Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu kebutuhan yang layak dimiliki oleh setiap
1
biaya yang relatif murah dan jarak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia maupun
yang bukan berasal dari manusia dalam penentuan jenis dan penyebab
hidup sehat, maka peran tenaga analis kesehatan menjadi sangat penting.
2
penyesuaian antara teori dengan praktek untuk mendukung perluasan
mampu :
laboratorium.
pemeriksaan sampel.
analisa laboratorium.
3
pelaksanaan pemeriksaan laboratorium di lapangan dan sekaligus
yang dimiliki.
BAB II
KEADAAN UMUM
4
A. Gambaran Umum Lokasi Praktek
2.1 Sejarah Berdirinya
PHC (Public Health Center). Pada tahun 1975 Public Health Center berubah
Tamangapa, Pustu Antang, Pustu Karuwusi dan Pustu Tamamaung. Pada tahun
Tamamaung telah menjadi Puskesmas. Dan pada tahun 1991 telah dibuka
pergantiaan kepala puskesmas dan sekarang ini dijabat oleh dr. Yulianty
meliputi dua kecamatan dan empat kelurahan dengan luas kerja 1017,01 km.
5
kelurahan borong, sedangkan kecamatan panakkukang meliputi kelurahan
karapuang.
b. Luas Wilayah
Puskesmas Batua mempunyai wilayah kerja yang meliputi 4 kelurahan
tersebut adalah :
Kelurahan Tello Baru seluas 227 Ha.
Kelurahan Paropo seluas 194 Ha.
Kelurahan Batua seluas 12.039 Ha.
Kelurahan Borong seluas 132 Ha.
c.Keadaan Demografis
6
1. Tello Baru 8.780 227 38
2. Paropo 12.673 194 65
3. Batua 16.806 12.039 55
4. Borong 12.853 132 97
Total 51.112 12.592 225
Sumber: Puskesmas Batua
Tello Baru dengan jumlah penduduk sebesar 8.780 jiwa dengan kepadatan 38
tinggi dari jumlah penduduk laki-laki yaitu sebesar 23.580 (46,13 %) dan laki-
7
B. Sarana dan Prasarana
Puskesmas Batua memiliki beberapa ruang yang terdiri dari:
1. Gedung Rawat Jalan
a. Loket Kartu
b. Ruang Tunggu
c. Ruang Poli Umum
d. Ruang Poli Gigi
e. Ruang KIA/KB
f. Ruang Laboratorium
g. Ruang Konseling
h. Ruang Obat
i. Water closet (Wc) Pasien
2. Gedung Rawat Inap
a. Ruang Pemulihan (Recovery Room)
b. Ruang Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
c. Ruang Persalinan
d. Ruang Nifas
e. Ruang Imunisasi
f. Ruang Rekam Medis
g. Ruang Obat
h. Ruang Petugas
i. Ruang Rawat Inap Umum
j. Dapur
k. Gudang Obat
l. Mushollah
m. Water closet (Wc)
3. Gedung Kantor
a. Ruang Tata Usaha
b. Ruang Kepala Puskesmas
c. Ruang Keuangan
d. Ruang Pengaduan (Homecare)
e. Ruang Petugas Laporan
f. Ruang Petugas Lapangan
g. Water closet (Wc)
4. Gudang Farmasi
5. Kantin
6. Ruang TB dan Kusta
7. Rumah Dinas
8. Pustu
9. Posyandu
10. Kendaraan Roda Dua
11. Ambulance
12. Listrik
13. Air (PDAM + Sumur)
14. Tempat Parkir
8
Puskesmas Batua hanya terdiri dari satu Laboratorium. Laboratorium
PKM Batua terdiri dari 3 orang tenaga laboratorium yang bekerja dari jam
08.00-13.00 untuk shift pagi dan jam 15.00-20.00 untuk shift sore. Fasilitas
1. Mikroskop
2. Sentrifus
3. Urianalyzer
4. Sterilisator
5. Lemari
6. Alat alat gelas
7. Dan lain-lain
BAB III
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Poli Umum
KIA/KB PASIEN
PM/PTN
Rawat Inap Umum SURAT RUJUKAN
(RIU) / Tindakan INTERNAL
Rawat Inap LABORAN
Bersalin/ RB
Poli Gigi PEMERIKSAAN DAN
Klinik Lansia PENGAMBILAN SAMPLING
HASIL
TINDAKAN RAWAT INAP UMUM POLI UMUM / KIA / KB / PM /
RB RAWAT INAP BERSALIN DOKTER GIGI PTM
KLINIK LANSIA
DIAGNOSA
SESUAI HASIL
MASALAH Tidak
PELAYANAN
9
Ya
RUJUK
3.2 Waktu Dan Lokasi Praktek
a. Waktu praktek
Pengkayaan I di Puskesmas Batua dimulai pada tanggal 05 Januari 2017
tepatnya di di Jl. Abdullah Dg. Sirua Kelurahan Batua Kecamatan Manggala yang
A. Pengambilan Sampel
Prosedur tetap penanganan sampel adalah prosedur yang dibuat oleh
Batua.
a. Identitas Sampel
Pemberian Identitas :
1. Pemberian identitas dilaksanakan oleh tenaga laboratorium yang bertugas.
2. Identitas yang lengkap ditulis pada buku registrasi pemeriksaan sesuai
jenis kelamin pasien. Bila tidak menggunakan kertas label, maka bisa
spesimen/sampel.
10
4. Sampel yang sudah lengkap identitasnya selanjutnya diperiksa sesuai
diminta.
11
Darah vena dapat diperoleh pada permukaan kulit, pada orang
dewasa diambil pada vena mediana cubiti, vena chepalica, dan vena
b. Tujuan
diminta.
reaksi.
2. Bahan: bahan yang digunakan yaitu kapas alkohol, dan sampel
berupa darah.
d. Prosedur kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipilih bagian vena yang akan dilakukan penusukan. Pilih vena
keatas.
7. Dilepaskan tourniquet setelah darah mengalir dan anjurkan pasien
alkohol.
12
10. Dilepaskan jarum pada spoit dan alirkan darah dari semprit ke
untuk orang dewasa dan pada anak kecil dan bayi dapat juga pada tumit
diminta.
3) Alat dan bahan
a) Alat: Alat yang digunakan yaitu lanset steril, autoklik, dan kapas
alkohol.
b) Bahan: Bahan yang digunakan yaitu sampel berupa darah kapiler
4) Prosedur kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dimasukkan lanset kedalam autoklik kemudian atur nomor sesuai
biarkan kering.
4. Dipeganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan
pemeriksaan.
7. Dibuang lanset ketempat sampah medis.
3) Pengambilan Spesimen Urin
13
Hasil pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan informasi
Jenis sampel urin yang dipakai di Puskesmas Batua yaitu urin sewaktu.
Urin sewaktu merupakan urin yang dikeluarkan oleh pasien pada waktu yang
tidak ditentukan khusus. Urin sewaktu baik untuk pemeriksaan urine rutin.
Prosedur Kerja:
dimana aliran pertama urin dibuang dan aliran urin selanjutnya ditampung
14
Pagi Sewaktu (SPS) yang dilakukan pada tempat khusus yang telah ditentukan
(tempat terbuka, teras, dan tempat khusus dengan sirkulasi udara yang baik).
Sewaktu (S): Dahak yang dikumpulkan pada siang hari pertama kali. Pada
air liur.
2. Pasien berdiri lurus atau duduk tegak.
3. Pasien diminta untuk menarik nafas dalam 2 3 kali kemudian keluarkan
bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang kali sampai sputum
keluar.
4. Sputum yang keluar ditampung dalam wadah dengan cara meletakkan
B. Pemeriksaan Hematologi
15
c. Prinsip kerja: Haemoglobin dengan penambahan Hcl 0,1 N akan
Alat
a) Tabung haemometer
b) Pipet tetes
c) Autoklik dan lanset
d) Batang pengaduk
e) Pipet Hb
f) Haemometer sahli
Bahan
a) Darah kapiler
b) Kapas alkohol 70 %
c) Hcl 0,1 N
d) Aquades
e. Cara kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dimasukkan 3-5 tetes Hcl 0,1 N ke dalam tabung.
3. Didesinfeksi ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70 % dan
batas 2.
5. Dihapus darah yang melekat pada ujung pipet.
6. Dialirkan darah kepada dasar tabung dan jangan sampai terjadi
gelembung udara.
7. Diangkat pipet lalu menghisap Hcl untuk membersihkan darah
Hcl bersenyawa.
9. Ditambahkan aquades tetes demi tetes sampai warna cairan sama
16
Tabel 3. Interprestasi Hasil Nilai Rujukan:
No
Jenis Kelamin Gram/dL
.
1 Perempuan 12 14
2 Laki laki 14 - 16
2) Pemeriksaan Leukosit
Metode Tabung
a. Tujuan: Untuk mengetahui jumlah sel leukosit.
b. Landasan Teori: Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti,
dapat diperhitungkan.
d. Alat dan Bahan
Alat:
a) Mikropipet
b) Mikroskop
c) Kamar hitung
d) Deck glass
e) Pipet Hb
f) Tabung reaksi
g) Tourniquet
h) Spoit
Bahan:
a) Kapas alkohol 70 %
b) Darah vena
c) Larutan turk
e. Cara Kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipipet 0,38 ml larutan turk ke dalam tabung reaksi dengan
menggunakan mikropipet.
17
3. Diisap darah sampai tanda 20 l dengan menggunakan pipet Hb.
4. Dimasukkan darah ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan turk,
1 1
Volume kamar hitung = p x l x t = 1 1 10 = 10 mm3
1
Jumlah kotak yang dihitung = 4 W x 10 = 2,5.
Metode Pipet
a. Tujuan: Untuk mengetahui jumlah sel leukosit.
b. Landasan teori: Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh
18
dalam kamar hitung dalam volume tertentu, dengan menggunakan
gelembung/hawa.
5. Diangkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan jari tangan
horizontal.
jangan sampai ada cairan yang terbuang dari dalam pipet waktu
mengocok.
3. Dibuanglah cairan yang berada di batang pipet (2-3 tetes) dan
19
permukaan kamar hitung dengan cara menyinggung kaca penutup.
kapilaritasnya.
turun ke bawah dan mulai dari kiri ke kanan. Cara ini dilakukan
garis kanan atau bawah tidak dihitung atau sebaliknya tetapi harus
Perhitungan:
1
Volume kamar hitung = p x l x t = x x /10 = 1/160 mm3 .
20
= 100/2 x N sel.
3. Pemeriksaan Trombosit
Metode Tabung
a. Tujuan: Untuk mengetahui jumlah trombosit.
b. Landasan teori: Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah
Alat:
a) Mikropipet
b) Mikroskop
c) Kamar hitung
d) Deck glass
e) Pipet Hb
f) Tabung reaksi
g) Tourniquet
h) Spoit
Bahan:
a) Ammonium oksalat 1 %
b) Kapas alcohol 70 %
c) Darah vena
d) Tisu
e. Cara Kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipipet 4 ml larutan Ammonium oksalat 1 % ke dalam tabung
21
4. Dimasukkan darah ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan
1 1 1 1
Volume kamar hitung =pxlxt= 5 5 10 = 250
mm3
1
Jumlah kotak yang dihitung = 5 W x 250 = 50
Metode Pipet
a. Tujuan: Untuk mengetahui jumlah sel trombosit.
b. Landasan teori: Trombosit sukar dihitung dan dibedakan dari
pembesaran 10X.
d. Alat dan bahan
Alat:
22
Mikroskop
Haemocytometer
Spoit
Tourniquet
Bahan:
a) Amonium oksalat 1 %
b) Kapas alkohol 70 %
c) Darah Vena
d) Tisu
e. Cara kerja
Mengisi pipet thoma:
1. Dihisap darah sampai tanda tepat 0,5 menggunakan pipet thoma.
2. Dihapus kelebihan darah pada ujung luar pipet dengan tisu.
3. Dimasukkan ujung pipet ke dalam larutan Ammonium oksalat 1 %
gelembung/hawa.
5. Diangkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan jari tangan
horizontal.
menit, jangan sampai ada cairan yang terbuang dari dalam pipet
waktu mengocok.
3. Dibuanglah cairan yang berada di batang pipet (2-3 tetes)
daya kapilaritasnya .
23
Menghitung jumlah sel:
turun ke bawah dan mulai dari kiri ke kanan. Cara ini dilakukan
garis kanan atau bawah tidak dihitung atau sebaliknya tetapi harus
Perhitungan:
1 1 1 1
Volume kamar hitung = p x l x t = 5 x 5 x 10 = 250
mm3
1 250
Volume 25 kotak = 250 x 25 = 25 = 10 mm3
= 2000 x N sel.
24
Jadi faktor konversi untuk perhitungan leukosit = N x 2000
acak dalam satu hari karena kadar glukosa darah bisa saja berubah
setiap waktu pada orang diabetes. Tes ini mengukur kadar gula darah
Alat :
a) Autoklik
b) Lanset
c) Autocheck
d) Strip gula
Bahan:
a) Darah kapiler
b) Kapas alkohol 70 %
e. Cara Kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Didesinfeksi ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70 %, dan
25
b. Landasan Teori: Asam urat dioksidasi oleh enzim uricase membentuk
Alat:
a) Autoklik
b) Lanset
c) Autocheck
d) Strip gula
Bahan:
a) Darah kapiler
b) Kapas alkohol 70%
e. Cara Kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Didesinfeksi ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70%, dan
3. Pemeriksaan Kolesterol
Metode Semi Automatic
a. Tujuan: Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah pasien.
b. Landasan Teori: Kolesterol terbentuk dari unit-unit asetil KoA
26
unit isopren 5-karbon dan mengalami fosforilasi dan berkondensasi
Alat:
a) Autoklik
b) Lanset
c) Autocheck
d) Strip kolesterol
Bahan:
a) Darah kapiler
b) Kapas alkohol 70 %
e. Cara Kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Didesinfeksi ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70 %, dan
27
1. Pemeriksaan Golongan Darah
Metode Slide
a. Tujuan: Untuk mengetahui golongan darah pasien.
b. Landasan Teori: Golongan darah ditentukan dengan jumlah zat
Alat:
Bahan:
a) Anti A
b) Anti B
c) Anti D
d) Anti AB
e) Darah kapiler
e. Prosedur kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Anti sera A, B, AB dan D, diteteskan pada slide atau kartu
pasien.
4. Dicampurkan dengan menggunakan ujung pipet hingga homogen.
5. Digoyangkan dengan gerakan melingkar selama 2 menit.
6. Diperhatikan adanya aglutinasi.
Interpretasi Hasil:
+ - + A
28
- + + B
+ + + AB
Keterangan:
HIV yang menyerang sel darah merah, penyakit yang disebabkan oleh
anemia.
c. Prinsip Kerja: Berdasarkan reaksi imunokromatografi yang
menimbulkan garis pada zona control dan tes jika terdapat HIV pada
imunokromatografi sandwich.
Alat:
a) Autoklik
b) Lanset steril
c) Strip HIV
Bahan:
a) Darah kapiler
b) Kapas alcohol 70 %
c) Reagen HIV
e. Cara kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
29
2. Ditusuk ujung jari pasien dengan menggunakan lanset steril lalu
15 menit.
4. Dibaca reaksi yang terjadi dan laporkan hasil.
Interprestasi Hasil:
3. Pemeriksaan Sifilis
Metode Rapid Test
a. Tujuan : Untuk mengetahui adanya antigen sifilis dalam darah pasien.
b. Landasan Teori: Sifilis atau raja singa adalah infeksi yang disebabkan
garis pada zona control dan tes jika terdapat treponema pada sampel
darah.
d. Alat dan Bahan
Alat:
a) Autoklik
b) Lanset
c) Strip Sifilis
Bahan:
a) Kapas alkohol 70 %
b) Darah kapiler
c) Reagen Sifilis
e. Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
30
2. Ditusuk ujung jari pasien dengan menggunakan lanset steril lalu
- 15 menit.
4. Dibaca reaksi yang terjadi dan laporkan hasil.
Interprestasi Hasil:
a. Positif: garis merah pada zona C dan T
b. Negatif: garis merah pada zona C
c. Invalid: garis merah pada zona T/tidak terdapat garis
4. Pemeriksaan Malaria
Metode Rapid Test
a. Tujuan: Untuk mengidentifikasi adanya antigen malaria dalam darah
pasien.
b. Landasan Teori: Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang
garis pada zona control dan tes jika terdapat Plasmodium pada sampel
Alat:
a) Autoklik
b) Lanset
c) Strip Malaria
Bahan:
a) Kapas alkohol 70 %
b) Darah kapiler
c) Reagen Malaria
e. Cara kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditusuk ujung jari pasien dengan menggunakan lanset steril lalu
31
3. Ditambahkan 3 tetes reagen malaria kemudian didiamkan selama
10 - 15 menit.
4. Dibaca reaksi yang terjadi dan laporkan hasil.
Interprestasi Hasil:
a. Positif: garis merah pada zona C dan T
b. Negatif: garis merah pada zona C
c. Invalid: garis merah pada zona T/tidak terdapat garis.
5. Pemeriksaan Test Kehamilan
Metode Imunokromatografi
a. Tujuan: Untuk mendeteksi adanya human karionik gonadotropin
Alat:
a) Wadah/pot urin
b) Strip plano test
Bahan:
a) Sampel Urin
e. Cara kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Urin disiapkan dalam satu wadah.
3. Dicelupkan batang strip ke dalam wadah urin selama 10-15 detik.
4. Dikeluarkan kemuadian baca hasilnya setelah 3 detik.
5. Dicatat dan laporkan hasilnya.
Interprestasi Hasil:
a) Positif (+): Jika terlihat 2 garis merah pada garis strip
b) Negatif (-): Jika terlihat 1 garis merah pada garis strip
6. Pemeriksaan Widal
Metode Slide
32
a. Tujuan: Untuk mendeteksi adanya antibody salmonella dalam serum
pasien.
Alat:
a) Tabung reaksi
b) Sentrifus
c) Mikropipet
d) Slide
e) Batang pengaduk
f) Tip.
Bahan:
a) Antigen O
b) Antigen H
c) Darah vena
e. Cara kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Disentrifus darah selama 3 menit dengan kecepatan 3000 Rpm
selama 5 - 10 menit.
3. Setelah disentrifus, diambil serum kemudian diteteskan 1 tetes
33
6. Digoyangkan slide dengan cara memutar dari atas kebawah selama
Interpretasi Hasil
pasien.
b. Landasan Teori: Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin.
dengan reagen yang dilapiskan pada strip tes. Perubahan warna pada
Bahan:
a) Urin Sewaktu
b) Tisu
e. Cara Kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dibasahi seluruh permukaan strip dengan sampel urin dan tarik
wadah urin.
34
3. Kelebihan urin pada bagian belakang carik dihilangkan dengan
dibagian tersebut.
4. Dipegang strip secara horizontal dan bandingkan dengan standar
pasien.
b. Landasan Teori: Glukosa dalam urin ditentukan dengan reaksi
warna pada strip dibandingkan dengan skala rujukan pada label strip.
d. Alat dan Bahan
Alat:
a) Strip tes
b) Pot urin
Bahan:
a) Urin sewaktu
b) Tisu
e. Cara Kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dibasahi seluruh permukaan strip dengan sampel urin dan tarik
wadah urin.
2. Kelebihan urin pada bagian belakang carik dihilangkan dengan
dibagian tersebut.
3. Dipegang strip secara horizontal dan bandingkan dengan standar
35
Interprestasi Hasil :
Pemeriksaan Bilirubin
Metode Semi Automatic
a. Tujuan : Untuk mengetahui kadar bilirubin dalam urin pasien.
b. Landasan Teori: Bilirubin yang dijumpai dalam urin adalah bilirubin
direk (terkonjugasi), karena tidak terkait dengan albumin, sehingga
pada area test dan ditangkap oleh detektor sebagai remisi yang
Alat:
1. Pot urin
2. Urinalyzer
3. Strip tes
Bahan:
a) Urin sewaktu
b) Tisu
e. Cara kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dinyalakan alat Urinalyzer dan kalibrasi alat tersebut.
3. Dicelupkan strip ke dalam pot urin kemudian hilangkan kelebihan
36
4. Diletakkan pada wadah strip dan tekan start. Biarkan selama
Interprestasi Hasil :
Alat:
a) Sentrifus
b) Tabung reaksi
c) Mikroskop
d) Objek glass
Bahan:
a) Urin sewaktu
e. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dimasukkan sampel urin ke dalam tabung reaksi dan disentrifus
endapan).
3. Dibuang cairan supernatannya dengan satu gerakan cepat dan
37
Interprestasi Hasil :
a. Leukosit : 4 5/Lpb
b. Eritrosit : 0 2/Lpk
c. Epitel : +/-
F. Pemeriksaan Mikrobiologi
1. Pemeriksaan BTA
Metode Ziel Nellsen
a. Tujuan: Untuk mengetahui adanya bakteri Mycobacterium
Nelseen yang tetap mengikat warna pertama, tidak luntur oleh asam
lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Dikarenakan pengaruh fenol
carbol fuchsin tidak lepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam
Alat:
a) Objek glass
b) Rak pewarnaan
c) Pipet tetes
d) Obor kecil
e) Korek api
f) Batang pengaduk
g) Gegep kayu
Bahan:
38
e) Air
f) Minyak emersi
e. Cara kerja
detik.
6. Diletakan sediaan diatas rak sediaan dan hindari sinar matahari
langsung.
10 menit.
5. Didiamkan selama 5 menit, kemudian bilas dengan air mengalir.
6. Dilunturkan sediaan dengan etanol asam 3% hingga zat warna
0,3%,.
9. Didiamkan selama 1 menit lalu bilas dengan air mengalir.
10. Sediaan dikeringkan pada rak pengering.
Pengamatan mikroskop
39
1. Diperiksa di bawah mikroskop dengan lensa objek diputar pada
dibawah mikroskop.
3. Dicek dan dihitung jumlah BTA yang terlihat, minimal dalam 100
lapangan pandang.
Interpretasi hasil
a) Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang : Negatif.
b) Ditemukan 1-9 BTA/100 lapangan pandang ditulis jumlah kuman
BAB IV
PEMBAHASAN
kami banyak menemukan perbedaan baik secara metode yang digunakan maupun
bahan yang digunakan antara puskesmas dan kampus. Pada praktikum di kampus
yang diutamakan adalah ketepatan tetapi pada puskesmas yang diutamakan adalah
kecepatan dalam mengolah sampel dan juga ketepatan dalam memberikan hasil
kepada pasien.
40
Pengambilan darah vena di kampus maupun di Puskesmas Batua
spoit. Dimana pada Puskesmas Batua darah yang diperoleh, ditampung pada
tabung reaksi untuk diolah pada setiap jenis pemeriksaan yang diminta, sama
Batua baik berupa metode maupun reagen yang digunakan, diantaranya adalah:
41
Pada pemeriksaan Urinalisa yaitu pada pemeriksaan albumin (protein),
dipanaskan bersama sampel urine untuk melihat adanya kekeruhan pada urine,
Puskesmas Batua menggunakan metode yang sama yakni metode Ziehl Neelsen.
Pada pemeriksaan Kimia Klinik yakni pemeriksaan GDS, asam urat dan
golongan darah menggunakan metode yang sama yakni metode slide (aglutinasi).
Dan untuk pemeriksaan HIV, Sifilis, malaria dan tes kehamilan (Plano Test) juga
menggunakan metode yang sama yakni metode strip (rapid test). Dan pada
42
alat dan bahan, kami mempelajari pemeriksaan tersebut pada saat Praktek di
puskesmas.
1. Jenis Spesimen.
serum, urin (urin pagi hari, urin sewaktu, urin tampung 24 jam), tinja (feces),
dahak (sputum), cairan otak, cairan asites, cairan pleura, cairan sendi, nanah (pus),
usap (swab) luka, usap tenggorok, usap hidung, usap nasofaring, sumsum tulang,
dan sebagainya.
2. Volume Spesimen.
mengenai sampel yang diperlukan, volume dan tabung. Tabung dengan ukuran
yang seragam (misal 4-5 mL) dengan volume pengisian yang berbeda harus
digunakan.
3. Kondisi Spesimen.
seperti tidak hemolisis, tidak beku atau mengandung bekuan (jika digunakan
4. Antikoagulan.
43
Antikoagulan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah
harus sesuai.
bersih, kering, tidak mempengaruhi komposisi zat-zat atau material seluler yang
diperhatikan, bahwa tempat aspirasi darah vena harus dipilih pada tempat yang
tidak dilalui jalur infus. Pengambilan spesimen darah pada lengan yang terdapat
7. Aktivitas Pasien.
terhadap hasil pemeriksaan. Pasien yang melakukan olahraga atau aktivitas fisik
yang berat dapat menyebabkan temuan positif palsu, ini terutama pada
berkeringat, dan perubahan kadar hormon. Akibatnya akan terjadi perbedaan besar
antara kadar glukosa darah di arteri dan vena, serta terjadi perubahan konsentrasi
44
gas darah, asam urat, kreatinin, creatin kinase, GOT, LDH, KED, hemoglobin,
8. Waktu Pengambilan.
Waktu yang terbaik untuk pengambilan sampel adalah pagi hari karena
waktu ini adalah yang paling ideal, dimana umumnya nilai normal ditetapkan
tanggal, waktu pengambilan, data khusus lainnya (misalnya informasi obat yang
telah diminum pasien) dan jenis pemeriksaan yang diminta. Selain itu wadah
spesimen harus diberi label yang berisi informasi, minimal nama pasien, nomor
Reagen dapat berupa zat padat atau (bubuk kristal zat cair). Tempat
penyimpanan reagen pun harus selalu ditutup dengan baik (hermetis) supaya zat
kimia tidak terkontaminasi oleh kelembaban udara dan jamur yang dapat tumbuh.
Untuk mendapat hasil reagen yang baik, mutu bahan kimia harus dipilih dengan
selalu disimpan pada suhu ruang atau suhu dingin (2-8 oc) dikarenakan larutan-
larutan ini mudah menguap atau teroksidasi pada suhu-suhu tertentu terutama
45
Harus diketahui sifat-sifat bahan kimia yang dibuat. Reagen tertentu tidak
c. Cairan dan larutan organik disimpan dalam botol kaca berwarna coklat.
d. Disimpan pada suhu ruangan atau suhu dingin (2-8oC) atau harus beku
c. Beberapa reagen ada yang harus disimpan dalam botol berwarna gelap.
d. Beberapa reagen tidak boleh diletakkan pada tempat yang tidak berdekatan
tanda bahaya.
f. Buat kartu stok yang memuat tanggal penerimaan, tanggal kadaluarsa, tanggal
wadah reagen dibuka, jumlah reagen yang diambil dan jumlah reagen sisa
spesimen yang terlalu lama disimpan dapat menyebabkan terjadinya negatif palsu
46
dikarenakan kualitas sampel yang sudah menurun. Faktor-faktor yang
kuman dan bahan kimia, terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen,
puasanya terlebih dahulu agar pada saat pemeriksaan seperti pada pengambilan
darah vena tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti hemolisis, volume
kondisi sampel yang tidak layak. Sampel yang buruk akan mempengaruhi hasil
Beberapa keadaan sampel yang menyebabkan tidak layak diperiksa, yaitu: sampel
dengan salah identifikasi, sampel dengan permintaan yang tidak tepat dan sampel
tanpa disertai formulir permintaan dan volume sampel yang tidak sesuai.
Ada beberapa alasan yang dapat menyebabkan sampel menjadi tidak layak
widal, volume sampel yang tidak mencukupi untuk tes widal dan urinalisis,
terjadinya hemolisis, ikterus dan lipemia pada serum atau plasma yang dapat
dilakukan pemeriksaan ulang dikarenakan bisa saja hasilnya positif palsu atau
47
kualitas sampel yang kurang, dan lain-lain. Sehingga dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan yang lebih spesifik untuk mengetahui hasil yang lebih akurat.
Sampah medis terdiri atas 2, yaitu sampah medis kering dan sampah medis
basah. Sampah medis kering meliputi; tisu, kasa dan kapas kering, perban
pembalut dan bahan yang berhubungan dengan pasien seperti jarum suntik dan
infus, lanset, cover glass, objek glass, spoit. Sedangkan untuk sampah medis
basah meliputi; sampah medis dengan kandungan air ( kapas basah, kasa basah),
sampah medis dari ruangan ke dalam kantong plastik (sampah kering kecuali
botol bekas obat dan infuse set), setelah 24 jam/pergantian shift atau sesudah
kantong plastik terisi sampah medis maksimal 2/3 bagian. Petugas kebersihan
mengambil sampah medis tersebut dan memilah sampah tersebut dalam sampah
kering dan basah. Petugas memilah lagi untuk sampah kering dengan
memisahkan infuse set tersendiri terpisah dari sampah kering yang lain. Petugas
kebersihan mengikat kantong dengan rapat dan mengangkut dengan trolly khusus
insenerator.
tidak layak pakai, kualitas sampel yang kurang karena disimpan terlalu lama, alat
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
49
Praktek laboratorium klinik puskesmas merupakan salah satu
tertentu.
B. Saran
dengan pihak kampus tetap terjalin dengan baik untuk tahun tahun
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arianda, Dedy. 2012. Buku Saku Analis Kesehatan. Analis Muslim: Bekasi.
50
Depkes RI. 1992. Pedoman Pelayanan Kesehatan di Puskesmas. Dirjen
51
Lampiran 1
52
STAFF DAN PEGAWAI PUSKESMAS BATUA
Lampiran 2
53
PUSKESMAS BATUA
MIKROSKOP STERILISATOR
CENTRIFUGE URINALYZER
54
Lampiran 3
PUSKESMAS BATUA
55
Sampling sputum Sampling urin
56
Lampiran 4
57
Lampiran 5
Lampiran 6
58
PEMERIKSAAN ALBUMIN DAN REDUKSI
Lampiran 7
PEMERIKSAAN WIDAL
59
60
Lampiran 8
PEMERIKSAAN BTA
61
Pembuatan preparat dahak
62
Pewarnaan Ziehl Neellsen
63
Pemeriksaan Sediaan BTA
Lampiran 9
FOTO BERSAMA PEMBIMBING Cl LAHAN
64
Lampiran 10
NAMA : SULPIA
NAMA : Syafril
TTL :
ALAMAT :
65
66