You are on page 1of 4

TUGAS MATA KULIAH

PELESTARIAN

DOSEN :

Dr.Ir.Eko Alvares , MSA


Dr.Jonny Wongso, ST.MT
Dr.Zulherman,ST.MT

OLEH:

NAMA : IRHAM TEMAS SUTOMO


NIM : 1610018322003

PROGRAM STUDI MAGISTER ASITEKTUR


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG
2016 2017
CHARTER ON THE BUILT VERNACULAR HERITAGE (1999)
Ratified by the ICOMOS 12th General Assembly, in Mexico, October 1999

PENDAHULUAN

Lingkungan Binaan Tradisional merupakan sebuah warisan Tradisi, ia memiliki peran penting
dan kebanggaan bagi setiap orang, merupakan suatu yang unik dan khas lahir dari dari produk
social masyarakat tempatan. Meskipun tatanan lingkungan binaan tradisional jarang ditemukan
yang berpola teratur/tertib (menurut ilmu Modern) namun lingkungan binaan tradisional ini tetap
fungsional dan memiliki keindahan tersendiri, merupakan ekspresi dasar dari budaya
masyarakatnya serta ekspresi keanekaragaman budaya yang ada di dunia.

Namun saat ini keberadaan lingkungan binaan tradisional ini mulai terancam keberadaannya
dan terus beradaptasi sebagai respon terhadap permasalahan social dan lingkungan, termasuk
didalamnya ancaman kekuatan homogenisasi ekonomi,budaya dan arsitektur. Ancaman ini
merupakan hal serius yang hampir diseluruh dunia menghadapainya, sehingga perlu
diantisipasi oleh masyarakat melalui peran pemerintah, arsitek,konservasionis dan komunitas
multi disiplin spesialis. Oleh sebab itu diperlukan tambahan pada Venice Charter tentang
prinsip-prinsip untuk menjaga dan melindungi warisan lingkungan binaan tradisional .

PERMASALAHAN UMUM
Beberapa hal yang dapat diakui sebagai warisan binaan tradisional :

1. Warisan Binaan yang saling terkait:


a. Proses atau cara membangun yang unik/khas pada sebuah komunitas
masyarakat tempatan
b. Karakter local yang unik/khas yang responsive terhadap lingkungan sekitar
c. Memiliki gaya yang saling terkait baik secara makna, bentuk dan tampilan serta
fungsi tipe bangunan secara tradisional.
d. Memiliki keahlian membangun tradisional yang unik dan diajarkan secara
informal
e. Memiliki respon aktif terhadap fungsi, social, dan lingkungan
f. Penerapan system konstruksi yang efektif dan nilai ketukangan tradisional

2. Apresiasi dan keberhasilan perlindungan warisan tradisional sangat tergantung pada


keterlibatan dan dukungan masyarakat, penggunaan dan pemeliharaan
berkelanjutan.
3. Pemerintah dan pihak yang bertanggung jawab harus mengakui hak semua
masyarakat untuk mempertahankan tradisi hidup mereka, untuk melindungi ini
melalui semua peraturan yang ada, baik secara administratif maupun keuangan dan
menyerahkannya kepada generasi mendatang.
PRINSIP-PRINSIP KONSERVASI

1. Pelestarian warisan tradisional yang dikembangkan dan dibangun harus dilakukan oleh
keahlian multidisiplin namun tetap menyadari keniscayaan akan perubahan dan
perkembangan, serta kebutuhan untuk menghormati identitas budaya masyarakat yang
telah ada.

2. Kegiatan yang lebih bernilai Kontemporer terhadap bangunan tradisional sebuah


kelompok dan permukiman harus tetap dihormati sebagai nilai budaya dan karakter
tradisional mereka.

3. Lingkungan binaan tradisional jarang diwakili oleh struktur tunggal, dan ini sangat
menarik sehingga perlu dilestarikan dengan memelihara dan melestarikan komunitas
dan permukiman sebagai identitas wilayahnya masing-masing.

4. Warisan lingkungan binaan tradisional yang dibangun merupakan bagian integral dari
lansekap budaya dan ini harus dipertimbangkan dalam pengembangan dengan
pendekatan konservasi.

5. Warisan lingkungan binaan Tradisional setempat mencakup tidak hanya bentuk fisik
dan struktur bangunan, struktur dan ruang, namun pemahaman cara penggunaannya,
dannilai tradisi tak berwujud yang melekat pada mereka.

PANDUAN LAPANGAN

1. Penelitian dan Dokumentasi


Setiap pekerjaan fisik pada struktur tradisional harus dilakukan secara berhati-hati dan
harus didahului oleh Analisis lengkap mengenai bentuk dan strukturnya. Dokumen ini harus
diajukan sebagai dokumen terbuka yang dapat diakses public

2. Tapak, Bentang Alam dan Kelompok Bangunan


Intervensi terhadap struktur tradisional harus dilakukan dengan cara yang baik sesuai
aturan adat/tradisi dan menjaga integritas tapak, hubungan fisik dan budaya Lanskap,
dan satu struktur ke struktur lainnya.

3. Sistem bangunan tradisional


Kesinambungan sistem bangunan tradisional dan keterampilan ketukangan yang terkait
dengan arsitektur tradisional sebagai dasar ekspresi arsitektur tradisional, hal ini penting
untuk perbaikan dan pemulihaharaan. Keterampilan struktur seperti itu harus
dipertahankan, dicatat dan diteruskan ke pengerajin generasi baru dan dalam
pengembangan pendidikan dan pelatihan.
4. Penggantian bahan dan bagian
Perubahan yang diperbolehkan dalam menanggapi tuntutan penggunaan baru
seharusnya dilakukan dipengaruhi oleh pengenalan materi yang tetap menjaga ekspresi,
penampilan, tekstur dan bentuk di seluruh struktur dan bahan bangunan secara
konsisten

5. Adaptasi
Adaptasi dan penggunaan kembali struktur tradisional harus dilakukan dengan cara
yang mengikuti aturan dan karakter struktur, karakter bentuk dan kompatibel sesuai
standar hidup yang dapat diterima dimana tidak ada penghentian pemanfaatan secara
terus menerus Bentuk vernakular, kode etik dalam masyarakat dapat dijadikan alat
intervensi.

6. Perubahan dan restorasi periode


Perubahan dari waktu ke waktu harus dihargai dan dipahami sebagai aspek penting dari
bahasa daerah Arsitektur. Kesesuaian semua bagian bangunan dengan satu periode,
biasanya tidak akan menjadi tujuan bekerja pada struktur tradisional.

7. Pelatihan
Untuk melestarikan nilai budaya ekspresi tradisional, pemerintah dan Pihak berwenang,
serta organisasi harus menekankan hal-hal berikut:
a. Program pendidikan untuk konservator dalam prinsip-prinsip bahasa setempat;
b. Program pelatihan untuk membantu masyarakat dalam memelihara bangunan
tradisional sistem, material dan keterampilan kerajinan;
c. Program informasi yang meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahasa
daerah terutama di kalangan generasi muda.
d. Jaringan regional pada arsitektur tradisional untuk bertukar keahlian dan
Pengalaman.

CIAV:
Madrid, January 30, 1996,
Jerusalem, March 28, 1996
Mikkeli, February 26, 1998.
Santo Domingo, August 26, 1998.
ICOMOS: Stockholm, September 10, 1998.

You might also like