You are on page 1of 5

PENETAPAN KADAR SAPONIN PADA EKSTRAK DAUN LIDAH

MERTUA (Sansevieria trifasciata Prain varietas S. Laurentii)


SECARA GRAVIMETRI

Dumanauw Jovie Mien, Wullur Adeanne Carolin, Poli Anindita Firhani


Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
Email : joviedumanauw@gmail.com

ABSTRACT
Plants of Lidah mertua ( sansevieria trifasciata prain) can be used to treat diseases such as
influenza, cough, inflammation of the respiratory tract, sprain, hit wound, rattlesnake bite, ulcers,
and abscess .The leaves of Lidah mertuacontain saponin, and other compounds such as abamagenin
, kardenolin , and polifenol .The purpose of this research is to determine the level of saponin
on the leaf extractof Lidah mertua, typesansevieria trifasciata prain var .Laurentiiusinggravimetric
method. .This was a descriptive research conducted in the farmakognosi laboratory of
Pharmaceutical Major ofPoltekkes Kemenkes Manado. The sample of Lidah mertua leaves
(sansevieria trifasciata prain Laurentii variant) was obtained from Pineleng Minahasa village.
The determination of saponin levelof Lidah mertua extract leaves was conducted by extracting
theLidah mertua leaves using reflux with methanol solvent. Then the extract wasfractionationed
with a solvent successively with petroleum ether, ethyl acetate, n-Butanol. The n-Butanol extract
was evaporated and dissolved with methanol and saponin, then precipitated with dietyl ether.
The saponin precipitation was determined gravimetrivelly. Result of study showed that Lidah
mertua leaves, typesansevieria trifasciata prain var .Laurentii contained saponin with concentration
of 3.1258%. It is suggested that there will be further research to define the type of saponin
contained in Lidah mertua leaves(Sansevieria trifasciata Prain var. Laurentii).
Key words: Lidah mertua, Saponin level, Gravimetri

ABSTRAK
Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata Prain) dapat mengobati penyakit diantaranya
influenza, batuk, radang saluran pernapasan, keseleo, luka terpukul, gigitan ular berbisa, borok,
dan bisul. Daun Lidah Mertua mengandung senyawa saponin, dan senyawa lain seperti
abamagenin, kardenolin, dan polifenol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan
kadar saponin pada ekstrak daun Lidah Mertua jenis Sansevieria trifasciata Prain var. Laurentii
dengan metode gravimetri. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan di laboratorium
Farmakognosi Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Manado. Sampel daun Lidah
Mertua(Sansevieria trifasciata Prain var. Laurentiidiperoleh dari Desa Pineleng Minahasa.
Penetapan kadar saponin ekstrak daun Lidah Mertua dilakukan dengan melakukan ekstraksi
serbuk daun lidah mertua menggunakan refluks dengan pelarut metanol. Ekstrak difraksinasi
dengan pelarut secara berturut engan petroleum eter, etil asetat, n-butanol.Ekstrak n-butanol
diuapkan dan dilarutkan dengan metanol dan saponin diendapkan dengan dietil eter.Endapan
saponin ditetapkan secara gravimetri. Hasil penelitian menunjukan bahwa daun lidah mertua
jenis Sansevieria trifasciata, Prain Var. Laurentii mengandung saponin dengan kadar sebesar
3,1258%. Disarankan agar dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui jenis saponin apa yang
terkandung dalam daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata Prain var. Laurentii).
Kata Kunci :Lidah Mertua, Kadar Saponin, Gravimetri.

65
66 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 2, Nomor 2, Maret 2015, hlm : 65 - 69

PENDAHULUAN dilakukan oleh Pramono(2004), penetapan


Pemanfaatan tanaman berkhasiat obat oleh kadar saponin dilakukan terhadap beberapa
masyarakat merupakan salah satu upaya dalam tumbuhan Umbeliferae yang terlebih dulu
menanggulangi masalah kesehatan khususnya direfluks dengan pelarut metanol..Penelitian
untuk mengobati penyakit.Obat tradisional ini bertujuan untuk menetapakan kadar
menjadi pilihan karena mudah dijangkau saponin dalam daun Lidah Mertua
masyarakat, baik harga maupun ketersediaan (Sansevieria trifasciata Prain varietas S.
bahannya (Septiatin, 2009).Tanaman Lidah Laurentii) dengan metode gravimetri.
Mertua (Sansevieria trifasciata Prain)
merupakan salah satu tanaman berkhasiat obat
yang ada di Indonesia.Ada beberapa jenis METODE
tanaman Lidah Mertua antara lain Sansevieria Penelitian yang dilakukan ini adalah jenis
trifasciata Prain varietas Laurentii, penelitian deskriptif di laboratorium
Sanseviera. cylindrical, Sanseviera kirkii, Farmakognosi Jurusan Farmasi Poltekkes
Sanseviera Kuku bima, Sanseviera Tombak, Kemenkes Manado.Instrumen Penelitian
Sanseviera Honey sticker, Sanseviera berupa alat dan bahan yang digunakan untuk
Superball dan Sanseviera Tiger. Jenis-jenis menetapkan kadar saponin. Alat : Batang
ini mempunyai karakteristik daun yang mudah pengaduk, Blender, Corong, Corong pisah,
dikenali. Desikator, Erlenmeyer, Gelas piala, Gelas
ukur, Kain kasa, Kertas saring Whatman, Labu
Daun Lidah Mertuadapat mengobati penyakit alas bulat, Neraca analitik, Oven, Pipet,
diantaranya influenza, batuk, radang saluran Rotavapor, Tabung reaksi, Waterbath. Bahan:
pernapasan, keseleo, luka terpukul, gigitan Akuades, Dietil eter,Etil asetat, HCl 2 N,
ular berbisa, borok, dan bisul (Widyaningrum Metanol, N-butanol, Petroleum eter
dkk, 2011). Daun Lidah Mertua mengandung
senyawa saponin, dan senyawa lain seperti Prosedur Kerja
abamagenin, kardenolin, dan polifenol (Putra,
a. Pengolahan sampel
2013).Saponin berupa koloid yang larut dalam
air dan berbusa setelah dikocok, memiliki Diambil daun Lidah Mertua, dicuci dengan
rasa pahit.Saponin dapat menghemolisis atau air mengalir, dipotong-potong, dan
menghancurkan sel-sel darah merah (Tyler dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
dkk, 1989).Saponin dalam tanaman Lidah tanpa terkena sinar matahari langsung
Mertua bermanfaat untuk mempengaruhi selama 4 jam, selanjutnya dikeringkan
kolagen, yaitu dalam menghambat produksi dalam oven pada suhu 50C kemudian
jaringan bekas luka yang berlebihan (Ulya, dihaluskan dengan menggunakan blender.
2012). b. Identifikasi saponin

Saponin dapat diisolasi dan ditetapkan Dimasukkan 0,5 g serbuk simplisia daun
kadarnya menggunakan analisa kuantitatif Lidah Mertua dalam tabung reaksi,
gravimetri seperti yang telah dilakukan oleh ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan
Pramono (2004). Selain itu dapat juga dan kemudian dikocok kuat-kuat selama
digunakan metode Kromatografi Lapis Tipis- 10 detik hingga terbentuk busa yang
Densitometri, dan Spektrofotometri- mantap kemudian ditambahkan 1 tetes
UV(Sukmasari dan Fatimah, 2006; Khristyana HCl 2 N melalui dinding tabung reksi.
dkk, 2005). Analisis gravimetri adalah proses Pada penambahan 1 tetes HCl 2 N, busa
isolasi dan penimbangan berat suatu senyawa tidak hilang berarti sampel mengandung
tertentu (Basset dkk, 1994). Penelitian yang saponin (Depkes, 1989).
Dumanauw Jovie Mien, , Penetapan Kadar Saponin Pada Ekstrak Daun Lidah Mertua (Sansevieria Trifasciata 67
Prain Varietas S. Laurentii) Secara Gravimetri

c. Proses ekstraksi Analisa data :


Serbuk daun Lidah Mertua sebanyak 50 Analisa data dilakukan secara univariat dimana
gram direfluks dengan metanol (1:10) kadar saponin yang dihitung menggunakan
selama 30 menit, Sari metanolik dipisahkan rumus :
dari ampas. Sari metanolik diuapkan
dengan rotavapor sampai kental. Ekstrak X2-X1 x 100 % = ........%
kental yang diperoleh ditimbang dan A
dihitung rendemennya (Wagner dalam X1 = bobot kertas saring (g)
Pramono, 2004). X2 = bobot kertas saring + endapan saponin (g),
d. Penetapkan kadar saponin A = bobot ekstrak daun Lidah Mertua (g)
Sebanyak 1,25 gram ekstrak direfkus
dengan 50 ml petroleum eter pada suhu HASIL DAN PEMBAHASAN
60-80C selama 30 menit. Setelah dingin
larutan petroleum eter dibuang dan residu Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan
yang tertinggal dilarutkan dalam 50 ml etil diperoleh hasil sebagai berikut :
asetat.Larutandipindahkan ke corong pisah a. Identifikasi saponin: menggunakan uji
kemudian dipisahkan larutan etil asetat. busa diperoleh hasil yaitu serbuk daun
Residu yang tertinggal dilarutkan dengan Lidah Mertua ketika dikocok dengan
n-butanol sebanyak 3 kali masing-masing akuades menghasilkan busa yang mantap
dengan 50 ml. Seluruh larutan butanolik tidak hilang setelah penambahan HCL 2
dicampur dan diuapkan dengan rotavapor. N. Ini menunjukkan bahwa dalam daun
Sisa penguapan dilarutkan dengan metanol Lidah Mertua mengandung saponin
10 ml kemudian larutan ini diteteskan ke b. Rendemen ekstrak
dalam 50 ml dietil eter sambil diaduk. Ekstraksi serbuk daun lidah mertua yang
Endapan yang terbentuk dalam campuran kering menggunakan metode refluks
dituang pada kertas saring yang telah dengan pelarut metanol diperoleh hasil
diketahui bobotnya. Endapan di atas kertas rendemen ekstrak adalah 12,51%
saringkemudian dibilas dengan 10 ml dietil c. Penetapan kadar saponin
eter. Kertas saringdikeringkan kemudian Kadar saponin ditetapkan menggunakan
ditimbang sampai bobot tetap. Selisih bobot 1,25 gram ekstrak daun Lidah Mertua
kertas saring sebelum dan sesudah dengan deviasi penimbangan 0,1 %.
penyaringan ditetapkan sebagai bobot
saponin
Tabel 1. Hasil penetapan kadar saponin secara gravimetri
Perlakuan Bobot ekstrak (g) Bobot saponin (g) Kadar saponin (%)
I 1,2507 g 0,0400 g 3,1982 %
II 1,2510 g 0,0382 g 3,0535 %
III 1,2508 g 0,0391 g 3,1259 %
Rata-rata 3,1258 %

Identifikasi merupakan uji pendahuluan yang kandungan glikosida yang memiliki


dilakukan untuk memastikan adanya saponin kemampuan membentuk busa dalam air yang
pada sampel. Terbentuknya busa yang mantap terhidrolisis menjadi glukosadan senyawa
atau tidak hilang setelah penambahan HCl lainnya (Anonim, 2009). Hidrolisis terjadi
menunjukkan simplisia tersebut mengandung dikarenakan adanya penambahan HCl yang
saponin. Busa terbentuk dikarenakan adanya dimaksudkan untuk memutuskan gugus
68 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 2, Nomor 2, Maret 2015, hlm : 65 - 69

glikosida pada daun Lidah Mertua. bekas luka yang berlebihan. Saponin bersifat
Saponin dalam daun lidah mertua dapat sebagai antimikroba yang menghambat
diisolasi dan ditetapkan kadarnyadengan pertumbuhan mikroba tersebut sehingga
metode gravimetri.Salah satu kelebihan mempercepat penyembuhan luka (Anonimb,
metode gravimetri yaitu tidak membutuhkan 2014).
zat pembanding sehingga lebih mudah untuk
penetapan kadar saponin. Pada peneltian ini SIMPULAN
penetapan kadar saponin dilakukan sebanyak
Hasil penetapan kadar diketahui saponin dalam
3 kali dengan hasil perhitungan kadar rata-
daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata
rata sebesar 3, 1258% (Tabel 1)
Prain varietas S. Laurentii) yaitu sebesar
3,1258%. Saran yang dapat disampaikan untuk
Saponin merupakan jenis glikosida yang
penelitian selanjutnya adalah:
banyak ditemukan dalam tumbuhan tingkat
1. Perlu dilakukan penelitian menetapkan
tinggi. Saponin berupa koloid yang larut dalam
kadar saponin pada semua varietas
air dan berbusa setelah dikocok, memiliki
tanaman lidah mertua (Sansevieria
rasa pahit. Saponin dapat menghemolisis atau
trifasciata prain) agar mengetahui
menghancurkan sel-sel darah merah (Tyler
varietas mana yang mengandung saponin
dkk, 1989).
yang paling banyak.
2. Perlu dilakukan penelitian untuk
Terdapat 2 jenis saponin yaitu saponin steroid
pembuatan sediaan farmasi tanaman yang
dan saponin triterpenoid. Saponin steroid
banyak mengandung saponin termasuk
tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul
daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata
karbohidrat. Saponin steroid dihidrolisis
Prain varietas S. Laurentii)
menghasilkan suatu aglikon yang dikenal
sebagai saraponin. Saponin triterpenoid
DAFTAR RUJUKAN
tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul
karbohidrat, dan jika dihidrolisis menghasilkan Basset, J., Denny, R. C., Jeffery, G. H.,
suatu aglikon yang disebut sapogenin &Mendham, J. 1994.Kimia Analisis
(Anonim, 2012). Saponin diketahui Kuantitatif Anorganik. Jakarta:Penerbit
mempunyai efek sebagai antimikroba, buku kedokteran EGC.
menghambat jamur dan melindungi tanaman
dari serangan serangga. Saponin dapat Departemen Kesehatan RI. 1989. Materia
menurunkan kolestrol, mempunyai sifat Medika Indonesia.Jilid V. Departemen
sebagai antioksidan, antivirus, dan anti Kesehatan Republik Indonesia.
karsinogenik dan manipulator fermentasi Handayani, D., Deapati, M., &Marlina., M.
rumen (Suparjo, 2008). 2009. Skrining Aktivitas Antibakteri
Beberapa Biota Laut Dan Perairan
Masyarakat mengenal tanaman lidah mertua Pantai Painan. Universitas Andalas
sebagai tanaman hias atau tanaman pagar dan
Madang. Sumatera Barat.
biasanya sering digunakan sebagai tanaman
pekarangan.Saponin dalam tanaman lidah Khristyana, L., Anggarwulan, E., & Marsusi.
mertua bermanfaat untuk mempengaruhi 2005. Pertumbuhan, Kadar Saponin dan
kolagen dalam tahap awal perbaikan jaringan. Nitrogen Jaringan Tanaman Daun
Setiap jenis luka mengalami peradangan, yang Sendok (Plantago major L.) Pada
merupakan reaksi tubuh terhadap cedera. Salah Pemberian Asam Giberelat (GA3).
satu penyebab paling umum dari peradangan Universitas Sebelas Maret (UNS).
adalah infeksi yang disebabkan oleh mikroba Surakarta.
yang dapat menghambat produksi jaringan
Dumanauw Jovie Mien, , Penetapan Kadar Saponin Pada Ekstrak Daun Lidah Mertua (Sansevieria Trifasciata 69
Prain Varietas S. Laurentii) Secara Gravimetri

Pramono, S. 2004.Efek Anti inflamasi Suparjo.2008. Saponin: Peran Dan


Beberapa Tumbuhan Umbelliferae. Pengaruhnya Bagi Ternak Dan Manusia.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Fakultas Peternakan. Jambi.
Putra, W. S. 2013.Sehat Tanpa Dokter Dengan Tyler, V. E., Brady, L. R., & Robbers, J. E.
Ramuan Herbal. Yogyakarta:Citra 1989.Pharmacognocy. U.S.A:Lea &
Medika Pustaka. Febiger
Septiatin, A. 2009.Apotek Hidup dari Tanaman Ulya, Z. A & Rusman.2012. Cegah Diabetes
Buah. Yrama Widya, Bandung. Dengan Rempeyek Lidah Mertua.
Sekolah Menengah Analisis Kimia. Jawa
Sukmasari, M & Fatimah, T. 2006.Analisis
Barat.
Kadar Saponin Dalam Daun Kumis
Kucing Dengan Menggunakan Metode Wi d y a n i n g r u m , H & Ti m S o l u s i
TLC-Scanner. Balai Penelitian Tanaman Alternatif.2011. Kitab Tanaman Obat
Obat dan Aromatik. Bogor. Nusantara. Yogyakarta :Media Pressindo.

You might also like