You are on page 1of 5

Memiliki kartu kredit mungkin dianggap sebagai salah satu solusi untuk kehidupan yang

lebih mudah. Mereka memanjakan kebiasaan berbelanja dengan semua fasilitas seperti
cicilan yang rendah, fasilitas tarik tunai dan masih banyak lagi. Namun sebagai pemegang
kartu kredit Anda harus selalu waspada dengan bahaya terganggunya keseimbangan finansial
yang akan terjadi beberapa waktu kedepan. Informasi informasi tertentu terkadang tidak
diberikan begitu saja oleh pihak bank penerbit kartu kredit, sebagai nasabah Anda harus lebih
kritis dan lebih aktif dalam mencari informasi. Berikut adalah hal hal yang harus anda
ketahui sebagai pengguna kartu kredit:

1. Perhatikan benar benar sistem reward yang ditawarkan. Rata rata orang yang
membayar iuran tahunan sebesar 100 ribu harus menggunakan dana sebesar 20juta
dengan kartu kredit hanya untuk memenuhi quota per tahunnya. Dengan kata lain,
Anda tidak sadar didorong untuk selalu lebih konsumtif dan menambah dana kredit
tertanggung.
2. Jika terdapat bonus beberapa hari bebas bunga cicilan, misalnya 60 hari, maka ini
hanya berlaku jika Anda membayar tagihan tepat pada saat jatuh tempo. Jika tidak
maka bunga akan otomatis terakumulasi selama hitungan free. Jika Anda merasa
belum bisa memenuhi pembayaran tepat waktu sebaiknya mengambil kartu dengan
bunga lebih rendah namun tanpa bonus hari bebas bunga.
3. Hindari tarik tunai. Fee yang dibebankan adalah 1,5% dari uang yang ditarik dan
bunga juga tetap dihitung saat itu.
4. Selalu membayar tagihan tepat waktu untuk menghindari bertambahnya suku bunga
dan menumpuknya hutang.
5. Hindari pembayaran tagihan apapun dengan menggunakan kartu kredit, biasanya
pihak bank akan menghitungnya sebagai tarik tunai dan ini akan membuat Anda
terkena charge untuk fee tarik tunai. Lebih baik gunakan kartu debit atau auto debet
rekening untuk membayar tagihan tagihan bulanan speerti telepon dan listrik.
6. Tips menarik untuk benar-benar menghemat pengeluaran anda adalah dengan
meletakkan kartu kredit ke dalam sebuah mangkok berisi air dan kemudian
membekukannya. Ini akan memberikan beberapa hari bagi anda untuk tidak
menghabiskan uang lebih banyak daripada yang bisa anda dapatkan.

Mempelajari bagaimana mengelola keuangan bukan hanya bagi mereka yang memiliki
penghasilan besar namun justru lebih pada mereka yang berada pada tingkat mengengah.
Pola hidup konsumerisme akan menjerat Anda dalam lingkaran hutang ketika anda mulai
menggunakan kartu kredit.
Ringkasan Peraturan Baru BI Tentang
Pembatasan Kepemilikan Kartu Kredit
Posted by JrPlanner on Dec 24, 2012 in Credit Card, Featured | 0 comments

Memasuki akhir tahun 2012, salah satu topik


keuangan yang hangat dibahas adalah mengenai peraturan baru tentang mekanisme
kepemilikan kartu kredit yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia untuk berlaku sejak 1
Januari 2013.

Secara umum, aturan tentang kepemilikan kartu kredit ini baru akan efektif berlaku di 1
January 2015. Untuk saat ini sampai dengan 31 Desember 2014 nanti, semua penerbit kartu
diharapkan sudah mampu melakukan langkah-langkah penyesuaian untuk menerapkan aturan
baru tersebut dengan baik. Oke, sebelum terlalu jauh, apa sih sebenarnya aturan baru BI
tersebut?

Intinya, BI mengharuskan agar ketentuan pemberian kartu kredit lebih dipertegas lagi
untuk melindungi nasabah dari jebakan hutang karena penggunaan kartu kredit tersebut.
Seperti kita ketahui, saat ini penawaran kartu kredit marak ditemui, dan setiap penerbit kartu
berlomba untuk memberikan limit kartu kredit yang paling tinggi tanpa melihat kemampuan
bayar dari calon pemegang kartu kredit. Persyaratan pembukaan kartu sangat mudah, hanya
dengan fotokopi KTP dan kartu kredit bank lain. Jelas kan, yang diliat disini bukan lagi
kemampuan masyarakat dalam membayar tagihan namun berapa limit kartu kredit di bank
lain. Apalagi saat ini kartu kredit jenis Platinum sedang gencar ditawarkan dan diminati oleh
semua lapisan masyarakat. Beberapa bank sangat selektif dalam memilih pemegang kartu,
namun beberapa bank sangat royal dengan jenis kartu ini. Jadi inget dulu dengan fenomena
kartu Gold, dimana semua orang mengejar kartu ini demi gengsi dan status social. Sekarang
kartu Gold mulai kehilangan pamornya karena kemudahan dalam mendapatkan kartu
Platinum ini. Bisa dibilang saat ini Platinum Card is the new Gold Card dalam menentukan
gengsi dan status social seseorang.

Memang, limit kartu kredit ini adalah standby loan yang tidak akan berdampak apapun jika
tidak digunakan. Dan bagi orang yang disiplin dan mengerti ttg penggunaan kartu kredit
maka jumlah limit ini tidak akan berdampak besar bagi dirinya. Masalahnya adalah bagi
orang-orang yang tidak bisa mengatur keuangan dengan baik, apalagi dengan penghasilan
pas-pasan, maka kartu kredit berpotensi dijadikan sebagai tambahan uang kas yang pada
akhirnya berakhir dengan himpitan utang berbunga tinggi. Bisa anda bayangkan bagaiaman
godaan yang akan dialami oleh seorang berpenghasilan kurang dari Rp 10 juta per bulan
namun memiliki lebih dari 1 kartu kredit Platinum dengan plafon kredit masing-masing
minimal Rp 20 juta? Darimana dia akan membayar tagihannya jika semua plafon habis
terpakai? Kartu kredit itu ibarat pisau, sangat berguna jika dipegang oleh seorang chef namun
menjadi sangat berbahaya di tangan seorang anak kecil.

Di aturan baru ini, beberapa hal penting yang ditegaskan ulang dan diatur oleh BI antara lain:

1. Pemegang kartu kredit utama harus sudah berumur 21 tahun atau telah menikah.
Pemegang kartu kredit tambahan berumur minimal 17 tahun.
2. Penghasilan per bulan minimum dari pemegang kartu kredit adalah Rp 3 juta.
3. Pengaturan jumlah kartu kredit dan plafon kredit bagi pemegang kartu dengan
penghasilan antara Rp 3 juta Rp 10 juta antara lain:
1. Jumlah maksimal penerbit kartu kartu kredit yang boleh memberikan fasilitas
kartu kredit kepada 1 pemegang kartu adalah 2 (dua) penerbit kartu.
2. Jumlah total plafon kredit yang diberikan oleh semua penerbit kartu kredit
kepada 1 pemegang kartu kredit adalah 3 (tiga) kali penghasilan bulanan
(dibuktikan dengan slip gaji, faktur pajak, dan pembuktian lainnya).
3. Tidak ada pengaturan khusus untuk pemegang kartu dengan penghasilan
diatas Rp 10 juta per bulan. Pengaturan tersebut dikembalikan kepada penerbit
kartu untuk disesuaikan dengan risk appetite masing-masing.

Dengan adanya aturan baru ini, maka selama periode 1 Januari 2013 31 Desember 2014,
penerbit kartu diharapkan untuk bekerja sama dengan Asosiasi Kartu Kredit Indonesia untuk
mengumpulkan semua data yang terkait dengan ketentuan BI tersebut, meliputi jumlah kartu
kredit, jumlah plafon, pendapatan dan juga kualitas kredit dari masing-masing pemegang
kartu kredit. Data ini nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam implementasi aturan baru
BI, khususnya mengenai jumlah dan limit plafon kartu kredit bagi pemegang kartu kredit
dengan penghasilan antara Rp 3 juta Rp 10 juta.

Pertanyaan berikutnya, bagaimana jika saat ini kita berada dalam segment pemegang kartu
kredit dengan penghasilan antara Rp 3 juta Rp 10 juta per bulan namun telah memiliki lebih
dari 2 kartu kredit dan plafon jauh melebihi batasan 3 kali penghasilan bulanan? Saya bahas
nanti yah di tulisan selanjutnya.

HAMBATAN

Dalam penulisan ini penulis membahas mengenai hambatan dan upaya bank sebagai penerbit kartu
kredit (Issuer) dalam melindungi pemegang kartu kredit (Card Holder) karena dilatarbelakangi oleh
semakin banyaknya penyalahgunaan kartu oleh pihak ketiga dan kurangnya pemahaman nasabah
kartu kredit akan hak dan kewajibannya sebagai pemegang kartu. Dengan latar belakang tersebut,
permasalahan yang diangkat yaitu hambatan bank sebagai penerbit kartu kredit (Issuer) dalam
melindungi pemegang kartu kredit (Card Holder) dan upaya yang dilakukan bank sebagai penerbit
kartu kredit menghadapi hambatan dalam melindungi pemegang kartu kredit dari penyalahgunaan
kartu kredit oleh pihak ketiga. Dalam penulisan ini metode pendekatan yang dipakai adalah metode
pendekatan penelitian yuridis sosiologis, dengan teknik pengumpulan data wawancara dan studi
kepustakaan. Kemudian data-data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis data secara
deskriptif analisis. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh jawaban bahwa dalam memberikan
perlindungan kepada pemegang kartu kredit, BCA KCU Malang memberikan perlindungan secara
preventif dan perlindungan secara represif. Perlindungan secara preventif dengan memberikan
informasi kepada calon pemegang kartu kredit tentang kartu kredit dan resiko yang dapat terjadi,
sedangkan perlindungan secara represif dengan cara menyelesaikan segala pengaduan nasabah
sesuai prosedur dengan cepat dan memuaskan. Kendala dalam memberikan perlindungan secara
preventif antara lain kurangnya pemahaman nasabah tentang hak dan kewajibannya dan Peraturan
yang dikeluarkan oleh BI yang kurang efektif dijalankan oleh bank. Sedangkan kendala dalam
memberikan perlindungan kepada pemegang kartu kredit secara represif adalah penyelesaian
pengaduan nasabah yang diselesaikan oleh Card Center di BCA pusat sehingga membutuhkan jangka
waktu. Nasabah tidak segera melapor apabila kartunya hilang atau dirugikan akibat penyalahgunaan
kartu. Adanya biaya tambahan (surcharge) yang dilakukan merchant tanpa sepengetahuan
pemegang kartu kredit dalam transaksi pembayaran. Upaya yang dilakukan BCA KCU Malang dalam
mengatasi hambatan dalam perlindungan hukum preventif adalah dengan Melakukan Penyuluhan
terhadap calon pemegang kartu kredit mengenai resiko yang dapat ditimbulkan dan
Menyelenggarakan sosialisasi tentang peraturanyang berkaitan dengan kartu kredit dengan
melibatkan Bank Indonesia secara langsung. Kemudian untuk mengatasi hambatan dalam
memberikan perlindungan secara represif adalah dengan Menjalankan prosedur penyelesaian
pengaduan nasabah dengan benar sesuai dengan peraturan yang ada, pihak bank penerbit
memberikan informasi kartu kredit dan cepat menindaklanjuti laporan pengaduan dengan
melakukan pemblokiran kartu kredit, serta memberikan pelatihan kartu kredit serta pengawasan
secara berkala kepada Merchanten.

Sudahkah anda memiliki kartu kredit saat ini atau anda memiliki beberapa kartu kredit?
Memang dengan banyaknya bank yang ada sekarang menambah banyak pula produk kartu
kredit yang dipasarkan.

Sebagian besar bank melakukan teknik berjualan kartu kredit tidak hanya melibatkan
karyawan mereka namun juga orang diluar perusahaan tersebut. Kartu kredit menjadi pilihan
banyak orang untuk melakukan berbagai transaksi pembelian sehingga hampir setiap bank
mengeluarkan kartu kredit.Namun kendala yang sering dihadapi adalah minimnya keinginan
masyarakat terhadap penggunaan kartu kredit. Masyarakat terutama kalangan menengah
kebawah banyak yang tidak mengerti apa itu kartu kredit sehingga mereka kurang tertarik
memakainya.

Kartu kredit merupakan kartu pembayaran yang dikeluarkan oleh pihak bank yang akan
dipasarkan kepada konsumen atau nasabahnya. Kartu kredit yang dikeluarkan bank kemudian
dipasarkan oleh aggota bank tersebut dengan teknik berjualan kartu kredit tertentu.

Kartu kredit dipasarkan hanya untuk kalangan tertentu yang memenuhi kriteria dari pihak
bank. Semakin banyak bank yang mengeluarkan karttu kredit semakin banyak pula
persaingan untuk mendapatkan banyak nasabah pemakai kartu kredit tersebut.

Kartu kredit yang digunakan untuk alat pembayaran di supermarket, mall maupun tempat
perbelanjaan tertentu ini sebenarnya banyak memberikan keuntungan dibandingkan anda
melakukan transaksi pembelian secara tunai.

Jika anda salah satu bagian pemasaran kartu kredit pada perusahaan perbankan, untuk
menghadapi banyak pesaing tentu harus memiliki strategi tersediri. Berikut beberapa teknik
berjualan kartu kredit yang bisa anda coba:
Transfer Balance
Hampir semua bank memasarkan kartu kreditnya dengan cara transfer balance agar
mendapatkan banyak nasabah pemakai kartu kredit. Transfer balance ini merupakan cara
bank untuk menarik banyak nasabah dengan memberikan berbagai fasilitas seperti pemberian
bunga yang lebih rendah dari bank lain.

Bank juga memberikan kemudahan dengan pelunasan hutang pihak nasabah pada tempat
lainnya dengan memberikan bunga yang kecil. Cara ini bukan untuk semua nasabah namun
kartu kredit ditujukan kepada mereka yang memiliki pendapatan atau tabungan sesuai dengan
peraturan di bank.

Produk knowledge
Semua pemasaran pasti harus mempertimbangkan tentang produk knowledge dari apa yang
akan dipasarkan. Seperti halnya dengan pemasaran produk lainnya, saat anda ingin berjualan
kartu kredit hal pertama yanga anda kuasai adalah produk knowledge dari kartu kredit
tersebut.

Saat memasarkan kartu kredit berikan penjelasan tentang kemudahan atau keuntungan
memakai kartu kredit tersebut. Berikan penjelasan yang singkat dan sejelas-jelasnya untuk
meyakinkan calon pemakai kartu kredit.

Promosi
Promosi merupakan salah satu hal penting untuk pemasaran demikian juga dengan berjualan
kartu kredit. Anda bisa melakukan beberapa promosi seperti menggunakan media periklanan
secara online maupun dengan media elektronik atau media cetak.

Pemasaran melalui beberapa media tersebut diharapkan untuk lebih memperkenalkan kartu
kredit bersangkutan kepada masyarakat.

Dengan memberikan penjelasan dan gambaran singkat tentang kelebihan dan kemudahan
penggunaan kartu kredit diharapkan promosi ini cepat mendapatkan tanggapan dari
masyarakat. Selain promosi melalui media, berjualan kartu kredit juga bisa dilakukan dari
mulut ke mulut dengan melakukan pendekatan pada calon nasabah atau pada nasabah yang
sudah dimiliki oleh bank.

Pemberian point reward


Pemberian hadiah kepada nasabah yang menggunakan kartu kredit ini juga menjadi salah satu
strategi berjualan kartu kredit. Dengan pemberian hadiah diharapkan banyak orang yang
tertarik memakai kartu kredit dan penjualan kartu kredit bisa ditingkatkan.

- See more at: http://ahlipresentasi.com/strategi-untuk-memasarkan-dan-menjual-kartu-


kredit/#sthash.OGXVF1sR.dpuf

You might also like