You are on page 1of 4

BUKTI PENINGGALAN KERAJAAN MAJAPAHIT

1 .Candi Wringin Lawang

Berupa bangunan gapura agung dari bahan bata merah


dengan luas dasar 13 x 11 meter dan tinggi 15,5 meter dengan arsitektur candi bentar atau
candi terbelah yang sampai sekarang sering diaplikasikan dalam gaya arsitektur Bali.
Fungsi utama bangunan ini diduga adalah sebagai pintu gerbang menuju kawasan utama di
ibukota kerajaan Majapahit. Lokasinya sangat mudah dijangkau karena terlihat dari jalan
utama Surabaya-Solo, tepatnya di daerah Brangkal, sebelum memasuki wilayah Trowulan.

2. Candi Brahu

Berlokasi di kawasan Bejijong, Trowulan yang sekarang


merupakan sentra pengrajin Kuningan dan Patung Batu. Candi Brahu adalah bangunan suci
peribadatan yang dipergunakan untuk memuliakan anggota keluarga kerajaan yang telah
wafat. Konon 4 raja pertama kerajaan Majapahit yang wafat diperabukan/dikremasi di
kompleks bangunan candi Brahu.
3. Candi Gentong

Candi ini masih dalam tahap restorasi, sehingga wujudnya


masih berupa reruntuhan bangunan yang belum bisa dinikmati dengan nyaman. Lokasinya
sendiri berdekatan dengan candi Brahu.
4. Candi Tikus

Adalah kolam pemandian ritual (petirtaan) yang berbentuk


bangunan kolam bujur sangkar berukuran 22,5 meter x 22,5 meter dengan arsitektur teras-
teras persegi yang dimahkotai menara-menara yang ditata dalam susunan konsentris yang
menjadi titik tertinggi bangunan ini. Pada sisi utara terdapat sebuah tangga menuju dasar
bangunan kolam. Struktur utama yang menonjol dari dinding selatan diperkirakan
mengambil bentuk gunung legendaris Mahameru. Konon dulunya kolam ini dipergunakan
sebagai tempat pemandian putri raja-raja Majapahit. Nama Candi Tikus sendiri diambil
lantaran dulunya lokasi ini menjadi sarang tikus yang sering menjadi gangguan hama bagi
sawah milik penduduk

5.Candi Bajang Ratu

Lokasi Candi Bajang Ratu berdekatan dengan Candi Tikus,


berupa bangunan ramping nan anggun dengan arsitektur gapura paduraksa setinggi 16,5
meter. Pada bagian atap terdapat aksesoris bangunan yang menampilkan ukiran hiasan
rumit/detail. Nama Bajang Ratu dalam bahasa jawa berarti Raja Kecil dikaitkan masyarakat
dengan raja kedua Majapahit yaitu Jayanegara. Konon Jaya negara pernah jatuh saat kecil di
tempat ini, sedang yang lain beranggapan karena Raja Jayanegara naik tahta dalam usia
sangat muda. Sejarawan sendiri mengkaitkan bangunan Candi Bajang Ratu sebagai
penghormatan bagi Raja Jayanegara yang wafat tahun 1328 M.

6. Candi Kedaton

Candi Kedaton masih dalam tahap restorasi hingga kini,


karena wujudnya masih berupa misteri yang sulit dipecahkan. Pada komplek candi ini
terdapat beberapa bangunan berupa candi, sumur upas, lorong rahasia, mulut gua, dan
makam Islam. Para ahli sejarah masih berupaya menyingkap misteri untuk menemukan
bentuk bangunan candi ini. Namun ada dugaan bahwa daerah Kedaton, dahulu merupakan
kompleks ibukota pada masa-masa Majapahit akhir.

7. Candi Minak Jinggo

Bangunan yang terletak didekat kolam segaran ini hanya


tersisa reruntuhnya saja, memiliki bentuk unik berupa kombinasi bahan andesit dibagian
luar dan baru di bagian dalam. Di Candi ini ditemukan arca unik berwujud ukiran makhluk
ajaib yang didentifikasi sebagai Qillin, makhluk ajaib dalam mitologi China. Adanya
penemuan arca ini menjadi isyarat kuat bahwa terdapat hubungan budaya yang cukup kuat
antara kerajaan Majapahit dengan Dinasti Ming di China. Candi ini memiliki keterkaitan
sangat erat dengan legenda rakyat Danar Wulan dan Menak Jinggo.

8. Candi Grinting

Candi yang berlokasi di dusun Grinting, desa karang jeruk


kecamatan Jatirejo ini belum banyak diketahui umum. Informasi yang diperoleh tentang
wujud bangunan candi juga belum banyak, selain sisa pondasi bangunan yang ditemukan
oleh pembuat batu bata.

9. Pendopo Agung

Bangunan ini dulunya berupa penemuan umpak-umpak


besar yang diduga sisa dari sebuah bangunan pendapa agung, tempat raja Majapahit
menemui tamu-tamu kerajaan, letaknya juga di dekat Kolam Segaran. Sekarang lokasi ini
sudah dipugar oleh pihak Kodam V Brawijaya menjadi bangunan pendapa yang nyaman
untuk dikunjungi. Dibelakang bangunan ini terdapat batu miring, yang konon menjadi
tempat Mahapatih Gajah Mada mengikrarkan Sumpah Palapa. Selain itu juga terdapat
kompleks makam dan petilasan Raden Wijaya, pendiri kerajaan Majapahit yang ramai
dikunjungi oleh peziarah dan konon kalangan pejabat yang ingin terkabul maksudnya
terutama pada malam Jumat.

10. Kolam Segaran

Adalah bangunan monumental berupa kolam besar dari batu bata, berbentuk persegi
panjang dengan ukuran 800 x 500 meter persegi. Kedalaman Kolam Segaran sekitar 3 meter
dengan tebal dinding 1,6 meter. Nama Segaran berasal dari bahasa Jawa 'segara' yang
berarti 'laut', mungkin masyarakat setempat mengibaratkan kolam besar ini sebagai
miniatur laut. Diduga fungsi kolam ini adalah sebagai reservoir air bagi pemukiman
penduduk kerajaan Majapahit yang padat, atau sebagai tempat latihan renang bagi prajurit
kerajaan. Dugaan lain adalah sebagai tempat hiburan menjamu tamu-tamu kerajaan,
dimana mereka dijamu di tepi kolam dengan perlengkapan makan dari emas dan perak,
lalu sesuai acara perjamuan peralatan nan mahal ini dilemparkan ke tengah-tengah kolam
untuk menunjukkan betapa makmurnya kerajaan Majapahit.

You might also like