Professional Documents
Culture Documents
HIPERPIGMENTASI
Disusun oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya, tidak lupa shalawat serta salam penulis haturkan pula kepada nabi besar Muhammad
SAW, sehingga penulisan referat ini dengan judul manifestasi klinis hiperpigmentasi dapat
terselesaikan dengan baik. Referat ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Kursus di Lembaga
Estetika Medik dan kosmetologi Indonesia. Besar harapan penulis agar referat ini dapat memberikan
manfaat baik kepada penulis maupun kepada rekan-rekan yang lain.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Para pengajar dan rekan-rekan yang telah membantu terselesaikannya referat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan referat ini masih jauh dari sempurna, untuk itu sangat
diharapkan saran dan kritik guna perbaikan yang lebih baik pada referat ini. Akhir kata, dengan segenap
kerendahan hati dan penuh harap atas ridho-Nya, semoga referat ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR. i
DAFTAR ISI.... ii
BAB I PENDAHULUAN.. 1
III. 1 MELASMA................................................................................................ 9
III.4FRENKLE................................................................................................... 16
III.6LENTIGO.................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA.... 22
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1............ 9
Gambar 2 11
Gambar 3 13
Gambar 4 16
Gambar 5 17
Gambar 6............................................................................. 19
4
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang sangat mudah memperlihatkan manifestasi
klinis apabila terdapat gangguan pada tubuh. Banyak sekali kelainan kulit yang dapat kita temui
di dunia salah satunya yang sering kita temukan ada bercak hitam (makula hiperpigmentasi).
Hiperpigmentasi adalah perubahan warna pada kulit menjadi lebih gelap disebabkan oleh sel
melanosit bertambah maupun hanya karena pigmen melanin saja yang bertambah
Kelainan bercak berupa hiperpigmentasi kulit dapat ditemukan sebagai berbagai manifestasi
penyakit kulit, diantaranya Melasma,hiperpigmentasi post inflamasi,freckles, nevus ota,cafe au
lait dan lentigo. Hiperpigmentasi yang terjadi akibat adanya peningkatan pembentukan melanin
hingga faktor genetik
Manifestasi klinis yang saling menyerupai diantara penyakit tersebut diatas,menjadi catatan bagi
para klinisi untuk mengetahui patomekanisme serta ciri khas lesi hiperpigmentasi. Hal-hal
tersebut sangat dibutuhkan dalam pemilihan pemeriksaan penunjang dan pengobatan selanjutnya.
5
BAB II
2. 1 Fungsi Kulit
Melindungi tubuh dari trauma
Benteng pertahanan terhadap infeksi bakteri, virus dan jamur
Pengatur suhu dengan vasodilatasi pembuluh darah dan sekresi kelenjar keringat
Fungsi sosial
2. 2 Struktur Kulit
1. Epidermis
o Startum Korneum (lapisan tanduk)
o Stratum Malfigi
Dibagi menjadi :
1. Stratum Granulosum
2. Lapisan sel basal ( stratum germinativum)
Terdiri dari sel-sel epidermis yang belum berdiferensiasi, terus
mengalami mitosis, memperbaharuio epidermis. Sel-sel tersebut akan
bermigrasi ke atas menuju stratum spinosum.
Terdapat sel-sel melanosit, sel basal : melanosit = 10:1 .
Melanositgranul2 pigmen (melanosom)mengandung biokroma coklat
(melanin) melanin akan masuk ke keratinosit menentukan warna
kulit
Fungsi melanin melindungi kulit dari pengaruh2 matahari
Pembentukan melanosom dan melanin membutuhkan sinar matahari
3. Stratum Spinosum
4. Sel langerhans
Proses migrasi sel epidermis yang telah terprogram ini memakan waktu sekitar 28 hari.
2. Dermis
3. Lemak Subkutan
Kelenjar keringat (ekrine)
6
Kelenjar Sebasea
Kelenjar Apokrin
Rambut
Kuku
Adanya melanin tersebut menyebabkan terjadinya keragaman warna kulit pada makhluk
hidup, misalnya pada manusia. Manusia memiliki warna kulit yang bermacam-macam,
kisarannya yaitu dari hampir hitam sampai putih. Manusia dengan kulit gelap memiliki jumlah
melanin yang lebih tinggi, dan sebaliknya manusia yang memiliki melanin lebih sedikit akan
memiliki kulit yang lebih putih. Pada dasarnya jumlah melanosit pada manusia yang memiliki
kulit hitam maupun kulit putih adalah sama, yang membedakan adalah ukuran dari sel melanosit
dan penyebarannya. Pada manusia yang memiliki kulit hitam, melanositnya lebih besar dan
penyebarannya lebih merata, sedangkan pada manusia yang memiliki kulit lebih putih
melanositnya lebih kecil dan kurang menyebar. Pada manusia yang memiliki kulit putih, aktivitas
melanosit untuk menghasilkan melanin lebih rendah dibandingkan pada manusia yang kulit
hitam.
Melanin akan sangat berguna bagi makhluk hidup jika kandungannya dalam tubuh tepat.
Artinya kandungan melanin dalam tubuh tidak kurang dan tidak berlebihan. Efek yang
ditimbulkan jika makhluk hidup tersebut mengalami kekurangan melanin adalah penyakit yang
biasa disebut albino. Albino bisa menyerang manusia, tanaman maupun hewan.
Jenis melanin yang paling umum adalah eumelanin dan pheomelanin. Bentuk umum
sebagian besar melanin adalah eumelanin. Eumelanin berwarna cokelat-hitam yang merupakan
polimer dari dihidroksi indol asam karboksilat. Bentuk lain melanin adalah pheomelanin
berwarna merah-coklat dan merupakan polimer dari benzothiazine. Melanin ini bertanggung
jawab untuk memberikan warna rambut merah dan bintik-bintik. Pheomelanin dan eumelanin
ditemukan di kulit manusia dan rambut , tetapi eumelanin adalah melanin melimpah paling pada
manusia, serta bentuk paling mungkin kekurangan albinisme .
7
Pembentukan Pigmen Melanin
Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase memainkan peranan penting
dalam proses pembentukannya. Sebagai akibat dari kerja enzim tironase, tiroksin diubah menjadi
3,4 dihidroksiferil alanin (DOPA) dan kemudian menjadi dopaquinone, yang kemudian
dikonversi, setelah melalui beberapa tahap transformasi menjadi melanin. Enzim tirosinase
dibentuk dalam ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum endoplasma kasar, melanosit
diakumulasi dalam vesikel yang dibentuk oleh kompleks golgi. 4 tahapan yang dapat dibedakan
pada pembentukan granul melanin yang matang.
Tahap 1 :
Sebuah vesikel dikelilingi oleh membran dan menunjukkan awal proses dari aktivitas enzim
tirosinase dan pembentukan substansi granul halus; pada bagian perifernya. Untaian-untaian
padat elektron memiliki suatu susunan molekul tirosinase yang rapi pada sebuah matrik protein.
Tahap 2 :
Vesikel (melanosom) berbentuk oval dan memperlihatkan pada bagian dalam filamen-filamen
dengan jarak sekitar 10 nm atau garis lintang dengan jarak sama. Melanin disimpan dalam
matriks protein.
8
Terakhir struktur ini hilang dengan aktivitas tirosinase dan membentuk granul melanin. Granul
melanin bermigrasi ke arah juluran melanosit dan masuk ke dalam keratinosit.
Tahap 3 :
Peningkatan pembentukan melanin membuat struktur halus agak sulit terlihat.
Tahap 4 :
Granul melanin matang dapat terlihat dengan mikroskop cahaya dan melanin secara
sempurna mengisi vesikel. Utrastruktur tidak ada yang terlihat. Granul yang matang berbentuk
elips, dengan panjang 1 m dan diameter 0,4 m.
Ketika dibentuk granul melanin migrasi di dalam perluasan sitoplasma melanosit dan
ditransfer ke sel-sel dalam stratum germinativum dan spinosum dari epidermis. Proses transfer
ini telah diobservasi secara langsung pada kultur jaringan kulit.
Faktor-faktor penting dalam interaksi antara keratinosit dan melanosit yang menyebabkan
pigmentasi pada kulit:
9
Gambar 2.sintesis melanin
Pada manusia, ratio dopa-positif melanosit terhadap keratinosit pada statum basah adalah
konstan di dalam setiap area tubuh, tetapi bervariasi dari satu regio ke regio yang lain. Sebagai
contoh, ada sekitar 1000 melanosit/mm2 di kulit daerah paha dan 2000/mm2 di kulit skrotum.
Jenis kelamin dan ras tidak mempengaruhi jumlah melanosit/unit area. Perbedaan pada warna
kulit terutama karena perbedaan jumlah granul melanin pada keratinosit.
10
Gambar 4. Section of the stratum spinosum showing the localized deposits of melanin covering
the cell nuclei. Melanin protects the DNA from the UV radiation of the sun. This explains why
people with light skin have a higher incidence of skin cancer than do people with dark skin. The
highest concentration of melanin occurs in the cells that are more deeply localized; these cells
divide more actively. (The DNA of cell populations that multiply more actively is particularly
sensitive to harmful agents.)
Makin gelapnya kulit (tanning) setelah terpapar radiasi matahari ( panjang gel: 290-
320mm) adalah akibat proses tahap 2. Pertama, reaksi fisis dan kimiawi menggelapkan warna
melanin yang belum muncul ke luar melanosit, dan merangsangnya secara cepat untuk masuk ke
keratinosit. Kedua, kecepatan sintesis melanin dalam melanosit mengalami akselerasi, sehingga
semakin meningkatkan jumlah pigmen melanin.
Melanin yang sering disebut dengan pigmen terdapat dalam semua makhluk hidup. Fungsi
melanin atau pigmen tersebut tergantung pada makhluk hidup yang memproduksinya. Misalnya
pada manusia melanin berfungsi sebagai pembari warna pada kulit, rambut dan mata, melanin
juga berfungsi melindungi kulit dari paparan sinar ultra violet. Semakin sering kulit tubuh
terkena paparan sinar ultra violet maka produksi melanin dalam tubuh bertambah banyak
sehingga kulit akan terlihat lebih gelap. Untuk hewan melanin berfungsi sebagai pemberi warna
untuk kulit, mata dan bulu. Tetapi pada beberapa serangga pigmennya berubah menjadi senyawa
beracun dan digunakan sebagi signal apabila ada bahaya disekitarnya. Jadi pada serangga
tersebut pigmen barfungsi ganda. Pada tanaman pigmen berfungsi sebagai pemberi warna pada
daun dan bunga bagi tanaman yang memiliki bunga. Warna daun dan bunga setiap tanaman
berbeda-beda, hal tersebut dikarenakan molekul pigmen yang ada pada tanaman tersebut
berbeda.
11
12
BAB III
3.1 MELASMA
Melasma merupakan salah satu jenis hipermelanosis didapat pada kulit wajah
dan kadang-kadang pada leher
1. ETIOPATOGENESIS
Belum ada teori yang dapat menjelaskan secara pasti bagaimana patogenesis dari
penyakit melasma8,9 . Beberapa hal yang sering dikaitkan dengan penyakit melasma antara lain
adalah pengaruh sinar matahari, kehamilan, penggunaan hormon kontrasepsi dan kosmetik10.
Peningkatan produksi melanosom karena hormon maupun karena sinar ultra violet.
Kenaikan melanosom ini juga dapat disebabkan karena bahan farmakologik seperti perak dan
psoralen. Penghambatan dalam Malphigian cell turnover, keadaan ini dapat terjadi karena obat
sitostatik.2
Radiasi sinar ultraviolet memberikan stimulus terhadap peningkatan aktifitas melanosit.
Hal ini juga menjelaskan bahwa para pasien melasma adalah orang-orang yang tinggal di daerah
dengan paparan sinar matahari cukup tinggi atau saat musim panas9,11. Jika dikaitkan dengan
aktifitas maka hal ini menjadi penting. Umumnya penderita melasma hipersensitivitas terhadap
radiasi sinar ultraviolet sehingga paparan yang singkat terhadap matahari dapat menyebabkan
hiperpigmentasi11.
Estrogen diduga dapat menyebakan melasma hal ini terlihat timbulnya melasma pada saat
kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral, dan hormone replacement theraphy (HRT) pada wanita
post menopause. 12
a. GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis kasus melasma pada dasarnya cukup mudah dikenali. Di antaranya lesi
kulit berupa makula hiperpigmentasi berwarna cokelat terkadang dapat sampai berwarna hitam
dengan batas jelas, irregular dan biasanya simetris Bagian wajah yang terkena biasanya daerrah
pipi, hidung, dan mulut bagian bawah9.
Gambar 2. Melasma4
13
Berdasarkan gambaran klinisnya, melasma dapat diklasifikasikan menjadi2:
1. Bentuk sentro-fasial meliputi daerah dahi, hidung, pipi bagian medial, bawah hidung,
serta dagu (63%)
2. Bentuk malar meliputi hidung dan pipi bagian lateral (21%)
3. Bentuk mandibular meliputi daerah mandibula (16%)
DIAGNOSIS
Diagnosis melasma didasarkan atas anamnesis yang cermat dan pengamatan gambaran
klinis yang akurat. 9
A. Anamnesis
Dari anamnesis yang cermat dapat membantu menegakkan diagnosis secara tepat
terutama untuk menggali segala hal terkait dengan pasien. Anamnesis yang dapat
mendukung penegakan diagnosis melasma9,11,13 :
a. Pasien wanita dengan kisaran umur 30-40 tahun
b. Pasien dengan riwayat kehamilan berulang
c. Pasien dengan penggunaan oral kontrasepsi
d. Pasien yang memiliki aktifitas yang sering berpaparan dengan sinar matahari secara
langsung
e. Lesi timbul setelah berminggu-minggu dan semakin terlihat saat kontak dengan sinar
matahari
f. Pasien dengan riwayat penggunaan kosmetik
g. Pasien wanita menopause yang sedang menjalani terapi hormon
B. Pemeriksaan Fisis
Lesi yang khas dari melasma ialah makula hiperpigmentasi pada wajah. Terkait luas,
warna dan intensitas bergantung pada fototipe kulit mana yang terkena. Biasanya simetris.
Daerah yang paling sering terkena seperti pipi, hidung, dan bibir bagian bawah dan dagu.
Namun ada juga ditemukan dalam presentase lebih kecil di daerah malar dan mandibular9.
C. Pemeriksaan penunjang
Dalam pemeriksaan histopatologik terdapat 2 tipe hipermelanosis2 :
a. Tipe epidermal : melanin terutama terdapat di lapisan basal dan suprabasal, kadang-
kadang di seluruh stratum spinosum sampai stratum korneum; sel-sel yang padat
mengandung melanin adalah melanosit, sel-sel lapisan basal, dan suprabasal, juga
terdapat pada keratinosit dan sel-sel stratum korneum.
b. Tipe dermal : terdapat makrofag bermelanin di sekitar pembuluh darah dalam dermis
bagian atas dan bawah; pada dermis bagian atas terdapat fokus-fokus infiltrat.
Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan ialah pemeriksaan lampu wood.
Pemeriksaan ini bertujuan menspesifikkan suatu keadaan melasma yang akan menentukan
seperti apa bentuk penanganannya.13
Adapun bentuk pengklasifikasian setelah pemeriksaan lampu wood adalah sebagai
berikut9,13 :
14
Tipe Melasma Gambaran klinis
Epidermal - Berbatas jelas
- Berwarna cokelat tua
- Terlihat lebih jelas dibawah sinar
- Memberikan respon yang baik
terhadap pengobatan
Dermal - Batas tidak jelas
- Berwarna cokelat terang
- Tidak berubah di bawah sinar
- Memberikan respon yang buruk
terhadap pengobatan
Mixed - Kombinasi antara warna cokelat
tua dan cokelat muda
- Pengobatan hanya berdampak
pada sebagian saja
1. Definisi
PIH juga dapat dilihat setelah pengobatan dengan sejumlah perangkat elektromagnetik seperti
USG, frekuensi radio, laser, cahaya-emitting dioda, dan cahaya tampak, serta sekunder untuk
microdermabrasion . Biasanya, hiperpigmentasi postinflammatory paling parah pada pasien
dengan dermatosis lichenoid di mana lapisan sel basal dari epidermis terganggu.
2. Patofisiologi
15
transfer pigmen untuk keratinosit sekitarnya, Seperti peningkatan stimulasi dan transfer hasil
butiran melanin di epidermis hypermelanosis, Sebaliknya, melanosis dermal terjadi ketika
peradangan mengganggu lapisan sel basal, menyebabkan pigmen melanin akan dirilis dan
kemudian terperangkap oleh makrofag dalam dermis papiler, juga dikenal sebagai inkontinensia
pigmen.
3. Penyebaran Internasional
4. Fisik
Distribusi dari lesi hypermelanotic tergantung pada lokasi inflamasi dermatosis asli. Warna lesi
berkisar dari cahaya coklat sampai hitam, dengan penampilan cokelat lebih ringan jika pigmen
berada dalam epidermis (yaitu, epidermis melanosis) dan penampilan yang lebih gelap abu-abu
jika lesi mengandung melanin kulit (yaitu, melanosis dermal).
Foto seorang wanita 42 tahun Amerika keturunan Afrika dengan makula hiperpigmentasi postinflammatory di sisi kiri
wajahnya sebagai akibat dari excorie jerawat.
5. Penyebab
16
Selain itu, lesi hiperpigmentasi postinflammatory bisa menggelapkan dengan paparan sinar UV
dan berbagai bahan kimia dan obat-obatan, seperti tetrasiklin, bleomycin, doxorubicin, 5-
fluorouracil, busulfan, arsenicals, perak, emas, obat antimalaria, hormon, dan clofazimine.
1 Definisi
Nevi dari Ota dan Ito adalah tanda-tanda kulit berwarna abu-coklat mewarnai atau biru /
abu-abu. Mereka tanda lahir yang tidak biasa dimana melanosit (sel pigmen) ditemukan lebih
dari normal (dalam dermis bukan epidermis).
Perbedaan antara naevus dari Ota dan naevus dari Ito adalah lokasi. Nevus dari Ota adalah di
dahi dan wajah di sekitar mata; Nevus dari Ito adalah pada daerah bahu dan lengan atas.
Naevus Hori memiliki penampilan mirip dengan Nevus dari Ota. Namun, tidak hadir pada saat
lahir, dan sering mempengaruhi kedua sisi wajah.
2. Patofisiologi
Tidak diketahui mengapa nevi terjadi.
Nevus dari Ota jauh lebih umum daripada nevi dari Ito dan hadir pada saat lahir pada 50% kasus.
Nevus dari Ota juga dapat tiba-tiba muncul selama masa remaja. Dengan demikian peneliti
menyarankan hormon berperan dalam perkembangan mereka.
Nevus dari Ota dan Ito yang paling sering ditemukan pada populasi Asia; 0,2-0,6% dari orang
Jepang telah Nevi dari Ota. Mereka muncul lebih sering pada wanita. Kedua bentuk nevi sangat
jarang terjadi di Kaukasia.
17
3. Tanda dan gejala
4. Freckle
1 Definisi
Adalah Sebuah titik datar melingkar pada kulit seukuran kepala kuku yang berkembang
setelah paparan berulang sinar matahari, terutama dalam seseorang dari kulit. Mungkin bintik-
bintik merah, kuning, cokelat, coklat muda, coklat, atau hitam. Mereka selalu lebih gelap dari
kulit di sekitar mereka karena mereka adalah karena deposit melanin gelap, pigmen gelap.
Ada dua tipe dasar bintik-bintik - ephelides dan lentigines. Ephelides (tunggal: ephelis) adalah
bintik-bintik merah atau coklat muda datar yang biasanya muncul selama bulan-bulan cerah dan
memudar di musim dingin. Lentigines (tunggal: lentigo) adalah cokelat kecil, coklat, atau bintik-
bintik hitam yang cenderung lebih gelap daripada bintik ephelis-jenis dan yang tidak memudar di
musim dingin.
Gambar 5.frenkle
5. Cafe au lait
adalah penampakan kurang lebih sebesar uang logam. Diameternya bisa sampai 5 centimeter
yang di dalamnya berisi bintik-bintik hitam. Cafe au lait itu bisa berbentuk seperti oval dan
didalamnya berwarna coklat. Ada juga berbentuk daun dan warna coklatnya lebih coklat dari
skin, di dalamnya juga terbentuk bintik-bintik dan warnanya jauh lebih coklat lagi. Tanda ini
biasanya ditemukan di badan, pantat, dan kaki.
Spot Cafe au lait , biasa pada orang yang mempunyai kulit gelap dan biasanya pada 10% - 20%
kanak-kanak. Tanda ini bisa membesar dan warnanya bertambah gelap seiring usia, tetapi tidak
dipertimbangkan menjadi masalah kesehatan. Akan tetapi, mempunyai beberapa tanda yang
cenderung besar dihubungkan dengan neurofibromatosis dan sindrom McCune-Albright. Spot
Cafe au lait disebabkan oleh kandungan melanin yang tinggi di dalam kulit.
6. Lentiginosis/lentigo
19
1. definisi
Lentigo adalah makula coklat atau coklat kehitaman berbentuk bulat atau polikistik.
Lentiginosis adalah keadaan tibulnya lentigo dalam jumlah banyak dengan distribusi
tertentu.
2. Etiologi
3. Klasifikasi
1. lentigo generalisata
2. Lentigo sentrofasial
3. Lentigo peutz-jegher
1. Lentigo generalisata
Lesi lentigo umumnya multiple, timbul satu demi satu atau dalam kelompok kecil
sejak masa anak-anak. Patogenesisnya tidak diketahui dan tidak dibuktikan adanya
faktor genetik. Dibagi menjadi dua:
a. Lentiginosis supuratif
Lentigo timbul sangat banyak dan dalam waktu singkat. Lesi mula berupa
teleangiktasis yang dengan cepat mengalami pigmentasi dan lambat laun berunah
menjadi melanostik selular.
Sering disertai kelainan jantung, stenosis penbuluh nadi paru atau subaorta.
Pertumbuhan badan akan terhambat. Adanya kelainan mata berupa hipertelorisme
okular dan kelainan tulang prognatisma mandibular. Kelainan yang menetap
adalah tuli dan kelainan genital yakni hipospadia gonad dan hipospadia.
20
Sindrom tersebut dikenal sebagai sindrom leopard yaitu
L entigenes
E CG abnormalities
O cular hypertelorism
P ulmonary stenosis
R etardation of growth
D eafness
2. Lentigosentrofasial
Gejala klinik
21
Lentigo senilis
22
BAB IV
KESIMPULAN
Hiperpigmentasi adalah perubahan warna pada kulit menjadi lebih gelap disebabkan oleh
sel melanosit bertambah maupun hanya karena pigmen melanin saja yang bertambah. Kelainan
hiperpigmentasi detemukan sebagai manifestasi penyakit kulit diantaranya melasma, nevus ota,
frenkle,lentigo,hiperpigmentasi post inflamasi,dan cafe au liet, yanga berdasarkan Etiloginya
Hiperpigmentasi terjadi akibat : Kelainan Genetis ,Gangguan Metabolik ,Gangguan
Nutrisi ,Gangguan Endokrin ,Gangguan Infeksi ,Gangguan Neoplastik, Pengaruh Bahan Tertentu
(Obat, Bahan Kimia) .
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Grawkrodjer DJ. Pigmentation. In: Dermatology an Illustrated Colour Text. 3rd ed. British: Crurchill
Livingstone; 2002: p.70-1
2. Soepardiman L. Kelainan Pigmen. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit
Dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007. p.289-95
3. Damoa AS, Lambert WC, Schwartz RA. Melasma: Insight into a distressing dyschromia. Aesthetic
Dermatology. 2006; 8(1): p.1-6
4. Roberts WE. Melasma. In: Kelly AP, Taylor SC, editors. Dermatology for Skin of Colour. New York:
McGraw-Hill; 2009. p.332-6
5. Salim A, Rengifo-Pardo M, Vincent S, Cuervo-Amore LG. Melasma. In: Williams H, Bigby M,
Diepgen T et al, editors. Evidence-based Dermatology. London: BMJ Books. 2003. p. 552-67
6. Bleehen SS, Anstey AV. Disorders of Skin Colour. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C,
editors. Rooks Textbook of Dermatology. 7th ed. Massachusetts : Blackwell. 2004. p. 39.40
7. Kim EH, Kim YC, Lee ES, Kang HY. The Vascular Characteristics of Melasma. Journal of
Dermatological Science. 2007; 46: p.111-6
8. Stery W, Paus R, Burgdorf W. Brown Hyperpigmentation. In: Thieme Clinical Companions
Dermatology. 5th ed. New York: Georg Thieme Verlag; 2006. p.379-80
9. Lynde CB, Kraft JN, Lynde CW. Topical Treatments for Melasma and Postinflammatory
Hyperpigmentation. In: Maddin S, editor. Skin Therapy Letter. 2006.11(9). P.1-4
11.Anonym. Minocycline Pigmentation Photo. [online]. 2011. [cited 2011 Jan 22]. Available from:
http://www.dermnet.com/Minocycline-Pigmentation/picture/4431
12.Anonym. Riehl Melanosis. [online]. 2010. [cited 2011 Jan 22]. Available from:
http://dermaamin.com/site/atlas-of-dermatology/17-r/1078-riehls-melanosis-.html
24