You are on page 1of 24

PATOMEKANISME DAN MANIFESTASI KLINIS

HIPERPIGMENTASI

Disusun oleh:

dr. Inti Herdianti

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya, tidak lupa shalawat serta salam penulis haturkan pula kepada nabi besar Muhammad
SAW, sehingga penulisan referat ini dengan judul manifestasi klinis hiperpigmentasi dapat
terselesaikan dengan baik. Referat ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Kursus di Lembaga
Estetika Medik dan kosmetologi Indonesia. Besar harapan penulis agar referat ini dapat memberikan
manfaat baik kepada penulis maupun kepada rekan-rekan yang lain.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Para pengajar dan rekan-rekan yang telah membantu terselesaikannya referat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan referat ini masih jauh dari sempurna, untuk itu sangat
diharapkan saran dan kritik guna perbaikan yang lebih baik pada referat ini. Akhir kata, dengan segenap
kerendahan hati dan penuh harap atas ridho-Nya, semoga referat ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

JAKARTA, Juni 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR. i

DAFTAR ISI.... ii

DAFTAR GAMBAR ..................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.. 1

BAB II ANATOMI,FUNGSI KULIT DAN MELANOGENESIS............ 2

BAB III PATOMEKANISME DAN MANIFESTASI HIPERPIGMENTASI

III. 1 MELASMA................................................................................................ 9

III.2 HIPERPIGMENTASI POST INFLAMASI............................................... 11

III.3 NEVUS OTA DAN ITO.............................................................................13

III.4FRENKLE................................................................................................... 16

III.5 CAFE AU LIET.......................................................................................... 17

III.6LENTIGO.................................................................................................... 19

BAB III KESIMPULAN... 21

DAFTAR PUSTAKA.... 22

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1............ 9

Gambar 2 11

Gambar 3 13

Gambar 4 16

Gambar 5 17

Gambar 6............................................................................. 19

4
BAB I

PENDAHULUAN

Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang sangat mudah memperlihatkan manifestasi
klinis apabila terdapat gangguan pada tubuh. Banyak sekali kelainan kulit yang dapat kita temui
di dunia salah satunya yang sering kita temukan ada bercak hitam (makula hiperpigmentasi).
Hiperpigmentasi adalah perubahan warna pada kulit menjadi lebih gelap disebabkan oleh sel
melanosit bertambah maupun hanya karena pigmen melanin saja yang bertambah

Penumpukan pigmen-pigmen pada kulit disebabkan karena pembentukan melanosit


menjadi melanin yang terlalu cepat, melanin dibentuk melalui beberapa tahap transformasi dari
melanosit. Melanosit diakumulasikan dalam vesikel yang dibentuk oleh kompleks golgi. Ada
empat tahapan yang dapat dibedakan pad pembentukan granul melanin. Jenis melanin yang
paling umum adalah eumelanin dan pheomelanin. Bentuk umum sebagian besar melanin adalah
eumelanin. Eumelanin berwarna cokelat-hitam yang merupakan. Bentuk lain melanin adalah
pheomelanin berwarna merah-coklat dan merupakan polimer dari benzothiazine. Melanin ini
bertanggung jawab untuk memberikan warna rambut merah dan bintik-bintik.

Hiperpigmentasi juga dibagi dalam 2 golongan besar ,yaitu Melanosis adalah


hiperpigmentasi yang tidak didahului reaksi peradangan kulit. Dan melanoderma : adalah
hiperpigmentasi yang terjadi sesudah peradangan kulit.

Hiperpigmentasi juga dapat dibedakan menjadi :hipermelanosis coklat atau melanoderma


: hal ini terjadi akibat deposit melanin pada epidermis yang disebut juga Hipermelanosis
Epidermal, Hipermelanosis kebiruan atau seruloderma : hal ini terjadi akibat deposit melanin
pada dermis.

Kelainan bercak berupa hiperpigmentasi kulit dapat ditemukan sebagai berbagai manifestasi
penyakit kulit, diantaranya Melasma,hiperpigmentasi post inflamasi,freckles, nevus ota,cafe au
lait dan lentigo. Hiperpigmentasi yang terjadi akibat adanya peningkatan pembentukan melanin
hingga faktor genetik

Manifestasi klinis yang saling menyerupai diantara penyakit tersebut diatas,menjadi catatan bagi
para klinisi untuk mengetahui patomekanisme serta ciri khas lesi hiperpigmentasi. Hal-hal
tersebut sangat dibutuhkan dalam pemilihan pemeriksaan penunjang dan pengobatan selanjutnya.

5
BAB II

ANATOMI,FUNGSI KULIT DAN MELANOGENESIS.

2. 1 Fungsi Kulit
Melindungi tubuh dari trauma
Benteng pertahanan terhadap infeksi bakteri, virus dan jamur
Pengatur suhu dengan vasodilatasi pembuluh darah dan sekresi kelenjar keringat

Fungsi sosial

Alat kosmetik tubuh


Tempat sensasi raba, tekan, nyeri dan nikmat.

2. 2 Struktur Kulit

Tiga lapisan secara mikroskopis :

1. Epidermis
o Startum Korneum (lapisan tanduk)
o Stratum Malfigi
Dibagi menjadi :
1. Stratum Granulosum
2. Lapisan sel basal ( stratum germinativum)
Terdiri dari sel-sel epidermis yang belum berdiferensiasi, terus
mengalami mitosis, memperbaharuio epidermis. Sel-sel tersebut akan
bermigrasi ke atas menuju stratum spinosum.
Terdapat sel-sel melanosit, sel basal : melanosit = 10:1 .
Melanositgranul2 pigmen (melanosom)mengandung biokroma coklat
(melanin) melanin akan masuk ke keratinosit menentukan warna
kulit
Fungsi melanin melindungi kulit dari pengaruh2 matahari
Pembentukan melanosom dan melanin membutuhkan sinar matahari
3. Stratum Spinosum
4. Sel langerhans

Proses migrasi sel epidermis yang telah terprogram ini memakan waktu sekitar 28 hari.

2. Dermis
3. Lemak Subkutan
Kelenjar keringat (ekrine)

6
Kelenjar Sebasea
Kelenjar Apokrin
Rambut
Kuku

Melanin merupakan suatu metabolit sekunder. Metabolit sekunder merupakan senyawa


metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang
unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya
menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis
senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa
ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase
tertentu. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan
yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator,
dan sebagai molekul sinyal. Singkatnya, metabolit sekunder digunakan organisme untuk
berinteraksi dengan lingkungannya.

Adanya melanin tersebut menyebabkan terjadinya keragaman warna kulit pada makhluk
hidup, misalnya pada manusia. Manusia memiliki warna kulit yang bermacam-macam,
kisarannya yaitu dari hampir hitam sampai putih. Manusia dengan kulit gelap memiliki jumlah
melanin yang lebih tinggi, dan sebaliknya manusia yang memiliki melanin lebih sedikit akan
memiliki kulit yang lebih putih. Pada dasarnya jumlah melanosit pada manusia yang memiliki
kulit hitam maupun kulit putih adalah sama, yang membedakan adalah ukuran dari sel melanosit
dan penyebarannya. Pada manusia yang memiliki kulit hitam, melanositnya lebih besar dan
penyebarannya lebih merata, sedangkan pada manusia yang memiliki kulit lebih putih
melanositnya lebih kecil dan kurang menyebar. Pada manusia yang memiliki kulit putih, aktivitas
melanosit untuk menghasilkan melanin lebih rendah dibandingkan pada manusia yang kulit
hitam.

Melanin akan sangat berguna bagi makhluk hidup jika kandungannya dalam tubuh tepat.
Artinya kandungan melanin dalam tubuh tidak kurang dan tidak berlebihan. Efek yang
ditimbulkan jika makhluk hidup tersebut mengalami kekurangan melanin adalah penyakit yang
biasa disebut albino. Albino bisa menyerang manusia, tanaman maupun hewan.

Jenis melanin yang paling umum adalah eumelanin dan pheomelanin. Bentuk umum
sebagian besar melanin adalah eumelanin. Eumelanin berwarna cokelat-hitam yang merupakan
polimer dari dihidroksi indol asam karboksilat. Bentuk lain melanin adalah pheomelanin
berwarna merah-coklat dan merupakan polimer dari benzothiazine. Melanin ini bertanggung
jawab untuk memberikan warna rambut merah dan bintik-bintik. Pheomelanin dan eumelanin
ditemukan di kulit manusia dan rambut , tetapi eumelanin adalah melanin melimpah paling pada
manusia, serta bentuk paling mungkin kekurangan albinisme .

Proses Sintesis dari Organisme Asal

7
Pembentukan Pigmen Melanin

Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase memainkan peranan penting
dalam proses pembentukannya. Sebagai akibat dari kerja enzim tironase, tiroksin diubah menjadi
3,4 dihidroksiferil alanin (DOPA) dan kemudian menjadi dopaquinone, yang kemudian
dikonversi, setelah melalui beberapa tahap transformasi menjadi melanin. Enzim tirosinase
dibentuk dalam ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum endoplasma kasar, melanosit
diakumulasi dalam vesikel yang dibentuk oleh kompleks golgi. 4 tahapan yang dapat dibedakan
pada pembentukan granul melanin yang matang.

Tahap 1 :

Sebuah vesikel dikelilingi oleh membran dan menunjukkan awal proses dari aktivitas enzim
tirosinase dan pembentukan substansi granul halus; pada bagian perifernya. Untaian-untaian
padat elektron memiliki suatu susunan molekul tirosinase yang rapi pada sebuah matrik protein.

Tahap 2 :

Vesikel (melanosom) berbentuk oval dan memperlihatkan pada bagian dalam filamen-filamen
dengan jarak sekitar 10 nm atau garis lintang dengan jarak sama. Melanin disimpan dalam
matriks protein.

Gambar 1. Diagram Melanosit, ilustrasi gambaran utama melanogenesis. Tirosinase di


sintesis dalam retikulum endoplasma yang kasar dan diakumulasikan dalam vesikel kompleks
Golgi. Vesikel yang bebas sekarang dinamakan melanosom. Sintesis melanin dimulai pada
melanosom tahap II, di mana melanin diakumulasikan dan membentuk melanosom tahap III.

8
Terakhir struktur ini hilang dengan aktivitas tirosinase dan membentuk granul melanin. Granul
melanin bermigrasi ke arah juluran melanosit dan masuk ke dalam keratinosit.

Tahap 3 :
Peningkatan pembentukan melanin membuat struktur halus agak sulit terlihat.

Tahap 4 :

Granul melanin matang dapat terlihat dengan mikroskop cahaya dan melanin secara
sempurna mengisi vesikel. Utrastruktur tidak ada yang terlihat. Granul yang matang berbentuk
elips, dengan panjang 1 m dan diameter 0,4 m.

Ketika dibentuk granul melanin migrasi di dalam perluasan sitoplasma melanosit dan
ditransfer ke sel-sel dalam stratum germinativum dan spinosum dari epidermis. Proses transfer
ini telah diobservasi secara langsung pada kultur jaringan kulit.

Granul melanin pada dasarnya diinjeksikan ke dalam keratinosit. Ketika di dalam


keratinosit, granul melanin berakumulasi di dalam sitoplasma di daerah atas inti (supranuklear),
jadi melindungi nukleus dari efek merusak radiasi matahari.

Meskipun melanosit yang membentuk melanin, namun sel-sel epitel/keratinositlah yang


menjadi gudang dan berisi lebih banyak melanin, dibandingkan melanosit sendiri. Di dalam
keratinosit, granul melanin bergabung dengan lisosom alasan mengapa melanin menghilang
pada sel epitel bagian atas.

Faktor-faktor penting dalam interaksi antara keratinosit dan melanosit yang menyebabkan
pigmentasi pada kulit:

1. Kecepatan pembentukan granul melanin dalam melanosit.


2. Perpindahan granul ke dalam keratinosit, dan
3. Penempatan terakhirnya dalam keratinosit

Mekanisme umpan balik bisa bertahan selama dalam keratinosit


Melanosit dapat dengan mudah dilihat dengan fragmen inkubasi epidermis pada dengan
dopa. Komposisi ini dikonversikan menjadi deposit coklat gelap melanin pada melanosit,
reaksinya dikatalisasi oleh enzim tirosinase. Metode ini memungkinkan untuk menghitung
jumlah melanosit per unit area epidermis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa melanosit
tidak didistribusikan secara random di antara keratinosit, agak tampak ada pola pada
distribusinya, yang disebut dengan epidermal-melanin unit.

Proses sintesis melanin dari asam amino tirosin

9
Gambar 2.sintesis melanin

Pada manusia, ratio dopa-positif melanosit terhadap keratinosit pada statum basah adalah
konstan di dalam setiap area tubuh, tetapi bervariasi dari satu regio ke regio yang lain. Sebagai
contoh, ada sekitar 1000 melanosit/mm2 di kulit daerah paha dan 2000/mm2 di kulit skrotum.
Jenis kelamin dan ras tidak mempengaruhi jumlah melanosit/unit area. Perbedaan pada warna
kulit terutama karena perbedaan jumlah granul melanin pada keratinosit.

Gambar 4 sintesin melanin

10
Gambar 4. Section of the stratum spinosum showing the localized deposits of melanin covering
the cell nuclei. Melanin protects the DNA from the UV radiation of the sun. This explains why
people with light skin have a higher incidence of skin cancer than do people with dark skin. The
highest concentration of melanin occurs in the cells that are more deeply localized; these cells
divide more actively. (The DNA of cell populations that multiply more actively is particularly
sensitive to harmful agents.)

Makin gelapnya kulit (tanning) setelah terpapar radiasi matahari ( panjang gel: 290-
320mm) adalah akibat proses tahap 2. Pertama, reaksi fisis dan kimiawi menggelapkan warna
melanin yang belum muncul ke luar melanosit, dan merangsangnya secara cepat untuk masuk ke
keratinosit. Kedua, kecepatan sintesis melanin dalam melanosit mengalami akselerasi, sehingga
semakin meningkatkan jumlah pigmen melanin.

Fungsi Melanin bagi Organisme Asalnya

Melanin yang sering disebut dengan pigmen terdapat dalam semua makhluk hidup. Fungsi
melanin atau pigmen tersebut tergantung pada makhluk hidup yang memproduksinya. Misalnya
pada manusia melanin berfungsi sebagai pembari warna pada kulit, rambut dan mata, melanin
juga berfungsi melindungi kulit dari paparan sinar ultra violet. Semakin sering kulit tubuh
terkena paparan sinar ultra violet maka produksi melanin dalam tubuh bertambah banyak
sehingga kulit akan terlihat lebih gelap. Untuk hewan melanin berfungsi sebagai pemberi warna
untuk kulit, mata dan bulu. Tetapi pada beberapa serangga pigmennya berubah menjadi senyawa
beracun dan digunakan sebagi signal apabila ada bahaya disekitarnya. Jadi pada serangga
tersebut pigmen barfungsi ganda. Pada tanaman pigmen berfungsi sebagai pemberi warna pada
daun dan bunga bagi tanaman yang memiliki bunga. Warna daun dan bunga setiap tanaman
berbeda-beda, hal tersebut dikarenakan molekul pigmen yang ada pada tanaman tersebut
berbeda.

11
12
BAB III

PATOMEKANISME DAN MANIFESTASI HIPERPIGMENTASI

3.1 MELASMA

Melasma merupakan salah satu jenis hipermelanosis didapat pada kulit wajah
dan kadang-kadang pada leher

1. ETIOPATOGENESIS
Belum ada teori yang dapat menjelaskan secara pasti bagaimana patogenesis dari
penyakit melasma8,9 . Beberapa hal yang sering dikaitkan dengan penyakit melasma antara lain
adalah pengaruh sinar matahari, kehamilan, penggunaan hormon kontrasepsi dan kosmetik10.
Peningkatan produksi melanosom karena hormon maupun karena sinar ultra violet.
Kenaikan melanosom ini juga dapat disebabkan karena bahan farmakologik seperti perak dan
psoralen. Penghambatan dalam Malphigian cell turnover, keadaan ini dapat terjadi karena obat
sitostatik.2
Radiasi sinar ultraviolet memberikan stimulus terhadap peningkatan aktifitas melanosit.
Hal ini juga menjelaskan bahwa para pasien melasma adalah orang-orang yang tinggal di daerah
dengan paparan sinar matahari cukup tinggi atau saat musim panas9,11. Jika dikaitkan dengan
aktifitas maka hal ini menjadi penting. Umumnya penderita melasma hipersensitivitas terhadap
radiasi sinar ultraviolet sehingga paparan yang singkat terhadap matahari dapat menyebabkan
hiperpigmentasi11.
Estrogen diduga dapat menyebakan melasma hal ini terlihat timbulnya melasma pada saat
kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral, dan hormone replacement theraphy (HRT) pada wanita
post menopause. 12
a. GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis kasus melasma pada dasarnya cukup mudah dikenali. Di antaranya lesi
kulit berupa makula hiperpigmentasi berwarna cokelat terkadang dapat sampai berwarna hitam
dengan batas jelas, irregular dan biasanya simetris Bagian wajah yang terkena biasanya daerrah
pipi, hidung, dan mulut bagian bawah9.

Gambar 2. Melasma4

13
Berdasarkan gambaran klinisnya, melasma dapat diklasifikasikan menjadi2:
1. Bentuk sentro-fasial meliputi daerah dahi, hidung, pipi bagian medial, bawah hidung,
serta dagu (63%)
2. Bentuk malar meliputi hidung dan pipi bagian lateral (21%)
3. Bentuk mandibular meliputi daerah mandibula (16%)
DIAGNOSIS

Diagnosis melasma didasarkan atas anamnesis yang cermat dan pengamatan gambaran
klinis yang akurat. 9

A. Anamnesis
Dari anamnesis yang cermat dapat membantu menegakkan diagnosis secara tepat
terutama untuk menggali segala hal terkait dengan pasien. Anamnesis yang dapat
mendukung penegakan diagnosis melasma9,11,13 :
a. Pasien wanita dengan kisaran umur 30-40 tahun
b. Pasien dengan riwayat kehamilan berulang
c. Pasien dengan penggunaan oral kontrasepsi
d. Pasien yang memiliki aktifitas yang sering berpaparan dengan sinar matahari secara
langsung
e. Lesi timbul setelah berminggu-minggu dan semakin terlihat saat kontak dengan sinar
matahari
f. Pasien dengan riwayat penggunaan kosmetik
g. Pasien wanita menopause yang sedang menjalani terapi hormon
B. Pemeriksaan Fisis
Lesi yang khas dari melasma ialah makula hiperpigmentasi pada wajah. Terkait luas,
warna dan intensitas bergantung pada fototipe kulit mana yang terkena. Biasanya simetris.
Daerah yang paling sering terkena seperti pipi, hidung, dan bibir bagian bawah dan dagu.
Namun ada juga ditemukan dalam presentase lebih kecil di daerah malar dan mandibular9.
C. Pemeriksaan penunjang
Dalam pemeriksaan histopatologik terdapat 2 tipe hipermelanosis2 :
a. Tipe epidermal : melanin terutama terdapat di lapisan basal dan suprabasal, kadang-
kadang di seluruh stratum spinosum sampai stratum korneum; sel-sel yang padat
mengandung melanin adalah melanosit, sel-sel lapisan basal, dan suprabasal, juga
terdapat pada keratinosit dan sel-sel stratum korneum.
b. Tipe dermal : terdapat makrofag bermelanin di sekitar pembuluh darah dalam dermis
bagian atas dan bawah; pada dermis bagian atas terdapat fokus-fokus infiltrat.
Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan ialah pemeriksaan lampu wood.
Pemeriksaan ini bertujuan menspesifikkan suatu keadaan melasma yang akan menentukan
seperti apa bentuk penanganannya.13
Adapun bentuk pengklasifikasian setelah pemeriksaan lampu wood adalah sebagai
berikut9,13 :

Tabel 1. Klasifikasi melasma13

14
Tipe Melasma Gambaran klinis
Epidermal - Berbatas jelas
- Berwarna cokelat tua
- Terlihat lebih jelas dibawah sinar
- Memberikan respon yang baik
terhadap pengobatan
Dermal - Batas tidak jelas
- Berwarna cokelat terang
- Tidak berubah di bawah sinar
- Memberikan respon yang buruk
terhadap pengobatan
Mixed - Kombinasi antara warna cokelat
tua dan cokelat muda
- Pengobatan hanya berdampak
pada sebagian saja

3.2 POSTINFLAMATORY HIPERPIGMENTASI

1. Definisi

Postinflammatory hiperpigmentasi (PIH) adalah masalah yang sering dihadapi dan


merupakan gejala sisa dari gangguan kulit serta berbagai intervensi terapeutik .Ini kelebihan
yang diperoleh dari pigmen dapat dikaitkan dengan berbagai proses penyakit sebelumnya yang
mempengaruhi kulit seperti infeksi, reaksi alergi, cedera mekanik, reaksi terhadap obat,
fototoksik, trauma (misalnya, luka bakar), dan penyakit inflamasi (misalnya, lichen planus ,
lupus eritematosus , dermatitis atopik ).

PIH juga dapat dilihat setelah pengobatan dengan sejumlah perangkat elektromagnetik seperti
USG, frekuensi radio, laser, cahaya-emitting dioda, dan cahaya tampak, serta sekunder untuk
microdermabrasion . Biasanya, hiperpigmentasi postinflammatory paling parah pada pasien
dengan dermatosis lichenoid di mana lapisan sel basal dari epidermis terganggu.

2. Patofisiologi

Hiperpigmentasi postinflammatory disebabkan oleh 1 dari 2 mekanisme yang menghasilkan


baik melanosis epidermis atau dermis melanosis. . Respon inflamasi epidermis (yaitu, dermatitis)
hasil dalam rilis berikutnya dan oksidasi asam arakidonat untuk prostaglandin, leukotrien, dan
produk lainnya. Produk-produk peradangan mengubah aktivitas dari kedua sel kekebalan tubuh
dan melanosit. . Secara khusus, produk ini merangsang melanosit epidermis inflamasi,
menyebabkan mereka untuk meningkatkan sintesis melanin dan kemudian untuk meningkatkan

15
transfer pigmen untuk keratinosit sekitarnya, Seperti peningkatan stimulasi dan transfer hasil
butiran melanin di epidermis hypermelanosis, Sebaliknya, melanosis dermal terjadi ketika
peradangan mengganggu lapisan sel basal, menyebabkan pigmen melanin akan dirilis dan
kemudian terperangkap oleh makrofag dalam dermis papiler, juga dikenal sebagai inkontinensia
pigmen.

3. Penyebaran Internasional

Internasional, hiperpigmentasi postinflammatory merupakan respon inflamasi yang umum kulit,


mengembangkan lebih sering pada kulit yang lebih gelap. Meskipun warna kulit lebih terang
mereka, orang Asia tertentu (dari negara-negara Pasifik RIM seperti Jepang, Taiwan, Cina) lebih
rentan terhadap PIH berkembang mengikuti salah satu faktor menghasut tercantum di atas.

4. Fisik

Distribusi dari lesi hypermelanotic tergantung pada lokasi inflamasi dermatosis asli. Warna lesi
berkisar dari cahaya coklat sampai hitam, dengan penampilan cokelat lebih ringan jika pigmen
berada dalam epidermis (yaitu, epidermis melanosis) dan penampilan yang lebih gelap abu-abu
jika lesi mengandung melanin kulit (yaitu, melanosis dermal).

Foto seorang wanita 42 tahun Amerika keturunan Afrika dengan makula hiperpigmentasi postinflammatory di sisi kiri
wajahnya sebagai akibat dari excorie jerawat.

5. Penyebab

Postinflammatory hiperpigmentasi dapat terjadi dengan proses berbagai penyakit yang


mempengaruhi kulit. Proses ini meliputi reaksi alergi, infeksi, trauma, dan letusan fototoksik
Photothermolysis laser fraksional sesekali menginduksi hiperpigmentasi postinflammatory. [1, 2]

Penyakit inflamasi yang umum yang menyebabkan hiperpigmentasi postinflammatory termasuk


jerawat excorie, lichen planus, lupus eritematosus sistemik, dermatitis kronis, dan kulit T-sel
limfoma, terutama varian eritrodermik.

16
Selain itu, lesi hiperpigmentasi postinflammatory bisa menggelapkan dengan paparan sinar UV
dan berbagai bahan kimia dan obat-obatan, seperti tetrasiklin, bleomycin, doxorubicin, 5-
fluorouracil, busulfan, arsenicals, perak, emas, obat antimalaria, hormon, dan clofazimine.

3.3 Nevus dari Ota dan Ito

1 Definisi

Nevi dari Ota dan Ito adalah tanda-tanda kulit berwarna abu-coklat mewarnai atau biru /
abu-abu. Mereka tanda lahir yang tidak biasa dimana melanosit (sel pigmen) ditemukan lebih
dari normal (dalam dermis bukan epidermis).

Perbedaan antara naevus dari Ota dan naevus dari Ito adalah lokasi. Nevus dari Ota adalah di
dahi dan wajah di sekitar mata; Nevus dari Ito adalah pada daerah bahu dan lengan atas.
Naevus Hori memiliki penampilan mirip dengan Nevus dari Ota. Namun, tidak hadir pada saat
lahir, dan sering mempengaruhi kedua sisi wajah.

Gambar 3.Naevus of Ota

2. Patofisiologi
Tidak diketahui mengapa nevi terjadi.

Nevus dari Ota jauh lebih umum daripada nevi dari Ito dan hadir pada saat lahir pada 50% kasus.
Nevus dari Ota juga dapat tiba-tiba muncul selama masa remaja. Dengan demikian peneliti
menyarankan hormon berperan dalam perkembangan mereka.

Nevus dari Ota dan Ito yang paling sering ditemukan pada populasi Asia; 0,2-0,6% dari orang
Jepang telah Nevi dari Ota. Mereka muncul lebih sering pada wanita. Kedua bentuk nevi sangat
jarang terjadi di Kaukasia.

17
3. Tanda dan gejala

Nevus dari Ota


Hiperpigmentasi biasanya terletak di salah satu sisi wajah (unilateral) tetapi dapat di
kedua sisi (bilateral)
Bisa melibatkan hiperpigmentasi bagian dari mata: sklera, kornea, iris, retina
Bisa melibatkan hiperpigmentasi bagian dalam mulut
nevi perlahan-lahan tumbuh dan gelap sampai dewasa tercapai
Warna atau warna dianggap nevi dapat berubah sesuai dengan kondisi pribadi dan
lingkungan, misalnya kelelahan, menstruasi cuaca, panas
Dapat menyebabkan glaukoma jarang
Melanoma maligna sangat jarang berkembang, khususnya dalam kasus Kaukasia
Nevus dari Ito
Hiperpigmentasi terletak di atas daerah bahu korset, biasanya pada satu sisi saja
Kemungkinan perubahan sensoris pada kulit yang terlibat

4. Freckle

1 Definisi
Adalah Sebuah titik datar melingkar pada kulit seukuran kepala kuku yang berkembang
setelah paparan berulang sinar matahari, terutama dalam seseorang dari kulit. Mungkin bintik-
bintik merah, kuning, cokelat, coklat muda, coklat, atau hitam. Mereka selalu lebih gelap dari
kulit di sekitar mereka karena mereka adalah karena deposit melanin gelap, pigmen gelap.

Ada dua tipe dasar bintik-bintik - ephelides dan lentigines. Ephelides (tunggal: ephelis) adalah
bintik-bintik merah atau coklat muda datar yang biasanya muncul selama bulan-bulan cerah dan
memudar di musim dingin. Lentigines (tunggal: lentigo) adalah cokelat kecil, coklat, atau bintik-
bintik hitam yang cenderung lebih gelap daripada bintik ephelis-jenis dan yang tidak memudar di
musim dingin.

Matahari bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan bintik-bintik. Keturunan juga


mempengaruhi freckling, seperti yang disaksikan oleh kesamaan yang mencolok dalam jumlah
bintik-bintik di kembar identik. Kesamaan tersebut jauh lebih ditandai dengan kembar fraternal.
Sebuah gen untuk bintik-bintik telah dipetakan pada kromosom 4q32-q34.
Bintik-bintik tidak berbahaya. Mereka kadang-kadang mungkin bingung dengan lebih masalah
kulit serius. Sebaliknya, masalah yang lebih serius seperti kanker kulit mungkin pada waktu akan
melewati sebagai bintik belaka. Siapapun yang memiliki satu atau lebih tempat berpigmen yang
mereka tidak yakin harus dilihat oleh dokter (atau dokter kulit). Pengobatan yang efektif yang
18
tersedia untuk meringankan atau menghilangkan bintik-bintik yang mengganggu penampilan
pemiliknya.

Gambar 5.frenkle

5. Cafe au lait

adalah penampakan kurang lebih sebesar uang logam. Diameternya bisa sampai 5 centimeter
yang di dalamnya berisi bintik-bintik hitam. Cafe au lait itu bisa berbentuk seperti oval dan
didalamnya berwarna coklat. Ada juga berbentuk daun dan warna coklatnya lebih coklat dari
skin, di dalamnya juga terbentuk bintik-bintik dan warnanya jauh lebih coklat lagi. Tanda ini
biasanya ditemukan di badan, pantat, dan kaki.

Spot Cafe au lait , biasa pada orang yang mempunyai kulit gelap dan biasanya pada 10% - 20%
kanak-kanak. Tanda ini bisa membesar dan warnanya bertambah gelap seiring usia, tetapi tidak
dipertimbangkan menjadi masalah kesehatan. Akan tetapi, mempunyai beberapa tanda yang
cenderung besar dihubungkan dengan neurofibromatosis dan sindrom McCune-Albright. Spot
Cafe au lait disebabkan oleh kandungan melanin yang tinggi di dalam kulit.

Gambar 6. Cafe au liet

6. Lentiginosis/lentigo

19
1. definisi

Lentigo adalah makula coklat atau coklat kehitaman berbentuk bulat atau polikistik.
Lentiginosis adalah keadaan tibulnya lentigo dalam jumlah banyak dengan distribusi
tertentu.

2. Etiologi

Disebabkan karena bertambahnya jumlah melanosit pada taut dermoepidermal tanpa


adanya proliferasi fokal.

3. Klasifikasi

1. lentigo generalisata

2. Lentigo sentrofasial

3. Lentigo peutz-jegher

1. Lentigo generalisata

Lesi lentigo umumnya multiple, timbul satu demi satu atau dalam kelompok kecil
sejak masa anak-anak. Patogenesisnya tidak diketahui dan tidak dibuktikan adanya
faktor genetik. Dibagi menjadi dua:

a. Lentiginosis supuratif

Lentigo timbul sangat banyak dan dalam waktu singkat. Lesi mula berupa
teleangiktasis yang dengan cepat mengalami pigmentasi dan lambat laun berunah
menjadi melanostik selular.

b. Sindrom lentiginosis multiple

Merupakan sindrom lentiginosa yang dihubungkan dengan berbagai kelainan


perkembangan. Diturunkan secara autosomal dominan. Lentigo timbul pada
waktu lahir dan bertambah sampai pada masa pubertas. Ditemukan pada daerah
leher dan badan bagian atas, tetapi dapat ditemukan juga diseluruh tubuh.

Sering disertai kelainan jantung, stenosis penbuluh nadi paru atau subaorta.
Pertumbuhan badan akan terhambat. Adanya kelainan mata berupa hipertelorisme
okular dan kelainan tulang prognatisma mandibular. Kelainan yang menetap
adalah tuli dan kelainan genital yakni hipospadia gonad dan hipospadia.

20
Sindrom tersebut dikenal sebagai sindrom leopard yaitu

L entigenes

E CG abnormalities

O cular hypertelorism

P ulmonary stenosis

A bnormality of the genitalia

R etardation of growth

D eafness

2. Lentigosentrofasial

Diturunkan secara dominan autosomal. Lesi berupa makula kecil berwarna


coklat atau hitam, timbul pada waktu tahun pertama kehidupan dan bertambah
jumlahnya pada umur 8-10 tahun

Distribusi tebatas pada garis horisontal melalui sentral muka tanpa


mengenai membran mukosa. Tanda-tanda defek lain adalah retardasi mental dan
epilepsi. Sindrom ini juga ditandai oleh arcus palatum yang tinggi, bersatunya
alis, gigi seri atas tidak ada, hipertrikosis sakral, spina bifidan dan skoliosis.

3.sindrom peutz jeghers

lebih banyak pada laki-laki, diturunkan scara autosomal dominan.

Gejala klinik

Gejala berupa makula hiperpigmentasiyang timbul sejak lahir dan berkembang


pada masa kanak-kanak. Makula tersebut selalu mengenai selaput lendir mulut
berbentuk bulat, oval,atau tidak teratur; berwarna coklat kehitaman berukuran 1-5
mm. Letaknya pada mukosa bucal, gus, palatum durum, dan bibir. Bercak dimuka
tampak lebih kecil dan lebih gelat terutama disekitar hidung dan mulut, pada
tangan dan kaki bercak tampak lebih besar. Gejala lain adalah adanya polip di
usus, penderita biasanya mengalami melena. Polip dapat menjadi ganas dan
kematian dsebabkan karena adanya metastasis karsinoma tersebut.

21
Lentigo senilis

Lentigo senilis adalah makula hiperpigmentasi pada kulit daerah yang


terbuka, biasanya pada orang tua. Sering bersama makula depigmentasi, ekimosis
senilis, dan degenerasi aktinik yang kronik. Acapkali terlihat pada punggunga
tangan.

Pemeriksaan histopatologik menunjukan terpisahnya geligi epidermal dan


lapisan basal berbentuk seperti pemukul baseball dan hiperpigmentasi adanya
peningkatan melanosit.

22
BAB IV

KESIMPULAN

Hiperpigmentasi adalah perubahan warna pada kulit menjadi lebih gelap disebabkan oleh
sel melanosit bertambah maupun hanya karena pigmen melanin saja yang bertambah. Kelainan
hiperpigmentasi detemukan sebagai manifestasi penyakit kulit diantaranya melasma, nevus ota,
frenkle,lentigo,hiperpigmentasi post inflamasi,dan cafe au liet, yanga berdasarkan Etiloginya
Hiperpigmentasi terjadi akibat : Kelainan Genetis ,Gangguan Metabolik ,Gangguan
Nutrisi ,Gangguan Endokrin ,Gangguan Infeksi ,Gangguan Neoplastik, Pengaruh Bahan Tertentu
(Obat, Bahan Kimia) .

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Grawkrodjer DJ. Pigmentation. In: Dermatology an Illustrated Colour Text. 3rd ed. British: Crurchill
Livingstone; 2002: p.70-1
2. Soepardiman L. Kelainan Pigmen. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit
Dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007. p.289-95
3. Damoa AS, Lambert WC, Schwartz RA. Melasma: Insight into a distressing dyschromia. Aesthetic
Dermatology. 2006; 8(1): p.1-6
4. Roberts WE. Melasma. In: Kelly AP, Taylor SC, editors. Dermatology for Skin of Colour. New York:
McGraw-Hill; 2009. p.332-6
5. Salim A, Rengifo-Pardo M, Vincent S, Cuervo-Amore LG. Melasma. In: Williams H, Bigby M,
Diepgen T et al, editors. Evidence-based Dermatology. London: BMJ Books. 2003. p. 552-67
6. Bleehen SS, Anstey AV. Disorders of Skin Colour. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C,
editors. Rooks Textbook of Dermatology. 7th ed. Massachusetts : Blackwell. 2004. p. 39.40
7. Kim EH, Kim YC, Lee ES, Kang HY. The Vascular Characteristics of Melasma. Journal of
Dermatological Science. 2007; 46: p.111-6
8. Stery W, Paus R, Burgdorf W. Brown Hyperpigmentation. In: Thieme Clinical Companions
Dermatology. 5th ed. New York: Georg Thieme Verlag; 2006. p.379-80

9. Lynde CB, Kraft JN, Lynde CW. Topical Treatments for Melasma and Postinflammatory
Hyperpigmentation. In: Maddin S, editor. Skin Therapy Letter. 2006.11(9). P.1-4

10.Schwartz RA, Kihiczak NI. Postinflammatory Hyperpigmentation.[online]. 2010 June 25.


[cited 2011 Jan 22]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1069191-overview

11.Anonym. Minocycline Pigmentation Photo. [online]. 2011. [cited 2011 Jan 22]. Available from:
http://www.dermnet.com/Minocycline-Pigmentation/picture/4431

12.Anonym. Riehl Melanosis. [online]. 2010. [cited 2011 Jan 22]. Available from:
http://dermaamin.com/site/atlas-of-dermatology/17-r/1078-riehls-melanosis-.html

24

You might also like