Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
pada tanaman, tapi juga air, tanah dan udara dan penggunaan terus-menerus akan
hama dan 72 % agens pengendali hayati. Oleh karena itu diperlukan pengganti,
yaitu pestisida yang ramah lingkungan. Satu alternatif pilihan adalah penggunaan
pestisida hayati yang berasal dari tumbuhan. Pestisida nabati adalah salah satu
pengganggunya. Bahan pestisida yang berasal dari tumbuhan dijamin aman bagi
pestisida yang telah diteliti dan terbukti efektif dalam pengendalian hama, salah
satunya adalah mahoni (Swietenia spp). Selain kayunya buah mahoni juga
mengandung senyawa yang mirip dengan Butane Hexane Chlor (BHC) dengan
konsentrasi 0,005 ppm. Senyawa BHC atau yang dikenal sekarang Hexa
dengan cara merendam 150 gram biji mahoni dalam 1 liter air selama 24 jam.
Insektisida nabati ini dapat digunakan untuk mengendalikan hama kupu kuning
dan ulat kantong yang banyak menyerang persemaian dan tanaman sengon muda.
menolak kehadiran serangga perusak. Beberapa contoh misalnya nikotin dari daun
tembakau, rotenoid dengan bahan aktif rotenon dari banyak spesies dari genus
Tephrosia, Derris, Lonchocarpus, Miletia dan Mundilea, dan ekstrak dari biji
adalah bahan-bahan beracun dari grup alkaloid. Ryania dari akar dan batang
merupakan racun perut dan kontak bagi serangga, sifatnya lebih stabil daripada
rotenon dan veratrine. Syafii (2000) melaporkan dari beberapa pustaka bahwa
ekstrak air panas kayu mahoni, ekstrak metanol kayu ekaliptus, ekstrak metanol
dan eter kayu jati mengandung bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan
organisme perusak.
Penelitian ini menggunakan bahan dasar kulit, daun dan buah pohon
pemanfaatan kulit, daun dan buah pohon mahoni yang belum maksimal.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang diharapkan dapat
menambah nilai komersial mahoni. Buah mahoni telah lama dimanfaatkan sebagai
bahan obat tradisional dan juga sebagai pestisida nabati. Kulit dan daun mahoni
buahnya.
datang. Hal ini disebabkan oleh banyaknya nilai komersial yang didapat dari
pohon ekaliptus. Kayu ekaliptus dapat digunakan untuk bahan bangunan, kusen,
pintu, jendela, dan kayu pertukangan, termasuk di dalamnya kayu lapis dan kayu
gergajian, korek api, bahan baku pulp dan kayu bakar. Daun dan cabang ekaliptus
dapat digunakan sebagai bahan dasar produk farmasi seperti obat gosok, obat
batuk, sabun, parfum, deterjen, disinfektan dan pestisida. Bunga yang terdiri atas
serbuk sari dan nektar dapat menghasilkan madu dan juga berfungsi sebagai
dengan sistem monokultur. Satu diantara beberapa dampak negatif dari sistem
monokultur adalah kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit, hal ini
terjadi karena sumber pakan tersedia melimpah dan dalam wilayah yang luas.
Serangan hama dan penyakit jika tidak dikelola dengan tepat maka akan
penyakit berdampak pada prokduktivitas dan kualitas standing stock yang ada.
rangka memanfaatkan zat ekstraktif dari kulit, daun dan buah mahoni (Swietenia
mengingat tanaman ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan kegiatan
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kandungan zat ekstraktif yang terdapat pada kulit kayu, daun dan
2. Menguji zat ekstraktif kulit, buah, dan daun kayu mahoni sebagai fungisida
Eucalyptus grandis
3. Mengukur besarnya nilai retensi zat ekstraktif kulit, buah, dan daun kayu
Manfaat Penelitian
Hipotesis penelitian
1. Zat ekstraktif kulit, buah dan daun kayu mahoni berpengaruh dalam menekan
2. Perlakuan zat ekstraktif kulit, buah dan daun kayu mahoni berpengaruh