You are on page 1of 15

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Urip Sumoharjo

Rumah Sakit Urip Sumoharjo telah terakreditasi sejak tanggal 24 Febuari

2010. Hal ini bisa dilihat dalam sertifikat akreditasi yang diberikan oleh

kementrian kesehatan bernomor YM.01.10//III/1054/2010. Rumah Sakit Urip

Sumoharjo merupakan rumah sakit umum yang bernuansa islam di Bandar

Lampung. Latar belakang didirikannya rumah sakit ini karena sebagian besar

penduduk Lampung beragama Islam. Rumah sakit ini terletak di pinggir kota

yang didirikan di jalan Urip Sumoharjo Bandar Lampung yang mulai

beroperasi pada tanggal 10 September 2001 dengan kapasitas tempat tidur 72

buah dan bangunan rumah sakit berdiri pada tanah seluas 5000 m.

Letak bangunan rumah sakit sangat strategis di tengah-tengah kota

Bandar Lampung, yaitu terletak diantara 2 (dua) loasi real estate utama di

Bandar Lampung (Perumahan Way Halim Permai) dan (Perumahan Villa Citra),

mempunyai jalan penghubung wilayah pengembangan kota (Perumahan

Korpri) dan wilayah kota lama (Kedaton). Lokasi ini telah mempunyai jalan

utama yang telah dilalui angkutan umum.

Seiring dengan berjalannya waktu Rumah Sakit ini berkembang dengan

cukup pesat. Saat ini Rumah Sakit Uri Sumoharjo telah berhasil menambah

kapasitas tempat tidurnya menjadi 333 tempat tidur dengan luas bangunan
34

7.413,91 m yang berdiri di atas lahan seluas 22.911 m. Sampai tahun 2012

rumah sakit telah menunjukan kinerja yang cukup baik dengan BOR 90%.

Adapun layanan yang tersedia saat ini antara lain: rawat jalan, rawat inap,

layanan gawat darurat 24 jam, tuang Intensive Care Unit serta kamar operasi 4

unit dan ditunjang oleh sarana Laboratorium Patologi Klinik 24 jam,

Laboatorium Patologi Anatomi, Audiometri, Spirometri, Unit Radiologi

(Rontgen, CT-SCAN) 24 jam, Panoramic, Treadmill, Mamografi, EKG, Echo

Cardiografi, ENMG-BERA, Phaco, THERMAL WELDING, USG 4D,

Endoskopy, Fisioterapi, Tumbuh kembang anak, Farmasi 24 jam, konsultasi

gizi, Bimbingan rohani islam (karyawan dan pasien), pelayanan ambulan serta

penyelenggaraan pemulasaraan jenazah. Tanaga dokter yang ada di Rumah

Sakit Urip Sumharjo Bandar Lampung sebanyak 69 orang dan jumlah

paramedis keperawatan 350 orang, tenaga non medis 344 orang.

2. Visi dan Misi

Filosofi Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung yaitu Bekerja sambil

beramal dan berobat sambil beramal.

a. Visi

Rumah Sakit Urip Sumoharjo menjadi rumah sakit rujukan di Sumatera

Bagian Selatan

b. Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, ramah dan

profesional
35

2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat dan

inofative

3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientaskan pada

perkembangan tehnologi

4) Turut sereta memelihara dan meningkatkan taraf kesehatan seluruh

lapisan masyarakat dengan biaya yang terjangkau

5) Mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia yang

berkesinambungan sehingga mampu bersaing ditingkat nasional.

c. Tujuan

Rumah Sakit Urip Sumoharjo mampu memberikan pelayanan kesehatan

secara profesional dan prima kepada seluruh masyarakat

d. Motto

Melayani dengan hati

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

a. Usia Responden

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia
Di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2013

Usia N %
21- 30 Tahun 19 63.3
31- 40 Tahun 11 36.7
Jumlah 30 100,0
36

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang berada pada

usia 21-30 Tahun yaitu sebanyak 19 orang (63.3%).

b. Pendidikan Responden

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan
Di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2013

Pendidikan N %
Rendah (SMP) 5 16.7
Tinggi (SMA/PT) 25 83.3
Jumlah 30 100.0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa masih terdapat responden

dengan pendidikan tinggi yaitu tamat SMA/PT sebanyak 83.3%.

2. Analisa Univariat

a. Sikap Responden

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap
Di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2013

Sikap N %
Positif 17 56.7
Negatif 13 43.3
Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu (56.7%)

memiliki sikap positif dalam mengkonsumsi nutrisi tinggi protein.


37

b. Pengalaman Responden

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengalaman
Di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2013

Pengalaman N %
Berpengalaman 21 70.0
Tidak Berpengalaman 9 30.0
Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (70,0%) responden

memiliki pengalaman diet tinggi protein.

c. Pengaruh Orang Tua

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengaruh Orang Tua
Di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2013

Pengaruh Orang Tua N %


Melarang 21 70.0
Tidak Melarang 9 30.0
Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan sebagian besar (70,0%) responden

dilarang orang tua untuk mengkonsumsi diet tinggi protein.

d. Pengaruh Teman

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengaruh Teman
Di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2013

Pengaruh Teman N %
Melarang 17 56.7
Tidak Melarang 13 43.3
Jumlah 30 100,0
38

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan sebagian besar (56.7%) responden

dilarang teman untuk mengkonsumsi .

e. Pengaruh Media

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengaruh Media
Di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2013

Pengaruh media N %
Berpengaruh 13 43.3
Tidak Berpengaruh 17 56.7
Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan sebagian besar (56.7%) responden tidak

mendapat pengaruh dari media massa tentang diet tinggi protein.

3. Analisis Bivariat

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

a. Hubungan Pengalaman dengan Sikap

Tabel 4.8
Hubungan Pengalaman dengan Sikap Responden
Di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2013

Sikap
Total
Pengalaman Positif Negatif p Value OR
N % N % n
Pengalaman 16 73.2 5 23.8 21 25.600
Tidak Pengalaman 1 11.1 8 88.9 9 0.002 (2.554-
Total 17 56.7 13 43.4 30 257.566)

Berdasarkan perhitungan hasil uji statistik pada tabel diatas didapatkan nilai p

value = 0.002 pada = 5% berarti dapat disimpulkan ada hubungan yang


39

signifikan antara pengalaman dengan sikap ibu terhadap diet tinggi protein.

Analisa keeratan menunjukan nilai OR = 25.60 (CI 95 % 2.544-257.566), hal ini

menunjukan ibu yang berpengalaman memiliki peluang 25.6 kali untuk memiliki

sikap positif dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki pengalaman.

b. Hubungan Pengaruh Orang Tua dengan Sikap

Tabel 4.9
Hubungan Pengaruh Orang Tua dengan Sikap Responden
Di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2013

Sikap
Pengaruh Orang Total
Positif Negatif p Value OR
Tua
N % N % n
Melarang 15 71.4 6 28.6 21 8,750
Tidak Melarang 2 22.2 7 77.8 9 0,020 (1,397-
Total 17 56.7 13 43.3 30 54,799)

Berdasarkan perhitungan hasil uji statistik pada tabel diatas didapatkan nilai p

value = 0.020 pada = 5% berarti dapat disimpulkan ada hubungan yang

signifikan antara pengaruh irang tua dengan sikap ibu terhadap diet tinggi. Analisa

keeratan didapatkan nilai OR = 8,750 (CI 95% 1,397-54,799), dengan demikian

ibu yang dipengaruhi orang tua memiliki peluang 8,75 kali untuk memiliki sikap

positif dibandingkan dengan ibu yang tidak dipengaruhi orang tuanya.


40

c. Hubungan Pengaruh Teman dengan Sikap

Tabel 4.10
Hubungan Pengaruh Teman dengan Sikap Responden
Di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2013

Sikap
Total
Pengaruh Teman Positif Negatif p Value
N % N % n
Melarang 11 64.7 6 35.3 17
Tidak Melarang 6 46.2 7 53.8 13 0,519
Total 17 56.7 13 43.3 30
Berdasarkan perhitungan hasil uji statistik pada tabel diatas didapatkan nilai p

value = 0,519 pada = 5% berarti dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang

signifikan antara pengaruh teman dengan sikap ibu terhadap diet tinggi.

d. Hubungan Pengaruh Media dengan Sikap

Tabel 4.11
Hubungan Pengaruh Media dengan Sikap Responden
Di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2013

Sikap
Total
Pengaruh Media Positif Negatif p Value OR
N % N % n
Berpengaruh 11 84.6 2 15.4 13 10,083
Tidak Berpengaruh 6 35.3 11 64.7 17 0,020 (1,658-
Total 17 56.7 13 43.3 30 61,330)

Berdasarkan perhitungan hasil uji statistik pada tabel diatas didapatkan nilai p

value = 0.020 pada = 5% berarti dapat disimpulkan ada hubungan yang

signifikan antara pengaruh media dengan sikap ibu terhadap diet tinggi. Analisa

keeratan didapatkan nilai OR = 10,083(CI 95% 1,658-61,330), dengan demikian


41

ibu yang dipengaruhi media memiliki peluang 10,083 kali untuk memiliki sikap

positif dibandingkan dengan ibu yang tidak dipengaruhi medianya.

C. Pembahasan

1. Hubungan Pengalaman dengan sikap Responden

Hasil uji statistic didapatkan nilai p = 0.002 dan nilai OR = 25.600 (CI

95% 2.544-257.556), berarti pada = 5% dapat disimpulkan ada hubungan

yang signifikan antara pengalaman dengan sikap ibu terhadap diet tinggi

protein.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori. Secara teori faktor yang sangat

menentukan pembentukan sikap adalah pengalaman personal atau orang yang

berkaitan dengan sikap tertentu. Pengalaman personal yang langsung dialami

memberikan pengaruh yang lebih kuat daripada pengalaman yang tidak

langsung. Menurut Oscamp, dua aspek yang secara khusus memberi

sumbangan dalam membentuk sikap yaitu pertama adalah peristiwa yang

memberikan kesan kuat pada individu (salient inciident), yaitu peristiwa

traumatik yang merubah secara drastis kehidupan individu, dan yang kedua

yaitu munculnya objek secara berulang-ulang (repeated exposure).

2. Hubungan Pengaruh Orang Tua dengan Sikap Responden

Hasil uji statistic didapatkan nilai p value = 0.020, OR = 8,750 (CI

95% 1,397-54,799), dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara

pengaruh irang tua dengan sikap ibu terhadap diet tinggi.


42

Secara teori orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan

anak-anaknya. Sikap orang tua akan dijadikan role model bagi anak-anaknya.

Penjelasan orang tua mengenai diet tinggi protein membawa pengaruh

langsung terhadap sikap responden untuk menerima diet tersebut. Dan

sebaliknya pengaruh negatif dari orang tua tentang diet tinggi protein akan

menyebabkan responden pun memiliki sikap negatif terhadap diet.

Dalam penelitian ini diperoleh ibu yang tidak mau mengkonsumsi ikan

atau telur sebagai sumber protein dikarenakan tidak diperbolehkan oleh

keluarganya (ibu atau mertua). Makanan seperti ikan atau telur tidak

dianjurkan oleh orang tua mereka untuk dikonsumsi ibu setelah operasi

section Caesar dengan alasan luka dapat menjadi gatal dan lama keringnya,

dan jika menyusui air susu ibu dapat menjadi amis dan dapat menyebabkan

bayi muntah.

3. Hubungan Pengaruh Teman dengan Sikap Responden

Hasil uji statistic didapatkan nilai p value = 0.519, berarti pada = 5%

dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengaruh teman

dengan sikap ibu terhadap diet tinggi.

Ada kecenderungan bahwa seorang individu berusaha untuk sama

dengan teman sekelompoknya (Ajzen menyebutnya dengan normative belief).

Hasil penelitian ini tidak menunjukan hal tersebut bahwa informasi yang

diberikan oleh teman tidak Melarang langsung terhadap sikap ibu. Hal

tersebut dikarenakan teman bukanlah penyedia sumber protein selama ibu


43

berada dalam perawatan, teman tidak secara langsung mendampingi ibu

selama masa perawatan, sehingga informasi yang diperoleh ibu dari teman

tidak dapat dipraktekkan secara langsung oleh ibu.

4. Hubungan Pengaruh Media dengan Sikap Responden

Hasil uji statistic didapatkan nilai p value = 0.020, OR = 10,083(CI

95% 1,658-61,330). Berarti dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan

antara pengaruh media dengan sikap ibu terhadap diet tinggi. Analisa keeratan

didapatkan nilai

Secara teori hal-hal yang ditunjukan oleh media memberikan pengaruh

langsung terhadap perilaku seperti iklan sikap masyarakat yang ditayangkan

oleh media tersebut. Demikian pula halnya dengan iklan makanan yang

dihadirkan di media sangat mempengaruhi perilaku makan masyarakat.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa sangat jarang ada informasi

tentang makanan yang mengandung protein tinggi melalui iklan yang ada di

media cetak maupun media elektronik, umumnya sumber informasi diperoleh

dari tenaga kesehatan. Adapun terdapat beberapa responden yang

mendapatkan informasi tentang nutrisi tinggi protein memerolehnya dari

media internet.

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diberikan kepada

responden belum diuji, sehingga tidak diketahui apakah kuesioner tersebut valid

dan reliable. Selain itu tehnik sampel yang digunakan adalah accidental sampling,
44

sehingga jumlah sampel yang digunakan sangat tergantung pada jumlah pasien SC

selama masa penelitian.


45

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Distribusi frekuensi ibu post partum sectio caeasar yang memiliki sikap yang

positif terhadap diet tinggi protein yaitu sebesar 17 orang (56.7%).

2. Distribusi frekuensi ibu post partum sectio caeasar yang telah memiliki

pengalaman sebelumnya terhadap diet tinggi protein yaitu sebanyak 21

responden (70%)

3. Distribusi frekuensi ibu post partum sectio caeasar yang mendapatkan

pengaruh orang tuanya mengenai diet tinggi protein yaitu sebanyak 21 orang

(70.0%).

4. Distribusi frekuensi ibu post partum sectio caeasar yang mendapatkan

pengaruh dari temannya mengenai diet tinggi protein adalah sebanyak 17

orang (56.7%).

5. Distribusi frekuensi ibu post partum sectio caeasar mendapatkan pengaruh

dari media massa mengenai diet tinggi protein yaitu sebanyak 13 orang

(43.3%).

6. Ada hubungan yang signifikan antara pengalaman dengan sikap ibu terhadap

diet tinggi protein (p=0.002).

7. Ada hubungan yang signifikan antara pengaruh orang tua dengan sikap ibu

terhadap diet tinggi protein (p=0.020).


46

8. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengaruh teman dengan sikap ibu

terhadap diet tinggin protein p=0.519.

9. Ada hubungan yang signifikan antara pengaruh media massa dengan sikap ibu

terhadap diet tinggi proteinp = 0.020.

B. Saran-saran

1. Bagi Rumah Sakit

Perawat untuk memberikan informasi tentang pentingnya diet tinggi protein.

Dengan menyebarkan pamflet, poster dan lainnya, yang mendukung langkah

promotif termasuk dengan meningkatkan frekuensi penyuluhan.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

Agar memberikan informasi kepada peserta didik tentang diet tinggi protein,

agar mahasiswa dapat memberikan dan mengaktualisasikan tentang pentingnya

diet tinggi protein pada ibu post partum pada saat melakukan praktek lapangan

atau pada saat telah mejadi petugas kesehatan.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dikembangkan dengan variabel-variabel

lain yang berhubungan dengan perilaku ibu untuk dietb tinggi protein dengan

populasi dan sampel yang lebih luas dan melanjutkan penelitian hingga analisis

multivariat.

4. Bagi Ibu Post Partum Sectio Caesar

Penelitian ini data memberikan gambaran dan pengetahuan kepada ibu tentang

pentingnya diet tinggi protein untuk ibu post partum.


47

You might also like