You are on page 1of 14

LAPORAN

ANALISIS SOSIAL EKONOMI PETANI DI CISURUPAN


Laporan Ini Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Pertanian
Di susun oleh kelompok 6 :
1. Aufa Ahida (24031116008)
2. Deden Rudiansyah (24031116018)
3. Gelar Nugraha (24031116031)
4. Kiki Zaki Lazuardi (24031116046)
5. Lutfi Abdul Gani (24031116049)
6. Yunira Rahmaningsih (24031116079)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
2016-2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan taufik
, hidayah, serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan sosial ekonomi pet
ani ini meskipun sekedar kemampuan yang ada pada kami, yang tentunya tidak terlepas da
ri kekurangan dan kesalahan, kami tidak sedikit menerima bantuan dan petunjuk dari berba
gai pihak, karenanya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tema
n-teman yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga laporan ini dapat tersel
esaikan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, ole
h sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, untuk kesemp
urnaan laporan ini, dengan adanya makalah ini dapat juga memberikan sumbangsih yang b
esar, terutama sumbangan fikiran kepada mahasiswa khususnya dan masyarakat atau pemb
aca pada umumnya.

Garut, Desember 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1.Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2.Tujuan ......................................................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................4
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................................6
BAB IV. PEMBAHASAN ..................................................................................................7
4.1.Kondisi Sosial Petani ............................................................................................... 7
4.2.Kondisi Ekonomi Petani .......................................................................................... 7
BAB V. PENUTUP .............................................................................................................8
5.1.Kesimpulan ..............................................................................................................8
5.2.Saran ........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................9
LAMPIRAN ........................................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki letak geografis yang be
rbeda-beda, misalnya perbedaan tinggi rendahnya tempat tinggal suatu masyarakat. Adanya p
erbedaan faktor alam yang dimiliki dapat mempengaruhi iklim maupun cuaca yang berbeda p
ula yang mengakibatkan matapencaharian berbeda pada masyarakat Indonesia, seperti sebaga
i petani, nelayan, bidang perkebunan dan lain sebagainya. Masyarakat Indonesia yang tinggal
di daerah pegunungan bermatapencaharian pada bidang perkebunan, daerah dataran rendah
menekuni di bidang pertanian dan yang di daerah pesisir sebagai nelayan. Indonesia juga dise
but sebagai negara agraris yang mengandalkan alam untuk keberlangsungan usahanya dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Masyarakat Indonesia sebagian besar penduduknya ber
matapencaharian di bidang pertanian yang banyak ditemukan di pedesaan.
Desa merupakan suatu tempat tinggal masyarakat disuatu wilayah yang memiliki bata
s-batas. Di desa juga terdapat berbagai aktivitas-aktivitas untuk memenuhi segala keperluan y
ang dibutuhkan masyarakat. Masyarakat desa saling berhubungan antara yang satu dengan ya
ng lainnya, seperti tolongmenolong, pinjam-meminjam serta aktivitas-aktivitas sosial yang lai
n.
Berdasarkan mata pencahariannya, masyarakat desa memiliki berbagai macam tipolog
i, yaitu masyarakat desa yang bermatapencaharian di sektor pertanian, perkebunan, peternaka
n, dan industri. Tipologi masyarakat pedesaan dapat dilihat dari segi mata pencaharian pokok
yang dikerjakannya. Matapencaharian pokok itu dapat kita tentukan tipe desa beserta karakter
istik dasarnya (Yuliati dan Poernomo, 2003: 38). Salah satu karakteristik masyarakat desa be
kerja untuk mencari nafkah dalam pemenuhan kebutuhannya, yaitu pada sektor pertanian. De
sa tersebut dikatakan sebagai desa pertanian karena mayoritas masyarakatnya bercocok tanam
budidaya.
Pertanian merupakan mata pencaharian pokok sebagian besar masyarakat di pedesaan
yang memiliki peranan penting bagi kehidupannya. Meskipun masyarakat desa ada yang tida
k bekerja sebagai petani, seperti tukang kayu, kuli bangunan, pedagang dan pekerjaan yang la
in, masyarakat desa akan menyebut dirinya sebagai petani. Namun, sebagian masyarakat desa
bekerja pada sektor pertanian. Usaha tani merupakan bercocok tanam di lahan pertanian den
gan cara menanam berbagai macam tanaman seperti padi, umbiumbian, sayur-sayuran, kacan
g-kacangan, dan lain sebagainya yang dapat menghasilkan bahan-bahan makanan. Dari tahun

4
ke tahun lahan pertaniannya tidak ada variasi tanaman, karena dilahannya hanya cocok untuk
ditanami tanaman yang sama.
Pertanian banyak ditemukan pada masyarakat pedesaan yang masih mengandalkan ala
m dalam melaksanakan usaha pertanian. Di daerah pedesaan banyak masyarakat yang bekerja
dibidang pertanian. Petani merupakan golongan masyarakat yang banyak ditemukan diberba
gai tempat di pedesaan. mereka adalah orang-orang yang hidup dari usaha budidaya dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang disediakan oleh alam. Usaha tani yang dilakukan masyar
akat merupakan jenis usaha yang sudah lama dikenal oleh manusia. Usaha tani sudah dilakuk
an oleh masyarakat sejak manusia mulai menetap (Mustofa, 2005: 21).
Masyarakat desa yang bermatapencaharian sebagai petani akan bergantung pada hasil
pertaniannya. Petani dalam usaha pertanian yang dilaksanakan harus menggunakan strategi y
ang tepat untuk tanaman yang tanam agar melimpah hasilnya. Hasil pertaniannya atau sebagi
an akan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan sisanya akan dipasarka
n untuk mendapatkan uang yang digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan rumah tangga
yang lain. Selain itu, petani menggunakannya untuk mengembalikan modal awal penggarapa
n pertanian untuk menanamnya kembali. Petani juga dapat memperkirakan antara modal awal
penggarapan, baik itu biaya produksi maupun biaya seremonial harus seimbang dengan hasil
panennya dan bahkan petani mengharapkan hasil yang lebih agar tidak mengalami kerugian d
alam usahanya. Petani selalu berusaha memanajemen usahaya dengan baik, seperti berapa ba
nyak biaya yang harus dikeluarkan modal awal untuk satu kali panen, biaya tenaga kerja atau
biaya seremonial yang lainnya. Disini petani merupakan pelaku ekonomi yang dapat memana
jemen usaha pertaniannya dengan baik agar mendapat keuntungan yang lebih besar.
Usaha pertanian memerlukan luasan tanah pertanian yang luas untuk bercocok tanam.
Tanah sebagai sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat petani. Petani yan
g memiliki tanah yang luas akan memanfaatkan sebagai sumber kehidupannya. Luasnya kepe
milikan tanah pertanian akan menghasilkan panen yang melimpah yang dapat digunakan untu
k memenuhi kebutuhannya. Sebaliknya, jika kepemilikan tanah pertaniannya sempit, maka ha
silnya tidak begitu banyak, sehingga kepemilikan tanah pertanian sangatlah penting bagi kehi
dupan untuk keberlangsungan hidup masyarakat petani desa.
Masyarakat petani yang memiliki tanah merupakan masyarakat yang dapat mengelola
tanahnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya. Petani dengan cara ber
cocok tanam yang dapat menghasilkan pendapatan ekonomi yang melimpah untuk memenuhi
segala kebutuhan hidupnya. Petani yang memiliki tanah yang luas akan memiliki hak dan ke
kuasaan atas tanahnya.

5
Petani di pedesaan juga dikelompokan menjadi petani pemilik sawah, petani penggara
p sawah milik orang lain, dan petani penyewa tanah pertanian. Berdasarkan pembagian petani
, menimbulkan adanya hubungan-hubungan diantara masyarakat petani, agar petani saling me
mbantu dalam memenuhi kebutuhannya. Masyarakat petani desa, banyak yang melaksanakan
sistem sewa tanah pertanian. Hal ini menyebabkan masyarakat petani akan memperoleh pend
apatan dari hasil penggarapan lahan pertanian serta kepemilikan tanah atau lahan pertanian sa
ngat dibutuhkan oleh petani.

1.2.Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui kondisi sosial ekonomi petani di daerah yang dijadikan o
bjek penelitian.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut A.T. Mosher (1996) dalam Sutarto (2008), terdapat lima faktor mutlak dan li
ma faktor pelancar dalam pembangunan pertanian. Lima faktor mutlak tersebut antara lain ad
anya pasar, teknologi, bahan dan alat produksi, perangsang produksi yang bersifat ekonomis,
serta transportasi. Sedangkan lima faktor pelancar yaitu pendidikan, kredit produksi, gotong r
oyong petani, perbaikan dan perluasan tanah pertanian, serta perencanaan nasional pembangu
nan pertanian.
Menurut Soetriono dkk (2006) dalam Andrianto (2014), pertanian rakyat merupakan p
ertanian keluarga, baik pertanian yang sifatnya subsisten, yaitu untuk memenuhi kebutuhan k
ehidupan atau setengah subsisten. Sementara dalam perusahaan pertanian hasilnya diarahkan
untuk tujuan komersial. Pertanian di Indonesia umumnya bersifat semi subsisten.
Keadaan sosial petani adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki petani berkaitan dengan sosial eko
nominya. Keadaan sosial ekonomi petani yang meliputi umur, pendidikan, luas lahan, pendap
atan, dan pengalaman akan mempengaruhi seberapa jauh petani mau dan mampu untuk meng
adopsi teknologi baru. Hal ini yang menjadi permasalahan petani di Indonesia yaitu ketidakm
ampuan petani dalam mengaplikasikan teknologi pertanian terbaru sehingga petani di Indones
ia kalah bersaing dengan petani luar negeri. Oleh karena itu perlu diadakan penyuluhan terha
dap petani dalam rangka meningkatkan pengetahuan petani terhadap teknologi pertanian (Sut
arto, 2008).
Posisi dan fungsi kelembagaan petani merupakan bagian pranata sosial yang memfasil
itasi interaksi sosial dalam suatu komunitas petani. Upaya pemberdayaan kelembagaan petani
guna meningkatkan perhatian dan motivasi berusahatani akan lebih memberikan hasil bila m
emanfaatkan makna dan potensi tiga kata kunci utama dalam konteks kelembagaan, yaitu nor
ma, perilaku, serta kondisi dan hubungan sosial. Signifikansi tiga kata kunci tersebut dicermi
nkan dalam perilaku dan tindakan petani, baik dalam tindakan individu maupun dalam tindak
an kolektif dan komunal (Suradisastra, 2008).
Pemenuhan kebutuhan pangan petani tidak terlepas dari karakteristik rumah tangga pe
tani. Salah satu karakteristik rumah tangga petani yang sangat berperan dalam mencukupi keb
utuhan pangan rumah tangga adalah kondisi sosial ekonomi petani, karena dapat menggamba
rkan kapasitas petani dalam pemenuhan kebutuhan pangannya. Karakteristik sosial ekonomi
petani relatif banyak dan beragam, meskipun demikian karakteristik petani yang utama adala

7
h umur petani, tingkat pendidikan, pekerjaan utama, dan jumlah anggota keluarga. Selain itu
hal yang tidak kalah pentingnya adalah aktivitas petani di masyarakat atau dalam kegiatan kel
ompok seperti keikutsertaan petani dalam kelompok tani serta kegiatan penyuluhan dan pelati
han (Husaini, 2012).
Menurut Darmawaty (2005) dalam Naibaho dkk (2012),keberhasilan usahatani dipeng
aruhi oleh faktor produksi (modal, tanah, tenaga kerja). Modal diperlukan untuk pengadaan s
arana produksi (bibit, pupuk, obat, dan peralatan), biaya pemeliharaan tanaman, biaya penyim
panan, pemasaran, dan pengangkutan. Petani cenderung mengalami hambatan dalam mengem
bangkan hasil usahataninya dengan menambah luas lahan maupun pengadaan sarana produksi
. Faktor sosial ekonomi petani sangat berkaitan dengan jumlah pendapatan petani dan keluarg
anya sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluaganya melalui pening
katan produksi.

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah metode wawancar
a secara langsung kepada narasumber. Narasumber kali ini bernama Bapak Adin Sahidin. Saa
t ini beliau berusia 76 tahun. Proses wawancara berlangsung pada tanggal 07 Desember 2016
pukul 14.00 WIB dan bertempat di sebuah gubuk narasumber yaitu di cisurupan Desa Balewa
ngi Kec. Cisurupan Kab. Garut . Dalam penelitian ini, digunakan kuesioner yang berisi ulasa
n tentang kondisi sosial ekonomi petani.

9
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.Kondisi Sosial Petani
Bapak Adin merupakan salah satu petani kecil di desa Balewangi. Selain sebagai peta
ni beliau juga pernah bekerja sebagai buruh kontraktor. Riwayat Pendidikan terakhir beliau a
dalah merupakan tamatan SD. Bapak Adin bertempat tinggal di Kp. Pasir Pari Desa Balewan
gi Kec. Cisurupan Kab. Garut dan saat ini beliau bekerja sebagai petani yang mengelola lahan
sawah dan kebun milik pribadi yang berada di Desa Balewangi. Beliau merupakan kepala ru
mah tangga yang memiliki empat tanggungan keluarga yaitu seorang istri dan tiga orang anak
. Dalam melakukan usaha tani, bapak Adin dibantu oleh istrinya dan beberapa buruh tani. Ket
iga anaknya bernama Windi, Yunira, dan Parida masih bersekolah hingga sekarang yaitu di p
erguruan tinggi dan yang terakhir masih di sekolah dasar.
4.2.Kondisi Ekonomi Petani
Bapak Adin selaku responden merupakan petani yang mengelola lahan miliknya sendi
ri dengan luas lahan sekitar 1,45 hektar meliputi 600 tumbak lahan sawah dan 450 tumbak lah
an kebun. Saat ini, beliau sedang mengusahakan tanaman pangan padi. Alasan responden me
ngusahakan tanaman padi adalah lahan di daerah tersebut ketersediaan airnya mencukupi unt
uk ditanami padi. Selain padi responden juga menanam jenis tanaman seperti jagung, pecai, k
entang, kol dan cabe tergantung musim tanam dan harga di pasaran. Untuk kebun di tanam pe
pehonan seperti pohon jabon.
Harga jual padi per 3 bulan sebesar Rp. 4000 x 1ton 200kg = Rp. 4.800.000,-. Hasil p
anenan biasanya dijual ke tengkulak atau bandar sehingga keuntunganya sedikit. Pendapatan
rata-rata responden setiap bulannya sebesar Rp. 70.000,- dan untuk pengeluran rata- rata setia
p bulannya sebesar Rp. 100.000,-.
Kendala yang dihadapi oleh Bapak Adin sekarang ini adalah adanya hama tikus dan k
urangya bantuan dari pemerintah baik itu pemberian traktor, obat-obatan untuk hama dan ban
tuan bibit. Harapan Bapak Adin yaitu agar pertanian semakin maju, petani di desa Balewangi
diperhatikan oleh pemerintah dan bantuan harus ada dari pemerintah untuk pembanguan perta
nian yang lebih baik di desa Balewangi.

10
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Kondisi sosial ekonomi petani responden cukup kurang karena dilihat dari segi pemas
ukan dan pengeluaran rata-rata tiap bulan. Selain itu, walaupun umur beliau sudah memasuki
usia lanjut tapi masih cukup mampu untuk melakukan usaha tani.. Pengalaman-pengalaman d
imasa lalu yang memang telah berkecimpung di dunia pertanian semenjak kecil telah member
ikan banyak wawasan tentang sistem usaha tani.
5.2.Saran
Para petani Indonesia diharapkan mampu untuk melakukan penjualan hasil pertanian s
endiri kepada penebas tanpa melalui tengkulak. hal ini dibuktikan sendiri oleh petani respond
en bahwa penjualan ke tengkulak memberikan harga yang lebih rendah.

11
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, Tuhana Taufiq. 2014. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta : Global Pstaka Uta
ma.
Husaini, Muhammad. 2012. Karakteristik Sosial Ekonomi Rumah Tangga dan Tingkat Ketah
anan Pangan Rumah Tangga Petani di Kabupaten Barito Kuala. Agribisnis Pedesaan, 2(4): 3
20-332.
Naibaho, Tota Totor., L. Fauzia, dan Emalisa. 2012. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani
Terhadap Produksi Usaha Tani Sawi. Jurnal Ilmiah Universitas Sematera Utara.
Suradisastro. 2008. Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Petani. Forum Penelitian Agro Eko
nomi, 26(2): 82-91.
Surtarto. 2008. Hubungan Sosial Ekonomi Petani dengan Tingkat Adopsi Inovasi Teknologi
Komoditas Jagung di Sidoharjo Wonogiri. Agritexts, nomor 24; 1-12.

12
LAMPIRAN

Gambar 1. Narasumber Bpk. Adin Sahidin


Gambar 2. Kegiatan wawancara a

13
Gambar 3. Kegiatan wawancara b Gambar 4. Sawah milik Bpk. Adin Sahidin

Gambar 5. Foto bersama Bpk. Adin Sahidin a Gambar 6. Foto bersama Bpk. Adin Sahidin b

14

You might also like