You are on page 1of 12

AQIDAH

OLEH:
WAHYU RACHMADI
ADYKA FAJAR
TRIWIBOWO
ATHAYA THALLA
INDAH ARIANTI
RASYID MUHAMMAD BILAL
M.YAHUSAFAT
WIDITYA SETIANA
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami
dapat menyusun makalah ini sesuai pada waktunya. Makalah ini
membahas seputar Aqidah.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat


hambatan,akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
hambatan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan


baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik serta saran
dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada


kita sekalian.
AQIDAH dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu ( ) yang

berarti ikatan, at-tautsiiqu (


) yang berarti kepercayaan atau keyakinan

yang kuat, al-ihkaamu (


) yang artinya mengokohkan (menetapkan),

dan ar-rabthu biquw-wah ( ) yang berarti mengikat dengan kuat.


Sedangkan menurut kamus Arab Indonesia Al Munawir artinya

menyimpulkan,mengikatkan,mengokohkan,mengadakan perjanjian. Menurut

istilah, aqidah adalah (keyakinan) pemikiran menyeluruh tentang alam

semesta, manusia dan kehidupan, dan tentang apa-apa yang ada sebelum

dan sesudah kehidupan dunia, serta tentang hubungan kehidupan dengan

apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia. (Zallum, Pemikiran

Politik Islam, 2001). Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada Zat Mutlak

Yang Maha Esa yang disebut Allah. Allah Yang Maha Esa dalam

zat,sifat,perbuatan dan wujud-Nya.Kemahaesaan Allah dalam

Zat,sifat,perbuatan ,dan wujudnya itu disebut Tauhid.Tauhid menjadi inti

rukun iman prima causa seluruh keyakinan Islam.Secara

sederhana,sistematika Aqidah islam,dapat dijelaskan sebagai berikut.Kalau

orang telah menerima tauhid sebagai prima causa yakni asal yang

pertama,asal dari segala-galanya dalam keyakinan islam,maka rukun iman

yang lain hanyalah akibat logis (masuk akal) saja penerimaan tauhid

tersebut. Kalau orang yakin bahwa (1) Allah mempunyai kehendak, sebagai
bagian dari sifat-Nya, maka orang yakin pula adanya (para) (2) Malaikat yang

diciptakan Allah (melalui perbuatan-Nya) untuk melaksanakan dan

menyampaikan kehendak Allah yang dilakukan oleh malaikat Jibril kepada

rasulnya, yang kini dihimpun dalam (3) Kitab-kitab suci. Namun, perlu segera

dicatat dan diingat bahwa kitab suci yang masih murni dan asli menguat

kehendak Allah, hanyalah Al-Quran. Kehendak Allah itu disampaikan kepada

manusia melalui manusia pilihn Tuhan yang disebut Rasullullah atau utusan-

Nya. Konsekuensi logisnya adalah kita meyakini pula adanya para (4) Rasul

yang menyampaikan dan menjelaskan kehendak Allah kepada umat

manusia, untuk dijadikan pedoman dalam hidup dan kehidupan. Hidup dan

kehidupan ini pasti akan berakhir pada suatu ketika, sebagaimana

dinyatakan dengan tegas oleh kitab-kitab suci dan oleh para rasul itu. Akibat

logisnya adalah kita yakin adanya (5) Hari akhir, tatkala seluruh hidup dan

kehidupan seperti yang ada sekarang ini akan berakhir. Pada waktu itu kelak

Allah Yang Maha Esa dalam perbuatannya itu akan menyediakan suatu

kehidupan baru yang sifatnya baka (abadi), tidak fana (sementara) seperti

yang kita lihat dan alami sekarang. Untuk mendiami alam baka itu kelak,

manusia yang pernah hidup di dunia ini, akan dihidupkan kembali oleh Allah

Yang Maha Esa dalam perbuatan - perbuatannya itu yang akan dimintai

pertanggungjawab individual mengenai keyakinan (akidah), tingkah laku

syari'ah, dan sikap (akhlak) selama hidup di dunia yang fana ini. Yakin akan

adanya hidup lain selain kehidupan sekarang, dan dimintainya

pertanggunganjawab manusia kelak, membawa konsekuensi pada keyakinan


akan adanya (6) Qada dan Qadar yang berlaku dalam hidup dan kehidupan

manusia di dunia yang fana ini yang membawa akibat pada kehidupan di

alam baka kelak.

Dari uraian singkat tersebut diatas, tampak logis dan sistematisnya pokok-

pokok keyakinan islam yang terangkum dalam istilah rukun iman itu. Pokok-

pokok keyakinan ini merupakan asas seluruh ajaran Islam seperti telah

disebut diatas. Pokok-pokok keyakinan atau rukun iman ini merupakan

aqidah Islam.Uraiannya masing-masing disampaikan pada point-point

berikut.

1.KEYAKINAN KEPADA ALLAH

Menurut aqidah Islam,konsepsi tentang ketuhanan Yang Maha Esa disebut

tauhid.Menurut Oesmant Raliby ajaran Islam tentang kemahaesaan Tuhan

adalah sebagai berikut:

A.Allah Maha Esa dalam zatnya

Kemahaesaan Allah dalam zatnya dapat dirumuskan dengan kata-kata

bahwa zat Allah tidak sama dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun

juga.Keyakinan kepada zat Allah Yang Maha Esa seperti itu mempunyai

konsekuensi.Konsekuensinya adalah bagi umat Islam yang mempunyai

aqidah demikian,setiap atau segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh

panca indera mempunyai bentuk tertentu,tunduk pada ruang dan

waktu,hidup memerlukan makanan dan minuman seperti manusia


biasa,mengalami sakit dan mati,lenyap dan musnah,bagi seorang muslim

bukanlah Allah,tuhan Yang Maha Esa.

B.Allah Maha Esa dalam sifat-sifatnya

Kemahaesaan Allah dalam sifat-sifatnya ini mempunyai arti bahwa sifat-sifat

Allah penuh kesempurnaan dan keutamaan,tidak ada yang

menyamainya.Sifat-sifat Allah itu banyak yang tidak dapat

diperkirakan.Namun demikian,dari Al-Quran dapat diketahui 99 nama sifat

Tuhan yang biasa disebut Asmaul-Husna.Sebagai mahasiswa,yang perlu

diketahui bahwa Allah,tuhan Yang Maha Esa itu bersifat:

B.1 Hidup.Ini berarti bahwa Allah,tuhan Yang Maha Esa adalah tuhan yang

hidup.Hidupnya itu Maha Esa atau unik tanpa memerlukan

makanan,minuman,istirahat dan sebagainya.

B.2 Berkuasa.Allah adalah tuhan Yang Maha Kuasa.Kekuasannya Maha

Esa,tiada tara,tidak ada tolok bandingnya.Ia Maha Kuasa tanpa memerlukan

pihak lain manapun juga dalam kekuasaannya.Dia adalah Maha Kuasa

dengan sendirinya.

B.3 Berkehendak.Allah mempunyai kehendak.Kehendak-Nya Maha Esa dan

berlaku untuk seluruh alam semesta,termasuk ( Masyarakat) manusia

didalamnya.

C.Allah Maha Esa dalam perbuatan-perbuatannya


Pernyataan ini mengandung arti bahwa kita meyakini tuhan Yang Maha Esa

tiada tara dalam melakukan sesuatu,sehingga hanya dialah yang dapat

berbuat menciptakan alam semesta.Perbuatannya itu unik,lain dari yang

lain,tiada taranya dan tidak sanggup pula manusia menirunya.

D.Allah Maha Esa dalam wujudnya

Ini berarti bahwa wujud Allah lain sama sekali dari wujud alam semesta.Ia

tidak dapat disamakan dan dirupakan dalam bentuk apapun juga.Menurut

keyakinan Islam,Allah Maha Esa.Demikian Esa-Nya sehingga wujudnya tidak

dapat disamakan dengan alam atau bagian alam yang merupakan ciptaan-

Nya ini.Eksistensinya wajib.Karena itu dia disebut wajibul wujud.Pernyataan

ini memiliki makna bahwa hanya Allah lah yang abadi dan wajib eksistensi

atau wujudnya.

E.Allah Maha Esa dalam menerima ibadah

Ini berarti bahwa hanya Allah sajalah yang berhak disembah dan menerima

ibadah. Hanya dialah satu-satunya yang patut dan harus disembah dan

hanya kepadanya pula kita meminta pertolongan.

F. Allah Maha Esa dalam menerima hajat dan hasrat manusia.

Artinya, bila seseorang manusia hendak menyampaikan maksud,

permohonan atau keinginannya langsung sampaikan kepadanya, kepada

Allah sendiri tanpa perantara atau media apapun namanya. Tidak ada sistem

rahbaniyah atau kependetaan dalam Islam. Semua manusia, kecuali para


nabi dan rasul, mempunyai kedudukan yang sama dalam berhubungan

langsung dengan tuhan yang maha esa.

G. Allah Maha Esa dalam memberi hukum.

Ini berarti bahwa Allah lah satu-satunya memberi hukum yang tertinggi. Ia

memberi hukum kepada alam, seperti hukum-hukum alam yang selama ini

kita kenal dengan sebutan hukum-hukum Archimedes, Boyle, Lavoisier, dan

sebagainya. Ia pula yang memberi hukum kepada umat manusia

sebagaimana mereka harus hidup di buminya ini sesuai dengan ajaran-

ajaran dan kehendaknya yang dengan sendirinya sesuai pula dengan hukum-

hukum (yang berlaku) alam semesta dan otak manusia, yang semuanya itu

adalah ciptaan Allah.

2. KEYAKINAN PADA PARA MALAIKAT

Malaikat adalah makhuk gaib, tidak dapat ditangkap oleh panca indera

manusia. Akan tetapi, dengan izin Allah, malaikat dapat menjelmakan dirinya

seperti manusia. Mereka diciptakan tuhan dari cahaya dengan sifat atau

pembawaan antara lain (1) Selalu taat dan patuh kepada Allah, (2)

Senantiasa membenarkan dan melaksanakan perintah Allah. Para malaikat

mempunyai tugas tertentu (a) di alam gaib, dan (b) di alam dunia. Tugas

malaikat (b) Alam dunia antara lain (1) menyampaikan wahyu Allah kepada

manusia melalui para rasulnya, (2) mengukuhkan hati orang-orang yang

beriman, (3) memberi pertolongan kepada manusia, (4) membantu


perkembangan rohani manusia, (5) mendorong manusia untuk berbuat baik,

(6) mencatat perbuatan manusia, dan (7) melaksanakan hukuman Allah.

Dari uraian tegas para malaikat tersebut jelas bahwa tugas-tugas itu

berhubungan langsung dengan penumbuhan dan pengembangan rohani

manusia. Itu salah satu sebabnya mengapa manusia wajib meyakini adanya

makhluk yang bertugas untuk menumbuhkan dan mengembangkan

rohaninya.

Selain para malaikat ada makhluk-makhluk gaib ciptaan tuhan. Yang

dimaksud adalah setan. Setan diciptakan dari api berbeda dengan malaikat

yang mendorong manusia berbuat baik, kerja setan adalah menyesatkan

manusia. kalau ada gerak di hati seseorang untuk berbuat jahat, itu

tandanya manusia tersebbut mendapat bisikan setan. Jika ia ingin berbuat

baik, itu indikasi bahwa malaikat berhasil menyampaikan bisikannya pada

manusia yang bersangkutan.

Gerak hati untuk melakukan perbuatan jahat atau gerak hati untuk

melakukan perbuatan baik didalam diri seseorang ditimbang oleh akalnya,

akal lah yang akan memberi keputusan. Keputusan akal menimbulkan

kehendak (will) pada diri manusia yang bersangkutan. Kehendak itu bebas

(will itu free) memilih mana yang akan dilakukan. Menurut ajaran Islam,

setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat baik dan atau

berbuat jahat. Kecenderungan berbuat baik dikembangkan oleh malaikat dan

kecenderungan berbuat jahat dimanfaatkan oleh setan dengan berbagai


tipudaya. Itulah sebabnya maka akal manusia yang mempertimbangkan

kedua kecenderungan itu perlu diisi dengan iman kepada wahyu yang

sengaja diturunkan Tuhan untuk menjadi pedoman hidup manusia.

3. KEYAKINAN PADA KITAB-KITAB SUCI

Keyakinan pada kitab-kitab suci merupakan rukun iman ketiga. Kitab-kitab

suci ini menguat wahyu Allah. Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang

menguat wahyu Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada nabi

Muhammad saw selama masa kerasulannya. Dalam membicarakan wahyu

yang terdapat dalam kitab-kitab suci ini, ada baiknya kalau disinggung pula

tentang akal dalam hubungannya dengan wahyu. Al-aqlu, dalam bahasa

arab, yang menjadi akal dalam bahasa Indonesia, adalah karunia Illahi agar

manusia dapat dilaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik di dunia ini

sebagaimana abdi dan khalifah Allah. Dari uraian singkat tersebut dapat

disimpulkan bahwa wahyu dan akal merupakan sokoguru (tiang utama,

penegak atau pengukuh) ajaran Islam. Namun, segera perlu ditegaskan

bahwa dalam sistem ajaran Islam, wahyulah yang pertama dan utama,

sedang akal adalah yang kedua. Wahyulah, baik yang langsung yang kini

dapat di baca dalam al-Qur'an maupun yang tidak langsung melalui Sunnah

Nabi Muhammad yang kini terdapat dalam kitab-kitab hadis (al-Hadis) yang

sahih, yang memberi bimbingan pada akal manusia. Tidak sebaliknya. Oleh

karena itu pula, akal manusia harus dimanfaatkan dan di kembangkan


secara baik dan benar untuk memahami wahyu dan berjalan sepanjang

garis-garis yang telah ditetapkan Allah dalam wahyuNya.

4. KEYAKINAN PADA PARA NABI DAN RASUL

Yakin pada para Nabi dan Rasul merupakan Rukun Iman keempat. Di dalam

buku-buku Ilmu Tauhid dosebutkan bahwa antara Nabi dan Rasul ada

perbedaan tugas utama. Para Nabi menerima tuntunan berupa wahyu, akan

tetapi tidak mempunyai kewajiban menyampaikan menyampaikan wahyu itu

kepada umat manusia. Rasul adalah Utusan (Tuhan) yang berkewajiban

menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umat manusia. Oleh karena

itu, seorang Rasul adalah Nabi, tetapi seorang Nabi belum tentu Rasul. Di

dalam al-Qur'an disebut nama 25 orang Nabi, beberapa di antara nya

berfungsi sebagai Rasul (Daud,Musa,Isa,Muhammmad) yang berkewajiban

menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada manusia dan menunjukkan

cara-cara pelaksanaannya dalam kehidupan manusia sehari-hari.Jumlah

mereka amatlah banyak.Namun,berapa jumlahnya tidak diketahui

pasti.Nasrudin Razak berpendapat bahwa jumlah para Rasul yang pernah

diutus oleh Tuhan untuk memimpin manusia 313 orang,sedang jumlah para

Nabi 124.000 orang Al-Quran tidak menyebut itu. Jumlah yang disebut dalam

Al-Quran adalah 25 orang Nabi. Seperti yang telah dikemukakan di atas.

Lalu,Allah mengutus Nabi Muhammad untuk seluruh umat manusia.

"Dan,Kami tidak mengutus engkau ( Muhammad ), melainkan kepada umat

manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi


peringatan; tetapi,kebanyakan manusia tidak mengetahuinya" demikian

(lebih kurang) terjemahan al-Quran surat Saba' (34): 28.Perlu dikemukakan

pula bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi penutup segala Nabi,Rasul

terakhir.Sejarahnya hidupnya jelas dan lengkap serta terpelihara dari masa

ke masa. Akhlaknya baik, yang biasanya digambarkan dengan kata-kata (1)

dapat dipercaya ( amanah); (2) selalu benar ( siddiq); (3) cerdas dan

bijaksana ( fatanah ) dan (4) selalu menyampaikan apa yang harus

disampaikan ( tabligh ).

You might also like