You are on page 1of 39

LAPORAN PBL

SISTEM GASTROENTERO HEPATICA

MODUL 1 : MUNTAH DARAH


KELOMPOK 1 CEMPAKA PUTIH
Tutor : Dr. Farsida
Ketua Kelompok : Ambiyo Budiman (2012730117)
Sekretaris : Siti Sahara Andiyanti (2012730156)
Anggota : Nur Sigit (2012730151)
Lidia Dwi Putri (2011730054)
Jovan Octara (2011730143)
Amalia Devi (2012730116)
Fanny Nurlatifah (2012730125)
Grisel Nandecya (2012730129)
Novia Ayu Larasati (2012730144)
Rivaldi Puala Yuka (2012730151)
Rizka Sekar Kinasih (2012730154)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karuniaNya
maka Laporan Tutorial Sistem GEH Modul 1 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa
kita sampaikan salam dan shalawat kepada Rasul junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat, serta para pengikutnya hingga akhir zaman nanti.

Laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas wajib yang dilakukan setelah diskusi
Tutorial.Pembuatan laporan ini bertujuan untuk meringkas semua materi yang ada di Muntah
Darah.

Terima kasih kami ucapkan kepada dr. Farsida yang telah membantu kami dalam
kelancaran diskusi Tutorial serta dalam membuatan laporan ini, serta terima kasih pula kepada
seluruh pihak yang sudah membantu kami dalam mencari informasi, mengumpulkan data, dan
menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini memberikan manfaat kepada orang lain terutama
para Mahasiswa Kedokteran.

Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dimohonkan kritik dan saran yang
membangun agar kelak dapat lebih baik dari pada sebelumnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, September 2014

Penyusun
Daftar Isi

Tujuan Intruksional Umum i


Skenario. ii
Kata/ kalimat kunci iii
1. Jelaskan anatomi, fisiologi dari system pencernaan atas dan bawah
2. Jelaskan biokimia, histologi dari system pencernaan atas dan bawah
3. Jelaskan mekanisme dan definisi muntah darah sesuai dengan klasifikasinya
4. Jelaskan etiologi muntah darah
5. Apakah hubungan pasien minum obat rematik dengan muntah darah
6. Jelaskan alur diagnosis pada skenario
7. Jelaskan pencegahan muntah darah hitam
8. Sebutkan dan jelaskan penyakit dengan muntah darah
9. Jelaskan penatalaksanaan bedah dan non bedah dan kapan harus dilakukannya
10. Jelaskan faktor resiko muntah darah
11. Asupan gizi untuk penyakit dengan muntah darah
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Gastroenterologi ialah suatu ilmu yang mempelajari kelainan atau penyakit pada jalan makanan
atau pencernaan. Kedalamnya termasuk kelainan-kelainan atau penyakit kerongkongan
(esophagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran
empedu (tractus biliaris) dan pancreas.

I.2 Tujuan Pembelajaran

TIU:

Setelah selesei mempelajari modul ini, para mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang
pathogenesis, penyebab, diagnosis kerja, diagnosis banding serta penanganan (kegawatdaruratan
dan non-kegawatdaruratan) dan pencegahan dari penyakit dengan keluhan hematemesis melena
ini.

TIK:

Setelah mempelajari modul ini, para mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan patomekanisme muntah darah dan BAB hitam

(Anatomi, Fisiologi, Histologi saluran cerna bagian atas)

2. Menjelaskan penyebab hematemesis melena

Didalam saluran cerna:

Esofagus: varises esophagus, ulserasi, Mallory-weiss tear, tumor esophagus,

Lambung: tukak peptic, stress ulcer, gastropati hipertensi portal, tumor lambung,
teleangiektasis herediter, gastritis erosive, dieulafoys lesion.

Duodenum: Tukak peptic, duodenum erosive


Diluar saluran cerna: defek hemostatic, angiodisplasia, keadaan sakit berat (stress
ulcear)

Menjelaskan obat-obat yang bersifat ilserogenik pada saluran cerna bagian atas.

3. Menjelaskan langkah-langkah pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis kelainan dengan


keluhan hematemesis melena.

Menjelaskan definisi hematemesis melena, derajatnya dan kegawatdaruratan pada


penyakit dengan keluhan hematemesis melena.

Menjelaskan cara pemeriksaan klinis (anamnesis dan pemeriksaan fisik) pada


penyakit dengan keluhan hematemesis melena.

Menjelaskan pemeriksaan laboratorium klinik yang diperlukan pada keluhan


hematemesis melena.

Menjelaskan pemeriksaan penunjang diagnosis yang diperlukan pada keluhan


hematemesis melena.

4. Menjelaskan pentalaksanaan non-farmakologis, farmakologis dan tindakan intervensi


(bedah dan non-bedah) pada penyakit dengan keluhan hematemesis melena.

Menjelaskan penatalaksanaan kegawadaruratan sebelum merujuk ke pelayanan


kesehatan yang lebih tinggi pada penyakit keluhan hematemesis melena.

Menjelaskan penatalaksanaan terapi non-farmakologis pada penyakit dengan


keluhan hematemesis melena.

Menjelaskan terapi farmakologis pada penyakit dengan keluhan hematemesis


melena.

Menjelaskan terapi tindakan intervensi (non bedah dan bedah) pada penyakit
dengan keluhan hematemesis melena.

Menjelaskan asuhan gizi pada penyakit dengan keluhan hematemesis melena.


5. Menjelaskan pencegahan primer dan sekunder pada kelainan dengan keluhan hematemesis
melena.

Menjelaskan epidemiologi penyakit dengan keluhan hematemesis melena.

Menjelaskan pencegahan primer dan sekunder.

I.3 Kegiatan yang dilakukan

Diskusi Tutorial
Pertemuan Mandiri
Mencari Informasi
Presentasi Hasil Diskusi
BAB II

ISI

II.1 Skenario

Seorang laki-laki umur 50 tahun MRS dengan keluhan muntah darah hitam bergumpal selama 2
hari. Pasien sudah 5 tahun mengeluh nyeri ulu hati yang hilang timbul. Sebelum muntah darah,
pasien minum obat anti rematik sebanyak 3 tablet oleh karena daerah sendi lutut. Pasien belum
berak setelah muntah sampai saat ini.

II.2 Kata/ Kalimat Sulit

II.3 Kata/ Kalimat Kunci

Laki-laki umur 50 tahun


Muntah darah hitam bergumpal selama 2 hari
Pasien sudah 5 tahun mengeluh nyeri ulu hati yang hilang timbul
Minum obat anti reumatik sebanyak 3 tablet
Pasien belum berak setelah muntah sampai saat ini

II.4 Identifikasi Masalah

3. Jelaskan patomekanisme dan definisi muntah darah pada pasien?

Muntah/vomitting adalah adalah cara traktus gastrointestinal membersihkan dirinya


sendiri dan isinya ketika hampir semua bagian atas traktus gastrointestinal teriritasi secara luas.
Distensi / iritasi yang berlebihan dari duodenum menyebabkan rangsangan yang kuat untuk
muntah.

Muntah ada beberapa macam , di tinjau dari segi isi atau kandungan muntah , yaitu:

a. Muntah berisi darah disebut hematemesis


b. Muntah dengan kandungan darah ,dimana zat besi dalam darah telah teroksidasi atau
disebut coffee ground vommiting
c. Muntah dengan kontraksi duodenal dimana isi muntahan terdapat cairan empedu
d. Muntah dengan feses biasanya terjadi pada fistula gastrocolic dan obstruksi intestinal.

Muntah darah atau Hematemesis adalah muntah darah .Warna hematemesis tergantung pada
lamanya hubungan atau kontak antara drah dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan,
sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-merahan dan bergumpal-gumpal.
Hematemesis adalah muntah darah hitam sedangkan melena adalah pengeluaran kotoran yang
hitam seperti ter. Gejala perdarahan Gastrointestinal ini menunjukkan bahwa sumber perdarahan
terletak di bagian proksimal. Warna darah yang dimuntahkan tergantung pada konsentrasi asam
Hidroclorida didalam lambung dan campurannya dengan darah. Hematemesis biasanya
menunjukkan perdarahan di proksimal ligamentum Treitz, karena darah yang memasuki traktus
gastrointestinal di bawah duodenum jarang masuk ke lambung.

Etiologi perdarahan saluran cerna bagian atas yang paling sering ditemukan yaitu ulkus
peptikum, gastritis erosif, varises, ruptur mukosa esofagogastrika (sindroma Mallory Weiss) dan
keganasan.

Hematemesis adalah muntah darah berwarna merah cerah dapat disertai dengan bercak-bercak
kehitaman seperti kopi dan termasuk perdarahan saluran cerna bagian atas. Melalui pemeriksaan
endoskopi, berdasarkan penyebab hematemesis, dapat dibedakan menjadi variceal dan nonvariceal
(Adi,2006).
Perdarahan variceal disebabkan oleh kelainan fungsi hati dan hipertensi porta. Sehingga pada
perdarahan variceal akan ditemukan tanda-tanda kegagalan hati seperti jaundice, eritema palmaris,
caput meduse, spider nevi. Perbedaan lain dengan perdarahan nonvariceal adalah bila diberikan
NGT berisi air es, perdarahan tidak akan berhenti. Contoh perdarahan variceal adalah perdarahan
varises gatroesofagus yang merupakan komplikasi utama hipertensi porta pada sirosis hati
(Adi,2006).

Perdarahan nonvariceal tidak disebabkan oleh kelainan pada hati dan bila diberikan NGT berisi air
es, maka perdarahan akan berhenti. Contoh kelainan nonvarises yang menyebabkan perdarahan
saluran cerna bagian atas adalah refluks esofagitis, ulkus esofagus, ulkus peptikum, ulkus gaster,
ulkus duodeni, kanker lambung, kanker duodeni, gastritis erosif, sindroma Mallory-Weiss (Adi,
2006).
Faktor pencetus muntah dan patomekasnisme muntah

Muntah di cetuskan oleh rangsangan iritasi traktus gastrointestinal itu sendiri . muntah juga dapat
di sebabkan oleh implus saraf yang timbul pada daerah otak di medulla oblongata area postrema
daerah ventrikulus ke empat dekat nervus vagal yang disebut zona pencetus kemoseptor untuk
muntah. Perangsangan elektrik pada daerah ini dapat mencetuskan muntah. Pemakaian obat-obat
tertentu termasuk apomorfin, morfin, dan beberapa derivat digitalis dapat secara langsung
merangsang zona pencetus kemeoreseptor ini dan mencetuskan muntah. Iritasi pada mukosa
gastrointestinal akibat kemoterapi, radiasi atau infeksi yang akan menyebabkan aktivasi reseptot
Serotoni 5HT3 dimana selanjutnya akan terjadi aktivasi di reseptor pusat muntah. Iritasi pada
pharynx dapat menyebabkan stimulasi N.X yang akan menyebabkan gag reflex. Gerakan
merangsang resptor di dalam labirin vestibular pada telinga dalam dan dari sini implus di
transmisikan terutama lewat jalur nuklei vestibular batang otak ke dalam cerebelum kemudian ke
zona pencetus kemoreseptor dan akhirnya ke pusat muntah untuk menyebabkan muntah. Muntah
darah disebabkan pecahnya varises esophagus, gastritis erosive, tukak peptic, gastropati kongestif,
sindroma Mallory-Weiss, dan keganasan.
Patomekanisme terjadinya muntah akibat sekresi HCl berlebih (Sheerwood, 2001).

Akumulasi HCl di malam hari



N Vagus terangsang

Diterima oleh CTZ (chemoreseptor Trigger Zone) di Medula Oblongata

Cortex serebral dan organ vestibularis

Inspirasi dalam dan penutupan glottis

Diafragma dan otot abdomen berkontraksi

Tekanan intra-abdomen

Isi abdomen terdorong ke esofagus

Glottis menutup, uvula terangkat

Muntah
Patomekanisme terjadinya muntah darah
Patofisiologi muntah darah :

Produksi HCL pada gaster

Meningkatkan refleks muntah

HCL bersifat merusak jaringan, jika regenerasi jaringan


buruk dapat menghancurkan sawar epitel

Asam berdifusi ke mukosa

Penghancuran mukosa dan lapisan - lapisan gaster

Perusakan lapisan pembuluh darah pada gaster

Destruksi kapiler dan vena

Perdarahan

Bercampur dengan HCL

Muntah dengan bercak darah berwarna kehitaman

Skema 1. Patofisiologi Muntah Darah (Price, 2006)


4. Etiologi muntah darah

Terdapat perbedaan distribusi penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) di
Indonesia dengan laporan pustaka barat. Di Indonesia sebagian besar kasus Perdaraha SCBA (lebih
kurang 70%) disebabkan oleh pecahnya varises esophagus atau dampak lain dari akibat adanya
hipertensi portal (adanya gastropati hipertensi portal), sedangkan di Negara Barat sebagian besar
diakibatkan perdarahan tukak peptic dan gastritis erosive. Data statistik ini membawa kita
bagaimana harus bersikap bila menghadapi kasus baru pedarahan SCBA. Pemakaian aspirin atau
obat non steroid anti inflammatory drugs (NSAID) maupun obat antikoagulan dapat membawa
kita untuk memprediksi adanya pedarahan tukak/gastropati NSAID yang dapat teridentifikasi pada
proses pemeriksaan penunjang. Tapi tidak jarang kita menghadapi perdarahan karena pecahnya
varises esophagus tanpa manifestasi klinik sirosis hati yang klasik pada kasus baru. Berdasarkan
dari populasi etiologinya, biasanya kita membagi antara perdarahan variseal dan non-variseal,
karena akan berdampak pada perbedaan dalam tatalaksanaannya.

Berdasarkan data penelitian penulisan selama lima tahun (dari permulaan tahun 1980
sampai akhir 1984) pada 353 kasus hematemesis dan melena yang telah dilakukan panendoskopi
pada 277 kasus maka dapat ditentukan perdarahan saluran makan bagian atas, antara lain:

1. Kelainan di esophagus
2. Kelainan di lambung
3. Kelainan di duodenum

Etiologi perdarahan SCBA

Sobekan daerah esofago-gastric junction (Mallory Weiss tears)


Pecahnya varises esophagus, gaster dan duodenum
Robeknya esophagus (Boerhaaves syndrome)
Esofagitis
Tukak esophagus, gaster dan duodenum
Tukak pada anastomosis
Gastritis erosiva
Dieulafoys lesion (pecahnya arteri mukosa)
Keganasan SCBA
Hemobilia
Fistula vaskular-enterik

Djodjoningrat D. 2000. Hematemesis Melena. Dalam: penatalaksanaan kedaruratan dibidang


ilmu penyakit dalam. Pusat informasi dan penerbitanbagian ilmu penyakit dalam FKUI-RSCM.

Dipantau dari gejala klinis (patofisiologi)

Hematemesis (muntah darah), Melena (Berak encer berwarna hitam) hematokhezia (darah
segar berwarna hitam)), Hematokhezia (darah segar bersama buang air besar), Chronic
occult gastrointestinal blood loss (kehilangan darah kronis tersembunyi) atau anemia.
Penyebab:
- Adanya riwayat minum jamu
- NSAIDs
- Minum alcohol
- Riwayat penyakit kuning/hepatitis kronis yang menyebabkan ulkus peptikum
- Komplikasi radiasi langsung/tidak langsung
- Post- polypectomy Hemorrhage
- IBD (inflammatory bowel disease)
- Proctitis radiasi
- Helicobacter pylori and acid-related disease
- Critical ill
- Anemia pernisiosa
- Portal-hipertensif gastropati (PHG)
- Hemorrhoid
5, Hubungan Obat Anti Reumatik dengan Keluhan Pasien

Berbagai obat anti reumatik, salah satunya yang paling banyak digunakan adalah Obat Anti
Inflamasi Non-Steroid (OAINS), misalnya indometasin, diklofenak, aspirin (terutama dalam dosis
tinggi). Mekanisme kerja OAINS didasarkan atas penghambatan isoenzim COX-1
(cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2). COX-1 menghasilkan Prostaglandin (PG)
yang dapat melindungi mukosa saluran cerna, sedangkan COX-2 merupaka enzim yang merespon
stimulus inflamasi dan menghasilkan PG yang berhubungan dengan inflamasi. Penghambatan
COX-1 dapat menyebabkan penurunan agregasi platelet dan terjadinya pendarahan mukosa
saluran cerna.

NSAID terbagi menjadi dua macam yaitu NSAID selektif dan non selektif. NSAID selektif bekerja
menghambat enzim COX-2 saja dan NSAID non selektif bekerja menghambat enzim COX-1 dan
juga COX-2. Karena COX-1 merupakan suatu isoform konstitutif yang terdapat dalam kebanyakan
sel dan jaringan normal, contohnya enzim COX-1 menghasilkan PGE2 dan PGI2 yaitu
prostaglandin utama yang disintesis oleh mukoasa gastrik. Senyawa-senyawa ini (PGE2 dan PGI2)
berfungsi sebagai zat sitoprotektif di mukosa lambung dengan cara: (1) dapat menghambat sekresi
asam lambung; (2) meningkatkan aliran darah mukosa; (3) meningkatkan sekresi mucus
sitoprotektif. Apabila terjadi penghambatan sintesis senyawa ini (PGE2 dan PGI2) dapat
menyebabkan rusaknya mukosa lambung, dan terjadilah nyeri ulu hati (epigastrium).

Perlu diketahui, sekresi asam lambung dipengaruhi oleh histamine yang bekerja sebagai
sekretagog (senyawa yang meningkatkan sekresi) lambung yang kuat dan memicu sekresi asam
secara berlebihan dari sel parietal melalui kerjanya pada reseptor H2. Namun sel-sel di mukosa
lambung yang mengandung somastatin, yang dapat menghambat sekresi asam oleh sel parietal.

Jika mukosa lambungnya telah rusak sepeti yang telah dijelaskan tadi maka histamine akan
meningkat dan sekresi asam lambung juga akan terus meningkat hal ini akan memperburuk
keadaan lambung karena telah kita ketahui bahwa asam bersifat korosit sehingga dapat terjadi
iritasi, erosi ataupun ulkus lambung.

Selain itu, obat-obat tersebut menyebabkan kerusakan mukosa secara local dengan mekanisme
difusi non ionik pada sel mukosa (pH cairan lambung<<pKa OAINS). Selama asupan OAINS
pada tukak akut dapat berkembang setelah beberapa hari atau minggu, efek inhibisi terhadap
agregasi platelet meningkatkan risiko terjadinya perdarahan akibat tukak.

Sumber:

Buku Ajar Gastroenterologi. 2011. Rani, Aziz A., dkk. Jakarta: InternaPublishing

Farmakologi dan Terapi Ed. 5. 2007. Gunawan, Sulistia Gan., dkk. Jakarta: Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FKUI
6. ALUR DIAGNOSIS PADA SKENARIO

ANAMNESIS
Mengucapkan salam,pemeriksa berdiri dan melakukan jabat tangan
Mempersilahkan duduk bersebrangan /berhadapan
Menciptakan suasana membantu dan menyenangkan
Menanyakan identitas : nama,usia,alamat dan pekerjaan
keluhan utama : - dyspepsia.
D i s p e p s i a m e r u p a k a n k u m p u l a n k e l u h a n b e b e r a p a p e n ya k i t s a l u r a n
c e r n a s e p e r t i mual,muntah,kembung,nyeri ulu hati, sendawa/terapan, rasa
terbakar, rasa penuh uluhati dan cepat merasa kenyang. D i s p e p s i a s e c a r a
klinis dibagi atas
1.Dispepsia akibat gangguan motilitas
2 . Dispepsia akibat tukak
3. dyspepsia akibat refluks
4. dyspepsia tidak spesifik.

Dispepsia akibat motilitas


keluhan paling menonjol yaitu kembung, rasa penuh uluhati setelah makan, cepat merasa kenyang
disertai sendawa.

Dispepsia akibat refluks


keluhan paling menonjol berupa perasaan nyeri ulu hati dan rasa seperti terbakar,harus
disingkirkan adanya pasien kardiologis.Pada pasien penderita tukak peptic biasanya
mengeluhkan nyeri ulu hati,rasa tidak n y a m a n / d i s c o m f o r t d i s e r t a i m u n t a h . R a s a
s a k i t t u k a k p e p t i c t i m b u l s e t e l a h p a s i e n makan. Muntah juga dapat terjadi pada
tukak peptic yang disebabkan oleh adanyaedema dan spasme seperti tukak kanal pilorik
(obstruksi gastric outlet).

Menanyakan keluhan tambahan


Menanyakan riwayat penyakit sekarang
Menanyakan riwayat penyakit dahulu : Yang memiliki keluhan dan gejala yang sama
Riwayat penyit keluarga : Menanyakan penyakit yang menyebabkan perdarahan
Riwayat pengobatan : Apakah sedang atau pernah mengkonsumsi obat OAINS,pemakaian
aspirin,NSAID,anti koagulan
Menanyakan alergi obat dan makanan
Menanyakan riwayat psikososial : Merokok, minum
b e r a l k o h o l , o b a t n o n steroid,olahraga ,makanan, BAB ,BAK.

PEMERIKSAAN FISIS

Inspeksi :
Periksa kulit dan sclera
Insepksi abdomen untuk melihat kontur abdomen,skar, kongesti vena,
p e r i s t a l t i c yang tampak atau adanya massa.
Melihat distensi abdomen : obesitas,distented,asites yang massif,kehamilan, feses
dantumor/benjolan

Auskultasi

Mendengarkan dan menentukan bising usus yang normal atau abnormal


Mendengarkan bunyi peristaltic dibawah umbilicus atau diatas suprapubik
Mendengarkan bunyi bergerumuh dan hepatic rub diatas dan dikanan umbilicus
Mendengarkan murmur aorta abdominal pada 5 jari dibawah processus
xipoideusatau pada region epigastrium
Bruit dari karsinoma pancreas dikiri region epigastrium dan splenik
f r i c t i o n r u b dilateral.
Palpasi

Lakukan palpasi pada daerah empat kuadran abdom en dengan kedalaman 1 cm


untuk mengetahui adanya nyeri tekan atau tidak
Lakukan palpasi pada dinding abdomen dengan kedalaman 4 -5 cm untuk
mengetahuiadanya pembesaran hepar atau tidak
Perhatkan wajah atau ekspresi pasien saat melakukan palpasi
Palpasi kuadran kiri abdomen bertujuan untuk menemukan palpable lien,ginjal kiri
Lakukan bimanual palpasi
Palpasi kuadaran kanan kanan abdomen bertujuan untuk
m e n e m u k a n p a l p a b l e hepar,ginjal kanan
Lakukan palpasi rebound (nyeri pantul) bertujuan untuk
m e n g e t a h u i a d a n y a peritonitis

Perkusi
Melakukan perkusi pada empat kuadran abdomen
Perkusi batas atas hepar
Menentukan lokasi dan ukuran hepar

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Gold Standar a d a l a h p e m e r i k s a a n e n d o s k o p i s a l u r a n c e r n a b a g i a n a t a s ( UGIE-


Upper Gastrointestinal Endoscopy) d a n b i o p s i l a m b u n g ( u n t u k d e t e k s i k u m a n
H.Pylori, m a s s a tumor, kondisi mukosa lambung)

1. Tes Hemoglobin
Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam
diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang
ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan
mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin
ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya
kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia.
- Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
- Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
- Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
- Anak anak : 11-13 gram/dl
- Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
- Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
- Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
- Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl

2. Tes Hematokrit
- Dewasa pria : 40 52 %
- Dewasa wanita : 35 47 %
- Bayi baru lahir : 44 72 %
- Anak usia 1 3 tahun : 35 43 %
- Anak usia 4 5 tahun : 31 43 %
- Anak usia 6-10 tahun : 33 45 %

Penurunan kadar : kehilangan darah akut, anemia (aplastik, hemolitik, defisiensi asam
folat, pernisiosa, sideroblastik, sel sabit), leukemia (limfositik, mielositik, monositik),
penyakit Hodgkin, limfosarkoma, malignansi organ, mieloma multipel, sirosis hati,
malnutrisi protein, defisiensi vitamin (tiamin, vitamin C), fistula lambung atau duodenum,
ulkus peptikum, gagal, ginjal kronis, kehamilan, SLE. Pengaruh obat : antineoplastik,
antibiotik (kloramfenikol, penisilin), obat radioaktif.

Peningkatan kadar : dehidrasi/hipovolemia, diare berat, polisitemia vera, eritrositosis,


diabetes asidosis, emfisema pulmonar tahap akhir, iskemia serebrum sementara,
eklampsia, pembedahan, luka bakar.
3. Tes Leukosit
Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang
berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari
sistem kekebalan tubuh.

Nilai normal :

Bayi baru lahir 9000 -30.000 /mm3


Bayi/anak 9000 12.000/mm3
Dewasa 4000-10.000/mm3

Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya proses


infeksi atau radang akut,misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang
selaput otak), apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan Iain-Iain.
Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya aspirin, prokainamid,
alopurinol, antibiotika terutama ampicilin, eritromycin, kanamycin, streptomycin, dan
Iain-Iain.

Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu
terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan obat-
obatan, terutama asetaminofen (parasetamol),kemoterapi kanker, antidiabetika oral,
antibiotika (penicillin, cephalosporin, kloramfenikol), sulfonamide (obat anti infeksi
terutama yang disebabkan oleh bakteri).

4. Golongan Darah
Untuk mengetahui golongan darah yang ada dalam tubuh manusia sehingga dapat
digunakan untuk memilih golongan darah yang cocok apabila orang tersebut memerlukan
donor darah.
5. Uji Fungsi Hati
Tes ini biasanya berisi beberapa tes yang dilakukan bersamaan pada contoh darah
yang diambil. Ini bisa meliputi:
- Alanine Aminotransferase (ALT) suatu enzim yang utamanya ditemukan di hati,
paling baik untuk memeriksa hepatitis. Dulu disebut sebagai SGPT (Serum Glutamic
Pyruvate Transaminase). Enzim ini berada di dalam sel hati/hepatosit. Jika sel rusak,
maka enzim ini akan dilepaskan ke dalam aliran darah.
- Alkaline Phosphatase (ALP) suatu enzim yang terkait dengan saluran empedu;
seringkali meningkat jika terjadi sumbatan.
- Aspartate Aminotransferase (AST) enzim ditemukan di hati dan di beberapa tempat
lain di tubuh seperti jantung dan otot. Dulu disebut sebagai SGOT (Serum Glutamic
Oxoloacetic Transaminase), dilepaskan pada kerusakan sel-sel parenkim hati,
umumnya meningkat pada infeksi akut.
- Bilirubin biasanya dua tes bilirubin digunakan bersamaan (apalagi pada jaundice):
Bilirubin total mengukur semua kadar bilirubin dalam darah; Bilirubin direk untuk
mengukur bentuk yang terkonjugasi.
- Albumin mengukur protein yang dibuat oleh hati dan memberitahukan apakah hati
membuat protein ini dalam jumlah cukup atau tidak.

6. Pemeriksaan Radiologi.
Barium Meal Kontras Ganda dapat digunakan untuk menegakkan
d i a g n o s i s t u k a k p e p t i k . Gambaran berupa kawah, batas jelas disertai lipatan
mukosa teratur dari pinggiran tukak.Apabila permukaan pinggir tukak tidak teratur
dicurigai ganas

7. Endoskopi
Endoskopi adalah suatu alat untuk melihat ke bagian dalam tubuh dengan menggunakan
suatu selang fiberoptik yang disesuaikan dengan sistem kerja lapangan pandang manusia
sehingga memungkinkan kita untuk melakukan pemeriksaan pada organ-organ bagian
dalam tubuh manusia.
Prinsip Dasar Endoskopi
1.Control Head
2.Flexible Shaft yang dilengkapi dengan manoeverable tip
3.Head sendiri yang dihubungkan dengan sumber cahaya via umbilical cord dan melalui
saluran yang lain akan mengalirkan udara/ air, suctiondan sebagainya saluran suction juga
bisa dipakai untuk memasukkan alat diagnostik seperti forsep biopsy dan alat- alat
perlengkapan terapetik yang lain.

a.Indikasi

Indikasi endoskopi, yaitu: perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA), dyspepsia, disfagia,
odinofagia, nyeri epigastrium kronis, kecurigaan obsruksi outlet, survey endoskopi, curiga
keganasan, dan nyeri dada tidak khas

b.Kontra Indikasi Absolut

Kontra indikasi endoskopi, yaitu: tidak kooperatif, psikopat, alergi obat premedikasi, syok,
infark miokard akut, respiratori distress, dan perdarahan masif

c.Kontra Indikasi Relatif

Kontra indikasi relatif, yaitu: kelainan kolumna vertebralis, gagal jantung, sesak nafas,
gangguan kesadaran, infeksi akut, aneurisma aorta torakalis, tumor mediastinum, stenosis
esofagus, gastritis korosif akut,dan gastritis flegmonos
7. Bagaimana pencegahan dari kasus di skenario?
Menghindari faktor pencetus terjadinya hematemesis dan melena
Makanan yang dapat mengiritasi lambung (asam dan pedas). Makanlah makanan yang
bergizi dan teratur.
Obat-obatan yang bersifat mengiritasi lambung (ulserogenik) seperti aspirin, indometasin,
fenilbutazon, naproksen, dan kortikosteroid.
Minuman beralkohol dan rokok.
Kopi, teh, soda dan yang mengandung kafein yang dapat merangsang pelepasan asam
lambung.
Mengobati penyakit yang mungkin menyertai hematemesis dan melena.

8. . Sebutkan dan jelaskan penyakit dengan muntah darah! Jelaskan Differensial


Diagnosis!
1. Esofagitis

2. Karsinoma esofagus

3. Varises esofagus

Penyakit yang ditandai dengan pembesaran abnormal pembuluh darah vena di esofagus bagian
bawah. Varises esofagus basanya tidak bergejala, kecuali jika sudah robek dan berdarah.

Gejala yang bisa terjadi : muntah darah, tinja hitam, kencing sedikit, sangat haus dan bisa syok

4. Gastritis akut erosif

Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.
Disebabkan oleh kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus (influenza, variola, morbili dan
lain-lain) atau karena makanan-minuman (bahan-bahan kimian, arsen, plumbum, obat-obatan yang
mengandung salisilat, asam-basa kuat, KmnO4 dan lain-lain). Terjadi radang difus di mukosa
lambung, dengan erosi-erosi yang mungkin berdara. Sering kali nyeri epigastrium tiba-tiba dan
hematemesis. Disebut erosif akibat kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa
muskularis. Penyakit ini di jumpai di klinik, sebagai akibat samping pemakaian obat, sebagai
penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui

5. Tukak peptik (ulkus peptikum)

Tukak didefinisikan sebagai integritas mukosa lambung dan atau duodenum yang menyebabkan
terjadinya inflamasi lokal disebut tukak apabila robekan mukosa berdiameter lebih dari 5 mm
kedalaman submukosa dan muskularis mukosa

6. Sindroma zollinger-ellison

7. Karsinoma lambung

Suatu tumor epitel pada mukosa gaster yang bersifat malignan dengan diferensiasi kelenjar. Secara
anatomi, kelenjar pada gaster mempunyai dua komponen yaitu : foveola (crypt, pit) dan komponen
sekretori (adenomere). Bagian faveola ini merupakan daerah yang penting untuk pertumbuhan
karsinoma lambung, terutama sel generatif yang terletak pada bagian basal. Perbedaan antara tipe-
tipe karsinoma lambung tergantung pada proporsi dari foveola dan sekretori.

8. Hipertensi portal

9. Sirosis hati

10. Perforasi esofagus

Pecahnya dinding esofagus karena muntah-muntah. 90% penyebab rupture esofagus adalah
iatrogenik, yang biasanya diakibatkan oleh instrumentasi medis seperti paraesophageal endoskopi
atau pembedahan. Dan 10% nya disebabkan oleh muntah-muntah

11. Hematemesis melena

Hematemesis adalah muntah darah. Darah bisa dalam bentuk segar (bekuan atau gumpalan atau
cairan berwarna merah cerah) atau berubah karena enzim dan asam lambung, menjadi kecoklatan
dan berbentuk seperti butiran kopi. Hematemesis dapat dikarenakan oleh adanya luka atau
pendarahan pada saluran pencernaan bagian atas. Memuntahkan sedikit darah dengan warna yang
telah berubah adalah gambaran nonspesifik dari muntah berulang dan tidak selalu menandakan
pendarahan saluran pencernaan atas yang signifikan. Hematemesis dapat disebabkan oleh
perdarahan akut dari saluran pencernaan bagian atas atau mulut atau faring.

12. Sindrom Mallory-weiss

Karena laserasi yang aktif disertai ulserasi pada daerah kardia dapat timbul perdarahan yang masif.
Timbulnya laserasi yang akut tersebut dapat terjadi sebagai akibat terlalu sering muntah-muntah
yang hebat, sehingga tekanan intra abdominal menaik yang dapat menyebabkan pecahnya arteri di
submukosa esofagus atau kardia

13. Dieulafoys lesion

Dieulafoy ini lesi (exulceration simpleks Dieulafoy) adalah suatu kondisi medis yang ditandai oleh
arteriol berliku-liku besar di dinding perut yang mengikis dan berdarah. Hal ini dapat
menyebabkan perdarahan lambung tetapi relatif jarang. Hal ini diduga menyebabkan kurang dari
5% dari semua gastrointestinal berdarah pada orang dewasa. Hal ini dinamakan ahli bedah
Perancis Paul Georges Dieulafoy, yang menggambarkan kondisi ini dalam makalahnya
"Exulceration simplex: Leons 1-3" pada 1898. Hal ini juga disebut "arteri kaliber-persistent" atau
"aneurysm" dari kapal lambung. Namun, tidak seperti kebanyakan aneurisma lain ini dianggap
malformasi perkembangan daripada perubahan degeneratif.

14. Esofagogastritis korosiva

Pada penelitian penulis ditemukan seorang penderita wanita dan pria yang muntah darah setelah
minum air keras. Hasil analisis air keras tersebut mengandung asam sitrat dan asam Hcl, yang
bersifat korosif untuk mukosa mulut, esofagus, lambung. Disamping muntah darah, penderita juga
mengeluh rasa nyeri dan panas seperti terbakar dimulut, dada dan epigastrium.

15. Tukak duodeni

Tukak duodeni menyebabkan perdarahan secara panendoskopi terletak di bulbus. Sebelum timbul
perdarahan, semua kasus mengeluh merasa nyeri dan pedih di perut atas agak ke kanan. Keluhan
ini juga dirasakan waktu tengah malam sedang tidur pulas, sehingga terbangun.
16. Karsinoma papilla veterii

Karsinoma papilla vaterii merupakan penyebaran dari karsinoma di ampula, menyebabkan


penyumbatan saluran empedu dan saluran pankreas yang pada umumnya sudah dalam fase lanjut.
Gejala yang ditimbulkan selain kolestatik ekstrahepal, juga dapat menyebabkan timbulnya
perdarahan. Perdarahan yang terjadi bersifat perdarahan tersembunyi.

17. Gastritis erosiva hemorhagik

Sebagai penyebab terbanyak dari gastritis erosiva hemoragika ialah obat-obatan yang dapat
menimbulkan iritasi pada mukosa lambung atau obat yang dapat merangsang timbulnya tukak.
Misalnya beberapa jam setelah minum obat aspirin. Obat-obat lain yang dapat menimbulkan
hematemesis ialah : golongan kortikosteroid, butazolidin, reserpin, alcohol, dll

18. Tumor esofagus

Tumor jinak esofagus jarang dijumpai, tipe yang paling sering adalah leiomioma (tumor otot
polos). Leiomioma kadang-kadang mengeluarkan darah tetapi kurang memiliki klinisdan
ditemukan secara kebetulan.

Differensial diagnosis

Tukak peptikum

Definisi

Tukak gaster jinak adalah suatu gambaran bulat atau semi bulat/oval, ukuran >5 mm kedalaman
submukosal pada mukosa lambung akibat terputusnya kontinuitas/integritas mukosa lambung

Epidemiologi

Tukak gaster tersebar diseluruh dunia dengan prevalensi berbeda tergantung pada sosial ekonomi,
demografi, dijumpai lebih banyak pada pria meningkat pada usia lanjut dan kelompok social
ekonomi rendah. Di Britania Raya sekitar 6-20% penduduk menderita tukak pada usia 55 tahun,
sedangkan prevalensinya 2-4%. Di USA ada 4 juta pasien gangguan asam-pepsin, prevalensi 12%
pada pria dan 10% perempuan dengan angka kematian pasien 15.000 pertahun dan menghabiskan
dana $10 miliyar/tahun
Etiologi

1. Infeksi Helicobacter pylori


2. Penggunaan NSAID
3. Hipersekresi asam lambung
4. Kondisi stress related erosive syndrome (SRES)

Gejala klinik

Tanda-tanda dan gejala tukak peptic bervariasi, tergantung tingkat keparahan dan komplikasi yang
terjadi. Secara umum gejalanya berupa rasa sakit epigastrik, dan dapat juga terjadi komplikasi akut
pada saluran cerna bagian atas. Pada tukak duodenal, rasa sakit dapat terjadi 1 hingga 3 jam setelah
makan. Sedangkan pada tukak gastric, rasa sakit langsung terasa ketika makanan masuk. Dapat
juga terjadi nyeri abdominal dan dyspepsia.

Untuk tukak peptic kronis, tanda dan gejalanya yaitu :

1. Penurunan berat badan disertai mual, muntah dan anoreksia


2. Sakit abdominal (umumnya epigastrik) disertai perasaan terbakar, perut terasa penuh, kram
3. Sakit nocturnal yang dapat membangunkan penderitaan sekitar pukul 24.00 03.00
4. Periode ketidaknyamanan biasanya terjadi selama seminggu hingga beberapa minggu,
diikuti dengan periode bebas sakit (dapat bertahan berminggu-minggu hingga bertahun-
tahun). Tingkat keparahan rasa sakit tukak bervariasi pada setiap individu, dan dapat terjadi
musiman.
5. Perubahan karakteristik sakit yang dapat timbul akibat komplikasi
6. Heartburn, sendawa, dan bloating saat sakit

Pemeriksaan penunjang

Radiologi
Pemeriksaan radiologi dengan barium meal kontras ganda dapat digunakan dalam
menegakkan diagnosis tukak peptic
Endoskopi
Gambaran endoskopi untuk suatu tukak jinak berupa luka terbuka dengan pinggiran teratur,
mukosa licin dan normal disertai lipatan yang teratur keluar dari pinggiran tukak
Biopsy
Biopsy diambil dari pinggiran dan dasar tukak minimal 4 sampel untuk 2 kuadran, bila
ukuran tukak besar diambil sampel dari 3 kuadran dari dasar, pinggir dan sekitar tukak
Uji laboratorium
Uji laboratorium dapat mendukung diagnosis tukak peptic. Pengujian ini antara lain studi
sekresi asam lambung, konsentrasi gastrin serum puasa, nilai hematokrit dan hemoglobin
(umumnya rendah)

Penatalaksanaan

Terapi non farmakologi

Pengaturan pola makan dan pola hidup


Langkah awal adalah dengan mengkonsumsi sedikit makan tetapi berulang (sering). Tukak
dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan secara teratur. Pasien juga harus
menghindari makanan dan minuman yang menyebabkan dyspepsia atau dapat merangsang
terjadinya tukak, misalnya makanan pedas, asam, kafein, dan alcohol. Pasien dianjurkan
cukup istirahat dan menghindari atau mengurangi stress.
Menghindari merokok
Merokok dapat memicu pengeluaran asetilkolin yang dapat mempengaruhi pelepasan
histamine di sel parietal sehingga meningkatkan sekresi asam lambung.
Pembedahan
Penderita yang tidak memberikan respon terhadap terapi medic atau mengalami komplikasi
lain seperti perforasi perdarahan atau obstruksi diobati secara pembedahan

Terapi farmakologi

o Pengobatan akibat HP
Tujuan utama terapi HP adalah sepenuhnya membasmi organisme menggunakan antibiotic
yang efektif dengan beberapa regimen terapi. Umumnya menggunakan terapi kombinasi,
yaitu:
Regimen 2 obat : Klaritromisin + PPI/RBC (Ranitidin Bismuth Citrate), atau Amoksisilin
+ PPI
Regimen 3 obat : 2 antibiotik + PPi atau 2 antibiotik + RBC
Regimen 4 obat : 2 antibiotik + BBS (Bismuth Subsalisilat) + PPI/H2RA
o Pengobatan akibat induksi NSAID
Sasaran terapi adalah menghilangkan nyeri tukak, mengobati ulkus, mencegah
kekambuhan dan mengurangi komplikasi yang berkaitan dengan tukak.

Prognosis

Kebanyakan penderita sembuh dengan terapi untuk infeksi H.Pylori, mengindari OAINS dan
meminum obat anti sekretorus pada lambung.

Terapi untuk infeksi H.Pylori akan mengubah secara alamiah riwayat penyakit dengan
menurunkan angka rekurens 60-90% dari 10% per tahun

Komplikasi

Komplikasi meliputi pendarahan, perforasi, penetrasi, atau obstruksi

Gastritis Akut Erosif

Definisi

Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.
Disebabkan oleh kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus (influenza, variola, morbili dan
lain-lain) atau karena makanan-minuman (bahan-bahan kimian, arsen, plumbum, obat-obatan yang
mengandung salisilat, asam-basa kuat, KmnO4 dan lain-lain). Terjadi radang difus di mukosa
lambung, dengan erosi-erosi yang mungkin berdara. Sering kali nyeri epigastrium tiba-tiba dan
hematemesis. Disebut erosif akibat kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa
muskularis. Penyakit ini di jumpai di klinik, sebagai akibat samping pemakaian obat, sebagai
penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui

Epidemiologi

Berdasarkan penelitian ditemukan 74 dari 277 kasus (26,7%) dengan gastritis erosiva hemoragika
yang menduduki urutan kedua setelah varises esofagus sebagai penyebab perdarahan saluran
makan bagian atas

Etiologi
Obat analgetik anti infamasi, terutama aspirin
Bahan-bahan kimia
Merokok
Alcohol
Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal
pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat
Refluks usus ke lambung
Endotoksin

Gejala klinik

1. Muntah darah
2. Nyeri epigastrium
3. Nausea dan rasa ingin vomitus
4. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium

Pemeriksaan penunjang

1. Endoskopi
Pada pemeriksaan endoskopi akan Nampak erosi multiple yang sebagian biasanya tampak
berdarah dan letaknya tersebar
2. Histopatologi
Pada pemeriksaan histopatologi kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati
mukosa muskularis
3. Laboratorium (anemia)

Penatalaksanaan

1. Istirahat yang cukup


2. Diet makanan cair
3. Bila mual
Antiemetic seperti dimenhidrinat 50-100 mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os.
Bila disebabkan oleh kuman-kuman, berikan antibiotika yang sesuai
4. Bila nyeri tidak hilang
Dengan antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit sebelum makan

Prognosis

Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari. Insidensi ulkus lambung dan kanker
lambung meningkat pada gastritis kronis tipe A. gastritis dapat menimbulkan komplikasi
perdarahan saluran cerna dan gejala klinis yang berulang.

Komplikasi

1. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis. Kadang-kadang
perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabkan kematian
2. Terjadinya ulkus, kalau prosesnya hebat
3. Jarang terjadi perforasi
Kanker lambung

Definisi

Suatu tumor epitel pada mukosa gaster yang bersifat malignan dengan diferensiasi kelenjar. Secara
anatomi, kelenjar pada gaster mempunyai dua komponen yaitu : foveola (crypt, pit) dan komponen
sekretori (adenomere). Bagian faveola ini merupakan daerah yang penting untuk pertumbuhan
karsinoma lambung, terutama sel generatif yang terletak pada bagian basal. Perbedaan antara tipe-
tipe karsinoma lambung tergantung pada proporsi dari foveola dan sekretori.

Epidemiologi

Karsinoma lambung merupakan bentuk neoplasma gastrointestinal yang paling sering terjadi dan
menyebabkan sekitar 2,4% kematian akibat kanker (American Cancer Society, 1990). Laki-laki
lebih sering terserang penyakit ini dibandingkan dengan perempuan sebagian besar kasus terjadi
setelah usia 40 tahun.

Etiologi

Penyebab kanker tidak dapat di ketahui, tetapi dikenal adanya faktor predisposisi tertentu. Faktor
genetic tampaknya berperan penting, karena kanker lambung lebih sering terjadi pada orang
bergolongan darah A daripada golongan darah lain. Faktor geografis atau lingkungan tampaknya
juga berperan penting, karena kanker lambung sangat sering terjadi di Jepang, Cina, Thailand,
Finlandia, Irlandia, dan Colombia. Faktor karsinogemik dalam makanan, seperti daging asap,
makanan yang diasamkan, dan tinggi nitrat, berkaitan dengan meningkatnya insidensi kanker
lambung. Kanker lambung di Amerikasudah berkurang selama 60 tahun terakhir dan alasannya
tidak diketahui. Kanker lambung lebih sering terjadi pada golongan sosai ekonomi rendah. Salah
satu faktor predisposisi yang paling penting adalah adanya gastritis atrofik atau anemia permisiosa.
Infeksi H.pylori kini sudah semakin diterima sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya gastritis
atrofik kronis sehingga berkaitan dengan meningkatnya risiko terjadinya kanker lambung. Riwayat
ulkus peptikum yang tidak sembuh juga berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker lambung.

Gejala klinik

Karsinoma lambung jarang didiagnosis pada stadium dini karena gejala timbul lambat atau tidak
jelas dan tidak pasti. Gejala dini dapat berupa rasa sedikit tidak enak pada abdomen bagia atas atau
rasa penuh setelah makan. Pada akhirnya pasien mengalami anoreksia dan penurunan berat badan.
Bila tumor dekat dengan kardia, disfagia mungkin gejala utama yang paling dini. Muntah karena
obstruksi pylorus dapat terjadi bila tumor berada dekat saluran keluar lambung.

Pemeriksaan penunjang

pemeriksaan radiologis, sitology eksfoliatif, dan endoskopi disertai biopsy, semuanya merupakan
cara diagnosis kanker lambung yang penting

penatalaksnaan

eksisi pembedahan merupakan satu-satunya terapi yang efektif

prognosis

penegakan diagnosis biasanya terlambat, sehingga prognosisnya jelek dengan angka kelangsungan
hidup 5 tahun sebesar 10%

komplikasi

a. Perforasi
Dapat terjadi perforasi akuta dan perforasi kronika
1. Perforasi Akut
AIRD 1935 menjumpai 35 penderita demean perforasi akut yang terbuka dari
karsinoma ventrikuli. Yang sering terjadi perfirasi yaitu: tipe ulserasi dari kanker
yang letaknya di kurvatura minor, diantrium dekat pylorus. Biasanya mempunyai
gejala-gejala yang mirip demean perforasi dari ulkus peptikum. Perforasi ini sering
dijumpai pada pria (Hadi, 2002)
2. Perforasi kronika
Perforasi yang terjadi sering tertutup oleh jaringan didekatnya, misalnya oleh
omentum atau bersifat penetrasi. Biasanya lebih jarang dijumpai jika dibandingkan
dengan komplikasi dari ulkus benigna. Penetrasi mungkin dijumpai antara lapisan
omentun gastrohepatik atau dilapisan bawah dari hati. Yang sering terjadi yaitu
perforasi dan tertutup oleh pancreas. Dengan terjadinya penetrasi maka akan
terbentuk suatu fistul, misalnya gastrohepatik, gastroenterik dan gastrokolik fistula
b. Hematemesis
Hematemesis yang masif dan melena terjadi 5% dari karsinoma ventrikuli yang gejala-
gejalanya mirip seperti pada pendarahan massif maka banyak darah yang hilang sehingga
timbullah anemia hipokromik
c. Obstruksi
Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan
muntah-muntah
d. Adhesi
Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan
organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa penderita pada skenario menderita
penyakit Tukak Peptikum karena pasien datang dengan keluhan muntah darah hitam bergumpal
selama 2 hari. Pasien sudah 5 tahun mengeluh nyeri ulu hati yang hilang timbul. Sebelum muntah
darah, pasien minum obat anti reumatik sebanyak 3 tablet oleh karena daerah sendi lutut. Pasien
belum berak setelah muntah sampai saat ini.

9. PENATALAKSANAAN
NON BEDAH
Pengaturan pola makan dan pola hidup
Langkah awal adalah dengan mengonsumsi sedikit makanan tetapi berulang (sering).Tukak dapat
dicegah dengan mengkonsumsi makanan secara teratur.Pasien juga harus menghindari makanan
dan minuman yang menyebabkan dispesia atau dapat merangsang terjadinya tukak,misalnya
makanan pedas,asam,kafein,dan alkohol.Pasien dianjurkan cukup istirahat dan menghindari atau
mengurangi stress

Menghindari iritan

misalnya makanan yang tampaknya bisa memperberat rasa nyeri atau kembung yang ada, serta
obat atau bahan yang bisa mengiritasi lambung, misalnya obat NSAID, alkohol, dan nikotin
Medikamentosa

Antibiotik, seringkali dilakukan, karena penyebab utama terjadinya ulkus adalah infeksi
bakteri Helicobacter pylori.
Antasida atau obat-obat untuk mengurangi produksi asam lambung. Antasida tidak efektif
untuk menyembuhkan ulkus, tetapi bisa meredakan gejala dengan cara menetralkan asam
lambung, misalnya Magnesium hidroksida. Sejumlah kecil magnesium bisa diserap ke
dalam darah, sehingga sebaiknya orang-orang dengan gangguan ginjal hanya
menggunakannya dalam dosis kecil.
Sukralfat. Obat ini bekerja dengan membentuk lapisan pelindung pada dasar ulkus untuk
membantu penyembuhan.

Bloker H2 (ranitidin, cimetidine)


PPI (omeprazole)
Bismuth koloidal
Ampisilin atau tetrasiklin + metronidazole
(efektif melawan Helicobacter pylori)
Re-endoskopi pasien dengan ulkus gaster setelah 6 minggu karena terdapat risiko
Keganasan

Pembedahan.

Tindakan ini jarang dilakukan karena obat-obat yang ada sangat efektif untuk mengobati ulkus
peptikum. Pembedahan baru dilakukan jika terdapat komplikasi, misalnya perforasi, sumbatan
saluran cerna, perdarahan hebat berulang, adanya dugaan keganasan pada ulkus gaster, atau adanya
ulkus peptikum berat yang sering berulang. Namun, ulkus masih bisa terjadi kembali setelah
pembedahan.
10. Faktor risiko untuk skenario
A. Umur

Usia di atas 40 tahun: ulkus duodenum

Usia 50-60 tahun : ulkus peptikum

B. Jenis kelamin

Pria : wanita (1,3 : 1)

C. Obat-obatan

Aspirin, indometasin, fenibutazon, dan kortikosteroid mungkin memiliki efek langsung


terhadap mukosa lambung dan menyebabkan terbentuknya ulkus.

D. Stres:

berhubungan dengan stres, trauma, sepsis, luk bakar, cedera kepala yang berat.

E. Psikososial

Merokok dan minuman mengandung kafein

F. Infeksi
Helicobacter pylori

Sumber :

Price, Sylvia A.dan Lorraine M.Wilson. 2005. Patofisiologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Rani, aziz , Marcellus Simadibrata, Ari Fahrial Syam. 2011. Buku Ajar Gastroenterologi. Jakarta:
InternaPublishing
11. Asupan gizi untuk hematemesis

Diet Pasca Hematemesis

Gambaran Umum

Hematemesis adalah keadaan muntah dan buang air besar berupa darah akibat luka atau kerusakan
pada saluran cerna.

Tujuan Diet

Tujuan diet pasca hematemesis melena adalah untuk:

1. Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran cerna,


mengurangi risiko perdarahan ulang, dan mencegah aspirasi.
2. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.

Syarat Diet

Syarat-syarat diet pasca hematemesis adalah untuk:

1. Tidak merangsang saluran cerna.


2. Tidak meninggalkan sisa.
3. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi
istirahat pada lambung.
4. Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah tidak ada.

Jenis Diet dan Indikasi Pemberian

Diet diberikan dalam bentuk makanan cair jernih, tiap 2-3 jam pascaperdarahan. Nilai gizi
makanan ini sangat rendah, sehingga diberikan selama 1-2 hari saja (lihat makanan cair jernih).

Cara Memesan Diet

Makanan cair jernih (MCJ).

Source: Penuntun Diet Edisi Terbaru, hal 108. ( Instalasi Gizi Perja RS Dr. Cipto Mangunkusumo
dan Asosiasi Dietisien Indonesia)
Makanan Cair Jernih

a. Gambaran umum
Makanan cair jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cairan jernih pada suhu ruang
dengan kandungan sisa (residu) minimal dan tembus pandang bila diletakkan pada wadah bening.
Jenis cairan yang diberikan tergantung pada keadaan penyakit atau jenis operasi yang dijalani.

b. Tujuan Diet
Tujuan diet makan cair jernih adalah untuk:
1. Memberikan makanan dalam bentuk cair, yang memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang mudah
diserap dan hanya sedikit meninggalkan sisa (residu).
2. Mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus.

c. Syarat Diet
Syarat diet makanan cair jernih adalah sebagai berikut:
1. Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih yang tembus pandang.
2. Bahan makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat.
3. Tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap.
4. Dan sangat rendah sisa.
5. Diberikan hanya selama 1-2 hari.
6. Porsi kecil dan diberikan sering.

d. Indikasi Pemberian
Makanan cair jernih diberikan pada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, keadaan mual
dan muntah dan sebagai makanan tahap awal pasca perdarahan saluran cerna. Nilai gizinya sangat
rendah karena hanya terdiri dari sumber karbohidrat.

e. Bahan makanan yang dapat diberikan antara lain :


Teh, sari buah, sirop, air gula, kaldu jernih serta cairan mudah dicerna seperti cairan yang
mengandung malto dekstrin. Makanan dapat ditambah dengan suplemen energi tinggi dan rendah
sisa.

You might also like