi jaringan dan bersih saraf . Polip dapat menarik kembali ke karang
dalam menanggapi gerakan atau gangguan oleh predator mungkin, tapi ketika mereka
tidak terganggu sedikit menonjol. Polip biasanya memperpanjang lebih lanjut di
malam hari saat mereka menangkap zooplankton dari air.
koloni yang sangat umum dijumpai dalam bentuk bercabang, meja dan bersemak-
semak. Bentuk mengerak (encrusting) dan submasif jarang ditemukan. Memiliki dua
tipe korait yaitu : axial koralit dan radial koralit. Tidak memiliki kolumela. Dinding
koralit terpisah dengan konestum (koralit memilki dinding masing-masing
Kebanyakan berwarna putih, coklat atau hijau tetapi beberapa berwarna cerah
Warna koloni kecoklatan dengan ujung cenderung memutih
Acropora mempunyai bentuk percabangan aborsen dengan percabangan rampai
sampai gemuk.

Anatomi :

Tubuh terdiri atas dua lapisan, ektoderm dan endoderm (gastrodermis), diantara
keduanya dibatasi oleh lapisan mesoglea (Timotius, 2003). Lapisan ektoderm
mengandung nematokista (nematocyst) dan sel mukus, sedangkan lapisan
endodermisnya mengandung simbion zooxanthellae (Suharsono, 1996).
pertumbuhan karang merupakan panjang linear, berat, volume, atau luas kerangka
atau bangunan kapur(kalsium) spesies karang dalam kurun waktu tertentu.

Fisiologi :

Sistem saraf, otot, dan reproduksi masih sederhana namun telah berkembang dan
berfungsi dengan baik
Tenggorokan pendek, rongga tubuh (coelenteron) merupakan saluran pencernaan.
Mulut terletak di bagian atas, dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi untuk
menangkap mangsa dari perairan (Suharsono 1996; Timotius 2003) dan sebagai alat
pertahanan diri (Timotius, 2003).

Reproduksi Acropora spp. dilakukan dengan dua jenis, yakni reproduksi aseksual atau
tanpa kawin dan reproduksi seksual. Dalam membahas reproduksi aseksual, perlu
dipisahkan antara pertumbuhan koloni dengan pembentukan koloni baru. Pertunasan
terdiri dari Intratentakular yaitu satu polip membelah menjadi 2 polip; jadi polip baru
tumbuh dari polip lama sedangkan Ekstratentakular yaitu polip baru tumbuh di antara
polip-polip lain, Jika polip dan jaringan baru tetap melekat pada koloni induk, ini
disebut pertambahan ukuran koloni.

Jika polip atau tunas lepas dari koloni induk dan membentuk koloni baru, ini baru disebut
reproduksi aseksual. Sedangkan untuk reproduksi seksual dilakukan dengan mekanisme
reproduksi seksual yang beragam yang didasari oleh penghasil gamet dan fertilisasi, yakni
berdasarkan individu penghasil gamet, karang dapat dikategorikan bersifat Gonokoris,
dimana dalam satu jenis (spesies), telur dan sperma dihasilkan oleh individu yang berbeda.
Jadi ada karang jantan dan karang betina. Contoh: dijumpai pada genus Porites dan Galaxea.
Sedangkan Hermafrodit bila telur dan sperma dihasilkan dalam satu polip yang sama.

Habitat :

di temukan dilingkungan terumbu dangkal dengan cahaya terang dan sedang hingga gerakan
air yang tinggi

Ekologi :

Penyebaran acropora diberbagai daerah tergantung dari kondisi lingkungan yang


mempengaruhinya. Oleh sebab itulah, pada setiap daerah masing-masing memiliki
bentuk dan tutupan pertumbuhan acropora yang berbeda. Selain kondisi lingkungan,
hal penting yang mempengaruhi penyebaran acropora diperairan adalah pada saat
spawning. Waktu spawning karang menjadi penting karena berkaitan erat dengan
kelangsungan kehidupan suatu jenis karang. Kesesuaian waktu spawning dengan
kondisi arus samudra saat itu akan menentukan penyebaran larva karang dan
distribusi karang. Penentuan waktu spawning suatu jenis karang sangat dipengaruhi
oleh proses perkembangan gonad karang pada setiap jenis karang. Perkembangan
gonad karang di beberapa wilayah subtropis berlangsung pada kondisi perairan yang
hangat, dari musim semi hingga musim panas (Richmond dan Hunter, 1990 :
Munasik, dkk., 2005), sehingga diperkirakan spawning karang di wilayah tropis
berlangsung sepanjang tahun. Namun hasil pengamatan di beberapa wilayah
menunjukkan bahwa spawning time bervariasi antar wilayah yang berbeda letak
lintangnya. Bahkan saat pemijahan karang berbentuk koloni memiliki perbedaan
waktu baik antar-populasi, antar-koloni maupun antar bagian/cabang dalam satu
koloni.
Perbedaan waktu spawning dapat terjadi antar jenis dan lokasi. Sebagaimana hasil
studi Edinger et al. (1996) dalam Munasik, dkk. (2005) bahwa yang melaporkan
kejadian spawning karang massal di Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah pada
Oktober-Nopember 1995 yang terjadi setelah bulan purnama. Diantara jenis-jenis dari
genus Acropora yang memijah adalah Acropora spp, Acropora humilis, A.
hyacinthus, A. verweydan A. echinata. Kejadian ini menegaskan bahwa informasi
waktu spawning karang Acropora bersifat tahunan dan berbeda waktunya antara
wilayah satu dengan lainnya.

Manfaat :

komponen utama pembentukan ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang


merupakan tempat hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Karang dipantai juga
sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencegah pengikisan pantai.
Acropora merupakan organisme ekonomis yang bernilai jual tinggi. Secara umum
Terumbu karang merupakan gudang persediaan makanan dan obat-obatan bagi
manusia di masa kini maupun di masa mendatang. Selain itu, keindahannya juga
menjadi sumber devisa pariwisata bagi negara. Saat ini wisata bahari Indonesia tengah
berkembang pesat dan terumbu karang merupakan salah aset utamanya. Dari segi
ekonomi ekosistem terumbu karang memiliki nilai estetika dan tingkat
keanekaragaman biota yang tinggi yang dapat dimanfaatkan bahan obat obatan
ataupun sebagai objek wisata bahari.
Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting karena
menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam ekosistem
terumbu karang ini pada umumnya hidup lebih dari 300 jenis karang, yang terdiri dari
sekitar 200 jenis ikan dan berpuluhpuluh jenis moluska, crustacean, sponge, alga,
lamun dan biota lainnya (Dahuri, 2004). Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan
tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih
dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati
yang sangat tinggi, itulah sebabnya mengapa karang dalam hal ini acropora menjadi
organisme bernilai ekonomis.
Turbo gruneri

KLASIFIKASI
Kingdom :Animalia
Filum :Mollusca
Kelas :Gastropoda
Ordo :Vestigastropoda
Super famili:Trochoidea
Famili :Turbinidae
Genus :Turbo
Spesies :Turbo gruneri

Karakteristik :

Memiliki ukuran tubuh 20-200 mm


Di permukaan cangkangnya terdapat tombol-tombol atau duri
Memiliki dasar tubuh cembung,
dengan atau tanpa umbiliku
memiliki aperture bulat dan padat, berbentuk kubah berkapur operkulum
Memiliki warna putih buram
Cypraea broderipii

Kingdom :Animalia

Filum :Mollusca

Kelas :Gastropoda

Ordo :Littorynmorpha

Super famili :Cypraeoidea

Famili :Cypraeidae

Genus :Cypraea

Spesies :Cypraea broderipii

Morfologi :

Bentuk cangkang bulat telur dengan permukaan yang licin dan mengkilap
Bibir luar (aperture) berwarna putih bergerigi
Gastropoda yang aktif nocturnal

Anatomi :

Cangkang sebagian besar terbuat dari kalsium karbonat dan sisanya terdiri dari fosfat,
bahan organik , conchiolin dan air
Ekologi :

Cyprae merupakan salah satu siput laut yang besar. Spesies ini ditemukan didalam laut.
Termasuk ke dalam komunitas bentos. Genus cyprae memiliki jumlah kurang lebih 202
spesies dan kebanyakan terdapat di perairan tropis yang kedalamannya krang dari 30 meter.

Habitat :

Terdapat di laut, di daerah pasang surut diantara batu karang yang ditumbuhi alga
Manfaat :
Cangkangnya dijadikan souvenir yang menarik dan dijadikan alat tukar berharga pada zaman
dulu
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Hewan yang banyak ditemukan adalah hewan yang merupakan spesies dari filum
Mollusca dan Coelenterata,namun yang paling mendominasi adalah spesies dari filum
Coelenterata.
Adapun jumlah spesies dari Porifera adalah 1, spesies dari Coelenterata adalah 3,
spesies dari Mollusca adalah 5, dan spesies dari Echinodermata adalah 1.
Komunitas hewan invertebrata di pulau ini masih terjaga dan kemurnian alamnya
masih terjaga. Hal ini ditandai dengan banyaknya hewan-hewan yang berserakan
disepanjang pinggiran pantai.

4.2 SARAN
Sebaiknya dilakukan penyelaman ke laut dalam untuk melihat keanekaragaman spesies yang
ada di laut, karena apabila diadakan di tepi pantai saja, tidak semua jenis invertebrata yang
hidup dilaut dapat ditemukan
DAFTAR PUSTAKA

Febrita, Elya. 2010. Sistematika Invertebrata. FKIP UR : Pekanbaru

Idrus,sukarmin.2012.Karang Batu Acropora.(Online),http://sukarmin-


idrus.blogspot.com/2012/03/transplantasi-karang-batu-acropora.html diakses 4 Juni
2014

Tika.2013.JenisSpesies Invertebrata.
(Online),http://kvp2131tika.wordpress.com/species/menurut-jenis/ diakses 4 Juni 2014

Anonim.2010.Spesies Molusca yang Mempunyai Nilai.(Online),


http://seaforyourlife.blogspot.com/2010/11/5-spesies-mollusca-yang-mempunyai-
nilai.html diakses 4 Juni 2014

Anonim.2014.Laporan Porifera dan Coelenterata.(Online),


http://.blogspot.com/2014/04/porifera-dan-coelenterata-laporan.html diakses 9 Juni
2014

Anonim.2011.BodeversityLaut.(Online),
http://bie.ala.org.au/species/urn:lsid:biodiversity.org.au:afd.taxon:ba83f47d-8bbe443b-
899d-5fda484cff61 Diakses 4 Juni 2014

Anonim.2011.Seawater Fauna Arthropoda.


(Online),http://www.seawater.no/fauna/arthropoda/bernhardus.html diakses 4 Juni 2014

Anonim.2012.Mollusca.(Online),
http://www.wallawalla.edu/academics/departments/biology/rosario/inverts/Mollusca/Bi
valvia/Veneroida/Veneridae/Protothaca_staminea.html diakses 4 Juni 2014

Anonim.2011.Acrosterigma Cygnorum.http://marine-species.web-
definition.com/definitions/?scientificname=acrosterigma_cygnorum diakses 13 Juni
2014

Atiko,ummi.2013.Behavior.(Online),http://ummiatiko.blogspot.com/2013/05/v-
behaviorurldefaultvmlo.html diakses 13 Juni 2014

LAMPIRAN FOTO
Euspongia sp Chiton sp

Busycon carica Calliostoma


zyzyphinus

Fungia fungites Cypraea broderipii

Acropora rosaria

You might also like