Professional Documents
Culture Documents
PEMULIAAN TANAMAN
ACARA IV
HIBRIDISASI TANAMAN MENYERBUK SILANG
Semester :
Genap 2017
Oleh:
Retna Ayu Tresnaning Kusuma Devi
NIM A1D015091
Rombongan 4
A. Latar Belakang
untuk menguji potensi tetua atau pengujian ketegaran hibrida dalam rangka
memperluas keragaman.
penyerbukannya, polen atau serbuk sari berasal dari tanaman lain yang berbeda
Protandry, pada bunga jantan (malai) masa anthesisnya pada hari ke-65 setelah
tanam, sedangkan pada bunga betina (tongkol) masa reseptifnya pada hari ke-71
setelah tanam.
betina letaknya terpisah. Bunga jantan berbentuk malai terletak di pucuk tanaman,
sedangkan bunga betina berupa tongkol yang terletak di sekitar pertengahan tinggi
batang. Letak bunga jantan dan betina yang terpisah, serbuk sari yang mudah
diterbangkan angin dan tahan lama, menjadikan penyerbukan silang lebih mudah
tetua dari persilangan jagung, sebagai salah satu tahap dalam upaya perakitan
Zea Mays L. Secara umum klasifikasi dan sistematika tanaman jagung adalah
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
beberapa golongan:
1. Dent Corn (Zea mays indenrata)
(morfologi) terdiri dari akar, batang, daun bunga dan buah. Perakaran tanaman
jagung terdiri dari akar utama, akar cabang, akar lateral, dan akar rambut. Sistem
perakaran serabut yang berfungsi sebagai alat untuk menghisap air serta garam-
garam yang terdapat dalam tanah, berupa mineral-mineral senyawa kimia yang
mengeluarkan zat organik dari tanah dan alat pernafasan. Batang jagung beruas-
ruas (berbuku-buku) dengan jumlah ruas bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman
1. Biji
Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama,
yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian
yang terpenting dari hasil pemaneman. Bagian biji rata-rata terdiri dari 10%
protein, 70% karbohidrat, 2.3% serat. Biji jagung juga merupakan sumber dari
Daun terbentuk dari pelepah dan daun (leaf blade & sheath). Daun
muncul dari ruas-ruas batang. Pelepah daun muncul sejajar dengan batang.
Pelepah daun bewarna kecoklatan yang menutupi hampir semua batang jagung.
Daun baru akan muncul pada titik tumbuhnya. Titik tumbuh daun jagung
berada pada ruas batang. Daun jagung berjumlah sekitar 20 helai tergantung
3. Batang
jagung. Pada tanaman jagung yang sudah tua, jarak antar ruas semakin
dengan jumlah 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang. Batang
memiliki dua fungsi yaitu sebagai tempat daun dan sebagai tempat pertukaran
unsur hara. Unsur hara dibawa oleh pembuluh bernama xilem dan floem.
Floem bergerak dua arah dari atas kebawah dan dari bawah ke atas. Floem
4. Akar
Akar utama pada tanaman jagung yang terluar berjumlah antara 20-30
buah. Akar lateral yang tumbuh dari akar utama mencapai ratusan dengan
panjang 2,5-25 cm. Botani tanaman jagung termasuk tanaman monokotil (Malti
dkk, 2011). Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal,
yang berkembang pada ruas pertama tanaman jagung. Akar adventif yang tidak
tumbuh dari radikula tersebut kemudian melebar dan menebal. Akar adventif
kemudian berperan penting sebagai penegak tanaman dan penyerap unsur hara.
Akar adventif juga ditemukan tumbuh pada bagian ruas ke 2 dan ke 3 batang,
namun fungsi utamanya belum diketahui secara pasti (Belfield dan Brown,
2008).
5. Bunga
terpisah. Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan
bunga betina terdapat pada tongkol jagung. Tangkai kepala putik merupakan
rambut yang terjumbai di ujung tongkol yang selalu dibungkus kelobot yang
jumlahnya 6-14 helai. Pada bunga betina, terdapat sejumlah rambut yang
penyerbukan silang antara dua tetua dengan susunan genetik yang berbeda.
tetua atau pengujian ketegaran hibrida dalam rangka pembentukan varietas hibrida.
Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk memperluas keragaman genetik. Sedangkan
menurut Sudarka dkk. (2009), penyerbukan silang adalah bersatunya tepung sari
dengan putik, dimana tepung sari berasal dari tanaman lain yang sifatnya berbeda.
(Widura, 2014):
diperlukan. Bahan persilangan terdiri dari bunga jantan dan bunga betina.
bunga mekar. Pada tanaman jagung dapat dilakukan dengan memotong bunga
jantan.
4. Isolasi. Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diemaskulasi tidak terserbuki
oleh serbuk sari asing. Isolasi dapat dilakukan dengan mengerudungi bunga
5. Pengumpulan serbuk sari. Pengumpulan serbuk sari didapat dari tetua jantan.
penyerbukan silang antara lain seleksi massa, seleksi satu tongkol satu baris, seleksi
pedigri, seleksi curah, Modifikasi seleksi pedigre, single seed descent, seleksi
Menurut Syukur (2009), ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan
adalah tongkol tetua betina dan malai tetua jantan. Alat yang digunakan adalah
kantong kertas besar, kantong kertas sedang, trigonal klip/ stapler, label dan pensil.
B. Prosedur Kerja
antara lain:
1. Tetua betina (tongkol) dipilih yang belum diserbuki, sedangkan tetua jantan
dipilih yang berwarna ungu dan sudah siap/ matang untuk penyerbukan.
jika sudah terlalu panjang, dengan demikian rambut tongkol menjadi rata.
4. Kantong yang berisi serbuk sari dilepaskan dari malai dengan hati-hati agar
serbuk sari tidak keluar dan tidak terjadi kontaminasi, kemudian ujung rambut
5. Serbuk sari ditaburkan pada ujung rambut tongkol dengan tepat untuk
menghindari kontaminasi.
6. Tongkol ditutup dengan kantong malai sungkup setelah penyerbukan selesai,
9. Perhitungan jumlah biji yang tumbuh dicatat pada lembar hasil yang telah
disiapkan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Keterangan:
Waktu penyerbukan : tanggal 07 Mei 2017 / Jam 09.30
Waktu pengamatan : tanggal 20 Mei 2017 / Jam 09.30
Warna kelobot : Hijau muda
Jumlah biji per tongkol : 525
Jumlah baris per tongkol : 17
Panjang tongkol : 23 cm
Diameter tongkol : 3 cm
Warna biji : kuning bulat
KARAKTER KUALITATIF DAN KUANTITATIF PADA PARENTAL
TANAMAN JAGUNG
Varietas : Bima Varietas : Bisi-18
Jagung hibrida varietas Bima-1 Memiliki batang besar, kokoh, dan
merupakan hasil persilangan antara tegap. Warna batang hijau, tinggi
sesama genus Mr-14. Varietas ini tanaman kurang lebih 230 cm. Daun
memiliki tinggi tanaman sekitar 215 medium dan tegak, warna daun hijau
cm, umur masak fisiologis 97 hari, gelap. Bentuk malai kompak dan agak
umur 50% keluar rambut (silking) 54 tegak. Warna sekam ungu kehijauan ,
hari, perakaran baik keragaman warna antena ungu kemerahan, tinggi
tanaman seragam, panjang tongkol tongkol kurang lebih 15 cm, kelobot
sekitar 1 cm, warna biji mutiara menutupi tngkol cukup baik. Tipe biji
kuning, bobot 310 gram/1000 biji, semi mutiara, warna biji oranye
jumlah baris dalam tongkol 12-14 kekuningan, jumlah baris atau tongkol
baris, baris biji lurus, rata-rata produksi 14-16 baris, bobot 1000 biji 305 gram.
hasil 7,3 ton, pipilan kering dengan Rata-rata hasil 9,1 ton/ha, pipilan
potensi hasil 9 ton/ha. kering.
B. Pembahasan
pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina (Suryati, 2013).
Suatu varietas tanaman menyerbuk silang pada dasarnya merupakan populasi yang
mempunyai frekuensi gen tertentu. Penyerbukan silang dalam satu varietas terdiri
(Syukur, 2012).
Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari dengan tinggi yang bervariasi.
tanaman berumah satu atau monoecious karena letak bunga jantan terpisah dengan
bunga betina pada satu tanaman. Berdasarkan tata nama atau sisrematika tumbuh-
Poales, Familia Poacea, Genus Zea dan Spesies Zea mays (Melwita, 2014).
Bima 1 dan Bisi 18. Varietas Bima 1 dilepas tanggal 22 Oktober 2001, berasal dari
silang tunggal antara galur murni Mr-4 dengan galur murni Mr-14. MR-4
umur 50%, keluar rambut + 54 hari. Masak fisiologis + 97 hari, batangnya tegap,
warna batang hijau, tinggi tanaman + 215 cm, daun berbentuk Panjang dan lebar
dengan warna daun hijau. Keragaman tanaman seragam, perakarannya baik , bentuk
tongkol panjang dan silindris (+ 18 cm), tinggi tongkol + 94 cm, kelobot menutup
baik (95%), tipe biji yaitu mutiara, baris biji luru dengan warna biji kuning. Jumlah
baris/tongkol sekitar 12-14 baris, bobot 1000 biji sebesar + 310 g dengan rata-rata
hasil sebesar 7,3 t/ha pipilan kering. Potensi hasil yaitu 8,0 - 9,0 t/ha pipilan kering,
agak tahan terhadap penyakit bulai (P. maydis), bercak dan karat daun. Kerapatan
Basir, Made J. Mejaya, Neny Iriani, dan Wasmo Wakman (Adnan, M. A., C. Rapar,
Zubachtirodin, 2010).
Varietas Bisi 18 ini dilepas pada tanggal 12 Oktober 2004, dan berasal dari
F1 silang tunggal antara galur murni FS46 sebagai induk betina dan galur murni
FS17 sebagai induk jantan. Umurnya mencapai 50%, keluar rambut pada dataran
rendah sekitar + 57 hari dan pada dataran tinggi sekitar + 70 hari. Masak fisiologis
pada dataran rendah sekitar + 100 hari dan pada dataran tinggi sekitar + 125 hari.
Bentuk batang besar, kokoh, dan tegap. Batang berwarna hijau, tinggi tanaman
sekitar + 230 cm. Daun medium dan tegak, warna daun hijau gelap, keragaman
tanaman seragam. Perakarannya baik, tahan rebah. Bentuk malai kompak dan agak
tegak, warna sekam ungu kehijauan, warna anthera ungu kemerahan, warna rambut
ungu kemerahan ,tinggi tongkol sekitar + 115 cm. Kelobot menutup tongkol dengan
cukup baik, tipe biji semi mutiara, warna biji oranye kekuningan, jumlah
baris/tongkol sekitar 14-16 baris, bobot 1000 biji sekitar + 303 g dengan rata-rata
hasil sebesar 9,1 t/ha pipilan kering. Potensi hasil sebesar 12 t/ha pipilan kering,
tahan terhadap penyakit karat daun dan bercak daun. Daerah pengembangannya di
daerah yang sudah biasa menanam jagung hibrida pada musim kemarau dan hujan,
dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl. Pemulia varietas ini adalah Nasib
W.W., Putu Darsana, M.H. Wahyudi, dan Purwoko (Adnan, M. A., C. Rapar,
Zubachtirodin, 2010).
Bisi-18. Penyerbukan diawali dengan pemilihan tetua betina dan tetua jantan.
cm. Serbuk sari diambil dari tetua jantan dengan cara menggoyangkan sekam yang
berwarna hijau keunguan hingga serbuk sari terkumpul. Serbuk sari kemudian
diserbukkan diatas kelamin betina hingga menempel pada rambut tongkol yang
diberi label.
pertama yang dilakukan pada hibridisasi jagung adalah pemilihan tetua jantan.
Tetua jantan dipilih berdasarkan fenotip, jika bunga jantan tersebut sudah mekar
kertas sungkup untuk dijadikan tetua persilangan pada esok harinya. Tetua betina
juga dipilih berdasarkan fenotip dengan dicirikan tongkol jagung tersebut masih
rambut jagung dipotong hingga mendekati kulit jagung atau biasa disebut klobot
jagung. Klobot jagung dibuka sedikit agar nanti saat polinasi, serbuk sari dapat
masuk atau menyerbuk sempurna pada putik. Hal selanjutnya yang dilakukan
serbuk sari dari tetua jantan diatas rambut jagung yang sudah dipotong dan
melakukan pengamatan.
sebagai berikut :
usul dan sifat tanaman, waktu penyerbukan yang baik, pemilihan induk jantan
3. Kastrasi dan emaskulasi, yaitu membuang semua benang sari dari sebuah
kuncup bunga yang akan dijadikan induk betina dalam penyerbukan silang.
yaitu serbuk sari tidak dapat disimpan terlalu lama pada kelembaban relatif
tinggi, makin tua umur serbuk sari makin rendah kemampuan kecambahnya
serbuk sari disimpan dalam desiccator yang diisi CaCl2 atau H2SO4 dengan
konsentrasi tertentu.
5. Melakukan penyerbukan silang. Kastrasi harus dilakukan pada bunga
putik dapat langsung diserbuki (tanpa kastrasi terlebih dahulu) saat bunga
mekar. Waktu terbaik untuk melakukan penyerbukan adalah pada saat tanaman
berbunga lebat. Suhu yang baik untuk melakukan penyerbukan adalah 20-25
C. Hindarkan kompetisi nutrisi antar putik yang diserbuki (dalam satu cabang,
sebaiknya jumlah putik yang diserbuki tidak terlalu banyak). Kepala putik
harus sudah mencapai masa reseptif, dan serbuk sari sudah benar-benar masak.
Materi penyerbukan dan pembuahan pada bunga ini merupakan materi yang
dimana bunga jantan dan betina letaknya terpisah. Bunga jantan berbentuk malai
terletak di bagian pucuk tanaman, sedangkan bunga betina terletak kira-kira pada
pertengahan batang tanaman. Serbuk sari dihasilkan pada malai 1-3 hari sebelum
rambut tongkol keluar. Rambut tongkol ini berfungsi sebagai kepala putik dan
tangkai putik. Serbuk sari mudah diterbangkan angin. Satu malai dapat
menghasilkan 25 juta serbuksari atau setara dengan 50.000 serbuk sari untuk tiap
rambut tongkol, bila diasumsi tiap tongkol terdapat 500 biji. Dikarenakan letak
bunga yang terpisah dan serbuk sarinya mudah diterbangkan angin maka rambut
tongkol besar sekali kemungkinannya untuk mendapatkan serbuk sari dari tanaman
kelobot hijau muda, jumlah biji per tongkol sebanyak 525 butir, jumlah baris per
dan biji berwarna kuning bulat. Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat
kira-kira satu minggu setelah dilakukan penyerbukan, jika calon buah mulai
Sebaliknya, jika calon buah tidak membesar atau rontok maka kemungkinan telah
1. Faktor internal
a. Pemilihan tetua. Ada lima kelompok sumber plasma nutfah yang dapat
unggul yang dituju akan menjadi besar bila tetua yang digunakan
adalah penyesuaian waktu berbunga. Waktu tanam tetua jantan dan betina
pada tetua betina, seperti pada bunga kacang tanah, padi harus pagi hari,
antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga betina tidak bersamaan,
kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan, untuk tujuan
(Syukur, 2009).
2. Faktor eksternal
demikian pula jika ada angin kencang dan hujan yang terlalu lebat.
jumlah baris per tongkol, panjang tongkol, diameter tongkol dan warna biji yang
keturunan yang berbeda pula. Contohnya persilangan antara Bima 1 dan Bisi 18.
Biji jagung super hibrida Bisi 18 juga lebih berbobot dengan warna biji yang
mengkilat oranye kekuningan. Berat 1.000 bijinya (kadar air 15%) mencapai 303
gram. Dalam satu tongkol, rata-rata berat bijinya mencapai 223 gram, ementara
berat tongkolnya sendiri rata-rata 242 gram. Bima 1 Varietas ini memiliki tinggi
tanaman sekitar 215 cm, umur masak fisiologis 97 hari, umur 50% keluar rambut
sekitar 18 cm, warna biji mutiara kuning, bobot 310 gram/1000 biji, jumlah baris
dalam tongkol 12-14 baris, baris biji lurus, rata - rata produksi hasil 7,3 ton pipilan
kering/ha dengan potensi hasil 9 t/ha. Keunggulan varietas ini adalah potensi hasil
tinggi, beradaptasi baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1200 m dpl, agak
tahan terhadap penyakit bulai, dan tahan terhadap bercak dan karat daun, maka hasil
A. Kesimpulan
dengan menggunakan jagung varietas Bima 1 dan Bisi 18. Persilangan jagung
antara varietas Bima 1 dan Bisi 18 didapatkan hasil persilangan yang baik.
jumlah biji per tongkol sebanyak 525 butir, jumlah baris per tongkol 17 baris,
panjang tongkol sebesar 23 cm, diameter tongkol sebesar 3 cm dan biji berwarna
kuning bulat.
B. Saran
pada saat kegiatan penyerbukan dan perhitungan jumlah biji jagung. Ketelitian
dalam pelaksanaan praktikum ini sangatlah diperlukan. Hal tersebut tentu akan
dari kesalahan serta data yang diperoleh lebih akurat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Belfield, Stephanie and Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual: Maize. A
Guide to Upland Production in Cambodia. Canberra.
Ketaren, S., 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press.
Jakarta.
Takdir, Andi dkk . 2012. Pembentukan Varietas Jagung Hibrida. Balai Penelitian
Serealia. Maros.
Gambar 3. penyerbukan