Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Shinta Trisna Yanthi
1611901047
Pembimbing:
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI ii
1. JOURNAL ASLI BERBAHASA INGGRIS
2. TRANSLATE JOURNAL .1
ABSTRAK 1
2.1. PENDAHULUAN .2
2.2. METODE 2
2.3. HASIL 2
2.4. DISKUSI 4
3. TELAAH JURNAL 7
4. POWER POINT (PPT) 11
Journal Reading
Translate Journal
ABSTRAK
Tujuan: untuk mempelajari profil klinis dan hasil demam dengue dan demam
berdarah dengue di kelompok usia pediatrik menggunakan pedoman WHO
manajemen cairan 2012.
PENDAHULUAN
Dengue saat ini dianggap sebagai infeksi virus melalui nyamuk yang
sangat penting. Frekuensi wabah dengue meningkat 40 tahun terakhir. Dengue
yang parah mempengaruhi sebagian besar negara-negara Asia dan Amerika Latin.
Terapi cairan telah menjadi aspek yang paling penting dalam manajemen dengue.
Pada tahun 2009, WHO mempublikasikan pedoman terbaru untuk manajemen
dengue. Kemudian pada tahun 2012, WHO merevisi dan menerbitkan pedoman
yang komprehensif. Sebuah penelitian observasi tentang dengue dan demam
berdarah dengue telah dilakukan. Diputuskan untuk mempelajari pola klinis
dengue dan hasil pedoman manajemen cairan, yang merupakan peran utama dari
terapi.
METODE
Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas
Kedokteran dan Rumah Sakit di Bharati Vidyapeeth Deemed, Sangli. Pasien dari
kelompok usia 0-16 tahun dilibatkan dalam penelitian ini. Periode penelitian ini
adalah dari Mei 2012 hingga Juni 2014. 100 pasien dilibatkan dalam penelitian
ini. Kriteria inklusi pasien dirawat di kelompok usia 0-16 tahun dengan serologis
dengue dikonfirmasi. Pasien dengan demam enterik, demam ricketsia, malaria,
leptospirosis, septikemia dan virus demam berdarah selain dengue dikeluarkan
dari penelitian ini. Pemeriksaan klinis rinci bersamaan dengan parameter
laboratorium seperti estimasi seri hemoglobin, hematokrit serial, jumlah
trombosit, tes fungsi hepar, USG abdomen, X Ray thorak, tes serologi untuk
dengue: Antigen NS1, Antibodi IgG dan IgM. Pengobatan simptomatik diberikan
untuk demam. Seiring dengan perawatan suportif, manajemen cairan dilakukan
menurut pedoman WHO 2012. Selama masa pengobatan pemantaun grafik untuk
parameter penting yang digunakan, awalnya pemantauan satu jam dilakukan
sampai perbaikan klinis terlihat. NaCl 0,9% digunakan untuk manajemen awal.
Cairan infus dihentikan setelah pasien menjadi hemodinamik stabil.
HASIL
100 anak dilibatkan dalam penelitian ini. Ada dominan laki-laki (p value
0,034). Ada kejadian musiman dari bulan September sampai November, yang
merupakan periode pasca hujan, (p value 0,000). 94% dari kasus yang dibutuhkan
PICU masuk untuk pemantauan. Jumlah rata-rata hari untuk masuk adalah 4-6
hari. (nilai p 0,000). Gejala yang paling umum dari demam berdarah adalah
demam, muntah, ruam, sakit perut dan perdarahan diatesis. Riwayat demam yang
ditimbulkan dalam 100% kasus (p value 0,000). Gejala umum berikutnya adalah
sakit perut dan muntah.
Secara signifikan hepatomegali adalah tanda yang lebih umum daripada
gejala lainnya. Hanya 11% yang mengaku mengalami demam. Hipotensi dengan
volume nadi rendah ditemukan di 45% pasien. 100% dari pasien memiliki
hepatomegali (nilai p=0,00). Kurangnya perfusi jaringan ditemukan pada 9%
kasus seperti yang ditunjukkan oleh waktu pengisian kapiler (CRT) yang
memanjang. Perdarahan diatesis berupa ptekie, epistaksis, torniquet positif,
hematemesis ditemukan pada 60% kasus. Kerugian ruang ketiga (efusi pleura dan
ascites) ditemukan pada 29% kasus.
Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam penyelidikan
(nilai p 0,245). Hemokonsentrasi seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan
hematokrit terlihat 100%. Trombositopenia terlihat pada 96% kasus. Bukti
sonografi hepatomegali terlihat pada 100% kasus. Kebocoran plasma dalam
bentuk asites dan efusi pleura ditemukan pada 44% kasus. Untuk bukti dengue,
antigen NS1 adalah bukti yang paling umum, 88% memiliki NS1 yang positif,
20% kasus positif untuk IgG, 21% dari kasus positif untuk IgM.
Menurut klasifikasi lama dengue, 2% mengalami demam berdarah
sederhana, 23% dari kasus yang DBD derajat I. 33% kasus yang DBD derajat II,
40% dari kasus DBD derajat III, DBD derajat IV merupakan 25% dari kasus. 42%
dari DBD berat (DBD III dan DBD IV) atau sindrom syok dengue (DSS).
Menurut klasifikasi WHO yang direvisi tahun 2009, demam berdarah tanpa tanda-
tanda peringatan didasari 3% kasus. Dengue dengan tanda-tanda peringatan
merupakan 47% dari kasus. Dengue berat merupakan 50% dari kasus. Para pasien
diberikan cairan parenteral bersama dengan manajemen yang mendukung.
Pemantauan grafik yang cermat dengan cairan parenteral maintenance digunakan
dalam penelitian ini adalah NaCl 0,9% dan koloid-dekstran 40. 99% dari kasus
diterapi dengan NaCl 0,9%. Hanya 1 pasien diperlukan koloid-dekstran 40. Tidak
ada perbedaan yang signifikan dalam proporsi pasien untuk tingkat cairan IV.
Resusitasi awal dengan 10 ml/kg bolus dilakukan di 47% dari kasus. 2% dari
kasus memerlukan 5-7 ml/kg/jam NaCl untuk jangka waktu maksimal 24 jam.
51% dari pasien memerlukan 5ml/kg/jam NaCl. Tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam proporsi untuk durasi terapi parenteral.
3% dari kasus yang dibutuhkan cairan parenteral untuk 1 hari. 16% dari
kasus memerlukan cairan infus untuk 2 hari. 32% kasus sembuh dalam 3 hari.
28% dari pasien membutuhkan 4 hari untuk cairan parenteral. 8% dari kasus
membutuhkan cairan infus selama 5 hari. 12% kasus dan 1% dari kasus
membutuhkan cairan IV selama 6 hari dan 1 hari masing-masing. Ini memerlukan
waktu yang panjang untuk terapi parenteral pada kondisi medis yang berhubungan
dengan thalasemia mayor, west syndrome, pneumonitis dan gastroenteritis. Tidak
ada perbedaan yang signifikan secara statistik pada durasi terapi parenteral (p
value 0,645).
1% kematian pasien ditemukan terlambat dengan disfungsi multi-organ
dengan gagal ginjal, edema paru dan ensefalopati. Anak ini meninggal dalam
waktu 6 jam dari penerimaan. 99% kasus sembuh sepenuhnya dari dengue dengan
pedoman manajemen cairan WHO dan perawatan suportif (p value 0,000).
DISKUSI
Infeksi dengue memiliki spektrum klinis yang luas. Termasuk manifestasi
berat dan tidak berat. Setelah masa inkubasi, penyakit dimulai secara tiba-tiba dan
diikuti oleh 3 fase demam, kritis dan penyembuhan. Oleh karena itu, pemantauan
tanda-tanda vital sangat penting. Karakteristik yang diteliti adalah usia, jenis
kelamin, kejadian musiman, jumlah hari masuk, gejala klinis, tanda-tanda klinis,
dan penyelidikan. Dalam penelitian kami, anak kecil berusia 3 bulan dan yang
tertua berusia 16 tahun. Ada kejadian yang berbeda yang lebih tinggi pada
kelompok usia di atas 9 tahun terhitung 66% dari total kasus. Pengamatan statistik
lebih banyak pasien pada kelompok usia 12-15 tahun (p value 0,010). Pengamatan
2,4,8,31
yang sama dilakukan oleh penelitian lainnya . Dominan laki-laki dalam
penelitian kami. Perbandingan laki-laki dengan perempuan adalah 1,38 : 1. Ada
perbedaan signifikan secara statistik (p value 0,034). Hari masuk dalam waktu 4-9
hari dan secara statistik signifikan (p value 0,000). Pemantauan serupa
3
disampaikan Celia et al (2005) . 94% dari kasus memerlukan unit perawatan
intensif anak. Secara signifkan lebih banyak pasien dirawat di PICU (p value
0,000). Ini karena pengaturan pemantauan klinis pasien lebih baik di PICU.
TELAAHAN JOURNAL
1.4 Subjek dan peneliti tetap tidak [] Baik tercakup [ ] tidak dibahas
mengetahui tentang alokasi
pengobatan [ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan
2.4 Apakah hasil penelitian ini Iya, karena 99% kasus sembuh
langsung berlaku untuk sepenuhnya dari dengue dengan pedoman
kelompok pasien yang manajemen cairan WHO dan perawatan
ditargetkan oleh pedoman ini? suportif
[ ] Lainnya
[] Industri kesehatan
[ ] Dana-dana negara
3.4 Kriteria apa yang digunakan Pasien dirawat di kelompok usia 0-16
untuk memutuskan siapa yang tahun dengan serologis dengue
harus diinklusikan dalam dikonfirmasi
penelitian ini?
3.5 Kritetia apa yang digunakan Pasien dengan demam enterik, demam
untuk memutuskan siapa yang ricketsia, malaria, leptospirosis,
harus diekslusikan dari septikemia dan virus demam berdarah
penelitian? selain dengue
3.6 Apa intervensi yang diselidiki Pasien diberikan cairan parenteral bersama
dalam penelitian ini? (sertakan dengan manajemen yang mendukung.
dosis mana yang sesuai) Pemantauan grafik yang cermat dengan
cairan parenteral maintenance digunakan
dalam penelitian ini adalah NaCl 0,9% dan
koloid-dekstran 40. 99% dari kasus
diterapi dengan NaCl 0,9%. Hanya 1
pasien diperlukan koloid-dekstran 40.
Tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam proporsi pasien untuk tingkat cairan
IV.
3.9 Berapa lama penelitian dan 2,1 tahun dari bulan Mei 2012 - Juni 2014
pasien di follow-up untuk selama
dan sesudah penelitian?
3.10 Sebutkan karakteristik kunci dari Pasien dengan tes serologis dengue yang
populasi pasien. Catatan: jika dikonfirmasi
ada perbedaan yang signifikan
antara kedudukan yang berbeda
dari percobaan.
3.11 Kesimpulan:
Demam berdarah memiliki gejala dan tanda-tanda yang khas dengan
investigasi. Indeks kecurigaan yang tinggi di daerah endemik sangat
penting. Manajemen cairan memainkan peranan penting dan membantu
dalam pemulihan.