You are on page 1of 10

Journal Reading

CLINICAL PROFILE AND OUTCOME OF DENGUE FEVER AND


DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER IN PEDIATRIC AGE GROUP
WITH SPECIAL REFERENCE TO WHO GUIDLINES (2012) ON FLUID
MANAGEMENT OF DENGUE FEVER

Oleh:
Shinta Trisna Yanthi
1611901047

Pembimbing:

dr. Cherlina, Sp.A, M. Biomed


KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD BANGKINANG
2016

DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI ii
1. JOURNAL ASLI BERBAHASA INGGRIS

2. TRANSLATE JOURNAL .1
ABSTRAK 1
2.1. PENDAHULUAN .2

2.2. METODE 2

2.3. HASIL 2

2.4. DISKUSI 4
3. TELAAH JURNAL 7
4. POWER POINT (PPT) 11

Journal Reading

Translate Journal

PROFIL KLINIS DAN HASIL DEMAM DENGUE DAN DEMAM


BERDARAH DENGUE PADA KELOMPOK ANAK USIA DENGAN
REFERENSI KHUSUS PEDOMAN WHO (2012) MANAJEMEN CAIRAN
DEMAM BERDARAH

ABSTRAK
Tujuan: untuk mempelajari profil klinis dan hasil demam dengue dan demam
berdarah dengue di kelompok usia pediatrik menggunakan pedoman WHO
manajemen cairan 2012.

Pengaturan: rumah sakit pendidikan pediatrik di Sangli, Maharastra.


Durasi: 2,1 tahun.
Desain: Penelitian observasi.
Peserta: 100 pasien yang dirawat demam berdarah serologis yang dikonfirmasi.
Metode: Setelah penilaian klinis, mereka diselidiki dan diklasifikasikan menurut
klasifikasi WHO demam berdarah. Serial pemantauan untuk parameter klinis dan
hematologi dilakukan. Cairan IV diberikan sesuai dengan pedoman WHO
bersama dengan manajemen yang mendukung. Evaluasi statisktik dari berbagai

parameter klinis dilakukan dengan menggunakan estimasi nilai p.


Hasil: Gejala klinis umum dan tanda-tanda yang demam, muntah, sakit perut,
hepatomegali, perdarahan diatesis dan hipotensi. Seiring dengan uji serologis,
hematokrit, jumlah trombosit, enzim-enzim hati dan USG perut yang berguna
dalam manajemen. Manajemen cairan memainkan peranan penting.
Kesimpulan: Demam berdarah memiliki gejala dan tanda-tanda yang khas
dengan investigasi. Indeks kecurigaan yang tinggi di daerah endemik sangat
penting. Manajemen cairan memainkan peranan penting dan membantu dalam
pemulihan.

PENDAHULUAN
Dengue saat ini dianggap sebagai infeksi virus melalui nyamuk yang
sangat penting. Frekuensi wabah dengue meningkat 40 tahun terakhir. Dengue
yang parah mempengaruhi sebagian besar negara-negara Asia dan Amerika Latin.
Terapi cairan telah menjadi aspek yang paling penting dalam manajemen dengue.
Pada tahun 2009, WHO mempublikasikan pedoman terbaru untuk manajemen
dengue. Kemudian pada tahun 2012, WHO merevisi dan menerbitkan pedoman
yang komprehensif. Sebuah penelitian observasi tentang dengue dan demam
berdarah dengue telah dilakukan. Diputuskan untuk mempelajari pola klinis
dengue dan hasil pedoman manajemen cairan, yang merupakan peran utama dari
terapi.

METODE
Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas
Kedokteran dan Rumah Sakit di Bharati Vidyapeeth Deemed, Sangli. Pasien dari
kelompok usia 0-16 tahun dilibatkan dalam penelitian ini. Periode penelitian ini
adalah dari Mei 2012 hingga Juni 2014. 100 pasien dilibatkan dalam penelitian
ini. Kriteria inklusi pasien dirawat di kelompok usia 0-16 tahun dengan serologis
dengue dikonfirmasi. Pasien dengan demam enterik, demam ricketsia, malaria,
leptospirosis, septikemia dan virus demam berdarah selain dengue dikeluarkan
dari penelitian ini. Pemeriksaan klinis rinci bersamaan dengan parameter
laboratorium seperti estimasi seri hemoglobin, hematokrit serial, jumlah
trombosit, tes fungsi hepar, USG abdomen, X Ray thorak, tes serologi untuk
dengue: Antigen NS1, Antibodi IgG dan IgM. Pengobatan simptomatik diberikan
untuk demam. Seiring dengan perawatan suportif, manajemen cairan dilakukan
menurut pedoman WHO 2012. Selama masa pengobatan pemantaun grafik untuk
parameter penting yang digunakan, awalnya pemantauan satu jam dilakukan
sampai perbaikan klinis terlihat. NaCl 0,9% digunakan untuk manajemen awal.
Cairan infus dihentikan setelah pasien menjadi hemodinamik stabil.
HASIL
100 anak dilibatkan dalam penelitian ini. Ada dominan laki-laki (p value
0,034). Ada kejadian musiman dari bulan September sampai November, yang
merupakan periode pasca hujan, (p value 0,000). 94% dari kasus yang dibutuhkan
PICU masuk untuk pemantauan. Jumlah rata-rata hari untuk masuk adalah 4-6
hari. (nilai p 0,000). Gejala yang paling umum dari demam berdarah adalah
demam, muntah, ruam, sakit perut dan perdarahan diatesis. Riwayat demam yang
ditimbulkan dalam 100% kasus (p value 0,000). Gejala umum berikutnya adalah
sakit perut dan muntah.
Secara signifikan hepatomegali adalah tanda yang lebih umum daripada
gejala lainnya. Hanya 11% yang mengaku mengalami demam. Hipotensi dengan
volume nadi rendah ditemukan di 45% pasien. 100% dari pasien memiliki
hepatomegali (nilai p=0,00). Kurangnya perfusi jaringan ditemukan pada 9%
kasus seperti yang ditunjukkan oleh waktu pengisian kapiler (CRT) yang
memanjang. Perdarahan diatesis berupa ptekie, epistaksis, torniquet positif,
hematemesis ditemukan pada 60% kasus. Kerugian ruang ketiga (efusi pleura dan
ascites) ditemukan pada 29% kasus.
Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam penyelidikan
(nilai p 0,245). Hemokonsentrasi seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan
hematokrit terlihat 100%. Trombositopenia terlihat pada 96% kasus. Bukti
sonografi hepatomegali terlihat pada 100% kasus. Kebocoran plasma dalam
bentuk asites dan efusi pleura ditemukan pada 44% kasus. Untuk bukti dengue,
antigen NS1 adalah bukti yang paling umum, 88% memiliki NS1 yang positif,
20% kasus positif untuk IgG, 21% dari kasus positif untuk IgM.
Menurut klasifikasi lama dengue, 2% mengalami demam berdarah
sederhana, 23% dari kasus yang DBD derajat I. 33% kasus yang DBD derajat II,
40% dari kasus DBD derajat III, DBD derajat IV merupakan 25% dari kasus. 42%
dari DBD berat (DBD III dan DBD IV) atau sindrom syok dengue (DSS).
Menurut klasifikasi WHO yang direvisi tahun 2009, demam berdarah tanpa tanda-
tanda peringatan didasari 3% kasus. Dengue dengan tanda-tanda peringatan
merupakan 47% dari kasus. Dengue berat merupakan 50% dari kasus. Para pasien
diberikan cairan parenteral bersama dengan manajemen yang mendukung.
Pemantauan grafik yang cermat dengan cairan parenteral maintenance digunakan
dalam penelitian ini adalah NaCl 0,9% dan koloid-dekstran 40. 99% dari kasus
diterapi dengan NaCl 0,9%. Hanya 1 pasien diperlukan koloid-dekstran 40. Tidak
ada perbedaan yang signifikan dalam proporsi pasien untuk tingkat cairan IV.
Resusitasi awal dengan 10 ml/kg bolus dilakukan di 47% dari kasus. 2% dari
kasus memerlukan 5-7 ml/kg/jam NaCl untuk jangka waktu maksimal 24 jam.
51% dari pasien memerlukan 5ml/kg/jam NaCl. Tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam proporsi untuk durasi terapi parenteral.
3% dari kasus yang dibutuhkan cairan parenteral untuk 1 hari. 16% dari
kasus memerlukan cairan infus untuk 2 hari. 32% kasus sembuh dalam 3 hari.
28% dari pasien membutuhkan 4 hari untuk cairan parenteral. 8% dari kasus
membutuhkan cairan infus selama 5 hari. 12% kasus dan 1% dari kasus
membutuhkan cairan IV selama 6 hari dan 1 hari masing-masing. Ini memerlukan
waktu yang panjang untuk terapi parenteral pada kondisi medis yang berhubungan
dengan thalasemia mayor, west syndrome, pneumonitis dan gastroenteritis. Tidak
ada perbedaan yang signifikan secara statistik pada durasi terapi parenteral (p
value 0,645).
1% kematian pasien ditemukan terlambat dengan disfungsi multi-organ
dengan gagal ginjal, edema paru dan ensefalopati. Anak ini meninggal dalam
waktu 6 jam dari penerimaan. 99% kasus sembuh sepenuhnya dari dengue dengan
pedoman manajemen cairan WHO dan perawatan suportif (p value 0,000).
DISKUSI
Infeksi dengue memiliki spektrum klinis yang luas. Termasuk manifestasi
berat dan tidak berat. Setelah masa inkubasi, penyakit dimulai secara tiba-tiba dan
diikuti oleh 3 fase demam, kritis dan penyembuhan. Oleh karena itu, pemantauan
tanda-tanda vital sangat penting. Karakteristik yang diteliti adalah usia, jenis
kelamin, kejadian musiman, jumlah hari masuk, gejala klinis, tanda-tanda klinis,
dan penyelidikan. Dalam penelitian kami, anak kecil berusia 3 bulan dan yang
tertua berusia 16 tahun. Ada kejadian yang berbeda yang lebih tinggi pada
kelompok usia di atas 9 tahun terhitung 66% dari total kasus. Pengamatan statistik
lebih banyak pasien pada kelompok usia 12-15 tahun (p value 0,010). Pengamatan
2,4,8,31
yang sama dilakukan oleh penelitian lainnya . Dominan laki-laki dalam
penelitian kami. Perbandingan laki-laki dengan perempuan adalah 1,38 : 1. Ada
perbedaan signifikan secara statistik (p value 0,034). Hari masuk dalam waktu 4-9
hari dan secara statistik signifikan (p value 0,000). Pemantauan serupa
3
disampaikan Celia et al (2005) . 94% dari kasus memerlukan unit perawatan
intensif anak. Secara signifkan lebih banyak pasien dirawat di PICU (p value
0,000). Ini karena pengaturan pemantauan klinis pasien lebih baik di PICU.

Setelah hemodinamik pasien stabil, mereka berpindah ke bangsal. Jadi, dengue


merupakan beban di fasilitas kesehatan dan juga bagi pasien.
Pola musiman diamati. 21% dari kasus yang ada pada bulan Juni sampai
Agustus, 44% dari kasus bulan September sampai November, 16% kasus berasal
dari bulan Desember sampai Februari dan 19% kasus dari Maret sampai Mei.
Jumlah maksimum kasus sekitar 65% terlihat dari bulan Juni sampai November.
Ini sesuai dengan musim hujan dan dan pasca musim hujan di negara kita.
Perkembang biakan nyamuk maksimum selama periode ini karena banyaknya
badan air di daerah ini.
Riwayat demam muncul dengan sendirinya. Sakit perut adalah gejala
umum berikutnya, ini bisa lebih tinggi karena pada anak kecil sulit untuk
mendapatkan riwayat ini. Manifestasi perdarahan paling umum adalah
hematemesis diikuti oleh epistaksis dan perdarahan kulit. Tanda-tanda klinis yang
diteliti adalah saat mulai demam, volume nadi rendah dan hipotensi, lama waktu
pengisian kapiler > 3 detik, perdarah diatesis, hepatomegali dan tanda-tanda
kebocoran cairan seperti asites dan efusi pleura. 100% dari kasus memiliki
riwayat demam, hanya 11% kasus demam saat masuk. Hipotensi dengan volume
nadi rendah tercatat di 45% kasus. 9% dari kasus memiliki CRT > 3 detik yang
menunjukkan perfusi kurang. 100% kasus memiliki hepatomegali. Hepatomegali
adalah tanda paling umum yang signifikan (p value 0,000). Pengamatan serupa
19 21,14,13
juga telah dibuat dalam penelitian , lainnya . Hemokonsentrasi,
trombositopenia, tes fungsi hati yang abnormal dalam bentuk prningkatan
transaminase, bukti ultrasonografi hepatomegali bersama asites dan/atau efusi
pleura dan edema dinding kandung empedu. Antigen NS1 ditemukan pada 88%
kasus, antibodi IgM dengue di 21% kasus dan IgG di 20% kasus. Penelitian
18,22,29,13
sebelumnya juga telah melaporkan temuan yang serupa . Tidak ada korelasi
antara jumlah trombosit dan maifestasi perdarahan. 42% kasus memiliki demam
berdarah dengue yang parah (DBD III dan BDB IV) klasifikasi terbaru WHO
2009, dengue yang parah ditemukan pada 50% kasus. Dalam penelitian kami,
klasifikasi baru mengambil lebih banyak kasus demam berdarah yang parah.
20,6,7,16
Penelitian yang sebelumnya juga telah memiliki pengamatan serupa .
Dalam penelitian kami, manajemen cairan adalah andalan pengobatan,
bersama dengan dukungan perawatan cairan parenteral. Digunakan NaCl 0,9%,
dekstran. Inotropik seperti dopamin digunakan dalam beberapa kasus. Semua
kasus menerima NaCl 0,9% (99,1%). Koloid dekstran digunakan pada 1 (0,9%)
dari kasus. Penelitian lainnya juga mengamati bahwa penggantian dengan cairan
27,24
intravena adalah terapi pilihan dan memiliki outcome yang menguntunngkan .
Koloid diberikan pada shock yang parah. Ini juga pengamatan dalam penelitian
kami.
WHO 2012 dalam buku sakunya manajemen pada dengue, telah dijelaskan
pengobatan bertahap untuk pengelolaan dengue dimana hanya solusi isotonik
yang telah disarankan, diikuti oleh pemantauan serial status klinis, keseimbangan
cairan dan hematokrit. Resusitasi cairan adekuat disarankan untuk menjaga
sirkulasi tetap efektif selama masa kebocoran. Pengamatan serupa telah dilakukan
16,23,28
oleh . Kristaloid lebih disukai daripada koloid.

TELAAHAN JOURNAL

METHODOLOGI CHEKLIST: STUDY IDENTIFICATION OF JOURNAL

Identifikasi penelitian: Dr. Siddharth. Bhave, Dr. C. S. Rajput, Dr. Sudha


Bhave. Clinical Profile And Outcome Of Dengue Fever And Dengue
Haemorrhagic Fever In Paediatric Age Group With Special Reference To Who
Guidelines (2012) On Fluid Management Of Dengue Fever. International Journal
of Advanced Research (2015), Volume 3, Issue 4, 196-201
Bagian 1: Validasi Internal
Dalam sebuah studi RCT
Kriteria dalam penelitian ini adalah
dilakukan dengan baik
1.1 Penelitian ini membahas [] Baik tercakup [ ] tidak dibahas
pertanyaan yang tepat dan jelas
terfokus [ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan
[ ] Kurang [ ] tidak dapat
dibahas diterapkan

1.2 Penetapan subjek secara acak [] Baik tercakup [ ] tidak dibahas


untuk kelompok pengobatan
[ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan

[ ] Kurang [ ] tidak dapat


dibahas diterapkan

1.3 Metode yang digunakan [] Baik tercakup [ ] tidak dibahas


memadai
[ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan

[ ] Kurang [ ] tidak dapat


dibahas diterapkan

1.4 Subjek dan peneliti tetap tidak [] Baik tercakup [ ] tidak dibahas
mengetahui tentang alokasi
pengobatan [ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan

[ ] Kurang [ ] tidak dapat


dibahas diterapkan

1.5 Perlakuan dan kelompok kontrol [] Baik tercakup [ ] tidak dibahas


serupa pada awal percobaan
[ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan

[ ] Kurang [ ] tidak dapat


dibahas diterapkan

1.6 Satu-satunya perbedaan antara [] Baik tercakup [ ] tidak dibahas


kelompok adalah pengobatan
menurut peneliti [ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan

[ ] Kurang [ ] tidak dapat


dibahas diterapkan

1.7 Semua hasil relevan diukur [] Baik tercakup [ ] tidak dibahas


dengan cara yang standar, akurat
dan dapat dipercaya [ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan

[ ] Kurang [ ] tidak dapat


dibahas diterapkan

1.8 Berapa persen dari individu atau 1%


kelompok yang direkrut ke
dalam setiap kelompok
pengobatan penelitian keluar
sebelum penelitian itu selesai ?

1.9 Semua subjek yang dianalisis [] Baik tercakup [ ] tidak dibahas


dalam kelompok-kelompok yang
mereka alokasikan secara acak [ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan
(sering disebut sebagai analisis [
] Kurang [ ] tidak dapat
dengan maksud untuk dibahas
diterapkan
mengobati)

1.10 Dimana penelitian ini dilakukan [] Baik tercakup [ ] tidak dibahas


pada lebih dari satu tempat,
tetapi hasilnya sama mewakili [ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan
semua tempat
[ ] Kurang [ ] tidak dapat
[ ] Kurang [ ] tidak dapat
dibahas diterapkan

Bagian 2 : Penilaian keseluruhan penelitian


2.1 Seberapa baik penelitian yang +
dilakukan untuk meminimalkan
bias?

Code ++,+, atau -

2.2 Jika dikodekan sebagai +, atau +


apakah kemungkinan bias yang
terjadi sehingga mempengaruhi
hasil penelitian?

2.3 Memperhatikan dari Iya, karena 99% kasus sembuh


pertimbangan klinis, evaluasi sepenuhnya dari dengue dengan pedoman
metodologi yang digunakan, dan manajemen cairan WHO dan perawatan
kekuatan statistik penelitian, suportif
apakah anda yakin bahwa efek
keseluruhan karena intervensi
studi?

2.4 Apakah hasil penelitian ini Iya, karena 99% kasus sembuh
langsung berlaku untuk sepenuhnya dari dengue dengan pedoman
kelompok pasien yang manajemen cairan WHO dan perawatan
ditargetkan oleh pedoman ini? suportif

Bagian 3 : Deskripsi penelitian (informasi berikut diperlukan untuk


menyelesaikan tabel bukti memfasilitasi perbandingan lintas-studi)
3.1 Apakah kita tahu oleh siapa [ ] Lembaga akademik
penelitian ini didanai?
[ ] Pemerintah

[ ] Lainnya

[] Industri kesehatan

[ ] Dana-dana negara

3.2 Berapa banyak dari pusat pasien 100 orang


yang direkrut?

3.3 Apa lingkungan sosial (yaitu [] Perkotaan [ ] Pedesaan [ ] Campuran


jenis lingkungan dimana mereka
tinggal) dari pasien dalam
penelitian ini?

3.4 Kriteria apa yang digunakan Pasien dirawat di kelompok usia 0-16
untuk memutuskan siapa yang tahun dengan serologis dengue
harus diinklusikan dalam dikonfirmasi
penelitian ini?

3.5 Kritetia apa yang digunakan Pasien dengan demam enterik, demam
untuk memutuskan siapa yang ricketsia, malaria, leptospirosis,
harus diekslusikan dari septikemia dan virus demam berdarah
penelitian? selain dengue

3.6 Apa intervensi yang diselidiki Pasien diberikan cairan parenteral bersama
dalam penelitian ini? (sertakan dengan manajemen yang mendukung.
dosis mana yang sesuai) Pemantauan grafik yang cermat dengan
cairan parenteral maintenance digunakan
dalam penelitian ini adalah NaCl 0,9% dan
koloid-dekstran 40. 99% dari kasus
diterapi dengan NaCl 0,9%. Hanya 1
pasien diperlukan koloid-dekstran 40.
Tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam proporsi pasien untuk tingkat cairan
IV.

3.7 Perbandingan apa yang Tidak ada perbandingan


dilakukan dalam penelitian ini?
(yaitu pengobatan alternatif apa
yang digunakan untuk
membandingkan dengan
intervensi?) Sertakan dosis mana
yang sesuai.

3.8 Metode apa yang digunakan Total sampilng


untuk mengacak pasien, pasien
yang tidak mengetahui, atau
peneliti dan untuk
menyembunyikan proses
pengacakan dari penyidik?

3.9 Berapa lama penelitian dan 2,1 tahun dari bulan Mei 2012 - Juni 2014
pasien di follow-up untuk selama
dan sesudah penelitian?

3.10 Sebutkan karakteristik kunci dari Pasien dengan tes serologis dengue yang
populasi pasien. Catatan: jika dikonfirmasi
ada perbedaan yang signifikan
antara kedudukan yang berbeda
dari percobaan.

3.11 Kesimpulan:
Demam berdarah memiliki gejala dan tanda-tanda yang khas dengan
investigasi. Indeks kecurigaan yang tinggi di daerah endemik sangat
penting. Manajemen cairan memainkan peranan penting dan membantu
dalam pemulihan.

You might also like