Professional Documents
Culture Documents
5-12
DOI: 10.2478/sjdv-2013-0001
1
Faculty of Medicine, University of Novi Sad,
2
Clinic of Dermatovenerology Diseaeses, Clinical of Vojvodina, Novi Sad
*
Correspondence: Dr. Zoran Golusin, E-mail : zgolusin@eunet.rs
UDC 6161.62-022.7-08:615.015.7
Abstrak
Uretritis adalah sindrom klinis yang ditandai dengan discharge mukopurulen atau
purulen uretra dengan atau tanpa disuria, karena peningkatan jumlah leukosit
polimorfonuklear dalam uretra anterior. Terapi antimikroba dan tindakan
pencegahan sangat penting dalam pengelolaan uretritis bakteri. Namun, obat
antimikroba ini dapat menyebabkan resistensi, sehingga pengobatan tidak berhasil
dan dapat menyebabkan komplikasi dari uretritis. Resisntensi dari Neisseria
gonorrhoeae terhadap antibiotik telah dikenal selama puluhan tahun, dan dalam
beberapa tahun terakhir ada lebih banyak kasus resistensi dari Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma genitalium terhadap antibiotik yang berbeda.
Terdapat sebuah kecenderungan bahwa dalam waktu tertentu bahaya di masa
depan N. Gonorrhoeae akan tahan terhadap semua agen antimikroba yang
tersedia, kecuali antibiotik baru yang tidak resisten akan berkembang dengan
cepat atau vaksin yang efektif dikembangkan.
Kata kunci
Uretritis + etiologi + klasifikasi + pencegahan dan pengendalian + pengobatan; resistensi obat; mikroba
Uretritis adalah sindrom klinis yang ditandai dengan discharge mukopurulen atau
purulent ( gambar 1 dan 2) uretra dengan atau tanpa disuria, karena peningkatan
jumlah leukosit polimorfonuklear dalam uretra anterior. Ada dua jenis uretritis.
1
REVIEW ARTICLE Serbian Journal of Dermatology and Venerology 2013; 5 (1):
5-12
DOI: 10.2478/sjdv-2013-0001
Tipe Pertama tidak ditularkan dan terjadi karena infeksi saluran kemih, phimosis,
prostatitis bakteri, bahan kimia atau iritasi mekanis. Uretritis yang secara langsung
berkaitan dengan penyakit menular seksual dapat diklasifikasikan sebagai :
Gonokokal dan Nongonokokal. Sehubungan dengan perjalanannya, uretritis dapat
akut atau kronis.
2
REVIEW ARTICLE Serbian Journal of Dermatology and Venerology 2013; 5 (1):
5-12
DOI: 10.2478/sjdv-2013-0001
Pada kasus disuria persisten, terkadang sulit untuk menilai apakah terdapat
resistensi, dan diagnosis dan kekurangan terapi ketika mengidentifikasi sumber
infeksi, reinfeksi atau penyesuaian.
Neisseria gonorrhoeae
Pengobatan gonore telah banyak berubah dalam banyak hal sepanjang sejarah,
dari prosedur lama ( adstrigwns uretra, zat mekanik dan kimia di pergunakan ke
uretra), sampai munculnya antbiotik. Obat-obatan antibakteri yang pertama
sulfonamid, yang muncul pada tahun 1963, sedangkan penisilin muncul tujuh
tahun kemudian (5,6).
3
REVIEW ARTICLE Serbian Journal of Dermatology and Venerology 2013; 5 (1):
5-12
DOI: 10.2478/sjdv-2013-0001
ciprofoxacin 500mg oral. Resistensi pertama kali diamati di Asia Tenggara, dan
kemudian di dunia bagian lain, memberikan kontribusi pengecualian untuk
pengobatan lini pertama gonore pada awal dan pertengahan 2000-an (11-12).
4
REVIEW ARTICLE Serbian Journal of Dermatology and Venerology 2013; 5 (1):
5-12
DOI: 10.2478/sjdv-2013-0001
5
REVIEW ARTICLE Serbian Journal of Dermatology and Venerology 2013; 5 (1):
5-12
DOI: 10.2478/sjdv-2013-0001
6
REVIEW ARTICLE Serbian Journal of Dermatology and Venerology 2013; 5 (1):
5-12
DOI: 10.2478/sjdv-2013-0001
Mycoplasma
M. genitalium telah menjadi kuat dan terkait sama dengan uteritis di lebih
dari 300 studi. Catatan ini memungkinkan untuk 15 sampai 20% dari kasus
uretritis nongonococcal dan ini adalah penyebab paling umum kedua ureteritis
nongonococcal setelah C.trachomatis (32).
7
REVIEW ARTICLE Serbian Journal of Dermatology and Venerology 2013; 5 (1):
5-12
DOI: 10.2478/sjdv-2013-0001
Mutasi target dari ribosom, di pusat lingkaran dari 23S rRNA domain V,
mekanisme resistensi M.genitalium utama makrolida. Dalam 85% dari pasien
yang terinfeksi dengan strain mutan dan tidak berhasil diobati dengan 1g
azitromisin, terdapat rsistensi terhadap makrolida, yang dikatakan dalam
mendukung penyebab resistensi azitromisin (34). Oleh karena itu, seperti catatan
sebelumnya untuk resistensi terhadap antibiotik, saat ini tidak ada standar
pengobatan yang berlaku umum untuk M.genitalium.
8
REVIEW ARTICLE Serbian Journal of Dermatology and Venerology 2013; 5 (1):
5-12
DOI: 10.2478/sjdv-2013-0001
Ureaplasma
9
REVIEW ARTICLE Serbian Journal of Dermatology and Venerology 2013; 5 (1):
5-12
DOI: 10.2478/sjdv-2013-0001
Chlamydia Trachomatis
Pengobatan lini pertama dari infeksi klamidia urogenital harus dengan dosis
tunggal azitromisin 1g. Azitromisin masih menjadi pilihan pada kehamilan dan
pada wanita yang sedang menyusui. Doxyxyxline, 100 mg dua kali sehari selama
7 hari, adalah alternatif yang sesuai (50). Pengobatan alternatif lain adalah
josamycin, 500 1000 mg dua kali sehari selama 7 hari. Josamycin berhasil
digunakan dibeberapa negara (51).
10
REVIEW ARTICLE Serbian Journal of Dermatology and Venerology 2013; 5 (1):
5-12
DOI: 10.2478/sjdv-2013-0001
Resistensi, meskipun jarang dilaporkan sampai saat ini, dapat terjadi pada
C.trachomatis dan berhubungan dengan kegagalan pengobatan. Kejadian
resistensi tidak diketahui, tetapi diperkirakan sangat rendah (53). Dalam
percobaan dengan beberapa bagian berkembang, resisten mutan C.trachomatis
dengan ofloksasin, siprofloksasin, rifampisisn, dan azitromisin yang ditemukan.
Dalam satu percobaan in vitro, doxycycline menunjukan aktivitas paling sedikit
terhadap C.trachomatis dibandingkan dengan azitromisin atau fluoroquinolones.
Aktivitas ofloxacin ditemukan hampir sama dengan azitromisin (54). Dengan
demikian, terapi C.trachomatis dimulai secara empiris.
Kesimpulan
11
REVIEW ARTICLE Serbian Journal of Dermatology and Venerology 2013; 5 (1):
5-12
DOI: 10.2478/sjdv-2013-0001
PEMBAHASAN
12
REVIEW ARTICLE Serbian Journal of Dermatology and Venerology 2013; 5 (1):
5-12
DOI: 10.2478/sjdv-2013-0001
Di Indonesia sesuai dengan panduan dari buku Ilmu Penyakit Kulit Dan
Kelamin FKUI pilihan utama untuk pengobatan dari bakteri N.gonorrheae adalah
penisilin + probenesid. Tetapi secara epidemiologis pengobatan yang dianjurkan
adalah penggunaan pengobatan dengan dosis tunggal. Penggunaan tiamfenikol
untuk infeksi kuman N.gonorrheae angka kesembuhan sebesar 97,7% dan
kuinolon sebesar 100%.
13