Professional Documents
Culture Documents
5. KESIMPULAN
1. Spesies ikan air tawar yang terdapat di Indonesia ada 1240 spesies. Dalam
1240 spesies tersebut termasuk di dalam 301 genus, 85 famili dan 21 ordo.
2. Kondisi mangrove di sekitar kawasan PPN Karangantu untuk tingkat pohon
menurun dan rusak sedangkan kondisi mangrove untuk tingkat pancang dan
semai masih dalam kondisi baik. Untuk kondisi lamun dan terumbu karang
yang ada di Pulau Lima saat ini dalam keadaan rusak dan perlu dilakukan
kegiatan konservasi.
3. Rata-rata selisih tinggi pasang surut perharinya adalah 1-7 cm. Kondisi
pasang tertinggi pasang tertinggi terjadi pada tanggal 11 Februari 2017 dan
3 Maret 2017. Sedangkan untuk kondisi surut terendah terjadi pada tanggal
25 Februari 2017.
4. Kondisi kualitas air yang ada di Teluk Banten dapat diambil kesimpulan
bahwa perairan tersebut masih dalam keadaan batas normal. Tetapi untuk
kondisi perairan di sungai Cibanten dan Sungai Cengkok adalah buruk dan
dapat dikatakan tersemar.
5. Perekonomian di Desa Karangantu masih tergolong rendah, kondisi
pendapatan masyrakatnya lebih kecil dibandingkan dengan UMR kota
Serang. Kondisi sosial di Desa Karangantu sangat baik dan untuk tingkat
pendidikan di Desa Karangantu masih tergolong rendah.
6. Tugas dan fungsi lembaga yang ada di Desa Karangantu belum sepenuhnya
berjalan dengan baik. Pengawasan dari lembaga-lembaga yang ada di Desa
Karangantu sangat kurang.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Adrianto, L., Sobari, M., & Azis, N. (2006). Analisis Ekonomi Alternatif
Pengelolaan Ekosistem Mangrove Kecamatan Barru, Kabupaten
Barru.Link
4. Astuti, L. P., Warsa, A., & Satria, H. (2009). Kualitas Air Dan Kelimpahan
Plankton Di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura. Journal Of Fisheries
Sciences, 11(1), 66-77.Link
7. Budiarto, A., Adrianto, L., & Kamal, M. (2015). Status Pengelolaan Perikanan
Rajungan (Portunus Pelagicus) Dengan Pendekatan Ekosistem Di Laut
Jawa (Wppnri 712). Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia, 7(1), 9-24.Link
10. Damar, A., Bengen, D. G., & Mukhlis Kamal, M. (2014). Optimasi
Kelembagaan Dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berbasis Perikanan
(Kasus Di Kabupaten Tangerang Provinsi Banten). Link
11. Dewi, K. T., Natsir, S. M., & Siswantoro, Y. (2010). Mikrofauna (Foraminifera)
Terumbu Karang Sebagai Indikator Perairan Sekitar Pulau-Pulau Kecil.
Ilmu Kelautan, 1, 1-9.Link
15. Hadijah, O. (2002). Kajian Morfometri Dan Karakteristik Kualitas Air Situ
Cilala, Kemang, Bogor, Jawa Barat (Doctoral Dissertation, Ipb (Bogor
Agricultural University)).Link
18. Indrayanti, M. D., Fahrudin, A., & Setiobudiandi, I. (2015). Penilaian Jasa
Ekosistem Mangrove Di Teluk Blanakan Kabupaten Subang. Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia, 20(2), 91-96. Link
19. Izuan, M., Viruly, L., & Razai, T. S. (2014). Kajian Kerapatan Lamun
Terhadap Kepadatan Siput Gonggong (Strombus Epidromis) Di Pulau
Dompak. Jurnal. Link
20. Johan, O. (2003). Metode Survei Terumbu Karang Indonesia. Yayasan Terangi.
Jakarta, 9.Link
22. KEPMEN-LH Nomor 200 Tahun 2004 Tentang Kriteria Baku Kerusakan Dan
Pedoman Penentuan Status Padang Lamun. Link
23. KEPMEN-LH Nomor 201 Tahun 2004 Tentang Kriteria Baku Dan Pedoman
Penentuan Kerusakan Mangrove. Link
27. Levque, C., Oberdorff, T., Paugy, D., Stiassny, M. L. J., & Tedesco, P. A.
(2008). Global Diversity Of Fish (Pisces) In Freshwater. Hydrobiologia,
595(1), 545-567.Link
28. Lolong, M., & Masinambouw, J. (2011). Penentuan Karakteristik Dan Kinerja
Hidro Oceanografi Pantai (Study Kasus Pantai Inobonto). Jurnal Ilmiah
Media Engineering, 1(2).Link
31. Muliawan, I., Fahrudin, A., Fauzi, A., & Boer, M. (2014). Analisis Stakeholders
Pada Perikanan Tangkap Kerapu, Preliminary Study Menuju Implementasi
Ecosystem Approach For Fisheries Management Di Kepulauan Spermonde
Kota Makassar. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 9(2), 233-
246. Link
32. Mulyaningsih, A., Sahami, F. M., & Hamzah, S. N. (2015). Komposisi Dan
Kerapatan Jenis Serta Pola Penyebaran Lamun Di Perairan Teluk Tomini
Desa Wonggarasi Timur Kecamatan Wonggarasi Kabupaten Pohuwato.
Kim Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, 3(3).Link
34. Nurudin, F. A., Martuti, N. K. T., & Irsadi, A. (2013). Keanekaragaman Jenis
Ikan Di Sungai Sekonyer Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan
Tengah. Life Science, 2(2). Link
37. Pratiwi, N. T., Adiwilaga, E. M., Basmi, J., Krisanti, M., & Hadijah, O. (2007).
Status Limnologis Situ Cilala Mengacu Pada Kondisi Parameter Fisika,
Kimia, Dan Biologi Perairan. Journal Of Fisheries Sciences, 9(1), 82-94.
Link
39. Puspasari, R., Wudianto, W., & Faizah, R. (2014). Penerapan Eafm Dalam
Pengelolaan Perikanan Malalugis (Decapterus Macarellus) Di Perairan Laut
Sulawesi. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia, 6(1), 29-36.Link
40. Putri, L. F., & Manoy, J. T. (2013). Identifikasi Kemampuan Matematika Siswa
Dalam Memecahkan Masalah Aljabar Di Kelas Viii Berdasarkan
Taksonomi Solo. Jurnal Mathedunesa, 2(1), 1-8.Link
41. Saputra, H. M., Marusin, N., & Santoso, P. (2013). Struktur Histologis Insang
Dan Kadar Hemoglobin Ikan Asang (Osteochilus Hasseltii Cv) Di Danau
Singkarak Dan Maninjau, Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas
Andalas, 2(2).Link
42. Saputra, S. W., Sukimin, S., Boer, M., Affandi, R., & Monintja, D. R. (2016).
Dinamika Populasi Udang Jari (Metapenaeus Elegans De Man 1907) Di
Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan
Dan Perikanan Indonesia, 12(1), 51-58.Link
44. Satrya, C., Yusuf, M., Shidqi, M., Subhan, B., & Arafat, D. (2017). Keragaman
Lamun Di Teluk Banten, Provinsi Banten. Jurnal Teknologi Perikanan Dan
Kelautan, 3(2), 29-34.Link
45. Selvia, M., Holilulloh, H., & Adha, M. M. (2014). Persepsi Masyarakat
Pendatang Terhadap Kearifan Lokal Di Lampung Barat Tahun 2013. Jurnal
Kultur Demokrasi, 2(5). Link
49. Susana, T. (2010). Tingkat Keasaman (Ph) Dan Oksigen Terlarut Sebagai
Indikator Kualitas Perairan Sekitar Muara Sungai Cisadane. Jurnal
Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti, 5(2), Pp-33. Link
51. Sutarno, S., & Setyawan, A. D. (2015). Genetic Diversity Of Local And
Exotic Cattle And Their Crossbreeding Impact On The Quality Of
Indonesian Cattle. Biodiversitas, 16(2). Link
52. Suwelo, I. S. (2016). Spesies Ikan Langka Dan Terancam Punah Perlu
Dilindungi Undang-Undang. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan Dan Perikanan
Indonesia, 12(2), 161-168. Link
54. Tanto, T. A. (2009). Kinerja Ott Ps 1 Sebagai Alat Pengukur Pasang Surut Air
Laut Di Muara Binuangeun, Provinsi Banten. Link
56. Wiyanto, D. B., & Faiqoh, E. (2015). Analisis Vegetasi Dan Struktur Komunitas
Mangrove Di Teluk Benoa, Bali. Journal Of Marine And Aquatic Sciences,
1(1), 1-7.Link
Kerapatan
No Ekosistem Spesies Hasil Pengamatan Ket
pengamatan lainnya
1 Mangrove A.marina 5 9* pohon
(ind/100m2)
A.marina 14 0* pancang
(ind/25m2)
A.marina 2 0* semai
(ind/m2)
2 Lamun Enhalus 11 25** -
acoroides
(ind/m2)
Thalassia 5 85** -
hemprichii
(ind/m2)
Halophila 30 0** -
ovalis
(ind/m2)
Ket : *) = (Humaidy, 2010)
**) = (Sudiarsa, 2012)
20
Ket : Rasio perbandingan : 100%
SR : Saving ratio
SR : 100%
24