You are on page 1of 12

HUBUNGAN PAPARAN ASAP PEMBAKARAN SAMPAH DENGAN

KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA PATOKAN, PROBOLINGGO

Corelation Of Exposure Smoke Burning TrashWith Acute Respiratory Infections In Infants In The
Patokan Village, Probolinggo

Herlina Astutik
Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, ast_herlina@yahoo.com
Alamat Korespondensi: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga,
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian
atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung hingga alveoli. Di Indonesia, ISPA (Infeksi saluran pernapasan
akut) merupakan salah satu penyakit yang menjadi pembunuh utama balita. Kematian pada balita akibat ISPA
(Infeksi saluran pernapasan akut) mengalami peningkatan sebesar 20,6% dari tahun 2010 hingga tahun
2011.ISPA (Infeksi saluran pernapasan akut ) menempati urutan pertama penyakit yang diderita pada
kelompok bayi dan balita di Indonesia. Prevalensi ISPA (Infeksi saluran pernapasan akut) di Indonesia adalah
25,5% dengan morbiditas pneumonia pada bayi 2,2% dan pada balita 3%, sedangkan mortalitas pada bayi
23,8% dan balita 15,5%. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pemberantasan atau pengendalian ISPA
(Infeksi saluran pernapasan akut ) pada balita merupakan fokus utama. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara paparan asap pembakaran sampah dengan kejadian ISPA (Infeksi saluran
pernapasan akut ) pada warga di Desa Patokan, Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini
dilatar belakangioleh tingginya kejadian ISPA (Infeksi saluran pernapasan akut ) pada balita di Desa Patokan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan desain cross sectional study. Populasi sasaran
dalam penelitian ini adalah semua balita di Desa Patokan yang menderita ISPA (infeksi saluran pernapasan
akut), sedangkan besar sampel yang digunakan adalah sebanyak 50 responden. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa paparan terhadap asap pembakaran sampah tidak memiliki hubungan atau pengaruh yang
signifikan terhadap kejadian ISPA (Infeksi saluran pernapasan akut) pada balita di Desa Patokan, Kecamatan
Bantaran, Kabupaten Probolinggo.

Kata kunci: ISPA, paparan asap, pembakaran sampah

ABSTRACT
Acute respiratory infections (ARI) is an acute infectious disease that attacks one or more parts of the airway
from the nose to the alveoli. In Indonesia, ARI (Acute respiratory infections) is one of the diseases that
became major killers toddler. ARI (Acute respiratory infections) mortality in children under five due to an
increase of 20.6% from 2010 to 2011. ARI (Acute respiratory infections) ranks first illness in infants and
toddlers group in Indonesia. The prevalence of ARI (Acute respiratory infections) in Indonesia is 25.5% with
a morbidity pneumonia in infants and toddlers 2.2% 3%, while 23.8% mortality in infants and toddlers
15.5%. Therefore, prevention and eradication or control of respiratory infection in children under five are the
main focus. This study aims to investigate the relationship between exposure to the smoke of burning garbage
with ARI (Acute respiratory infections) to residents in the Patokan village, BantaranDistrict, Probolinggo.
This study was motivated by the high incidence of respiratory infection in infants in the Patokan village. This
type of research is an observational cross-sectional study design. The target population in this study were all
children in the Patokan village who are suffering ARI (Acute respiratory infection), while the sample size used
was 50 respondents. The results showed that exposure to the smoke of burning garbage has no relationship or
a significant effect on the incidence of acute respiratory infection in infants in the Patokan village, Bantaran
District, Probolinggo.

Keywords: Acute Respiratory Infections (ARI), exposure to smoke, burning trash


PENDAHULUAN insidensi ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) di
negara berkembang 0,29% (151 juta jiwa) dan
negara industri 0,05% (5 juta jiwa) (WHO, 2012b).
Tujuan utama pembangunan nasional adalah
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) menempati
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
urutan pertama penyakit yang diderita pada
berkelanjutan. Salah satu faktor utama yang
kelompok bayi dan balita di Indonesia.
berperan penting dalam mewujudkan Indonesia
Prevalensi ISPA (infeksi saluran pernapasan
sehat 2010 dan sesuai dengan target poin ke-4 dari
akut) di Indonesia adalah 25,5% dengan
MDGs (Millennium Development Goals) 2015
morbiditas pneumonia pada bayi 2,2% dan pada
yaitu menurunkan kematian bayi (AKB), angka
balita 3%, sedangkan mortalitas padktor individu
kematian balita (AKABA), dan angka kematian
bayi 23,8% dan balita 15,5% (Depkes, 2007). ISPA
anak (AKA). Angka kematian bayi, balita, dan
(infeksi saluran pernapasan akut) dapat disebabkan
anak merupakan salah satu indikator kesehatan
oleh tiga faktor, yaitu faktor individu anak, faktor
yang sangat mendasar. Oleh karena itu, angka
perilaku, dan faktor lingkungan. Faktor individu
kematian bayi, balita, maupun angka kematian
anak diantaranya meliputi umur anak, berat badab
anak mempunyai peran yang sangat penting dalam
bayi pada saat kelahiran, status gizi pada anak,
mewujudkan tujuan utama pembangunan nasional.
vitamin A, dan status imunisasi anak. Faktor
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)
perilaku meliputi perilaku pencegahan dan
adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran
penanggulangan ISPA (infeksi saluran pernapasan
pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan
akut). Selanjutnya faktor lingkungan dapat
bagian bawah yang disebabkan oleh virus, jamur,
meliputi pencemaran udara dalam rumah maupun
dan bakteri. ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)
disekitar rumah (misalnya asap rokok dan asap
akan menyerang host apabila ketahanan tubuh
pembakaran: sampah, kayu/bahan bakar untuk
(immunologi) menurun pada bayi di bawah lima
memasak dengan konsentrasi yang tinggi, dan lain-
tahun dan bayi merupakan salah satu kelompok
lain), ventilasi rumah dan kepadatan hunian dalam
yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih
satu rumah (Prabu, 2009).
rentan terhadap bebagai penyakit. Sampai saat ini
Kasus ISPA (infeksi saluran pernapasan
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) masih
akut) di Desa Patokan, Kecamatan Bantaran,
menjadi masalah kesehatan dunia (Probowo,
Probolinggo berada pada posisi atau peringkat ke-
2012).
3 setelah diabetes mellitus (DM) dan hipertensi
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
berdasarkan penentuan prioritas masalah yang
merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang
diambil dari hasil MCUA (Multi Criteria Utility
salah satu bagian atau lebih dari saluran napas
Assessment) yang dilakukan pada beberapa
mulai dari hidung hingga alveoli (Depkes RI,
perangkat desa, kader, dan bidan Desa Patokan.
2002). Menurut World Health Organization
Sehingga dalam hal ini ISPA (infeksi saluran
(WHO) tahun 2012, sebesar 78% balita yang
pernapasan akut) masih menempati urutan atas
berkunjung ke pelayanan kesehatan adalah akibat
terkait salah satu penyakit infeksi yang harus
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), khususnya
diwaspadai dan mendapatkan perhatian yang
pneumonia. ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)
khusus, karena penularan ISPA (infeksi saluran
lebih banyak terjadi di negara berkembang
pernapasan akut) sangat mudah dan dapat
dibandingkan negara maju dengan persentase
menyebar luas dalam waktu dekat, terutama ISPA
masing masing sebesar 25%-30% dan 10%-
(infeksi saluran pernapasan akut) di Desa Patokan
15%.Kematian akibat ISPA di Asia Tenggara
banyak menyerang pada balita dan anak-anak.
sebanyak 2,1 juta balita pada tahun 2004 (Depkes
Dalam hal ini, bahwa kasus ISPA (infeksi saluran
2008). Menurut survei SUSKERNAS tahun 2001,
pernapasan akut) tergolong tinggi tidak hanya
didapatkan data bahwa ISPA (infeksi saluran
disebutkan dalam data bidan dan data puskesmas
pernapasan akut) dalam hal ini pneumonia, masih
tahun 2015. Tetapi juga dapat dibuktikan dengan
merupakan penyebab kematian terbanyak pada
membandingkan data dari profil kesehatan kota
balita, yaitu sebesar 22,8% atau sebesar 4,6
Probolinggo tahun 2008 di Kecamatan Wonoasih
kematian per 1000 balita.
(22 kejadian ISPA atau infeksi saluran pernapasan
Kematian balita akibat ISPA (infeksi saluran
akut) dengan data sekunder tahun 2014 Desa
pernapasan akut) di Indonesia mengalami
Patokan (56 kejadian ISPA).
penigkatan sebesar 20,6% dari tahun 2010 hingga
Ada beberapa faktor yang dapat
tahun 2011 yaitu 18,2% menjadi 38,8%. World
menyebabkan terjadinya ISPA (infeksi saluran
Health Organization (WHO) memperkirakan
pernapasan akut), seperti lingkungan dan host.
Menurut beberapa penelitian yang ada, faktor (infeksi saluran pernapasan akut) di Desa Patokan
lingkungan yang dapat menyebabkan ISPA (infeksi banyak menyerang pada balita dan anak-anak.
saluran pernapasan akut) salah satunya adalah Ada beberapa faktor yang dapat
kualitas udara yangdipengaruhi oleh polusi udara, menyebabkan terjadinya ISPA (infeksi saluran
misalnya karena asap pembakaran sampah yang pernapasan akut), seperti lingkungan dan host.
dilakukan di ruang terbuka atau disekitar rumah Penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)
karena tidak memiliki tempat khusus untuk yang terjadi pada balita di Desa Patokan,
membuang sampah. Sedangkan faktor host yang Kecamatan Bantaran, Probolinggo sebagian besar
dapat mempengaruhi terjadinya ISPA (infeksi disebabkan oleh faktor lingkungan, yaitu karena
saluran pernapasan akut) antara lain misalnya seringnya paparan terhadap banyaknya asap hasil
adalah status imunitas balita itu sendiri (Utami, pembakaran sampah yang dilakukan disekitar
2013). rumah warga. Sehingga secara langsung balita
Status imunitas yang rendah membuat balita terpapar oleh asap tersebut. Sampah yang
lebih rentan terserang penyakit dibandingkan ditangani dengan cara dibakar di sekitar rumah
dengan balita yang memiliki status imunitas yang asapnya akan dapat memapari balita secara terus
tinggi. Balita dengan daya tahan tubuh yang tinggi menerus dan dalam waktu yang relatif panjang,
akan mampu melawan kuman penyakit atau virus karena setiap rumah pasti akan selalu
yang masuk kedalam tubuh dan menimbulkan menghasilkan sampah, kemudian sampah tersebut
gangguan kesehatan. Sebaliknya bayi dengan akan selalu dibersihkan dan akhirnya dibakar. Oleh
status imunitas yang rendah kondisi tubuhnya akan karena itu asap akan selalu ada disekitar rumah
lebih cepat berefek apabila terserang penyakit atau dan memapari balita. Dalam beberapa hasil
infeksi sehingga cepat mengganggu kesehatannya. penelitian, papran asap dapat menyebabkan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan penyakit sesak napas ataupun ISPA (infeksi saluran
dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan pernapasan akut).
paparan asap pembakaran sampah dengan kejadia Penelitian dengan tema paparan asap
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) pada balita pembakaran sampah dengan kejadian ISPA
di Desa Patokan, Kecamatan Bantaran, Kabupaten (infeksi saluran pernapasan akut) pada balita di
Probolinggo. Desa Patokan Kecamatan Bantaran, Probolinggo
Permasalahan mengenai penyakit ISPA adalah untuk melihat ada tidaknya korelasi atau
(infeksi saluran pernapasan akut) terutama pada hubungan antara kedua variabel tersebut. Karena
balita sangat perlu untuk medapatkan perhatian beberapa hasil penelitian telah menyebutkan
dan penangnanan khusus, karena penyakit ISPA bahwa paparan asap dapat menyebabkan terjadinya
(infeksi saluran pernapasan akut) merupakan penyakit sesak napas ataupun ISPA (infeksi saluran
penyakit yang sangat serius hingga dapat pernapasan akut).
menyebabkan kematian. Sebanyak 2/3 balita di Apabila hasil penelitian ini terbukti adanya
Indonesia mati karena penyakit ISPA (infeksi korelasi antara kedua variabel, yaitu paparan asap
saluran pernapasan akut). Infeksi saluran hasil pembakaran sampah dengan kejadian ISPA
pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit (infeksi saluran pernapasan akut) pada balita di
infeksi akut yang menyerang salah satu bagian Desa Patokan Kecamatan Bantaran, Probolinggo
atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung maka dapat dilakukan tindakan pencegahan dan
hingga alveoli. penanganan terhadap kasus tersebut. Namun
Kasus ISPA (infeksi saluran pernapasan sebaliknya, apabila dalam penelitian dihasilkan
akut) di Desa Patokan, Kecamatan Bantaran, kesimpulan bahwa kedua variabel tersebut tidak
Probolinggo berada pada posisi atau peringkat ke- memiliki korelasi atau pengaruh yang signifikan,
3 setelah diabetes mellitus (DM) dan hipertensi maka sebaiknya melakukan penelitian yang lebih
berdasarkan penentuan prioritas masalah yang lanjut untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
diambil dari hasil MCUA (Multi Criteria Utility
Assessment). Sehingga dalam hal ini ISPA (infeksi
METODE
saluran pernapasan akut) masih menempati urutan
atas terkait salah satu penyakit infeksi yang harus
diwaspadai dan mendapatkan perhatian yang Penelitian ini merupakan penelitian
khusus, karena penularan ISPA (infeksi saluran observasional analitik dengan desain cross
pernapasan akut) sangat mudah dan dapat sectional study yaitu mepelajari korelasi atau
menyebar luas dalam waktu dekat, terutama ISPA hubungan dan asosiasi antara variabel independen
(paparan terhadap asap pembakaran sampah)
dengan variabel dependen (kejadian infeksi saluran tabel. Pengolahan data menggunakan SPSS
pernapasan akut) pada balita, tepatnya balita di (statistical package for sosial science) juga
Desa Patokan, karena penelitian ini dilaksanakan berguna untuk melihat kevalidan dan reliabilitas
di Desa Patokan, Kecamatan Bantaran, Kabupaten data yang telah diperoleh. Untuk memberikan
Probolinggo pada bulan September 2015. penjelasan terhadap data primer yang telah
Penelitian ini bersifat observatif karena dalam diperoleh, maka digunakan juga analisa deskriptif
memperoleh data, yaitu data primer salah satunya sebagai metode analisis data. Untuk data sekunder
adalah dengan observasi lapangan dan melakukan yang telah diperoleh, maka hasilnya langsung
penyebaran kuesioner kepada responden serta dibandingkan dengan data primer yang telah
sekaligus wawancara terhadap responden. Dengan diperoleh. Dalam penelitian ini data sekunder
cara tersebut maka data yang didapatkan berupa data yang didapatkan dari bidan Desa
diharapkan adalah data yang kevalidan dan Patokan. Data sekunder merupakan data rekapan
reliabilitasnya tinggi, sehingga dapat secara rutin oleh bidan Desa Patokan. Data
dipertenggung jawabkan kebenaran dari data yang sekunder dan primer dibandingkan untuk melihat
telah diperoleh tersebut. keakuratan data yang telah dikumpulkan dan
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah diperoleh dalam penelitian ini.
semua balita di Desa Patokan yang menderita ISPA
(infeksi saluran pernapasan akut), sedangkanbesar
HASIL
sampel yang digunakan adalah sebanyak 50
responden. Penentuan besarnya sampel dilakukan Karakteristik Responden
dengan metode sampling acak bertingkat atau
Secara umum, karakteristik dari responden
strata sehingga didapatkan sampel sebanyak 50
antara lain adalah tempat tinggal, jenis kelamin
KK (kepala keluarga) dari 904 KK (kepala
responden, ketersediaan tempat sampah, dan cara
keluarga) yang ada di Desa Patokan. Penentuan
penanganan sampah oleh orang tua balita.
sampel dapat mempermudah peneliti dalam proses
Berdasarkan karakteristik umum, menunjukkan
pengambilan data karena keterbatasan peneliti
bahwa yang lebih banyak mengalami ISPA (infeksi
untuk meneliti semua jumlah warga Desa Patokan
saluran pernapasan akut) adalah dengan jenis
Kecamatan Bantaran, Probolinggo yang
kelamin perempuan. Dari 50 yang menderita ISPA
sedemikian banyaknya, sehingga tidak mungkin
(infeksi saluran pernapasan akut), 28 diantaranya
apabila semua warga Desa Patokan diteliti.
adalah perempuan. Kemungkinan perempuan lebih
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
mudah terserang penyakit infeksi adalah karena
ini adalah kuesioner dengan 50 pertanyaan yang
daya tahan tubuh perempuan pada umumnyalebih
terdiri dari pertanyaan identitas responden,
rendah daripada daya tahan tubuh pada laki-laki.
karakteristik demografi responden, perdagangan
Sedangkan kaitannya ISPA (infeksi saluran
dan bisnis komunitas, sarana dan prasarana
pernapasan akut) dengan tempat tinggal adalah
komunitas, angka morbiditas, sistem pelayanan
karena kepadatan hunian. Jumlah anggota keluarga
kesehatan masyarakat komunitas, dan sistem
yang semakin banyak dalam satu hunian akan
bantuan sosial komunitas.
mempercepat proses terjadinya penularan penyakit
Pengumpulan data diperoleh dengan 3 cara,
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut). Salah satu
yaitu dengan wawancara langsung ke bidan Desa
terkena penyakit maka yang lainnya akan dengan
Patokan, melalui penyebaran kuesioner kepada
mudah tertular dan sakit.
responden atau sampel yang telah ditentukan.
Ketersediaan tempat pembuangan sampah
Kuesioner secara rinci terdiri dari pertanyaan
pada tempat tinggal responden menunjukkan
terbuka, tertutup, dan pertanyaan yang bersifat
bahwa sebanyak 62% tidak memiliki tempat
observasional. Kemudian juga berdasarkan
sampah yang khusus. Begitu juga dengan kondisi
penentuan criteria masalah dari hasil MCUA
tempat pembuangan sampah manunjukkan bahwa
(multi criteria utility assessment) yang dihasilkan
sebanyak 62% responden tidak memiliki tempat
dari penilaian beberapa perangkat Desa Patokan,
pembuangan sampah, dan cara penanganan
kader, dan juga bidan Desa Patokan.
sampah menunjukkan bahwa sebanyak 74%
Data yang telah dikumpulkan melalui
pengolahan sampah dilakukan dengan cara
kuesioner yang dibagikan ke responden, kemudian
dibakar. Warga yang tidak memiliki tempat
diolah dan dianalisis dengan sistem komputerisasi
pembuangan sampah kemungkinan besar cara
yaitu menggunakan program SPSS (statistical
penanganan sampahnya adalah juga dengan cara
package for sosial science) melalui coding, entry,
dibakar di sekitar rumah. Oleh karena cara
serta analisis data dan disajikan dalam bentuk
penanganan sampah dengan dibakar adalah cara timbulnya batuk-batuk dan sesak napas. Selain itu
penanganan yang dirasa paling mudah dan praktis, juga dapat menyebabkan kejadian penyakit ISPA
karena langsung menghilangkan sampah yang (infeksi saluran pernapasan akut) pada balita di
dibersihkan sebelumnya. Desa Patokan.

Tabel 1. Cara Warga Desa Patokan dalam Tabel 2. Tabulasi Karakteristik Umum Responden
Menangani Limbah atau Sampah dengan Kejadian ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut) di Desa Patokan,
Vali Cummul
Cara Kecamatan Bantaran, Probolinggo
Frek d ative
Penanganan %
uensi Perc Percent Kejadian ISPA (infeksi saluran
Sampah Karakter
ent pernapasan akut)
Diambil istik
petugas umum Ya Tidak
2 4 4 4 n %
kebersihan N % n %
Tempat
Dibakar tinggal
37 74 74 78
- Desa
Ditimbun 1 2 2 80 Patok 50 100 0 0 50 100
an
Dibuang ke Jenis
8 16 16 96
sungai kelamin
Tidak - Laki-
terdapat 22 44 0 0 22 100
laki
tempat - Perem
pembuangan 2 4 4 100 28 56 0 0 28 100
puan
sampah/limb Ketersedi
ah aan
tempat
sampah
Total 50 100 100 - Tidak
50 100 0 0 50 100
ada
Tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa - ada 0 0 0 0 0 100
ternyata sebagian besar warga di Desa Patokan
dalam menangani sampah adalah dengan cara Cara
dibakar secara langsung disekitar rumah. Selain penangan
itu, sisanya diambil petugas kesehatan, ditimbun, an
dan dibuang ke sungai. Dan warga yang tidak sampah
memiliki tempat pembuangan sampah maka - diambil
2 4 0 0 0 100
sampahnya juga secara langsung dibakar di sekitar petugas
rumah. Sehingga inilah yang menyebabkan balita - ditimbun 1 2 0 0 0 100
terpapar asap pembakaran sampah. Penanganan - dibakar
sampah dengan cara dibakar merupakan salah satu 37 74 0 0 0 100
cara yang paling praktis untuk membersihkan - dibuang
sampah. ke 8 16 0 0 0 100
Semakin banyak sampah yang dihasilkan sungai
maka juga semakin banyak sampah yang dibakar. - tidak
Semakin banyak sampah yang dibakar maka asap terdapat
yang dihasilkan juga semakin banyak. Banyaknya tempat
asap yang memapari bayi/balita di Desa Patokan pembua 2 4 0 0 0 100
dan berlangsung secara terus menerus serta dalam ngan
jangka waktu yang relatif panjang akan sangat sampah/
berpengaruh terhadap kesehatan misalnya limbah
Variabel penelitian terdiri atas variabel kuat, sehingga hasil hipotesis menyatakan adanya
independen dan variabel dependen. Variabel korelasi atau hubungan antara kedua variabel,
independen dalam penelitian ini adalah balita yang yaitu kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan
terpapar oleh asap yang dihasilkan dari akut) pada balita di Desa Patokan dengan paparan
pembakaran sampah, yang sebagian besar oleh terhadap asap hasil pembakaran sampah yang
warga Desa Patokan dilakukan di sekitar rumah, dilakukan di sekitar rumah oleh warga Desa
sehingga rentan menghirup asap hasil pembakaran Patokan.
tersebut. Sedangkan variabel dependennya adalah Adapun bentuk kerangka konsep suatu
kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) riwayat alamiah yang dapat mewakili dalam
pada balita di Desa Patokan. Sebesar 74% dari menjelaskan alur terjadinya penyakit ISPA (infeksi
total sampel yang diambil, adalah warga Desa saluran pernapasan akut) pada balita di Desa
Patokan yang mengelola sampah dengan cara Patokan yang kemungkinan besar dapat
dibakar, sehingga kemungkinan besar balita yang disebabkan oleh paparan terhadap asap
menjadi sampel dalam penelitian ini sebagian pembakaran sampah yang dilakukan disekitar
besar sering terpapar dengan asap pembakaran rumah oleh warga Desa Patokan. Bermula dari
sampah. tidak terdapatnya tempat pembuangan sampah
Adanya beberapa hasil penelitian yang khusus, sampah dibakar hingga terjadinya penyakit
menunjukkan bahwa asap dapat berhubungan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) pada balita
dengan kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan di Desa Patokan. Kerangka konsep yang mungkin
akut) maka dalam penelitian ini timbul rumusan dapat digambarkan adalah sebagai berikut:
masalah yang berkaitan dengan hal tersebut.
Hipotesis atau dugaan sementara yang timbul dan Kerangka Konsep Suatu Riwayat Alamiah
menjadi pertanyaan adalah kebenaran tentang Terjadinya ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
apakah paparan asap memang benar dapat Akut)
menyebabkan terjadinya penyakit ISPA (infeksi
saluran pernapasan akut) pada balita di Desa
Warga Desa
Patokan. Apabila dilihat pada data, tidak meutup Patokan
kemungkinan bahwa banyaknya warga yang
membakar sampah disekitar rumah dan Menghasilkan tidak memiliki tempat
menghasilkan banyak asap dapat memicu sampah pembuangan sampah
timbulnya penyakit ISPA (infeksi saluran
pernapasan akut) pada bayi/balita yang terpapar
asap tersebut. Penanganan sampah dengan
Sebanyak 50 responden terdapat 37 warga cara dibakar di sekitar rumah
Desa Patokan yang menangani sampah dengan
cara dibakar, 2 warga sampahnya diambil petugas,
1 warga sampahnya ditimbun, 8 warga sampahnya Menghasilkan banyak asap
dibuang ke sungai, dan ada 2 warga yang tidak
memiliki tempat pembuangan sampah, sehingga
kemungkinan besar sampah tersebut juga akan ikut
Bayi/balita terpapar oleh asap
dibakar disekitar rumah segera setelah sampah
dibersihkan. Tidak ada pilihan lain bagi warga
selain membakar sampahnya dengan segera bagi Menginfeksi saluran pernapasan bayi/balita
mereka yang tidak memiliki tempat pembuangan
sampah secara khusus agar sampahnya tidak
semakin menumpuk. Bayi/balita terkena
Berdasarkan data perolehan hasil survey ISPA
bahwa banyaknya jumlah penanganan sampah
dengan cara dibakar dapat sangat mendukung
hipotesis bahwa ISPA (infeksi saluran pernapasan
Gambar 1. Kerangka Konsep Suatu Riwayat
akut) pada balita di Desa Patokan dapat
Alamiah Terjadinya ISPA (infeksi
disebabkan karena seringnya terpapar oleh asap
saluran pernapasan akut)pada
hasil pembakaran sampah. Data ini dapat
Bayi/Balita di Desa Patokan
meyakinkan peneliti bahwa dugaan adanya
Kecamatan Bantaran, Probolinggo
hubungan antara kedua variabel tersebut cukup
Analisis Bivariat Tabel 3. Hubungan Variabel Independen (Paparan
Analisis bivariat pada penelitian ini Terhadap Asap Pembakaran Sampah)
bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel dengan Kejadian ISPA (infeksi saluran
dependenpenelitian yaitu kejadian ISPA (infeksi pernapasan akut) pada Anak Balita di
saluran pernapasan akut) pada balita di Desa Desa Patokan, Kecamatan Bantaran,
Patokan Kecamatan Bantaran, Probolinggo dan Probolinggo
variabel independen yaitu paparan terhadap asap
Kejadian ISPA Hasi
yang dihasilkan dari pembakaran sampah di sekitar
(infeksi saluran l Uji
rumah warga Desa Patokan, yang telah ditentukan. Vari
pernapasan akut) Stati
Dari hasil uji statistik yang dilakukan, maka abel
Ya Tidak n % stik
didapatkan hasil bahwa paparan asap pembakaran Pene
N % n % (Cl=
sampah memiliki hubungan dengan kejadian ISPA litian
95%
(infeksi saluran pernapasan akut) pada balita di
)
Desa Patokan.
Tingginya intensitas paparan asap hasil Papa
pembakaran sampah yang dibakar disekitar rumah ran
kemungkinan besar juga dapat meningkatkan terha
kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) dap
pada balita di Desa Patokan. Dari beberapa asap
penelitian yang sudah ada juga menyebutkan - terpa 46 92 0 0 46 100
bahwa paparan asap dengan intensitas tinggi dan par P=
frekuensi yang sering maka dapat memicu 0,15
timbulnya penyakit infeksi misalnya penyakit 7
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut). Oleh - tidak 4 8 0 0 4 100
karena asap yang terhirup melalui saluran
pernapasan bisa langsung masuk kedalam organ
dalam tubuh dan mengganggu sistem pernapasan. PEMBAHASAN
Paparan melalui inhalasi lebih cepat menimbulkan
gejala dari pada melalui ingesti (saluran
pencernaan) dan kulit. ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)
Hasil analisis bivariat dari variabel meliputi tiga unsur, yaitu infeksi, saluran
independen yaitu paparan asap terhadap kejadian pernapasan, dan akut. Infeksi adalah masuknya
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) pada balita kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh
di Desa Patokan, Kecamatan Bantaran, manusia dan berkembang biak, sehingga kuman
Probolinggo menunjukkan bahwa 92% balita tersebut dapat menimbulkan atau menyebabkan
terkena ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) dan gejala penyakit salah satunya adalah berupa
8% tidak terkena ISPA (infeksi saluran pernapasan infeksi. Saluran pernapasan adalah organ yang
akut). Hal ini menunjukkan bahwa angka kejadian dimulai dari hidung hingga alveoli beserta organ-
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) pada balita organ lainnya, misalnya sinus-sinus, rongga telinga
di Desa Patokan, Kecamatan Bantaran, tengah dan pleura. ISPA (infeksi saluran
Probolinggo adalah tinggi jika dikaitkan dengan pernapasan akut) merupakan salah satu infeksi
paparan asap yang dihasilkan oleh pembakaran yang berlangsung sampai dengan 14 hari.
sampah yang dilakukan warga disekitar rumah. Secara klinis ISPA (infeksi saluran
Disisi lain, hasil analisis secara statistik, yaitu pernapasan akut) memiliki suatu tanda atau gejala
dengan uji chi square diperoleh nilai p= 0,157, akut akibat infeksi yang terjadi di setiap bagian
oleh karena nilai p<0,05 maka artinya Ho diterima, saluran pernapasan atau struktur yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada berhubungan dengan saluran pernapasan yang
hubungan atau pengaruh antara variabel berlangsung tidak lebih dari 14 hari. Batas 14 hari
independen (paparan terhadap asap hasil diambil untuk menunjukkan berlangsungnya
pembakaran sampah yang dibakar disekitar rumah proses akut. ISPA (infeksi saluran pernapasan
oleh warga) dengan variabel dependen yaitu akut) merupakan infeksi yang menyerang hidung
kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) sampai dengan bagian faring. Gejala yang
pada balita di Desa Patokan, atau tidak ada ditimbulkan misalnya adalah pilek, sinusitis, otitis
hubungan atau pengaruh yang signifikan antara media atau infeksi pada telinga tengah, faringitis
kedua variabel tersebut. atau infeksi pada tenggorokan, namun infeksi ini
bukan atau tidak digolongkan kedalam penyakit oleh ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)
pneumonia. bawah.
Bibit penyakit ISPA (infeksi saluran ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)
pernapasan akut) berupa jasad renik ditularkan masih merupakan masalah kesehatan, baik di
melalui udara. Jasad renik yang terkandung atau negara maju maupun negara berkembang. Dalam
berada dalam udara tersebut akan masuk kedalam satu tahun, rata-rata seorang anak di pedesaan
tubuh melalui saluran pernapasan dan dapat terserang ISPA (infeksi saluran pernapasan
menimbulkan infeksi, penyakit ISPA (infeksi akut) sebanyak tiga kali, sedangkan pada daerah
saluran pernapasan akut) dapat pula berasal dari perkotaan dapat mencapai sebanyak enam kali.
penderita yang secara kebetulan memang Berdasarkan pengamatan epidemiologi, maka
mengandung bibit penyakit, baik yang sedang dapat diketahui bahwa angka kesakitan akibat
jatuh sakit maupun karier. Jika jasad renik berasal ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) di kota
dari tubuh manusia, maka umumnya akan cenderung lebih besar daripada di desa. Hal ini
dikeluarkan melalui sekresi saluran pernapasan kemungkinan dapat disebabkan oleh tingkat
yang diantaranya dapat berupa saliva dan sputum. kepadatan tempat tinggal di kota dan pencemaran
Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui lingkungan di kota yang lebih tinggi dari pada di
kontak langsung ataupun secara tidak langsung desa.
dari benda yang telah dicemari oleh jasad renik, Proses terjadinya penyakit disebabkan
misalnya makanan terbuka yang telah terpapar adanya interaksi antara agent atau faktor penyebab
oleh jasad renik. Oleh karena itu, ISPA (infeksi penyakit, manusia sebagai pejamu atau host, dan
saluran pernapasan akut) juga termasuk dalam faktor lingkungan yang mendukung atau
golongan air borne disease, karena salah satu environtment. Pada faktor pejamu, umur
penularannya adalah melalui udara yang tercemar mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk
dan kemudian masuk kedalam tubuh melalui terjadinya ISPA (infeksi saluran pernapasan
saluran pernapasan. akut).Oleh sebab itu kejadian ISPA (infeksi saluran
Penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan pernapasan akut) pada abyi atau balita akan lebih
akut) pada anak-anak maupun pada balita dapat tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa.
menimbulkan bermacam-macam tanda dan gejala Kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)
diantaranya adalah seperti batuk, kesulitan pada bayi dan balita akan memberikan gambaran
bernapas, sakit tenggorokan, pilek, sakit telinga, klinik yang lebih berat dan buruk, hal ini
dan demam. Seorang anak atau balita dapat disebabkan oleh karena ISPA (infeksi saluran
dinyatakan menderita ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) pada bayi maupun balita
pernapasan akut) jika ditemukan satu atau dua umumnya merupakan kejadian infeksi pertama
lebih gejala-gejala seperti batuk, suara serak atau serta belum terbentuknya secara optimal proses
bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara kekebalan secara alamiah.
misal berbicara atau menangis, pilek atau Pencegaha tingkat pertama yang dapat
mengeluarkan lender atau ingus dari hidung, serta dilakukan untuk penyakit infeksi seperti ISPA
panas atau demam dengan suhu badan melebihi (infeksi saluran pernapasan akut) diantaranya
37o C. adalah dengan melakukan penyuluhan oleh tenaga
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) kesehatan kepada semua warga. Tenaga kesehatan
merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak- dalam hal ini adalah Bidan Desa Patokan yang
anak maupun balita. Daya tahan tubuh anak sangat memang merupakan tenaga kesehatan yang
berbeda dengan orang dewasa karena sistem seringkali diandalkan oleh warga Desa Patokan
pertahanan tubuhnya belum kuat. Apabila dalam ketika melakukan pengobatan. Dengan
satu rumah ada anggota keluarga yang terkena dilakukannya kegiatan ini, maka diharapkan
pilek, daripada orang dewasa, maka anak-anak masyarakat dapat mengubah sikap dan perilaku
akan lebih mudah untuk tertular pilek tersebut. yang dapat meningkatkan faktor resiko penyakit
Dengan kondisi anak atau balita yang masih sangat ISPA (infeksi saluran pernapasan akut). Selain itu
lemah, maka proses penyebaran penyakit juga dapat juga dilakukan penyuluhan imunisasi,
akan menjadi lebih cepat. ISPA (infeksi saluran penyuluhan kesehatan lingkungan, dan penyuluhan
pernapasan akut) merupakan penyebab utama bahaya asap pembakaran sampah.imunisasi juga
kematian pada bayi dan balita di Indonesia. merupakan strategi yang spesifik untuk dapat
Menurut para ahli hampir semua kematian yang mengurangi angka kesakitan akibat penyakit ISPA
disebabkan oleh ISPA (infeksi saluran pernapasan (infeksi saluran pernapasan akut). Selain itu,
akut) pada bayi dan balita umumnya disebabkan program penyehatan lingkungan juga sangat
efektif apabila diterapkan untuk menangani tempat atau wadah untuk menampung sampah-
masalah polusi di dalam maupun di luar rumah. sampah mereka. Selain itu cara penanganan
Pencegahan tingkat kedua dalam sampah dengan dibakar merupakan cara praktis
penanggulangan ISPA (infeksi saluran pernapasan dalam membersihkan sampah, karena mudah dan
akut) dapat dilakukan dengan upaya pengobatan sisanya menjadi abu.
dan diagnosis sedini mungkin. Kepada penderita Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 46
yang bukan pneumonia sebaiknya tidak diberi obat balita di Desa Patokan terpapar oleh asap hasil
antibiotik dan diberikan perawatan didalam rumah pembakaran sampah yang dilakukan di sekitar
secara spesifik dan dengan baik. Kemudian rumah oleh warga. Selanjutnya sebanyak 4 balita
pencegahan tingkat ketiga dapat dilakukan dengan tidak terpapar asap hasil pembakaran sampah yang
ditujukan untuk balita yang bukan pneumonia agar dilakukan oleh warga disekitar rumah. Kebiasaan
tidak menjadi lebih parah dan mengakibatkan warga yang membakar sampah disekitar rumah
kecacatan dan berakhir dengan kematian. sehingga mengasilkan asap dan memapari balita
Penelitian ini dilakukan di Desa Patokan, sebaiknya perlu diperbaiki. Pemaparan oleh asap
Kecamatan Bantara, Probolinggo dengan jumlah yang terjadi secara terus menerus dan dalam waktu
sampel sebanyak 50 responden yang diambil yang relatif lama akan memberikan dampak buruk
dengan teknik sampling acak bertingkat. Hasil bagi kesehatan, karena asap akan masuk ke dalam
penelitian tentang faktor yang berhubungan tubuh manusia melalui inhalasi. Suatu paparan
dengan kejadian ISPA pada bayi/balita di Desa yang masuk melalui jalur atau saluran pernapasan
Patokan dapat dilihat pada penjelasan berikut akan lebih mudah dan cepat untuk menimbulkan
ini:Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah efek pada tubuh jika dibandingkan dengan jalur
salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah ingesti (saluran pencernaan) dan melalui kontak
dengan imunasasi. ISPA (infeksi saluran langsung dengan kulit.
pernapasan akut) lebih sering terjadi pada anak- Hasil analisis yang diuji yaitu dengan
anak, sedangkan daya tahan tubuh anak sangat membandingkan paparan terhadap asap
berbeda dengan orang dewasa karena sistem pembakaran sampah dengan kejadian ISPA
pertehanan tubuhnya belum kuat. Dengan kondisi (infeksi saluran pernapasan akut), dengan desain
anak yang masih lemah, proses penyebaran chi square menunjukkan bahwa nilai p= 0,157,
penyakit menjadi lebih cepat. Dibandingkan sehingga nilai p<, = 5% atau 0,05. Hal ini
dengan orang dewasa, bayi/balita memang lebih berarti bahwa Ho diterima, sehingga
rentan untuk terkena penyakit infeksi maupun jenis kesimpulannya adalah tidak ada hubungan yang
penyakit lainnya. hal ini karena sistem kekebalan signifikan antara paparan asap dengan kejadian
tubuh atau sistem imunitas pada orang dewasa ISPA pada balita di Desa Patokan. Hal ini juga
tentunya lebih kuat dari pada sistem imunitas dapat diartikan pula bahwa paparan terhadap asap
seorang bayi/balita. pembakaran sampah yang dilakukan di sekitar
Dari data yang telah diperoleh, rumah tidak memiliki korelasi dengan kejadian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) pada balita
terkena ISPA. Perilaku warga yang diduga di Desa Patokan, sehingga tidak ada pengaruh
mendukung banyaknya angka kejadian ISPA yang signifikan paparan asap pembakaran sampah
(infeksi saluran pernapasan akut) pada balita di dengan kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan
Desa Patokan adalah karena warga sering akut) pada balita di Desa Patokan, Kecamatan
membakar sampah di sekitar rumah sehingga Bantaran, Probolinggo.
banyak menghasilkan asap. Oleh karena itu balita Hasil uji yang menunjukkan bahwa tidak
sering terpapar oleh asap tersebut. terdapat hubungan atau korelasi antara paparan
Asap dapat menyebabkan sesak napas, terhadap asap pembakaran sampah yang dilakukan
batuk-batuk, dan lain sebagainya. Sehingga di sekitar rumah dengan kejadian ISPA pada balita
semakin besar dugaan atau hipotesis bahwa ISPA di Desa Patokan ternyata tidak sejalan dengan
(infeksi saluran pernapasan akut) dapat disebabkan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Hipotesis
karena paparan asap akibat pembakaran awal menyebutkan bahwa akan ada korelasi dan
sampah,yang dilakukan oleh warga, terlebih pengaruh yang signifikan antara antara paparan
disekitar rumah. Pembakaran sampah yang terhadap asap pembakaran sampah yang dilakukan
dilakukan disekitar rumah oleh warga adallah di sekitar rumah dengan kejadian ISPA pada balita
bukan tanpa alasan. Salah satu alasan mengapa di Desa Patokan. Dari pernyataan tersebut
warga Desa Patokan menangani sampah dengan diketahui bahwa balita di Desa Patokan yang
cara dibakar adalah karena mereka tidak memiliki terkena ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)
penyebabnya adalah bukan karena mereka sering yang berdekatan antara satu individu dengan
terpapar asap, walaupun pada akhirnya asap hasil individu lain sangat memungkinkan penularan
pembakaran dapat menyebabkan batuk-batuk dan melalui inhalasi (saluran pernapasan), ingesti
sesak napas pada orang yang menghirupnya. (saluran pencernaan), dan kontak melalui kulit
akan sangat mudah terjadi, apalagi jika daya tahan
tubuh dari individu tertentu buruk.
Hasil Analisis Data antara Variabel
Perdagangan dan bisnis komunitas
Independen dan Dependen dengan Uji Statistik
berdasarkan hasil analisis juga tidak memiliki
(Chi Square)
pengaruh atau hubungan yang signifikan dengan
kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)
Penanganan sampah dengan pada balita di Desa Patokan, Kecamatan Bantaran,
cara dibakar disekitar rumah Probolinggo. Sama halnya dengan sarana dan
prasarana komunitas, angka morbiditas, sistem
pelayanan kesehatan masyarakat komunitas, dan
sistem bantuan sosial komunitas juga tidak
Menghasilkan memiliki pengaruh atau hubungan yang signifikan
asap dengan kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan
akut) pada balita di Desa Patokan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa variabel (independen maupun
dependen) dalam penelitian ini bukan merupakan
Memapari bayi
hal atau faktor yang dapat menyebabkan tingginya
atau balita
angka kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan
akut) pada balita di Desa Patokan, Kecamatan
Bantaran, Probolinggo.
Hasil uji statistic (Chi
Square)= Ho diterima SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Tidak ada pengaruh atau Hasil penelitian dan perhitungan data yang
hubungan yang signifikan telah dilakukan, serta hasil pembahasan tentang
antara variabel independen hubungan asap hasil pembakaran sampah yang
dan dependen dibakar disekitar rumah sebagai variabel
independen dengan kejadian ISPA (infeksi saluran
Gambar 2. Hasil Analisis Data antara Variabel pernapasan akut) pada balita yang sebagai variabel
Independen dan Variabel Dependen dependen, maka dapat disimpulkan bahwa adanya
yang Dilakukan dengan Uji Statistik paparan terhadap asap hasil pembakaran sampah
(Chi Square) yang dibakar disekitar rumah tidak memiliki
pengaruh atau hubungan yang signifikan terhadap
Karakteristik demografi responden tidak kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)
memiliki pengaruh atau hubungan yang signifikan pada balita di Desa Patokan, Kecamatan Bantaran,
dengan kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan Kabupaten Probolinggo. Sehingga asap hasil
akut) pada balita di Desa Patokan, Kecamatan pembakaran sampah belum bisa dikatakan sebagai
Bantaran, Probolinggo. Keadaan demografi di faktor pemicu atau penyebab kejadian ISPA
Desa Patokan yang sedemikian rupa bukanlah (infeksi saluran pernapasan akut) pada balita di
salah satu faktor yang juga turut mempengaruhi Desa Patokan Kecamatan Bantaran, Probolinggo.
terjadinya ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) Banyaknya jumlah kejadian ISPA (infeksi saluran
pada bayi/balita. Keadaan demografi di Desa pernapasan akut) pada balita di Desa Patokan bisa
Patokan berpengaruhnya adalah pada jumlah dan saja disebabkan oleh faktor lainnya, misalnya
kepadatan penduduk di Desa Patokan. Jumlah sanitasi makanan, pola asuh ibu, tertular, cuaca
penduduk yang semakin meningkat akan atau ikim, dan lain sebagainya.
berbanding lurus dengan kepadatan hunian yang Begitu juga dengan karakteristik demografi
juga semakin meningkat. Kepadatan hunian dapat responden, perdagangan dan bisnis komunitas,
mempercepat proses penularan suatu infeksi atau sarana dan prasarana komunitas, angka morbiditas,
penyakit dari satu orang ke orang lainnya. Jarak sistem pelayanan kesehatan masyarakat komunitas,
dan sistem bantuan sosial komunitas juga tidak akan bahaya asap hasil pembakaran sampah yang
memiliki hubungan atau pengaruh yang signifikan dilakukan disekitar rumah warga terutama pada
dengan kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan anak balita. Dengan dilakukannya hal tersebut,
akut pada balita) di Desa Patokan, Kecamatan maka diharapkan dapat mengurangi frekuensi
Bantaran, Probolinggo. Sehingga dalam penelitian warga Desa Patokan, Kecamatan Bantaran,
ini, variabel-variabel (baik independen maupun Probolinggo dalam melakukan pembakaran
dependen) bukan merupakan faktor yang dapat sampah di sekitar rumah. Bagi peneliti selanjutnya,
menyebabkan banyaknya angka kejadian ISPA maka diharapkan dan perlu untuk meneliti
(infeksi saluran pernapasan akut) pada bayi atau ventilasi rumah secara keseluruhan tidak hanya
balita di Desa Patokan, Kecamatan Bantaran, terbatas pada ruang keluarga dan kamar balita saja.
Probolinggo. Selain itu juga diharapkan dilakukan penelitian
yang lebih lanjut terkait status gizi pada balita,
Saran kebiasaan lain yang dilakukan warga sehingga
menjadi faktor pemicu ISPA (infeksi saluran
Saran yang dapat diberikan untuk warga
pernapasan akut) dan tipe rumah yang ditempati
Desa Patokan, terutama pada kalangan ibu-ibu
dalam hubungannya dengan kejadian ISPA (infeksi
yang sedang memiliki bayi atau balita sebaiknya
saluran pernapasan akut).
meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan anak
dan mempunyai sumber informasi yang lengkap
serta dapat dipercaya mengenai kesehatan, REFERENSI
terutama kesehatan bayi, balita, dan kesehatan
Chahaya, Indra dan Nurmaini. 2005. Faktor-faktor
anak sebagai tujuan utama pembangunan nasional
Kesehatan Lingkungan Perumahan yang
dalam mewujudkan Indonesia sehat 2010 dan
Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita
sesuai dengan target poin ke-4 dari MDGs
di Perumahan Nasional (Perumnas)
(Millennium Development Goals) 2015 yaitu
Mandala, Kecamatan Percut Sei Tuan,
menurunkan kematian bayi (AKB), angka
Kabupaten Deli Serdang.
kematian balita (AKABA), dan angka kematian
http://repository.usu.ac.id/bitstream/
anak (AKA). Petugas kesehatan berperan dalam
123456789/15574/1/ mkn-
memberikan edukasi melalui kegiatan seperti
sep2005%20%284% 29.pdf Diakses 30
penyuluhan mengenai imunisasi dan perilaku
September 2015
hidup bersih. Karena status imunitas pada bayi dan
Depkes RI. 2007. Riskesdas 2007. Jakarta: Depkes
pola hidup yang bersih dan sehat sangat
RI (http://www.ppid.
berpengaruh terhadap respon balita saat terinfeksi
depkes.go.id/index.php?
atau terserang suatu penyakit tertentu, dalam
option=com_docman&task=doc_download
penelitian ini misalnya penyakit ISPA (infeksi
&gid=53&Itemid=87. Diakses pada tanggal
saluran pernapasan akut) pada balita.
26 September 2015.
Selain itu, petugas kesehatan perlu
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman
melakukan sweeping (melakukan kunjungan)
Pemberantasan Penyakit ISPA. Jakarta
secara door to door (dari satu rumah ke rumah
Laporan Praktek Kerja Lapangan. 2015. Laporan
yang lainnya) bagi ibu balita yang berhalangan
PKL Probolinggo. FKM. Unair
hadir untuk mengikuti jadwal posyandu.
Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan
Sebaiknya tidak hanya kepada ibu balita, tetapi
Keperawatan dengan Gangguan Sistem
juga ditingkatkan kesadaran pada anggota keluarga
Pernapasan. Salemba Medika. Jakarta
lainnya agar memiliki pemahaman atau pengertian
Prabu. 2009. Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
dan kesadaran untukdapat berperilaku hidup yang
Artikel. Terdapat pada
sehat misalnya seperti tidak membakar sampah
http://prabu.wordpress.com/2009/01/04/infe
secara sembarangan disekitar rumah, sehingga bisa
ksi-saluran-pernapasan-akut. Diakses pada
mengganggu kesehatan terutama pada sistem
tanggal 11 November 2015
pernapasan. Karena paparan asap dalam jangka
Probowo, S. 2012. Penyakit yang Paling Umum
waktu lama dan secara terus-menerus dapat
pada Anak. Majalah Kesehatan
mengganggu sistem pernapasan, baik pada bayi
http://majalahkesehatan.com/penyakit-yang-
atau balita serta pada orang dewasa.
paling-umum-pada-anak-bag-1/. Diakses
Untuk mencapai semua itu, maka diperlukan
pada tanggal 11 Oktober 2015
kerjasama antara petugas kesehatan dan para ibu-
Rasmaliah. 2004. Infeksi Saluran Pernapasan
ibu serta warga lainnya untuk memberikan edukasi
Akut (ISPA) dan Penanggulangannya.
http://usudigital.library.com. Diakses pada Kabupaten Magelang. Fakultas Ilmu
tanggal 7 Oktober 2015 Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Suhandayani, I. 2007. Faktor-Faktor yang http://lib.unnes.ac.id/18897/1/6450408121.p
Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada df. Diakses pada tanggal 2 November 2015
Balita di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati World Health Organization. 2012b. Data and
Tahun 2006. Skripsi. IKMFIKUNNES. Statistics. (online)
Semarang. http://www.who.int/gho/child_health/en/ind
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/ ex.html Diakses 24 September 2015.
archives/HASH1450/712b0778.dir/doc.pdf. WHO. 2012b. Acute Respiratory Infections
Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 (Update September 2009). (Online)
Utami, S. 2013. Studi Deskriptif Pemetaan Faktor http://www.who.int/vaccine_research/dis
Resiko ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan eases/ari/en/index.html. Diakses 24
Akut) pada Balita Usia 0-5 Tahun yang
September 2015
Tinggal di Rumah Hunian Akibat Bencana
Lahar Dingin Merapi di Kecamatan Salam,

You might also like