Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama : Nindya Nuraida Ayuningtyas
NIM : B1J014118
Rombongan : IV
Kelompok : 4
Asisten : Meity Wardani Saputri
Spirulina sp. adalah alga hijau biru yang berbentuk spiral. Kata
spirulina berasal dari bahasa latin spira yang berarti spiral. Panjang sel
Spirulina sp adalah 300-500 mikron atau sekitar milimeter, dimana kita tidak
dapat melihatnya dengan kasat mata. Spirulina sp dapat hidup di kolam yang
hangat dan sedikit mengandung garam. Pertumbuhannya sangat cepat, dan
merupakan penghasil oksigen di bumi. Organisme bersel satu ini sangat
sederhana, salah satu komponen utama dari rantai makanan dan kehidupan di
bumi ini. Spirulina sp merupakan mahluk hidup autotrof berwarna kehijauan,
kebiruan, dengan sel berkolom membentuk filamen terpilin menyerupai spiral
(helix) sehingga disebut juga alga biru hijau berfilamen (cyano bacterium). Alga
ini termasuk dalam divisi cyanophyta, kelas cyanophyceae, ordo nostocales.
Bentuk tubuh Spirulina sp yang menyerupai benang merupakan rangakain sel
yang berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12
mikrometer. Filamen Spirulina sp hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas
(Borrowitzka, 1992).
Albumin memainkan peran penting dalam kesehatan dan penyakit.
Albumin merupakan penyumbang utama Oncotic Koloid Tekanan (COP),
mengikat molekul endogen dan eksogen, koagulasi menengahi, dan membantu
untuk mempertahankan permeabilitas mikrovaskular normal.Di bidang
kesehatan, tingkat sintetis dipengaruhi secara dominan oleh COP. Ketika COP
menurun, meningkatkan sintesis albumin. (Memang, koreksi hipoalbuminemia
oleh sintetik infus koloid secara signifikandapat menekan sintesis albumin)
Peradangan berkurang albumin. Sintesis sebanyak 90%. Sitokin inflamasi shunt
asam amino untuk meningkatkan sintesisakut protein fase penting dalam proses
inflamasi, dan jauh dari sintesis albumin. Tinggi ataupun rendahnya kadar
albumin dalam darah sangat mempengaruhi kesehatan kita, oleh karena itu
sangat dibutuhkan pemeriksaan albumin dalam darah untuk mengetahui
tingkaatr kesehatan kita yang dipengaruhi oleh kadar albumin dalam darah
(Sutedjo, 2007).
Albumin merupakan protein utama dalam plasma manusia dan
membentuk sekitar 60% protein plasma total. Sekitar 40% albumin terdapat
dalam plasma,sedangkan 60% lainnya terdapat di ekstrasel. Setiap harinya,
hepar menghasilkansekitar 12 gram albumin, yang berarti sekitar 25% dari
seluruh sintesis protein olehhepar. Albumin awalnya dibentuk sebagai suatu
praproprotein. Peptida sinyalnyadikeluarkan sewaktu protein tersebut memasuki
sisterna retikulum endoplasma kasar,dan heksapeptida di terminal amino yang
terbentuk kemudian diputuskan ketikaprotein tersebut menempuh jalur
sekretorik. Karena massa molekulnya yang realtif rendah (69 kDa) dan
konsentrasinya yang tinggi, albumin diperkirakan menentukansekitar 75-80%
tekanan osmotik plasma pada manusia. Kadar albumin digunakan sebagai
indikator perubahan biokimia yang berhubungan dengan simpanan protein tubuh
dan berkaitan dengan perubahan status gizi, walaupun tidak terlalu sensitif. Pada
penderita malnutrisi sering ditemukan kadar albumin serum yang rendah, namun
tidak jarang kadar albumin serum masih dalam batas normal. Peningkatan kadar
albumin berkaitan erat dengan kadar hemoglobin darah. Penurunan kadar
albumin dalam darah akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar
hemoglobin, karena protein merupakan salah salah unsur yang penting
diperlukan dalam sintesis hemoglobin dan pembawa zat besi, oleh karena itu
apabila kadar albumin dalam tubuh rendah, maka sintesis hemoglobin akan
terganggu dan dapat mengakibatkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah
(Sutedjo, 2007).
Hewan coba yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Mencit.
Alasan digunakannya mencit pada praktikum kali ini yaitu karena mudah
dipelihara, mencit memiliki kesamaan secara fisiologis dengan hewan lainnya
terutama hewan mamalia. Selain itu, siklus hidup yang pendek, pengadaan
hewan ini tidak sulit dan pola reproduksinya yang singkat. (Anggorodi, 1984).
I.2 Tujuan
Tujuan praktikum acara ini adalah:
1. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kadar albumin dalam darah
mencit dengan menggunakan metode Brom Cresol Green.
2. Mahasiswa dapat menentukan status imunitas mencit melalui
pemeriksaan kadar albumin.
II. MATERI DAN CARA KERJA
II.1 Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah serum darah mencit, dan
reagen Brom Cresol Green (BCG
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah spuit 3cc, tourniquet,
Eppendorf, sentrifugator, tabung reaksi, rak tabung reaksi, mikropipet, yellow
tip, blue tip, spektrofotometer, dan kuvet
II.2 Cara Kerja
1. Darah mencit diambil sebanyak 3 cc ditusuk dibagian vena orbitalis.
2. Darah dimasukkan ke dalam tabung appendorf dan disentrifugasi dengan
kecepatan 4000 rpm selama 10 menit kemudian diambil serumnya untuk
sampel.
3. Sampel (serum) sebanyak 40 l kemudian dicampur dengan reagen BCG
sebanyak 2000 l.
4. Campuran diinkubasi selama maksimal 10 menit dalam suhu ruangan,
kemudian diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 578
nm.
5. Kadar albumin dihitung dengan rumus:
IV Tabel 3.1 Data hasil pemeriksaan kadar albumin, total protein, kadar
globulin dan status imunitas
Perhitungan:
: 2,02
= 3,77 - 2,02
= 1,75
= 2,02 / 1,75
Keterangan Gambar:
Bagian kiri (Warna Biru) : Hasil inkubasi serum dengan Biuret
Bagian Kanan (Warna Hijau) : Hasil inkubasi serum dengan BCG
III.2 Pembahasan
IV. KESIMPULAN
Kabinawa, K.N.I. 2014. Pangan dan Herbal Hayati Menyehatkan Dari Mikroalga
Spirulina. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 3(3), pp. 304-311.
Merlot, M.A., Kolinowski, S.D., Richardson, R,D., 2014. Unraveling The Mysteries
Of Serum Albumin More Than Just A Serum Protein. Journal Physiology, 5
(2), pp. 34-38.
Murray, R. K. 2006. Plasma Protein & Immunoglobulins. In: Murray, R.K. Granner,
D.K., Rodwel, V. W. (eds). Harpers Illustrated Biochemistry. New York:
McGraw-Hill.
Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran
Jakarta: EGC.
Wirahadikusuma. 2001. Biokimia Protein, Enzim dan Asam Nukleat. Bandung: ITB.
Yosta, R, E., Danang, H.W. 2008. Studi Pendahuluan: Ekstraksi Minyak Alga dari
Spirulina Sp Wacana Baru Bahan Baku Alternatif pada Proses Pembuatan
Biodiesel. Surabaya: Jurusan Tekhnik Kimia Fakultas Teknologi Industri ITS.