You are on page 1of 8

BAB I

DESAIN PEMANFAATAN LAHAN

Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae,
keluarga petaipetaian. Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman
sengon adalah kayunya. Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti
kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan
lain-lainnya.

Desain:

Keterangan:
Luas tanah yang digunakan sebagai perkebunan sengon adalah 2000 m2.
Jarak tanam antar tanaman sengon menggnakan 2x2 m.
Diantar tanaman sengon dapat ditanamin tanaman tumpang sari.
Irigasi berada di sekitar kebun, karena sengon membutuhkan air yang banyak.
BAB II
MODAL USAHA

Pembudidayaan kayu sengon pada lahan dengan luas 2000 m2 , dalam waktu 5 tahun
dapat dipanen dengan diameter kurang lebih 20-30 cm. Dalam pembudidayaan kayu sengon
tersebut membutuhkan alat dan bahan dengan rincian sebagai berikut:
2.1 Biaya Tetap (Fixed Cost) Selama 5 Tahun
Biaya tetap dalam 5 tahun masa panen sengon adalah sebagai berikut:
No. Nama Barang Jumlah Barang Harga Satuan Jumlah Harga
1. Bibit sengon 500 pohon Rp. 2000 Rp. 1.000.000
2. Pompa air irigasi 1 buah Rp. 850.000 Rp. 850.000
3. Sprayer panggul 3 buah Rp. 135.000 Rp. 405.000
4. Mesin gergaji kayu 2 buah Rp 1.545.000 Rp. 3.090.000
5. Gunting tanaman 3 buah Rp. 27.000 Rp. 81.000
6. Sekop besar 3 buah Rp. 20.000 Rp. 60.000
7. Sekop kecil 3 buah Rp. 22.500 Rp. 67.500
8. Ongkos tanam - - Rp. 500.000
9. Listrik - - Rp. 200.000
10. Gaji pekerja 4 pekerja Rp. 800.000 Rp. 3.200.000
11. Promosi - - Rp. 2.000.000
TOTAL Rp. 11.453.500
Keterangan:
Untuk memberikan perawatan setiap 6 bulan sekali, pekerja yang dibutuhkan sebanyak 4
orang. Terdiri dari 1 (satu) orang pengawas dan 3 (tiga) orang pekerja. Diperkirakan akan
memakan waktu 4 hari kerja untuk lahan seluas 2000 m2. Maka perhitungannya ialah:
Upah tenaga kerja per orang: Rp. 20.000/hari
Jumlah tenaga kerja: 4 orang
Jumlah hari kerja: 4 hari
Jumlah biaya per 6 bulan:
Rp. 20.000 4 orang 4 hari = Rp. 320.000
Jumlah biaya 5 Tahun:
5 tahun = 10 bulan
Rp 320.000 10 = Rp. 3.200.000
2.2 Biaya Variabel (Variable Cost) per 6 Bulan
Biaya variabel selama 6 bulan dari pembudidayaan sengon dibagai menjadi dua biaya,
seperti berikut:
1. Biaya Perawatan
Biaya Perawatan meliputi biaya pembersihan lahan dan pemberian pupuk serta
pengendalian hama setiap 6 bulan sekali. Kebutuhannya adalah sebagai berikut:

No. Nama Barang Jumlah Barang Harga Satuan Jumlah Harga


1. Pupuk Kcl 32 kg Rp. 2.000 Rp. 64.000
2. Pupuk urea 8 kg Rp. 2.850 Rp. 22.800
3. Pupuk ZA 16 kg Rp. 1.950 Rp. 31.200
4. Pupuk TSP 24 kg Rp. 1.150 Rp. 27.600
5. Penggembur tanah 3 buah Rp. 25.500 Rp. 76.500
6. Pestisida 3 buah Rp. 31.000 Rp. 93.000
TOTAL Rp. 315.100

2. Biaya Penyulaman
Biaya penyulaman adalah estimasi atas kemungkinan tanaman yang kurang sehat atau
mati. Apabila perkiraan tanaman yang mati sebesar 10% dari total 500 batang. Maka
jumlah penyulaman sebanyak 50 batang. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk
pembibitan dan perawatan adalah sebagai berikut:
Biaya pembibitan (bibit dan ongkos tanam) + biaya perawatan
= Jumlah pohon yg ditanam
Rp. 1.500.000 + Rp. 315.100
=
500 batang
= Rp. 3.630,2
Maka biaya penyulaman adalah sebagai berikut:
50 batang Rp. 3.630,2 = Rp. 181.510

Total biaya variabel :


No. Jenis Biaya Jumlah Harga
1. Biaya perawatan Rp. 315.100
2. Biaya penyulaman Rp. 181.510
TOTAL Rp. 496.610
BAB III
PERHITUNGAN BEP DAN LABA RUGI USAHA

Untuk mencari BEP (Break Event Point) dan laba rugi usaha dapat menggunakan cara
sebagai berikut:
1. Biaya Total
Biaya total = biaya tetap + biaya variabel
= Rp. 11.453.500 + Rp. 496.610
= Rp. 11.950.110

2. Biaya dan Harga Per Unit


Biaya tetap yang dibutuhkan selama 6 bulan adalah:
= Biaya tetap : (5 tahun x 12 bulan : 6 bulan)
= Rp. 11.453.500 : 10
= Rp. 1.145.350
Total biaya produksi yang dikeluarkan per 6 bulan adalah:
= Biaya tetap yang dibutuhkan selama 6 bulan + biaya variabel (ditambah dengan gaji)
= Rp. 1.145.350 + Rp. 3.696.610
= Rp. 4.841.960
Harga jual per batang = Rp 300.000 (dari harga pasaran yang sudah ada)

3. Analisis Titik Impas/ BEP (Break Event Point)


BEP harga = Total biaya produksi selama 6 bulan : Produksi
= Rp. 4.841.960: 500
= Rp. 9.683,92
BEP produksi = Total biaya produksi selama 6 bulan : Harga per unit
= Rp. 4.841.960 : Rp. 300.000
= 16,14 = 16
Jadi, untuk mencapai titik impas maka kayu sengon yang harus terjual adalah 16 batang
dengan harga per batang adalah Rp. 300.000

4. Analisis Keuntunga (Laba-rugi Usaha)


Kayu sengon yang dapat dijual adalah = 450 batang (10% tanaman kemungkinan
kurang sehat/mati)
Pendapatan selama 5 tahun:
= Harga per batang produksi kayu sengon yang terjual
= Rp. 300.000 450
= Rp. 135.000.000
Total biaya produksi:
Biaya total = biaya tetap + biaya variabel
= Rp. 11.453.500 + Rp. 496.610
= Rp. 11.950.110
Keuntungan:
= Pendapatan total biaya produksi
= Rp. 135.000.000 - Rp. 11.950.110
= Rp. 123.049.890
Jadi dari usaha kayu sengon ini mendapatkan untung sebesar Rp. 123.049.890 dengan
masa panen 5 tahun.
BAB IV
STRATEGI PEMASARAN

3.1 Target Pasar


Yang akan kami tawarkan melalui usaha pembudidayaan kayu sengon ini adalah:
1. Perkebunan sengon.
2. Pabrik kayu, baik kayu gelondongan maupun yang sudah olahan.
3. Industri yang bahan bakunya menggunakan kayu sengon.

3.2 Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran merupakan cara pemasaran yang kita lakukan untuk mencapai tujuan
dan menghasilkan keuntungan, serta meningkatkan produktifitas usaha. Strategi-strategi
tersebut dapat dibedakan menjadi:
a) Strategi Produk
Kayu sengon yang dibudidayakan disini merupakan kayu sengon dengan kualitas
yang baik dan juga diberi pupuk dan penghilang hama serta pembersihan dari
tanaman parasit. Diameter batang yang dihasilkan pun besar.
b) Strategi Harga
Strategi harga yang kami tawarkan relatif jauh lebih murah daripada harga pasar di
lapangan.
c) Strategi Promosi :
Pertama-tama promosi akan dilakukan dari mulut ke mulut, lalu dengan media cetak
dan media elektronik serta dengan mengikuti perkumpulan para pengusaha, dan juga
akan dilakukan secara langsung dengan cara mendatangi industri-industri yang
menggunakan bahan baku kayu sengon.

3.3 Analisa SWOT


Analisa SWOT untuk usaha budidaya sengon ini antara lain:
1. Strength (Kekuatan)
Usaha kami menawarkan harga yang murah daripada yang lainnya.
Kami memiliki kayu sengon dengan kualitas yang baik.
2. Weakness (Kelemahan)
Kurangnya pengalaman kami sebelumnya dalah usaha budidaya kayu sengon.
Kecilnya lahan yang kami miliki.
3. Opportunities (Peluang)
Kebutuhan kayu sengon untuk perindustrian sangat banyak.
4. Threats (Ancaman):
Banyak pesaing yang sudah menguasai pangsa pasar kayu sengon.
Adanya berbagai hama yang menyerang tanaman sengon.
Cuaca yang tidak menentu.
KEWIRAUSAHAAN
PROPOSAL BISNIS KAYU SENGON

Oleh :
Ajeng Ayu Lestari
(115060701111045)

Program Studi Teknik Industri


Fakultas Teknik
UniversitasBrawijaya
2012-2013

You might also like