Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing:
Disusun Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
LAPORAN KASUS
ILMU PENYAKIT DALAM
Diajukan oleh :
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta pada hari ,
..
Pembimbing :
Dipresentasikan di hadapan :
I. ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 17 Januari 2017 di bangsal Mawar 3
bed 02.
A. Identitas Penderita
Nama : Tn. S
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Tlobo 20/10 Tlobo Jatiyoso Karanganyar
No. RM : 370076
Masuk RS : 16 Januari 2017
Pemeriksaan : 17 Januari 2017
B. Keluhan Utama
Perut membesar
E. Riwayat Kebiasaan
1. Riwayat merokok : diakui
2. Riwayat minum jamu :diakui sejak muda, minum jamu 1x
tiap minggu, namun pasien telah
berhenti minum jamu sejak 7 bulan
SMRS
3. Riwayat minum alkohol : disangkal
4. Riwayat minum obat-obatan : diakui
5. Riwayat olahraga teratur : disangkal
H. Riwayat Gizi
Sebelum sakit, pasien makan 2-3 kali sehari dengan nasi, sayur, tahu,
dan tempe. Pasien jarang mengkonsumsi telur, ikan, daging dan buah-
buahan.
I. Anamnesis Sistem
1. Keluhan utama : perut membesar
2. Kulit : pucat (-), kuning (-), kering (-), kebiruan (-), gatal (-),
bercak kuning (-), luka (-), bintik-bintik perdarahan
pada kulit (-).
3. Kepala : pusing (-), nggliyer (-), kepala terasa berat (-),
perasaan berputarputar (-), rambut mudah rontok (-)
4. Mata : mata berkunang kunang (-), pandangan kabur (+),
gatal (-), mata merah (-), kelopak mata bengkak (-).
5. Hidung : tersumbat (-), keluar darah (-), keluar lendir atau air
berlebihan (-), gatal (-).
6. Telinga : telinga berdenging (-), pendengaran berkurang (-),
keluar cairan atau darah (-).
7. Mulut : bibir kering (-), gusi mudah berdarah (-), sariawan
berulang (-), gigi tanggal (-), sulit berbicara (-).
8. Tenggorokan : rasa kering dan gatal (-), nyeri untuk menelan (-),
sakit tenggorokan (-), suara serak (-).
9. Sistem respirasi : sesak nafas (+), batuk (-), dahak (-), darah (-), nyeri
dada (-), mengi (-).
10. Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-), terasa ada yang menekan (-),
sering pingsan (-), berdebar-debar (-), keringat
dingin (-), ulu hati terasa panas (-), denyut
jantung meningkat (-), bangun malam karena
sesak nafas (-).
11. Sistem gastrointestinal : perut membesar, nafsu makan berkurang
(+), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-),
perut sebah (-), cepat kenyang (-), diare (-),
sulit BAB (-), perut nyeri setelah makan(-),
BAB warna hitam seperti petis (-).
12. Sistem musculoskeletal : lemas (+), badan terasa keju-kemeng (-),
kaku sendi (-), nyeri sendi (-), bengkak sendi
(-), nyeri otot (-), kaku otot (-), kejang (-).
13. Sistem genitouterina : BAK berwarna seperti teh (+), nyeri saat
BAK (-), panas saat BAK (-), sering buang air
kecil (-), BAK darah (-), nanah (-), BAK
berkali-kali karena tidak lampias/ anyang-
anyangan (-), sering menahan kencing (-), rasa
pegal di pinggang, rasa gatal pada saluran
kencing (-), rasa gatal pada alat kelamin (-).
14. Ekstremitas :
a. Atas : luka (-/-), kesemutan (-/-), tremor (-/-), ujung jari
terasa dingin (-/-), bengkak (-/-), lemah (-/-), nyeri (-/-),
lebam-lebam kulit (-/-)
b. Bawah : luka (-/-), kesemutan (-/-), tremor (-/-), ujung jari
terasa dingin (-/-), bengkak (+/+), lemah (-/-), nyeri
(-/-), lebam-lebam kulit (-/-)
15. Sistem neuropsikiatri : kesemutan (-), kejang (-), gelisah (-), mengigau(-)
IV. RESUME
Seorang laki-laki 52 tahun datang ke RSUD Karanganyar dengan keluhan
perut membesar sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan ini membuat pasien merasa
mbebesek, terasa cepat kenyang, dan penuh bila diisi makanan. Keluhan juga
diikuti dengan penurunan nafsu makan, badan dirasa semakin kurus tetapi perut
tetap membesar. Bengkak pada kedua kaki (+), muncul bersamaan pada kedua
kaki, menetap, tidak berkurang dengan istirahat maupun aktivitas. Pada 1 bulan
SMRS pasien mengeluh BAK berwarna seperti teh. Tetapi seiring berjalan
waktu, keluhan tersebut, menghilang dan BAK kembali jernih. BAK 2-3x
sehari, @ 1-1 cangkir. Sejak 2 minggu SMRS pasien mengeluhkan badan
terasa lemas. Lemas dirasakan terus menerus dan semakin lama semakin
memberat. Aktivitas sehari-hari pasien dirasakan semakin terbatas karena
keadaan pasien yang mudah lelah.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit
sedang, kesadaran compos mentis, gizi kesan cukup. TD : 120/70 mmHg, N: 76
kali/menit, RR : 21 kali/ menit. Konjungtiva pucat (+/+). Pada pemeriksaan
abdomen didapatkan dinding perut lebih tinggi dari dinding dada, spider naevi
(+), pekak sisi (+), pekak alih (+), tes undulasi (+), liver span 10cm, shifting
dullnes (+). Oedem pada kedua ekstremitas inferior. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan anemia ringan, hematokrit menurun, trombositopeni, eritrosit
menurun dan hipoalbumin. Pmeriksaan USG didapatkan hasil sirosis hepatis
dengan ascites.
V. DAFTAR ABNORMALITAS
Anamnesis :
1. perut membesar
2. perut terasa penuh, cepat kenyang, dan mbesesek
3. nafsu makan menurun
4. bengkak pada kedua kaki
5. BAK warna seperti teh
6. lemas
Pemeriksaan Fisik :
7. konjungtiva pucat (+/+)
8. pekak sisi (+)
9. pekak alih (+)
10. tes undulasi (+)
11. shifting dullnes (+)
Pemeriksaan Laboratorium :
12. anemia ringan
13. hematokrit menurun
14. trombositopeni
15. eritrosit menurun
16. hipoalbuminemia
VI. ASSESSMENT
Sirosis hepatis dekompensata
Anemia normositik normokromik
VII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
O2 3 lpm
Infus RL 20 tpm
Infus Aminofusin hepar / 24 jam
Infus Plasbumin 25% 100cc
Injeksi Ranitidin 1 amp/ 12 jam
Injeksi Furosemid 3 amp/ 8 jam
Spironolacton 100 mg 4-4-0
Propanolol 10 mg 1x1
Curcuma 20mg 3x1
Non Medikamentosa :
1. Tirah baring setengah duduk
2. Mengurangi makanan yang bersantan berminyak dan berlemak
3. Nasi putih extra telur 5 buah
4. Diet rendah garam
5. Edukasi minum obat teratur
6. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya dan komplikasinya
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad malam
Quo ad funtionam : ad malam
Quo ad sanam : ad malam
IX. FOLLOW UP
17 Januari 2017 S/
pasien mengeluhkan perut membesar (+) dan sebah (+),
terasa ampeg (+), saat dan setelah makan terasa sesak
(+), BAK sedikit coklat gelap, BAB (-).
O/
TD : 120/80, N : 78, S : 36.1, RR : 19
KU/Kes : Lemah/ CM
K/L : Normochepal, SI +/+, CA -/- ,PKGB
Tho : SDV+/+, Rh-/-, Wh -/-, BJ I/II reg, bising -
18 Januari 2017 S/
pasien mengeluhkan perut sebah (+), terasa ampeg (+),
saat dan setelah makan terasa sesak (+), nyeri kepala (+),
BAK (+), BAB (-)
O/
TD : 120/70, N : 76, S : 35.9, RR : 18
KU/Kes : Lemah/ CM
K/L : Normochepal, SI +/+, CA -/- ,PKGB
Tho : SDV+/+, Rh-/-, Wh -/-, BJ I/II reg, bising -
19 Januari 2017 S/
pasien mengeluhkan perut sebah (+), terasa ampeg (+),
saat dan setelah makan terasa sesak (+), napas sesak (+),
nyeri kepala (-), mual (-), muntah (-), mata kanan dan
kiri gatal, berair dan keluar kotoran (+) BAK (+), BAB
(+)
O/
TD : 120/80, N : 72, S : 36.1, RR : 23
KU/Kes : Lemah/ CM
K/L : Normochepal, SI +/+, CA -/- ,PKGB
Tho : SDV+/+, Rh-/-, Wh -/-, BJ I/II reg, bising -
20 Januari 2017 S/
pasien mengeluhkan perut terasa ampeg (+), sesak sudah
berkurang (+), mual (-), muntah (-), mata kanan dan kiri
gatal, berair dan keluar kotoran (+),lemas (+), makan
susah (+), BAK (+), BAB (+)
O/
TD : 130/90, N : 72, S : 36.0, RR : 21
KU/Kes : Lemah/ CM
K/L : Normochepal, SI +/+, CA -/- ,PKGB
Tho : SDV+/+, Rh-/-, Wh -/-, BJ I/II reg, bising -
21 Januari 2017 S/
pasien mengeluhkan perut sebah (+), terasa ampeg (-),
saat dan setelah makan terasa sesak (-), nyeri kepala (-),
mual (-), muntah (-), mata kanan dan kiri gatal, berair
dan keluar kotoran (-), lemas (-), makan susah (-), BAK
(+), BAB (+)
O/
TD : 120/80, N : 72, S : 36.1, RR : 18
KU/Kes : Lemah/ CM
K/L : Normochepal, SI +/+, CA -/- ,PKGB
Tho : SDV+/+, Rh-/-, Wh -/-, BJ I/II reg, bising -
BLPL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Sirosis Hepatis
1. Definisi
2. Insidens
Penderita sirosis hati lebih banyak dijumpai pada kaum laki-laki jika
dibandingkan dengan kaum wanita sekitar 1,6 : 1 dengan umur rata-rata
terbanyak antara golongan umur 30 59 tahun dengan puncaknya sekitar 40
49 tahun (Sutadi, 2003). Suatu survey penelitian di USA melaporkan bahwa
sekitar 5,5 juta penduduk (2% dari populasi USA) menderita sirosis. Sirosis ini
menyebabkan kematian pada 26.000 jiwa tiap tahunnya dan merupakan
penyebab kematian terbesar ke-9 di USA pada usia antara 25-64 tahun
(Sanchez and Talwalkar, 2008). Sedangkan di Indonesia, belum ada data resmi
nasional tentang sirosis hepatis. Namun dari beberapa laporan rumah sakit
umum pemerintah di Indonesia secara keseluruhan prevalensi sirosis adalah
3,5% seluruh pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam atau rata-rata
47,4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat.
3. Etiologi
4. Patogenesis
5. Patofisiologi
6. Manifestasi klinis
7. Komplikasi Sirosis
BAB III
KESIMPULAN
1. Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia dan memiliki fungsi
yang kompleks, diantaranya adalah berperan dalam metabolisme protein. Salah
satu protein yang memiliki peranan penting adalah albumin. Adanya gangguan
pada fungsi hepar akan menyebabkan gangguan pada metabolisme albumin. Salah
satu penyakit hepar yang menyebabkan gangguan fungsi hepar adalah sirosis
hepatis. Kadar albumin pada sirosis hepatis dipengaruhi oleh adanya penurunan
sintesis albumin di sinusoid, peningkatan degradasi albumin, efek dilusi, dan
distribusi albumin di ekstra dan intravaskuler yang berbeda dari kondisi normal.
2. Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir
fibrosis hepatik yang berlangsung progresif.
3. Sirosis hepatis dapat disebabkan oleh banyak keadaan, antara lain; konsumsi
alkohol, virus hepatitis B dan C, gangguan imunologis, zat hepatotoksik, dan lain-
lain.
4. Sirosis hepatis dapat diklasifikasikan berdasarkanpenyebabnya (Sirosis Laennec,
sirosis Pascanekrotik, Sirosis biliaris), sirosis hepatis berdasarkan fungsi hepar
(Kompensasi baik dan Dekompensasi), sirosis hepatis berdasarkan morfologi
(Sirosis mikronodular, Sirosis makronodular, Sirosis campuran)
5. Manifestasi utama dan lanjut dari sirosis terjadi akibat dua tipe gangguan
fisiologis: gagal sel hati dan hipertensi portal. Manifestasi gagal hepatoselular
adalah ikterus, edema perifer, kecenderungan perdarahan, eritema palmaris,
angioma spidernevi, ensefalopati hepatik. Gambaran klinis yang terutama
berkaitan dengan hipertensi portal adalah splenomegali, varises esofagus dan
lambung, serta manifestasi sirkulasi kolateral lainnya. Asites dapat dianggap
sebagai manifestasi kegagalan hepatoselular dan hipertensi portal
6. Diagnosis Sirosis dapat ditegakkan dengan ditemukannya 5 dari 7 kriteria
Soebandini.
7. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu Varises Esofagus, Peritonitis bacterial
spontan, Sindrom hepatorenal, danEnsefalopati hepatikum.
8. Prognosis sirosis hepatis sangat bervariasi tergantung pada penyebabnya, untuk
menilai ini biasanya menggunakan Skor Child Pugh yang dapat dibedakan menjadi
Class A, Class B, dan Class C.
DAFTAR PUSTAKA
Arroyo V. 2010. Pathophysiology,Diagnosis And Treatment Of Ascites In Cirrhosis.
http://mse.mef.hr/msedb/slike/p06030201_1/dir429/pdf0.pdf
Hasan, et al. 2008. Medicinus Journal : Peran Albumin dalam Penatalaksanaan Sirosis
Hati. Jakarta : Dexa-Medica. PP : 3-6
Murray, et al. 2005. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta : EGC. Pp : 703-705
Nicholson JP, MR Wolmarans, and GR Park. 2000. The Role of Albumin in Critical
Illnes. British Journal of Anaesthesia. 85 (4) : 599 610
Nurdjanah S. 2007. Sirosis Hati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid I.
Editor Sudoyo AW, Setitohadi B, Alwi I. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam FKUI
Sacher R.A. and Mcpherson R.A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Jakarta : EGC. pp : 373.
Sanchez W and Talwalkar JA. 2008. Liver Cirrhosis. The American College of
Gastroenterology. P : 301-263-90000
Sudoyo et al, 2007. Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi kelima. Jakarta : Interna
pubhlising.
Throop, et al. 2004. Article : Albumin in Health and Disease : Protein Metabolism
and Function. Columbia : University of Missouri-Columbia. Pp : 932-938