You are on page 1of 4

EKOMORFOLOGI HEWAN

BURUNG UNTA

Disusun oleh:

Anisa Ayu Widiaswara

M0414010

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017
A. Pendahuluan
Burung Unta (Struthio camelus) merupakan burung terbesar yang masih hidup
hingga saat ini dan merupakan golongan burung yang tidak dapat terbang. Habitatnya
cenderung di alam yang terbuka (rumput yang pendek dan semi gurun), meskipun
burung unta juga dapat ditemukan pada daerah stepa yang panas di bagian barat Sahara
dan gurun-gurun di Namibia. Burung unta memiliki empat sub spesies di Afrika
melliputi camelus, molybdophanes, massaicus, dan australis yang semuanya telah
dipelihara dan penangkaran untuk tujuan pertanian. Meskipun status konservasinya
tergolong beresiko rendah untuk punah, akan tetapi perburuan liar yang tinggi akan
menyebabkan berkurangnya spesies burung unta yang ada dan dapat berakibat pada
kepunahan burung unta.
Klasifikasi ilmiah dari burung unta adalah:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Struthioniformes

Famili : Struthionidae

Genus : Struthio

Spesies : Struthio camelus

B. Morfologi Burung Unta


Burung unta merupakan spesies diurnal atau hanya aktif pada siang hari dan lebih
banyak menghabiskan waktunya dengan bergerak atau berpindah tempat pada saat
mereka membersihkan diri dari debu atau sedang beristirahat dan bersarang. Burung
unta tergolong hewan pemakan segala atau omnivora, meskipun sebagian besar
makanannya adalah nabati. Burung unta biasanya membuat lubang atau liang untuk
menyimpan telur-telurnya yang biasanya berjumlah 15-60 butir. Burung unta memiliki
sayap yang besar akan tetapi digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis dan
mengerami telur. Burung unta memiliki tungkai yang panjang dan kuat sebagai tumpuan
untuk berlari serta memiliki leher yang panjang sehingga ketinggiannya dapat mencapai
2.50 m dan beratnya dapat mencapai 135 kg.

Leher burung unta Kaki burung unta

Bulu burung unta antara jantan dan betinanya memiliki perbedaan warna, dimana
pada hewan jantan bulunya berwarna hitam dengan sayap dan ekor berwarna putih
sedangkan pada betinanya bulu berwarna cokelat abu-abu dengan ukuran badan yang
lebih kecil dari jantan, akan tetapi pada bagian leher dan dan kaki biasanya tidak
terdapat bulu (botak). Kulit pada bagian kepala dan tungkai pada burung unta ini
biasanya kemerah-merahan tergantung sub spesiesnya. Burung unta hanya memiliki
tungkai yang sangat kuat dan dilengkapi dengan 2 jari, yang mana dahulu merupakan
jari ke 3 dan ke 4 dimana hal ini memudahkannya untuk dapat berlari jarak jauh dan
dapat mencapai kecepatan 65 km/jam saat berlari. Burung unta dengan mata yang tajam
dan leher yang panjang memudahkannya untuk dapat melihat musuh dari jarak jauh
sehingga dapat menghindari serangan predator.
C. Sistem Reproduksi Burung Unta
Burung unta termasuk dalam hewan ovipar atau bertelur, meski burung unta tidak
memiliki alat kelamin luar akan tetapi fertilisasinya tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini
dilakukan dengan cara menempelkan kloaka jantan pada kloaka betina. Kematangan
seksual burung unta biasanya pada usia 4-5 tahun, induk betina biasanya mengalami
tingkat kedewasaan lebih dulu daripada induk jantan. Burung unta merupakan hewan
yang melakukan perkawinan secara musiman, biasanya pada musim semi dan awal
musim panas. Diluar musim kawin, burung unta merupakan spesies yang hidup
berkelompok, cendereung membentuk kelompok yang berisi jenis kelamin dan usia
beragam, terutama di sekitar kubangan air. Pada sistem genitalia jantan, testis berjumlah
1 pasang dengan bentuk oval atau bulat dan permukaannya licin. Testis ini terletak di
sebelah ventral lobus penis bagian cranial dan dapat membesar pada saat musim kawin.

Burung unta dan telurnya

Sumber:

Bertram, B. C. (1980). Vigilance and group size in ostriches. Animal Behaviour, 28(1),
278-286.

Bonato, M., Cherry, M. I., & Cloete, S. W. (2015). Mate choice, maternal investment
and implications for ostrich welfare in a farming environment. Applied Animal
Behaviour Science, 171, 1-7.

You might also like