Professional Documents
Culture Documents
Konsep Dasar
1. Definisi
Istirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan
emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi
istirahat juga membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti
menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu keadaan
untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan,
bahkan menjengkelkan.
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum
akan menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan
munculnya salah satu dari ketiga masalah, seperti : insomnia, gerakan atau
sensasi abnormal dikala tidur dan rasa mengantuk di siang hari.
2. Etiologi
3. Patofisiologi
Pengontrolan siklus yang dialami selama tidur berpusat pada kedua
tempat khusus di batang otak yaitu Reticularis Activiting System
(RAS) dan Bulbar Synchconiting Region BSR) di medulla. Dua
system RAS dan BSR diperkirakan terjadinya kegiatan/ pergerakan
yang intermiten dan selanjutnya menekan pusat-pusat otak. Ras
dihubungkan dengan pernyataan tubuh tentang kewaspadaan dan
menerima impuls sensori, seperti stimulus auditory, visual, nyeri dan
stimulus taktil. Stimulus sensori ini mempertahankan keadaan bangun
dan waspada. Selama tidur tubuh mengirim sedikit sekali stimulus dari
korteks cerebri.atau reseptor sensori perifer pada RAS. Individu
bangun dari tidur jika celah peningkatan dari stimulus BSR meningkat
pada saat tidur. Terjadinya insomnia dimungkinkan RAS dan BSR
tidak bekerja dengan semestinya di batang otak.
4. Pathway
Nyeri
5. Klasifikasi
Berdasarkan prosesnya, terdapat dua jenis tidur, pertama jenis
tidur yang disebabkan oleh menurunnya kegiatan di dalam sistem
pengaktivasi retikularis. Jenis tidur tersebut disebut dengan tidur
gelombang lambat karena gelombang otaknya sangat lambat, atau
disebut tidur nonrapid eye movement (NREM). Kedua jenis tidur yang
disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat abnormal dari dalam otak,
meskipun kegiatan otak tidak tertekan secara berarti. Jenis tidur yang
kedua disebut dengan jenis tidur paradox atau rapid eye movement
(REM).
a. Tidur gelombang lambat/NREM, jenis tidur ini dikenal dengan
tidur yang dalam, atau juga dikenal dengan tidur yang nyenyak.
Ciri-ciri tidur nyenyak adalah menyegarkan, tanpa mimpi atau
tidur dengan gelombang delta. Ciri lainnya adalah individu berada
dalam keadaan istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi
napas menurun, pergerakan bola mata melambat, mimpi berkurang
dan metabolisme menurun. Perubahan selama proses NREM
tampak melalui elektroensefalografi dengan memperlihatkan
gelombang otak berada pada setiap tahap tidur NREM. Tahap
tersebut yaitu ; kewaspadaan penuh dengan gelombang delta yang
berfrekuensi tinggi dan bervoltase rendah, istirahat tenang yang
dapat diperlihatkan pada gelombang alfa, tidur ringan karena
terjadi perlambatan gelombang alfa ke jenis beta atau delta yang
bervoltase rendah, dan tidur nyenyak gelombang lambat dengan
gelombang delta bervoltase tinggi dan berkecepatan 1-2 perdetik.
Tahapan tidur jenis NREM :
Tahap I
Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur dengan
ciri sebagai berikut : rileks, masih sadar dengan lingkungan,
merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke
samping, frekuensi nadi dan napas sedikit menurun, serta dapat
bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit.
Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus
menurun dengan ciri sebagai berikut : mata pada umumnya
menetap, denyut jantung dan frekuensi napas menurun,
temperature tubuh menurun, metabolisme menurun, serta
berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit.
Tahap III
Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi,
frekuensi napas, dan proses tubuh lainnya lambat. Hal ini
disebabkan oleh adanya dominasi sistem parasimpatis sehingga
sulit dibangunkan.
Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan
jantung dan pernapasan menurun, jarang bergerak, sulit
dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun
dan tonus otot menurun.
Cenderung hiperaktif
Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi
Nafsu makan bertambah
Bingung dan curiga
Bangun (Pratidur)
NREM II NREM II
NREM IV
6. Gejala Klinis
Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan
menimbulkan gejala seperti adanya perubahan-perubahan pada siklus
tidur biologiknya, daya tahan tubuh menurun serta menurunkan
prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi,
kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri
sendiri atau orang lain.
Gejala tidur REM adalah sebagai berikut :
- Biasanya disertai dengan mimpi aktif
- Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak
NREM
- Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan yang
menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistema
pengaktivasi retikularis
- Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur
- Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak
teratur
- Mata cepat tertutup dan terbuka
7. Pemeriksaan Fisik
a. Kaji penampilan wajah klien, adakah lingkaran hitam disekitar
mata, mata sayu, konjungtiva merah, kelopak mata bengkak, wajah
terlihat kusut dan lelah
b. Kaji perilaku klien : cepat marah, gelisah, perhatian menurun,
bicara lambat, postur tubuh tidak stabil
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik merupakan hal penting dalam perawatan klien
di rumah sakit. Dimana validitas dari hasil pemeriksaan diagnostik
sangat ditentukan oleh bahan pemeriksaan, persiapan klien, alat dan
bahan yang digunakan serta pemeriksaannya sendiri.
9. Penanganan
Penanganan gangguan tidur dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
a. Terapi non farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan
karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek
ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan antara lain :
b. Terapi Farmakologi
10. Komplikasi
a. Efek psikologis. Dapat berupa gangguan memori, gangguan
berkonsentrasi , irritable, kehilangan motivasi, depresi, dan
sebagainya.
b. Efek fisik/somatik. Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi,
dan sebagainya.
c. Efek sosial. Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti
susah mendapat promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa
menikmati hubungan sosial dan keluarga.
d. Kematian. Orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki
angka harapan hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam
semalam. Hal ini mungkin disebabkan karena penyakit yang
menginduksi insomnia yang memperpendek angka harapan hidup
atau karena high arousal state yang terdapat pada insomnia
mempertinggi angka mortalitas atau mengurangi kemungkinan
sembuh dari penyakit. Selain itu, orang yang menderita insomnia
memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami
kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan orang normal.
4) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan radiologic
Diagnosa Keperawatan
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Gangguan pola tidur NOC: NIC :
berhubungan dengan: Anxiety Control Sleep Enhancement
- Psikologis : usia tua, Comfort Level - Determinasi efek-efek medikasi
kecemasan, agen biokimia, Pain Level terhadap pola tidur
suhu tubuh, pola aktivitas, Rest : Extent and - Jelaskan pentingnya tidur yang
depresi, kelelahan, takut, Pattern adekuat
kesendirian. Sleep : Extent ang - Fasilitasi untuk mempertahankan
- Lingkungan : kelembaban, Pattern aktivitas sebelum tidur (membaca)
kurangnya privacy/kontrol Setelah dilakukan - Ciptakan lingkungan yang nyaman
tidur, pencahayaan, medikasi tindakan keperawatan - Kolaburasi pemberian obat tidur
(depresan, selama . gangguan
stimulan),kebisingan. pola tidur pasien
Fisiologis : Demam, mual, teratasi dengan kriteria
posisi, urgensi urin. hasil:
DS: Jumlah jam tidur
- Bangun lebih awal/lebih dalam batas normal
lambat Pola tidur,kualitas
- Secara verbal menyatakan dalam batas normal
tidak fresh sesudah tidur Perasaan fresh
DO : sesudah
- Penurunan kemempuan tidur/istirahat
fungsi Mampu
- Penurunan proporsi tidur mengidentifikasi
REM hal-hal yang
- Penurunan proporsi pada meningkatkan tidur
tahap 3 dan 4 tidur.
- Peningkatan proporsi pada
tahap 1 tidur
- Jumlah tidur kurang dari
normal sesuai usia
Evaluasi
Daftar Pustaka
Morhead, Sue, Johnson, Marion, Maas, Meriden L., Swanson, Elizabeth.
2006. Nursing Outcomes Classification (NOC), Fourth Edition. Missouri: Mosby