You are on page 1of 6

Hemidactylus Oken, 1817

Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Reptilia Laurenti, 1768
Order: Squamata Oppel, 1811
Family: Gekkonidae Gray, 1825
Genus: Hemidactylus Oken, 1817

Habitat:

Di lihat dari habitat dan makanannya cecak biasa memakan serangga


(terutama nyamuk) dan biasanya hidup di dinding, atap rumah atau jika di
alam cecak biasanya hidup pada tempat-tempat teduh. Sedangkan buaya
umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau,
rawa dan lahan basah lainnya, namun ada pula yang hidup di air payau
seperti buaya muara.

Morflogi:

Hewan ini memiliki 4 anggota badan dan kelopak mata yang dapat
digerak-gerakkan. Bagian dorsal kepala ditutupi oleh bintil-bintil atau
sisik-sisik kecil. Badan pipih arah lateral. Giginya bertipe pleurodont, lidah
pendek, ada lekukan yang dangkal pada ujung lidah. Sisik-sisik dorsal
merata atau tidak merata (heterogen). Pupil vertikal menandakan kelamin
yang jantan. Cicak umumnya berukuran 10 cm, bahkan jenis cicak ada
yang hanya berukuran 1,6 cm (tokek kecil, Sphaerodactylus ariasae).

Ciri yang teramati dari Hemidactylus frenatus adalah memiliki panjang


badan (PB) 114 mm, panjang kepala (PK) 11,6 mm, lebar kepala (LK) 11,1
mm, panjang kaki depan (PKD) 20 mm, panjang kaki belakang (PKB) 24
mm, panjang moncong (PM) 10 mm, diameter mata (DM) 3 mm, LPE 55
mm. Hemidactylus frenatus memiliki warna hitam pada kepala coklat
muda dengan bercak hitam, dagu bersisik, mempunyai mulut berwarna
putih, punggung berwarna hitam abu-abu, perut berwarna kuning pucat
dan paha berwarna abu-abu kekuningan. Hemidactylus frenatus memiliki
bentuk tubuh pipih dorsolateral, gigi berbentuk pleuodont dan memiliki
hemiclitoris. Hemidactylus frenatus tidak memiliki carapace, plastron,
dorsolateral fold dan hemipenis.

regnum = Animalia | branch = Deuterostomia | infraregnum = Chordonia |


superphylum = Deuterostomia | phylum = Chordata | subphylum =
Vertebrata | infraphylum = Gnathostomata | superclassis =
Gnathostomata | classis = Reptilia | subclassis = Anapsida | ordo =
Testudines | subordo = Cryptodira | series = Amniota | superfamilia =
Testudinoidea | familia = Emydidae | subfamiia = Deirochelyinae | genus
= Trachemys | series = Amniota | species = T. scripta | subspecies =
elegans | binomial=Trachemys scripta elegans | binomial_authority =
(Wied, 1838) | synonyms = [2]

HABITAT DAN EKOLOGI


Pada habitat liarnya kura-kura ini biasa hidup di perairan dangkal dan
tenang serta terdapat banyak sinar matahari dan vegetasi yang
melimpah. Di Eropa kura-kura ini bersifat oportunistik yang sering
menempati perairan-perairan yang dekat dengan tempat tinggal manusia
dan juga tempat-tempat rekreasi.

Morfologi

Kura-kura RES betina mempunyai ukuran lebih besar dibandingkan


dengan kura-kura jantan sekitar 25 sampai 33 cm, sedangkan ukuran
jantan hanya 20 sampai 25 cm. Garis merah pada sisi kepala
membedakan kura-kura ini dengan kura-kura spesies lain yang ada di
Amerika Utara. Karapas oval dan rata terutama pada kura-kura jantan dan
mempunyai scute bagian belakang yang berlekuk. Karapas biasanya
mempunyai warna dasar hijau gelap dengan corak warna hijau yang lebih
terang sampai warna hijau kekuning-kuningan. Plastron berwarna kuning
gelap dengan corak yang abstrak pada bagian pusat scute. Kepala, kaki,
dan ekor mempunyai warna hijau dengan corak kuning yang tidak teratur.
Ada beberapa dimorfisme pada kura-kura ini. Pada umumnya ukuran kura-
kura betina lebih besar dibandingkan dengan kura-kura jantan tetapi
jantan mempunyai ekor yang lebih panjang dan tebal. Kura-kura jantan
juga mempunyai cakar yang memanjang yang digunakan untuk
memegang betina saat melakukan perkawinan. Pada betina biasanya
mempunyai kloaka yang berada pada tepi belakang karapas, sementar
jantan mempunyai kloaka pada tepi belakang luar karapas. Pada jantan
yang tua biasanya timbul pigmen hitam dan warna berubah menjadi hijau
gelap keabu-abuan. Garis merah pada sisi kepala menghilang atau hilang.
Kura-kura Brazil adalah kura-kura air tawar, ciri-ciri morfologi nya
yaitu memiliki kaki belakang yang berselaput yang tentunya hanya
digunakan di dalam air. Selain itu juga pada umumnya kura-kura yang
hidup di air memiliki tempurung tang tidak terlalu cembung yang tidak
memberatkan badannya ketika berenang. Meskipun Red ear slider hidup
di air, tapi sering ditemukan sedang berjemur untuk menghangatkan
tubuhnya karena dia merupakan hewan berdarah dingin. temperatur yang
dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya yaitu sekitar 23 derajat Celcius.
Kura-kura brazil mudah dikenali dari kedua sisi kepalanya yang
memiliki bercak merah. Pada umumnya, RES memiliki plastron
(tempurung) berwarna hijau, tapi sekarang telah ada RES yang berwarna
kuning, albino, dll. Meski begitu, pada RES sering ditemukan perubahan
warna menjadi lebih gelap atau cokelat, atau bahkan hitam seiring
dengan bertambahnya umur RES yang semakin tua.
Kura-Kura Brazil adalah hewan Omnivora yang artinya dapat
memakan segala jenis makanan. Ketika masih kecil, biasanya RES lebih
suka memakan daging, setelah dewasa RES juga memakan tumbuhan.
RES juga memakan serangga, dan serangga merupakan sumber makanan
yang memiliki komposisi yang kumplit untuk kebutuhan vitamin dan gizi
bagi RES.
RES jantan dan betina memiliki perbedaan yaitu, pada RES jantan
kuku pada kaki bagian depan lebih panjang daripada betina, RES jantan
memiliki ekor lebih panjang dan kloaka terdapat lebih dekat pada ujung
ekor sedangkan pada RES betina ekor agak pendek dan kloaka lebih dekat
ke pangkal ekor. Selain itu, plastron betina lebih cembung dari pada
pejantan. Ketika masih bayi lebih sulit menentukan jenis kelaminnya.
Kematangan seksualn kura-kura Brazil jantan antara umur 3-5
tahun, sedangkan betina antara umur 5-7 tahun. Kematangan seksual
akan lebih cepat jika makanan yang dimakan RES berprotein tinggi. Kura-
Kura Brazil betina mampu bertelur tanpa pejantan, akan tetapi telur
tersebut tidak akan menetas tanpa dibuahi pejantan karena Pembuahan
telur RES terjadi di luar.
Kura-kura Brazil pada habitatnya di alam umurnya antara 20 25
tahun. Jika dirawat dengan baik, RES umurnya mampu hingga 27 tahun.
Tempurung kura-kura dewasa mencapai 27 cm.

Kingdom: Animalia

Superphylum: Deuterostomia

Phylum: Chordata

Subphylum: Vertebrata

Infraphylum: Gnathostomata

Superclass: Gnathostomata

Class: Reptilia

Subclass: Diapsida

Infraclass: Lepidosauromorpha

Superorder: Lepidosauria

Order: Squamata

Suborder: Lacertilia

Infraorder: Scincomorpha

Family: Scincidae

Genus: Eutropis

Series: Amniota
Species: E. multifasciata

[[SCHMITZ (2003). Mabuya multifasciata


Subspecies:
rudis has ]]
Binomial name

Eutropis multifasciata
Kuhl 1820

Kadal Kebun (Eutropis multifasciata) merupakan jenis reptil yang umum


dijumpai di Wanagama I dan diketahui memakan arthropod seperti
belalang. Dari sifat ini, Kadal Kebun merupakan jenis yang berguna
sebagai pemberantas hama.
Calotes versicolor P1750574Jika kita lihat kadal londok ini terlihat seperti cicak
yang besar. Kadal londok dewasa bisa mencapai total panjang 37 cm diukur
mulai dari ujung moncong sampai dengan ujung ekor. Cukup panjang juga.

Dimana sih kada londok ini hidup? Kadal londok ini biasa ditemukan di semak-
semak, kerimbunan tanaman dan juga bersembunyi di dahan agar terlindung
dari predator.
Ciri-ciri khusus dari kadal yaitu terdapat zat tanduk di sepanjang permukaan
tubuhnya, mempunyai cauda atau ekor, jantungnya terdiri dari dua atrium dan
ventriculus. Kadal mempunyai dua pasang anggota badan yang bersifat
pentadectil yaitu extrimitas anterior dan extrimitas posterior (Brotowidjojo,
1995).
Sistem pencernaan kadal meliputi cavum oris, pharynx, oesophagus, gastrum,
intestinum dan cloaca. Lidah dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa,
giginya melekat pada rahang. Dari cavum oris dilanjutkan ke pharynx,
oesophagus dan gastrum atau lambung. Dari lambung kemudian ke intestin,
rectum dan cloaca. Cloaca merupakan muara tiga saluran yaitu tempat
mengeluarkan sisa pencernaan, sekret, dan untuk reproduksi (Brotowidjojo,
1995).
Kadal bernafas dengan paru-paru. Pada sistem pernafasannya dapat dijumpai
tulang tipis yang berlipat-lipat dinamakan tulang turbinal. Dimulai dari rima
glotis, larynx, trachea, annulus trachealis (trachea yang tersusun dari cincin
tulang rawan), broncus, bronciolus, bifurcatio trachea (percabangan trachea) dan
sepasang pulmo atau paru-paru (Radiopoetro, 1988).
Menurut Radiopoetro (1988), tubuh kadal terdiri dari caput, truncus, dan caudal.
Caput memiliki bentuk agak pyramidal meruncing ke arah posterior lateral dan
memipih dalam arah dorsal ventral. Rima oris kadal di batasi oleh palpebra
superior dan palpebra inferior yang dapat digerakkan.
Menurut Brotowidjojo (1995) tubuh kadal terletak lateral. Kakinya dapat
digunakan untuk memanjat. Mandibula bersatu dengan anterior, kelopak mata
dapat digerakkan. Sabuk pektoral dapat berkembang biak, gendang telingga
dapat dilihat dari luar, ekor dapat digerakkan dan berfungsi sebagai alat
keseimbangan, dengan kulit yang tertutup yang tersusun seperti genting dan
lunak.
Paru-paru kadal sudah berkembang dengan baik dan ukurannya cukup besar.
Sistem pencernaan kadal terdiri dari tenggorokan yang panjang dan lambung
yang sederhana. Jantung kadal memanjang dan berwrna merah tua di depannya
terlihat batang trachea, dan jantung ini memiliki tiga ruang yaitu, 2 antrium dan
ventrikel (Djuhanda,1984).
Sistem sirkulasi pada kadal berupa jantung yang memperlihatkan kemajuaan bila
dibandingkan dengan jantung amphibi, meskipun aliran darah arteri dan vena
tidak seluruhnya terpisah. Jantung terbungkus oleh sutu membran transparan
yaitu pericandrium (Parker dan Haswell, 1962).
Lidah kadal dapat begitu ramping ataupunn bebas melebar, taringnya ada
bersama gerigi. Biasanya besar dan sama pendek. Kotoran kadal bentuknya
setengah padat seperti burung, dikeluarkan melalui kloaka sebagai materi yang
berwarna putih dan disebut sebagai feses (Storer, 1957).

Scientific classification

Kingdom: Animalia

Superphylum: Deuterostomia

Phylum: Chordata

Subphylum: Vertebrata

Infraphylum: Gnathostomata

Superclass: Gnathostomata

Class: Reptilia

Subclass: Diapsida

Infraclass: Lepidosauromorpha

Superorder: Lepidosauria

Order: Squamata

Suborder: Lacertilia

Infraorder: Iguania

Family: Agamidae

Genus: Calotes

Series: Amniota

Species: C. versicolor

Binomial name

Calotes versicolor
(Daudin, 1802)

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Reptilia Laurenti, 1768


Order: Squamata Oppel, 1811

Family: Colubridae Oppel, 1811

Genus: Enhydris Latreille, 1801

Species : Enhydris enhydris


N.I. : Rainbow Water Snake, Ular Diwel, Ular Duwel (Jawa)
a. Ciri-ciri :
Tubuh bagian dorsal berwarna coklat abu abu, ada corak garis memanjang
dari kepala hingga ekor
Tubuh bagian ventral berwarna putih dan terdapat garis abu abu memanjang
hingga ekor
Badan pendek, badan gemuk /besar
kepala kecil berbentuk oval
Panjangnya 750 mm
Jika marah memipihkan badannya
Gerakannya cepat terutama kalau di air
b. Habitat : setengah perairan, sungai, tempat berlumpur
c. Aktivitas : noctural
e. Makanan : Ikan
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan

DAFTAR PUSTAKA Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar. Yayasan


Penerbit Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Alikodra, H. S. 2010. Teknik Pengelolaan Satwa Liar dalam Rangka


Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. IPB Press Bogor.
Masud, A. A. 2012. Karakteristik Habitat Tarsius Borneo (Tarsius bancanus
borneanus, Elliot 1910) Di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan
Tengah. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Mistar. 2008. Panduan Lapangan
Amfibi & Reptil di Areal Mawas Propinsi Kalimantan Tengah (Catatan di
Hutan Lindung Beratus). Mawas: Yayasan Penyelamatan Orangutan
BorneoThe Borneo Orangutan Survival

Puspitaningrum, Ratih. 2009. Analisis Komposisi Makanan pada Lambung


Kadal (Eutropis multifasciata). Skripsi. Tidak Dipublikasikan Zug GR, Goin C,
Goin OB. 1977.

You might also like