Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
membicarakan juga tentang ketersediaan tenaga siap pakai dalam hal ini
tujuan pokok menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Penelitian
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian
1
saat persalinan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada
memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil dan
agar setiap persalinan ditolong atau minimal didampingi oleh bidan serta
sekitarnya ataupun perilaku kerabat lainnya atau orang yang mereka tuakan
Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia 262 per 100 ribu kelahiran hidup pada
tahun 2005 (Depkes, 2005). Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun
2011 adalah angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup
melalui pelaksanaan MPS (Making Pregnancy Safer) dengan salah satu pesan
kunci yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (Depkes,
18 Februari 2007). Persentase kelahiran pada tahun 2007 yang ditangani oleh
2
tenaga medis terdapat sekitar 53,45 % dan pada tahun 2008 naik menjadi
tinggi yaitu 43,05% pada tahun 2007 dan 42,5% pada tahun 2008, sehingga
lainnya 1,33%, dukun 37,92%, keluarga 4,07%, dan lainnya 0,51% (Susenas
2008). Di Wilayah Kerja Puskesmas Natar tahun 2009 diketahui bahwa dari
tersebut masih dapat dikatakan tinggi mengingat target dari dinas kesehatan
2. Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2011 adalah angka
3. Persentase kelahiran pada tahun 2007 yang ditangani oleh tenaga medis
terdapat sekitar 53,45 % dan pada tahun 2008 naik menjadi sekitar 56,71%
sebesar 0%.
6. Di Wilayah Kerja Puskesmas Natar tahun 2009 diketahui bahwa dari 872
1.3 Permasalahan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2011.
2. Proporsi faktor-faktor yang mempengaruhi ibu bersalin dengan dukun
Tahun 2011.
3. Proporsi faktor-faktor yang mempengaruhi ibu bersalin dengan dukun
Tahun 2011.
BAB II
6
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persalinan
kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) dan
tiga domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari
tindakan.
antara lain:
Usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua (< 20 tahun dan > 35 tahun
merupakan faktor penyulit kehamilan, sebab ibu yang hamil terlalu muda
untuk mendapatkan pelayanan yang tepat adalah akibat jarak yang tidak
kesehatan modern. Hal ini sering disebabkan oleh jarak yang terlampau
2.1.3.3 Pendidikan
laku ibu dalam hal untuk menghadapi beberapa masalah yang nantinya
seseorang, baik dalam tindakan yang dapat dilihat maupun dalam cara
mungkin terjadi. Walaupun ada sarana yang baik belum tentu mereka tahu
dukun bayi sebesar 73,9 % dan hanya 14,2 % memilih bidan. Sedangkan
2.1.3.4 Pekerjaan
selama paling sedikit satu jam dalam seminggu. Waktu tersebut berurutan
berusaha dengan dibantu pekerja keluarga atau buruh tidak tetap, buruh
yang dibantu atau karyawan tetap pekerja keluarga tanpa upah atau segi
status sosial ekonomi pada umumnya dipengaruhi oleh 2 (dua) hal, yaitu:
11
dimiliki.(Azwar,Azrul, 1999).
disebabkan antara lain karena biaya persalinan oleh dukun dapat diangsur
dan lebih murah, mulai dari perawatan selama kehamilan sampai dengan
oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada
No. 05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum. Saat ini
UMR juga dikenal dengan istilah Upah Minimum Propinsi (UMP) karena
ruang cakupnya biasanya hanya meliputi suatu propinsi. Selain itu setelah
Berdasarkan laporan akhir UNICEF Juli 1999 hampir 24% dari seluruh
kemiskinan. Enam puluh persen dari ibu hamil dan anak sekolah
pedesaan rata-rata pengeluaran per harinya kurang dari Rp. 5000,00 (US$
yaitu pesalinan yang ditolong oleh NAKES sebesar 38.5% tahun 1992 dan
pertolongan dukun. Sebagai contoh saat ini biaya untuk kelahiran normal
kontrol terhadap sumber daya yang ada. Dengan demikian ibu hamil
Menurut Dinas Kesehatan (1999) dan Djaswadi, dkk (2000) selain faktor
usia, ibu hamil yang pertama kali dan ibu yang telah hamil lebih dari tiga
komplikasi obstetri.
tanpa rasa nyeri. Akibatnya rasa takut dapat mempunyai pengaruh tidak
baik terhadap lancarnya his dan pembukaan. Hal ini biasanya dialami
persalinan pada anak berikutnya. Oleh sebab itu untuk kehamilan yang
14
2.2.1 Pengertian
yang disebut sebagai dukun beranak, dukun bersalin atau peraji. Pada
setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun dari nenek
(Prawirohardjo, 2005).
Pendidikan dukun umumnya adalah Kejar Paket A atau tamat SD, bisa
baca tulis dengan kapasitas yang rendah, mereka tidak mendapat ilmu
dilakukan lebih sering. Dukun menjaga jika ada gangguan, baik fisik
maupun non fisik terhadap ibu dan janinnya. Agar janin lahir normal,
katanya janin mulai memiliki roh. Hal itu terasa pada perut ibu bagian
kanan ada gerakan halus. Pada usia kandungan 7 bulan, dukun melakukan
dari ujung kepala sampai ujung kaki. Malah disisir dan di bedaki agar ibu
2.2.3.1 Kemiskinan
miskin, ada sejumlah faktor yang membuat mereka lebih memilih layanan
yang diberikan oleh dukun. Biaya pelayanan yang diberikan oleh bidan di
miskin dalam satu bulan. Disamping itu, biaya tersebut pun harus dibayar
tunai dan ditambah barang. Besarnya tariff dukun hanya sepersepuluh atau
seperlima dari tarif bidan desa. Dukun juga bersedia pembayaran mereka
masih eksis dan dominant. Menurut data yang diperoleh Dinas Kesehatan
2009 ada 7.625 orang. Disebutkan pada data tersebut, junlah dukun di
beranak daripada kepada bidan apalagi dokter. Rasa takut masuk rumah
kematian ibu atau kematian bayi mereka terima sebagai musibah yang
para medis laki-laki. Dengan sikap budaya dan agama seperti itu,
Dukun
persalinan tanpa fasilitas memadai, antara lain tidak adanya tenaga bidan
beranak atau peraji, kasus kematian ibu saat melahirkan masih tetap tinggi.
Pertolongan gawat darurat bila terjadi kasus perdarahan atau infeksi yang
para dukun beranak, seperti dengan praktek yang tidak steril (memotong
tali pusat dengan sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi yang baru
lahir dengan mulut). Riwayat kasus kematian ibu dan janin dalam
penelitian ini menggambarkan apa yang terjadi jika dukun beranak gagal
rujukan yang terlambat dan kecacatan janin pun bisa terjadi dari
belum bisa keluar atau partus macet, itu disebabkan karena cara memijat
pengalaman.
2.2.5 Usaha Untuk Menjalin Kerjasama Antara Tenaga Medis dan Dukun Dalam
Menolong Persalinan
kasus persalinan oleh dukun seringkali terjadi dan menimpa seorang ibu
setelah dua dari empat dukun beranak yang diwawacarai telah menerima
diare, makanan bergizi bagi bayi, balita dan ibu hamil juga dilakukan.
Membina hubungan baik dengan dukun juga dilakukan agar kita bisa lebih
Dalam mutu pelayanan tidak dipenuhinya standar minimal medis oleh para
dukun, seperti dengan praktek yang tidak steri (memotong tali pusat
dengan sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi baru lahir dengan
mulut).
2.2.6.1 Dukun mau mendatangi setiap ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan.
2.2.6.2 Dukun mematok harga muruh, kadang bisa disertai atau diganti dengan
2.2.6.3 Dukun beranak dapat melanjutkan layanan untuk 1-44 hari pasca
2.2.6.4 Dukun menemani anggota keluarga agar bisa beristirahat dan memulihkan
Hasil penelitian Heni Oktarina pada tahun 2008 yang menyatakan bahwa ada
dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. Selain itu juga sesuai dengan
hasil penelitian Elvistron Juliwanto pada tahun 2008 yaitu ada hubungan yang
di banding ibu hamil yang berpendidikan < 6 tahun. Faktor lainnya yang juga
Berdasarkan tinjauan teori diatas, maka dapat dibuat kerangka konsep sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Teori
BAB III
KERANGKA KONSEP
antara konsep-konsep yang ingi diamati atau diukur melalui penelitian yang
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel pada
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel yang diamati atau
diteliti, maka variabel tersebut perlu diberi batasan atau definisi operasional.
Tabel 3.1
(Djaswadi, dkk,
2000)
Pendidikan Jenjang pendidikan Angket Wawan - Pendidikan rendah Ordinal
formal yang dilalui cara (SD atau SMP)
responden - Pendidikan Tinggi
(SMA dan
Sarjana)
(Undang-undang
Nomor 20 Tahun
2003)
Sosial Pendapatan keluarga Angket Wawan - Rendah Ordinal
ekonomi dalam satu bulan cara (< Rp. 776.500)
- Tinggi
( Rp. 776.500)
(Badan Pusat
Statistik Nasional
Indonesia, 2011)
Pekerjaan Kegiatan yang Angket Wawan - Bekerja Ordinal
cara - Tidak Bekerja
dilakukan ibu di luar
rumah secara rutin (Barthos, 2001).
untuk mendapatkan
penghasilan
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
digunakan pada penelitian ini selama kurang lebih satu bulan. Penelitian ini
1. Populasi
tersebut dapat berupa orang. perilaku atau sesuatu yang lain yang akan
seluruh ibu yang bersalin yang ditolong oleh dukun bulan Januari Februari
2. Sampel
Sampel adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti atau dianggap mewakili
apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga
digunakan merupakan total populasi yaitu semua ibu post patum yang
Dalam penelitian ini sumber data yang di gunakan adalah data primer, yaitu
1. Usia
tahun terakhir. Dikatakan produktif jika ibu berusia 20 - 35 tahunm, dan tidak
2. Pendidikan
SMP dan pendidikan tinggi jika ibu berpendidikan akhir SMA dan Sarjana.
3. Sosial ekonomi
satu bulan dikatakan rendah jika pendapatan ibu < Rp. 776.500 dan tinggi jika
4. Pekerjaan.
dan menghasilkan uang dan dikatakan tidak bekerja jika ibu tidak ada
berikut:
a. Editing
dari daftar pertanyaan sebagai persiapan untuk entri data ke dalam tabulasi
b. Coding
c. Prosesing
e. Cleaning
1. Analisis Univariat
27
(Arikunto, 1998):
F
P x 100%
N
Keterangan:
P : Presentase
N : Total responden
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
28
5.1.1 Geografis
Lampung Selatan dengan Luas wilayah 131.91 km, terdiri dari 5 desa
binaan, yaitu Natar, Merak Batin, Negara Ratu, Rejo Sari dan Bumi Sari.
5.1.2 Demografi
Kerja Puskesmas Natar pada tahun 2010 sebanyak 55.098 jiwa, dengan
yang ada terdiri dari 28.104 jiwa laki-laki dan 27.080 jiwa perempuan. Hal
Dari 5 desa yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Natar tercatat desa yang
1. Umur
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Di Wilayah Kerja Puskesmas Natar Tahun 2011
(41.9%).
2. Pendidikan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Natar Tahun 2011
berpendidikan rendah yaitu tamat Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah
3. Pekerjaan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumur Batu Tahun 2011
4. Tingkat Ekonomi
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Ekonomi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Natar Tahun 2011
tingkat ekonomi rendah yaitu sebanyak 23 responden yaitu (74,2%), dan yang
5.3 Pembahasan
5.3.1 Umur
(41.9%).
Usia ibu hamil yang terlalu muda atau terlalu tua (< 20 tahun dan > 35
tahun merupakan faktor penyulit kehamilan, sebab ibu yang hamil terlalu
kematian lebih besar (Hany , 1996; Meiwita, 1998; Djaswadi, dkk, 2000).
sehingga mereka mengetahui pada usia beresiko seperti terlalu muda (< 20
tahun) atau terlalu tua (>35 tahun) mereka tidak melakukan pertolongan
produktif yaitu < 20 tahun atau > 35 tahun, disebabkan karena kurangnya
produktif.
5.3.2 Pendidikan
Hasil penelitian ini sejalan dengan data survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007, yang menunjukan bahwa ibu yang tidak
lanjutan keatas sebesar 65,6% memilih persalinan pada bidan dan 25,9%
memilih dukun.
tahun.
5.3.3 Pekerjaan
selama paling sedikit satu jam dalam seminggu. Waktu tersebut berurutan
berusaha dengan dibantu pekerja keluarga atau buruh tidak tetap, buruh
yang dibantu atau karyawan tetap pekerja keluarga tanpa upah atau segi
keluarga. Selain itu ibu yang tidak bekerja umumnya tidak memiliki rekan
menimbulkan masalah.
5.3.4 Pendapatan
ini dikarenakan biaya atau tarif yang dikenakan oleg dukun bayi
cenderung jauh lebih murah dibandingkan dengan tarif oleh bidan atau
tenaga medis. Keadaan ini mencerminkan bahwa ibu dari keluarga dengan
Hal ini sejalan dengan penelitian Abbas dan Kristiani (2006), bahwa
selain faktor tradisi biasanya dipengaruhi juga oleh faktor sosial ekonomi.
kesehatan pada keluarga dengan status warga miskin lebih besar dibanding
BAB VI
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Umum
Kerja Puskesmas Natar tahun 2010 masih tinggi, hal ini dapat ditunjukkan
6.1.2 Khusus
responden (58.1%).
responden (74.2%),.
yaitu (74,2%).
38
6.2 Saran
persalinan/dukun.