Professional Documents
Culture Documents
Diajukan Oleh :
OPIALA
NIM : 013.06.0048
Kepada
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot rangka yang
meliputi pekerjaan, waktu senggang dan aktivitas sehari-hari. Aktivitas fisik tersebut
memerlukan usaha ringan, sedang atau berat yang dapat menyebabkan perbaikan
memerlukan usaha ringan, sedang atau berat yang dapat menyebabkan perbaikan
menggunakan energi yang tersimpan di dalam tubuh. Oleh karena itu, jika asupan
energi berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang sesuai maka secara
berkelanjutan dapat mengakibatkan obesitas. Cara yang paling mudah dan umum
untuk meningkatkan pengeluaran energi adalah dengan melakukan latihan fisik atau
gerak badan.
adalah faktor risiko utama keempat kematian di seluruh dunia (WHO, 2014). Sekitar
3,2 juta orang meninggal setiap tahun karena masalah kurangnya aktivitas fisik.
Aktivitas fisik adalah sebuah faktor risiko kunci penyakit tidak menular, seperti
kardiovaskuler, kanker, dan diabetes. Bahkan kurangnya aktivitas fisik memberi beban
ekonomi yang besar bagi Cina, karena bertanggung jawab pada lebih dari 15% biaya
tahunan medis dan non-medis penyakit tidak menular karenanya (Zhang & Chaaban,
2013).
Begitu pula halnya di Indonesia. Aktivitas fisik masih menjadi masalah
penduduk Indonesia melakukan perilaku sedenter lebih dari 6 jam per hari (Kemenkes
RI, 2013). Terdapat 26,1% proporsi penduduk Indonesia yang melakukan aktivitas fisik
kurang aktif, yaitu tidak melakukan aktivitas fisik sedang ataupun berat, dan penduduk
Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah salah satunya. Meskipun telah menurun dari
42,7% proporsi penduduk yang melakukan aktivitas fisik kurang aktif pada Riskesdas
2007 (Kementerian Kesehatan RI, 2007), angka 34,0% proporsi penduduk pada
Riskesdas 2013 masih memposisikan NTB berada di atas rata-rata nasional dalam hal
tubuh untuk membawa oksigen dan zat gizi lain ke jaringan tubuh. Tanpa
tekanan darah, energi dan nutrisi penting untuk jantung, otak, ginjal, dan
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi
pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah
dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada
Tekanan darah adalah gaya yang diberikan oleh darah terhadap dinding
pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan resistensi perifer.
Curah jantung dipengaruhi oleh stroke volume dan denyut jantung. Salah satu faktor
yang juga dapat mempengaruhi tekanan darah dan denyut jantung adalah aktivitas saraf
Tekanan sistolik dan diastolik bervariasi untuk setiap individu. Namun, secara
umum ditetapkan, tekanan darah normal untuk orang dewasa 18 tahun adalah
<120/80, angka 120 disebut tekanan sistolik, dan angka 80 disebut tekanan diastolik.
Tekanan darah seseorang dapat lebih atau kurang dari batasan normal. Jika melebihi
nilai normal, orang tersebut menderita tekanan darah tinggi/hipertensi. Sebaliknya, jika
kurang dari nilai normal, orang tersebut menderita tekanan darah rendah/hipotensi
(Haryati, 2011).
Menurut American Heart Association (2013), ada beberapa hal yang dapat
meningkatkan tekanan darah, antara lain olahraga, konsumsi alkohol, stres, dan
merokok. Mahasiswa fakultas kedokteran memiliki tingkat stres yang lebih tinggi
keuangan, beban kerja, tekanan kademik, hubungan yang tidak memadai antara dosen
dan mahasiswa, masalah keluarga, dan rasa cemas atas masa depan (Saravanan dan
Wilks, 2014).
salah satu masalah kesehatan utama di dunia dan masih menjadi tantangan terbesar di
Indonesia karena menjadi factor risiko primer terjadinya penyakit jantung koroner,
Menurut WHO, 1 dari 3 orang menderita hipertensi atau darah tinggi dan data
diabetes. Data statistik yang dikeluarkan WHO tahun 2012 juga menyebutkan dapat
memicu stroke yang menyebabkan kematian hingga 51% dan memicu jantung koroner
yang menyebabkan kematian hingga 45%
Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%). Sedangkan jika
dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 5,9% (dari 31,7% menjadi
25,8%). Penurunan ini bisa terjadi berbagai macam faktor, seperti alat
pengukur tensi yang berbeda, masyarakat yang sudah mulai sadar akan bahaya
Papua yang terendah (16,8)%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis tenaga
kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi, ada 0,1 persen yang
adalah 32,4% dan lebih tinggi dari angka nasional (26,7%), sementara berdasarkan
diagnosis dan atau riwayat minum obat hipertensi prevalensinya adalah 6,7%.
obat dengan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah di setiap
besar. Perbedaan prevalensi paling besar ditemukan di Lombok Timur dan Lombok
Tengah.
Adapun tekanan darah seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang cukup dapat menurunkan tekanan
darah sistolik bagi individu pre-hipertensi maupun hipertensi (Padilla J, 2005). Bagi
seseorang yang melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga tinggi dengan
frekuensi serta durasi yang teratur mempunyai perbedaan signifikan dalam penurunan
risiko penyakit kardiovaskular serta mempunyai tekanan darah yang lebih rendah (U.S.
darah. Mahasiswa kedokteran yang digunakan sebagai subjek dalam penelitian ini
sangat rentan pada intensitas aktivitas fisik yang kurang sehingga akan menjadi faktor
risiko terjadinya hipertensi. Gaya hidup sosial ekonomi menengah keatas serta aktivitas
sedentary pada jam kuliah bisa memicu terjadinya hipertensi yang berujung pada
dapat mengimbangi aktivitas fisik yang cukup. Oleh karena itu diperlukan kajian untuk
dapat menganalisis perbandingan antara tekanan darah dengan intensitas aktivitas fisik
2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijabarkan maka dapat dirumuskan permasalahan.
Adakah perbandingan antara tekanan darah sistolik menurut intensitas aktivitas fisik
3 Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
3. Menganalisis perbandingan tekanan darah sistolik menurut intensitas aktivitas fisik pada
4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Institusi Kesehatan
1. Dengan diadakannya penelitian ini, dapat diperoleh tambahan informasi dan
fisik dengan tekanan darah, sehingga masyarakat yang telah terdiagnosis hipertensi
darah tinggi.
1.4.4 Bagi Peneliti
Menjadi salah satu persyaratan penyelesaian tugas akhir program studi S1
mengenai keilmuan serta meningkatkan kemampuan dalam penulisan karya tulis ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1 Tekanan Darah
2.1.1 Anatomi Fisiologi Jantung dan Mekanisme Kerja Jantung
a. Struktur Organ Jantung
b) Vaskularisasi Jantung
1) Vena Cava Superior dan Inferior
Vena ini menuangkan darahnya ke dalam atrium kanan. Lubang vena cava
superior dijaga oleh katup semilunar Eustakhius.
2) Arteri Pulmonalis
Arteri coronaria kanan dan kiri menyuplai darah untuk dinding jantung. arteri
ini keluar dari katup aorta tepat di atas katup aorta dan berjalan ke bawah
masing-masing pada permukaan sisi kanan dan kiri jantung, memberikan
cabang ke otot untuk myocardium. Arteri ini menyuplai masing-masing sisi
jantung, tetapi memiliki variasi individual dan pada beberapa orang arteri
coronaria dextra menyuplai sebagian ventrikel kiri. Arteri ini memiliki relative
sedikit anastomosis antara arteria dextra dan sinistra.
4) Enzim Cardiovaskular
Apabila sel otot jantung mengalami kerusakan atau sel tersebut mati
selama infark miokard, maka sel jantung akan melepaskan kandungan
intraselulernya seperti protein dan enzim yang hanya ada di jantung dan dapat
diukur di dalam darah. Enzim-enzim ini digunakan sebagai suatu indikasi
adanya kerusakan atau kematian sel miokard. Ketika terjadi cedera pada sel
miokard, dilepaskanlah berbagai macam protein seperti moiglobin protein
yang ada di otot skelet dan otot jantung, selain itu ada juga protein kontraktil
jantung-spesifik dan protein troponin T, I dan C. untuk serum T dan I biasa
digunakan untuk mendeteksi dini infark miokard. Karena dengan jumlah yang
sedikit sekalipun dan dalam waktu yang singkat, serum T dan I ini dapat
menduga terjadinya infark miokard. Sedangkan enzim-enzim yang dilepaskan
oleh sel miokard yang mati antara lain :
1. Enzim CPK/CK
2) Reflex Kardiovaskular
a) Reflex Baroreseptor
b) Reflex Kemoreseptor
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan
puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik.Tekanan diastolik
adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat.Tekanan darah biasanya
digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai
dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90.Rata-rata tekanan darah normal
biasanya 120/80. Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di
dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam
proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk
menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan
ketahanan yang kuat. Sementara itu Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah
diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).
Tekanan darah didefinisikan sebagai tekanan darah yang mendesak suatu unit
area dinding pembuluh darah, dan ini biasanya diukur pada arteri.Karena jantung secara
ritmik berkontraksi dan relaksasi, maka hasil aliran darah secara ritmik juga mengalir
ke dalam arteri, menyebabkan tekanan darah naik turun pada setiap denyutan.Jantung
merupakan sebuah organ yang sangat vital bagi tubuh makhluk hidup dan merupakan
sebuah organ yang terdiri dari otot-otot jantung.Jantung mempunyai bentung seperti
jantung pisang.Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama
peredaran darah. Siklus hjantung terdiri dari 2 gerakan, yaitu Konstriksi (systole)
selama 0,3 detik dan Pengendoran (diastole) selama 0,5 detik.
Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.
Menurut Budiyanto, tekanan darah sistolik (atas) adalah puncak yang tercapai
ketika jantung berkontraksi dan memompakan darah keluar melalui arteri. Tekanan
darah sistolik dicatat apabila terdengar bunyi pertama (Korotkoff I) pada alat pengukur
darah. Tekanan darah diastolik (angka bawah) diambil ketika tekanan jatuh ketitik
terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali. Tekanan darah diastolik
dicatat apabila bunyi tidak terdengar lagi (Korotkoff V).
1 Aktifitas Fisik
Aktivitas fisik yang cukup dapat menurunkan tekanan darah sistolik
bagi individu pre-hipertensi maupun hipertensi. Bagi seseorang yang
melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga tinggi dengan
frekuensi serta durasi yang teratur mempunyai perbedaan signifikan dalam
penurunan risiko penyakit kardiovaskular serta mempunyai tekanan darah
yang lebih rendah.
2 Asupan Gizi
Komponen zat gizi yang dikonsumsi dapat mempengaruhi tekanan
darah. Berdasarkan studi dari the Dietary Approaches to Stop Hypertension
(DASH), pasien yang mengkonsumsi diet rendah lemak jenuh dan tinggi
karbohidrat terbukti mengalami penurunan tekanan darah yang berarti
walaupun tanpa disertai penurunan berat badan. Penelitian juga menunjukkan
bahwa asupan sodium dan kaffein yang berlebih dapat meningkatkan tekanan
darah. Sedangkan asupan zat gizi seperti asam lemak tak jenuh pada minyak
ikan, isoflavon pada kedelai, serat pada sayuran, serta komponen mineral
seperti magnesium, potassium, dan kalsium dapat menurunkan tekanan
darah.
3 Usia
Usia juga mempengaruhi tekanan darah seseorang, semakin
bertambahnya usia maka tekanan darah pun akan semakin meningkat. Namun
usia yang semakin tua pun tekanan darah dapat dikendalikan dengan tetap
menjaga pola asupan makan, rajin berolahraga dan melakukan pemeriksaan
rutin tekanan darah.
4 Genetik
5 Status Kesehatan
Perubahan tekanan darah dapat disebabkan oleh gangguan pada organ
oleh karena penyakit tertentu. Penyakit pada ginjal merupakan yang paling
sering ditemukan karena berhubungan langsung dengan sistim renin-
angiotensin sebagai faktor yang mempengaruhi tekanan darah. Beberapa
gangguan endokrin seperti Cushing's syndrome, hyperthyroidism,
hypothyroidism, acromegaly, Conn's syndrome dan hyperaldosteronism juga
dapat menyebabkan hipertensi sekunder.
6 Psikologis
Stress dapat memicu suatu hormon dalam tubuh yang mengendalikan
pikiran seseorang. Jika mengalami stress hal tersebut dapat mengakibatkan
tekanan darah semakin tinggi dan meningkat, tak hanya itu mampu
mempengaruhi mood atau perasaan seseorang terhadap suatu emosi jiwa.
Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot rangka yang
dihasilkan sebagai sebagai suatu pegeluaran tenaga (dinyatakan kilo-kalori ), yang
meliputi pekerjaan, waktu senggang dan aktivitas sehari-hari. Aktivitas fisik tersebut
memerlukan usaha ringan, sedang atau berat yang dapat menyebabkan perbaikan
memerlukan usaha ringan, sedang atau berat yang dapat menyebabkan perbaikan
kesehatan bila dilakukan secara teratur (Adisapoetra, 2005).
Salah satu aktivitas yang dapat dilakukan anak usia sekolah adalah dengan
rutin berolahraga sehingga pengeluaran energi dapat seimbang. Selain itu dapat pula
meningkatkan aktivitas fisiknya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakuliler di
sekolah maupun di luar sekolah.
Aktivitas fisik merupakan variabel untuk pengeluaran energi, oleh karena itu
aktivitas fisik dijadikan salah satu perilaku untuk penurunan berat badan. Berdasarkan
beberapa penelitian mengungkapkan apabila beraktivitas fisik dengan intensitas yang
cukup selama 60 menit dapat menurunkan berat badan dan mencegah untuk
peningkatan berat badan kembali.
2.2.3 Olahraga
Olahraga merupakan salah suatu aktifitas fisik yang teratur dan terstruktur
untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan
kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan imunitas dan
serta kemampuan fungsional tubuh. Latihan fisik dapat berupa latihan yang bersifat
aerobik maupun anaerobik. Latihan aerobik adalah latihan yang memerlukan oksigen
untuk pembentukan energinya yang dilakukan secara terus menerus, ritmis, dengan
melibatkan kelompok otot otot besarterutama otot tungkai pada intensitas latihan 60-
90% dari Maximal Heart Rate (MHR) dan 50 85 % dari prnggunaan maksimal
oksigen selama 20 50 menit dengan frekuensi latihan tiga kali perminggu
(Kusmaningtyas, 2011).
Menurut Irawan (2007) di dalam berbagai jenis olahraga baik olahraga dengan
gerakan-gerakan yang bersifat konstan seperti jogging, marathon dan bersepeda atau
juga pada olahraga yang melibatkan gerakan-gerakan yang explosif seperti menendang
bola atau gerakan smash dalam olahraga tenis atau bulutangkis, jaringan otot hanya
akan memperoleh energi dari pemecahan molekul adenosetriphospate atau yang biasa
di singkat sebagai ATP. Melalui simpanan energi yang terdapat di dalam tubuh yaitu
simpanan phosphocreatine (PCr), karbohidrat, lemak dan protein, molekul ATP ini akan
dihasilkan melalui metabolisme energi yang akan melibatkan beberapa reaksi kimia
yang kompleks. Penggunaan simpanan-simpanan energi tersebut beserta jalur
metabolisme energi yangakan digunakan untuk menghasilkan molekul ATP ini juga
akan bergantung terhadap jenis aktivitas serta intensitas yang dilakukan saat
berolahraga. Perkataan olahraga mengandung arti akan adanya sesuatu yang
berhubungan dengan peristiwa mengolah yaitu mengolah raga atau mengolah jasmani.
Selaras dengan hal itu mengatakan bahwa olahraga adalah serangkaian gerak raga yang
teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan
kemampuan fungsionalnya (Giri, 2005).
Olahraga aerobik
Aktivitas olahraga berdasarkan sifat konsumsi oksigen dibagi menjadi dua
macam yaitu aktivitas olahraga aerobik dan aktivitas olahraga anaerobik. Aktivitas
olahraga aerobik merupakan aktivitas olahraga yang dalam kegiatannya memerlukan
oksigen, sedangkan aktivitas olahraga anaerobik memerlukan aktivitas fisik yang dalam
kegiatannya tidak memerlukan oksigen (Olivia, 2003). Aktivitas olahraga aerobik
merupakan jenis olahraga yang dapat meningkatkan kesehatan jantung dan paru.
Aktivitas olahraga aerobik dapat memberikan hasil yang maksimal jika dilakukan
secara rutin dan efektif sehingga mencapai tujuan tidak menimbulkan cedera (Purba,
2003). Olahraga aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus menerus dimana
kebutuhan oksigen ,masih dapat dipenuhi oleh tubuh. Olahraga aerobik dibagi dalam 3
tipe :
a. Tipe 1 : Olahraga dengan naik-turunnya denyut nadi yang relatif stabil Contoh :
jalan, lari sepeda dan treadmill
b. Tipe 2 : Olahraga dengan naik turunnya denyut nadi secara bertahap Contoh :
senam, dansa, renang
c. Tipe 3 : Olahraga dengan naik turunnya denyut nadi secara mendadak, umumnya
dalam bentuk permainan Contoh : sepak bola, basket, voli, tenis lapangan, tenis
meja.
Menurut Garrison (2007) dua ciri dari latihan aerobik adalah (1) Olahraga
tersebut cukup memberikan banyak gerakan tubuh yang mengakibatkan tubuh anda
berfungsi untuk jangka waktu sedikitnya 20 sampai 30 menit setiap kali berolahraga,
(2) Olahraga tersebut akan memberikan kegiatan yang cukup menarik hingga ingin
mengulanginya kembali terus menerus untuk yang akan datang.
Berdasarkan teori dari American College of Sport Medicine (ACSM) intensitas
latihan harus mencapai 60-90% dari MHR dihitung dengan rumus 220-umur(tahun).
Berdasarkan MHR yang dicapai untuk latihan fisik ada beberapa macam, yaitu :
1) Intensitas sangat ringan <50% MHR
2) Intensitas ringan 50-63% MHR
3) Intensitas sedang 64-76% MHR
4) Intensias tinggi 77-93% MHR
5) Sangat tinggi >94% MHR
Latihan aerobik dengan intensitas yang berbeda, energi utama yang digunakan
juga berbeda pula. Latihan aerobik yang dilakukan setiap hari, seperti jogging atau
renang, senam akan menimbulkan beberapa perubahan karena adanya stimulus pada
otot. Latihan aerobik dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan
kardiovaskular dan untuk menurunkan berat badan. Olahraga aerobik atau yang biasa
disebut latihan kardiovaskular meningkatkan fungsi kerja paru, jantung dan
melancarkan sirkulasi darah, sehingga tubuh mendapatkan dan menggunakan oksigen
lebih baik untuk metabolisme sel.
Perkiraan detak jantung maksimal adalah 220 dikurang dengan umur saat ini.
America health asociation (AHA) juga menganjurkan olahraga aerobik dilakukan
dalam 20-30 menit perharinya untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung
koroner. Frekuensi atau jumlah hari untuk olahraga dalam seminggu yang dianjurkan
adalah 3-7 hari perminggu (AHA, 2011). Menurut salah satu institusi kesehatan jantung
dan toraks terbesar di Amerika Serikat, Cleveland Clinic (2011), olahraga aerobik
memiliki tiga bagian yang utama, yaitu:
a. Warm-up Pada bagian warm-up atau biasa disebut pemanasan, dilakukan latihan
gerakan-gerakan dengan intensitas rendah selama 3-5 menit
b. Conditioning Pada bagian ini dilakukan latihan aerobik dalam durasi 30-45
menit sampai mencapai maksimal heart rate (MHR) yang diinginkan
c. Cool-down Bagian ini memerlukan waktu selama 3-5 menit dengan latihan
intensitas rendah untuk menurunkan detak jantung secara perlahan dan
mengurangi risiko kecelakaan.
Berbagai cara diatas yang dinilai paling efektif dalam survei epidemiologi
aktivitas fisik adalah melalui wawancara kuisioner. Karena tergolong mudah dilakukan
dan efektif digunakan untuk mencakup populasi yang besar. Berbagai kuisioner telah
dikeluarkan oleh institusi-institusi terkait. Adolescent Physical Activity
Questionnaire, International Physical Activity Questionnaire, General Practice
Physical Activity Questionnaire dan Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ)
merupakan berbagai kuisioner untuk mengukur aktivitas fisik yang digunakan secara
global.
2 Psikologis
4 Fisik
Sarana atau akses untuk melakukan aktivitas fisik yang bisa dijangkau dalam
suatu lingkungan tertentu mempengaruhi tingkat aktivitas dalam lingkungan
tersebut. Faktor cuaca, iklim, lingkungan yang mendukung dapat mempengaruhi
tingkat aktivitas dalam jangka waktu tertentu. Musim panas cenderung
meningkatkan aktivitas fisik para remaja dan dewasa muda.
2.4 Hubungan Aktivitas Fisik terhadap Tekanan Darah
Aktivitas fisik atau disebut juga aktivitas eksternal adalah kegiatan yang
menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegitan fisik, seperti
berjalan, berlari, berolahraga, dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik membutuhkan energi
yang berbeda menurut lamanya intensitas dan kerja otot (FKM-UI 2007). Menurut
Hoeger dan Hoeger (2005) aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang dihasilkan
oleh otot skeletal dan membutuhkan pengeluaran energi.
Aktivitas Fisik
Menurunkan Menurunkan
Tekanan Oksidasi Mendorong
Darah Meningkatkan kolesterol penurunan
Sensitivitas Low Density massa
Insulin Lipoprotein tubuh
Tekanan
Sistolik Tekanan
Diastolik
2.6 Kerangka konsep
Aktivitas Fisik
Asupan Gizi
Usia
Genetik
Status
Psikologis
Aktivitas Fisik :
dilakukan. Variabel yang akan dianalisis adalah aktivitas fisik, tekanan darah sistolik.
Variabel perancu yang berhubungan dengan variabel bebas dan terikat tidak diteliti
H1 : Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah pada mahasiswa
H0 : Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah pada
BAB III
METODE PENELITIAN
suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran terhadap suatu karakter atau variabel
subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek
d Kriteria inklusi
- Mahasiwa angkatan 2016.
inform consent.
4 Variabel penelitian
a Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik.
b Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tekanan darah
5 Definisi Operasional
dan
diklasifikasikan menurut
2. standar Darah
Tekanan World Health Hasil Tensimeter Interval
pengukuran air raksa
Tekanan di dalam pembuluh tekanan darah
darah ketika jantung sistolik dengan
memompakan keseluruh satuan (mmHg)
tubuh yang diukur pada
lengan tangan menggunakan
alat tensimeter air raksa dan
stetoskop.
b Jenis data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer diperoleh dari pengukuran aktivitas fisik dan tekanan darah
c Cara kerja
1 Aktivitas fisik
2. Tekanan darah
- Melakukan pengukuran secara langsung kepada responden
menggunakan tensimeter dan stetoskop.
- Responden dipersilahkan dalam posisi duduk dengan siku
lengan menekuk diatas meja dengan posisi telapak tangan
menghadap ke atas dan posisi lengan setinggi jantung.
- Mengklasifikasikan hasil penghitungan berdasarkan tabel.
7 Alur penelitian
Mahasiswa FK Unizar
Angkatan
Pengumpulan Data
Wawancara kuisoner +
Pengukuran tekanan darah
Analisis Data
8 Analisis data
Data penelitian yang telah dikumpulkan akan diproses melalui tahap editing,
coding, scoring, tabulating, entry dan cleaning. Analisis data menggunakan program
1 Analisis Univariat
variabel penelitian diantaranya variabel aktivitas fisik, tekanan darah dan kadar
glukosa darah, dimana data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel
frekuensi dan tendensi sentral (mean, median, modus) dan standar deviasi.
2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang
9 Etika penelitian
energi pada penelitian ini diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang
persetujuan berupa ethical clearance dari Komite Etik Penelitian Kesehatan fakultas
kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram sebelum dilakukan pengumpulan
Bray GE, Ryan DH. Overweight and The Methabolic Sindrome: from Bench to Bedside.
Springer Science; 2006. 125-128, 156-159.
Grundy SM, Bryan HB, James IC, Sidney CS, Claude. Harmonizing the metabolic
Force on Epidemiology and Prevention; National Heart, Lung, and Blood Institute
Society, and International Association for the Study of Obesity; 2009. 109;433-438.
U.S. Department of Health and Human Services. Physical Activity Guidelines for
Americans. Washington DC (America); U.S. Department of Health and Human
Insulin Resistance, Diabetes and CVD?, Arterioscler Thromb Vac Bio 2004 ; 24 :
816-823.l