You are on page 1of 7

Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN OBESITAS PADA


WANITA USIA SUBUR PESERTA JAMKESMAS DI PUSKESMAS
WAWONASA KECAMATAN SINGKIL MANADO

1
Meiriyani Deliana Novitasary
2
Nelly Mayulu
3
Shirley E.S Kawengian

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
2
Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Email: delie17_sihombing@yahoo.com

Abstract: Obesity is being a serious problem in a few of developing countries. This time has
prevalence of overweight and obesity are had a fast movement in the worldwide and could be
dangerous. The nutritions of the older people has an overweight possibility. The aim of research
knowing about relation between the physical activities and obesity on the women of
childbearing period age as member of public insurance at public health centers in Wawonasa
Singkil Manado District. This research is a kind of observational analytic with a cross sectional.
The population in this research on the ladies who came during the research as a member and
also had a criteria are 77 person. The result of this research is based on the statistic analytic
which used chi-square and had p value 0,55 which bigger than 0,05. This result also shows
that, there is no relation between physical activities and obesity on the Women of Childbearing
Age (WUS) as member of public health insurance at public health centers in Wawonasa Singkil
Manado District.
Keywords: Physical Activities, Obesity, Women Childbearing Period

Abstrak: Obesitas menjadi masalah serius di banyak negara berkembang. Saat ini terdapat
bukti bahwa prevalensi kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas meningkat sangat tajam
diseluruh dunia, yang mencapai tingkatan yang membahayakan. Permasalahan gizi pada orang
dewasa cenderung lebih dominan untuk kelebihan berat badan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas pada wanita usia subur
(WUS) peserta Jamkesmas di puskemas wawonasa kecamatan singkil manado. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur peserta Jamkesmas yang datang saat
penelitian dilakukan yang memenuhi kriteria peneilitan yaitu sebanyak 77 orang. Hasil
penelitian berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Chi-square diperoleh nilai p sebesar
0,55 yakni lebih besar dibandingkan dengan 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas pada wanita usia subur (WUS) peserta
Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado.
Kata kunci: Aktivitas Fisik, Obesitas, Wanita Usia Subur

Beban penyakit tidak menular meningkat di perubahan diet secara signifikan.2 Selain
negara berpenghasilan rendah dan me- masalah anemia dan KEK atau kurus,
nengah, yang berkontribusi terhadap masalah kegemukan dan obesitas juga
kemiskinan karena menjadi penghalang bagi dijumpai pada usia produktif dan dewasa
pencapaian Millenium Development Goals.1 setengah tua. Hal ini antara lain terjadi
Transisi gizi menyebabkan terjadinya sebagai dampak perubahan gaya hidup

1040
Novitasary, Mayulu, Kawengian; Hubungan Antara Aktifitas Fisik dengan Obesitas... 1041

berkaitan dengan pola makanan dan Apalagi jika aktivitasnya kurang namun
menurunnya aktivitas fisik yang terutama asupan makanan lebih banyak masuk, maka
terlihat secara nyata di kota-kota besar.3 akan menyebabkan penimbunan lemak yang
Obesitas menjadi masalah serius dibanyak akan mengakibatkan obesitas terjadi.7
negara berkembang dengan pengaruh Jaminan Kesehatan Masyarakat
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. (Jamkesmas) merupakan program bantuan
Seiring dengan pertambahan penduduk, sosial untuk pelayanan kesehatan bagi
maka kurang lebih sudah 20 tahun obesitas masyarakat miskin dan tidak mampu.
meningkat seiring dengan kebiasaan, cara Program ini diselenggarakan secara nasional
mengkonsumsi, dan gaya hidup. Peran agar terjadi subsidi silang dalam rangka
perempuan secara umum lewat berkon- mewujudkan pelayanan kesehatan yang
sumsi dengan kesadaran akan nutrisi yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.9
baik khususnya untuk perempuan hal-hal Sebelumnya, sudah ada penelitian di
tersebut yang menjadi perhatian bagi Puskesmas Wawonasa pada Wanita Usia
penanganan obesitas.4 Subur peserta Jamkesmas. Akan tetapi
Saat ini terdapat bukti bahwa prevalensi
penelitian tersebut bukan meneliti tentang
kelebihan berat badan (overweight) dan
aktivitas fisik pada wanita usia subur tetapi
obesitas meningkat sangat tajam diseluruh
tentang hubungan status gizi dengan kadar
dunia, yang mencapai tingkatan yang
membahayakan. Obesitas tidak hanya gula darah pada wanita usia subur peserta
ditemukan pada penduduk dewasa, tetapi Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa.
juga pada anak-anak dan remaja.5 Hasil Belum ada yang meneliti tentang hubungan
Riskesdas 2007 (Depkes RI, 2008) aktivitas fisik dengan obesitas. Oleh karena
menunjukkan prevalensi obesitas secara itu peneliti ingin melakukan penelitian pada
nasional adalah sebesar 19,1%. Prevalensi Wanita Usia Subur peserta Jamkesmas di
nasional obesitas pada laki-laki lebih rendah Puskesmas Wawonasa, untuk mengetahui
daripada perempuan, secara berturut-turut apakah ada hubungan aktivitas fisik dengan
sebesar 13,9% dan 23,8%. Didaerah obesitas pada wanita usia subur peserta
perkotaan prevalensi obesitas lebih tinggi Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa
dari pada di pedesaan, masing-masing Kecamatan Singkil Manado.
sebesar 23,8% dan 16,3%.3
Status gizi pada kelompok dewasa di
atas 18 tahun didominasi dengan masalah METODOLOGI
obesitas, walaupun masalah kurus juga Jenis penelitian yang digunakan yaitu
masih cukup tinggi. Angka obesitas pada penelitian observasional analitik dengan
perempuan cenderung lebih tinggi dibanding pendekatan cross sectional. Penelitian
laki-laki.6 Secara nasional dapat dilihat dilaksanakan di Puskesmas Wawonasa
masalah gizi pada penduduk dewasa di atas Kecamatan Singkil Manado dari bulan
18 tahun adalah: 12,6 persen kurus, dan 21,7 November-Desember 2012. Variabel
persen gabungan kategori berat badan lebih bebasnya aktivitas fisik dan variabel
(BB lebih) dan obese, yang bisa juga disebut terikatnya obesitas. Populasi dari penelitian
obesitas. Prevalensi tertinggi untuk obesitas
ini adalah seluruh Wanita Usia Subur
adalah di Provinsi Sulawesi Utara (37,1%),
(WUS) Peseta Jamkesmas di Puskesmas
dan yang terendah adalah (13,0%) di
Wawonasa. Sampel adalah (WUS) yang
provinsi Nusa Tenggara Timur.7
Wanita Usia Subur (WUS) merupakan datang berkunjung selama 1 bulan ke
wanita usia produktif merupakan wanita Puskesmas yang berjumlah 325 orang yang
yang berusia 15-49 tahun dan wanita pada diambil dengan teknik purposive sampling
usia ini masih berpotensi untuk mempunyai dan memenuhi kriteria, yaitu wanita usia 19-
keturunan.8 Pada wanita, kurangnya aktifitas 49 tahun, berdomisili di wilayah kerja
fisik sangat mempengaruhi kesehatannya. wawonasa dan bersedia menjadi sampel.
1042 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 1040-1046

HASIL PENELITIAN Analisis bivariat pada penelitian ini


dilakukan untuk membuktikan hipotesis
Karakteristik responden berdasarkan
tentang hubungan aktivitas fisik dengan
umur terbagi dalam dua kategori, didapatkan
obesitas pada wanita usia subur (WUS)
lebih banyak responden yang masuk dalam
dengan menggunakan uji Chi-Square. Pada
kategori umur 30-49 tahun dengan
hasil uji diperlihatkan Tabel silang antara
presentase sejumlah 71,4% dan yang
aktivitas fisik dan obesitas. Berdasarkan
terendah adalah responden yang masuk
hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-
dalam kategori umur 18-29 tahun dengan
square diperoleh nilai p sebesar 0,55 yakni
presentase sejumlah 28,6%. Dilihat dari segi
lebih besar dibandingkan dengan 0,05.
pendidikan, didapatkan jumlah responden
Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
paling banyak lulusan SMA sebanyak 37
hubungan antara aktivitas fisik dengan
orang dengan presentase 48,1% dan paling
obesitas pada wanita usia subur (WUS) di
sedikit yaitu responden lulusan SD dengan
Puskesmas Wawonasa (Tabel 5).
presentase sejumlah 1,3%. Dilihat dari segi
pekerjaan, didapatkan responden paling
banyak yaitu ibu rumah tangga sejumlah 62
orang dengan presentase 80,5% dan yang
responden yang paling sedikit yaitu Tabel 1. Karakteristik Responden
wiraswasta sebanyak 2 orang dengan
presentase 2,6%. Dilihat dari segi Karakteristik responden n %
pendapatan, didapatkan responden paling
Umur

18 - 29 22 28,6
banyak berpenghasilan dari Rp.500.000;-
Rp.1.000.000; sejumlah 46 orang dengan 30 -49 55 71,4
presentase 59,7% dan responden yang
berpenghasilan <Rp.500.000; sebanyak 3 77 100%
orang dengan presentase 3,9% (Tabel 1).
Pendidikan

Gambaran status gizi respondens hanya Tidak tamat SD 1 1,3


diambil dua kategori yaitu obese dan tidak SD 15 19,5
obese. Didapatkan jumlah responden dengan
status gizi obese sebanyak 32 orang dengan SMP 24 31,2
prsentase 41,6% dan responden yang tidak
SMA 37 48,1
obese sebanyak 45 orang dengan presentase
58,4% (Tabel 2). 77 100%
Gambaran aktivitas fisik responden
Pekerjaan

diambil tiga kategori yaitu: kategori ringan, Pegawai Swasta 6 7,8


sedang dan berat. Didapatkan lebih banyak
Wiraswasta 2 2,6
responden yang melakukan aktivitas fisik
sedang yaitu sebanyak 43 orang dengan Buruh 7 9,1
jumlah presentase 55,8%, sedangkan
responden dengan aktivitas fisik berat Ibu rumah tangga 62 80,5
sebanyak 20 orang dengan jumlah
77 100%
presentase 26,0% dan responden dengan
patan
Penda-

aktivitas fisik ringan sebanyak 14 orang < Rp. 500.000 3 3,9


dengan jumlah presentase 18,2% (Tabel 3).
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Rp.500.000-Rp.1 Juta 46 59,7
MET melalui kuesioner aktivitas fisik, nilai
>Rp. 1 Juta 28 36,4
METs rata-rata yaitu: 2137,01 dengan
standar deviasi 1457,553, sedangakn nilai 77 100%
minimumnya yaitu: 120 MET menit/minggu
dengan nilai maksimum yaitu: 6720 MET
menit/minggu (Tabel 4).
Novitasary, Mayulu, Kawengian; Hubungan Antara Aktifitas Fisik dengan Obesitas... 1043

Tabel 2. Gambaran status gizi responden Tabel 3. Gambaran aktivitas fisik responden
Status Gizi N % Aktivitas Fisik n %
Obese 32 41.6 Ringan 14 18.2
Sedang 43 55.8
Tidak Obese 45 58.4
Berat 20 26.0
Total 77 100,0 Total 77 100.0

Tabel 4. Nilai Metabolic Energy Turnover (MET)

Rata - rata Standar Deviasi Minimum Maksimum

Nilai METs 2137,01 1457,533 120 6720

Tabel 5. Hubungan aktivitas fisik dengan obesitas pada wanita usia subur
Aktivitas Fisik
Status Gizi Ringan Sedang Berat Total p
n n n
Obese 4 19 9 32
0,55
Tidak Obese 10 24 11 45
Total 14 43 20 77

BAHASAN kan, dari 77 orang responden, yang memiliki


status gizi obese sejumlah 41,6% sedangkan
Responden pada penelitian ini adalah
yang tidak obese sejumlah 58,4%. Ini
Wanita Usia Subur (WUS) yang berusia 19-
menyatakan bahwa responden di Puskesmas
49 tahun. Jumlah responden pada penelitian
Wawonasa lebih banyak adalah responden
ini berjumlah 77 orang. Responden
yang tidak obese. Pada tingkat aktivtas fisik
didistribusikan berdasarkan karakteristiknya
yang ringan jumlah responden 18,2%, pada
masing-masing yaitu dari aspek umur,
aktivitas fisik sedang jumlah responden
pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.
55.8% dan pada aktivitas fisik berat
Pada Tabel 3 dapat dilihat karakteristik
berjumlah 26,0%. Dari penelitian ini dapat
responden berdasarkan umur paling banyak
dilihat bahwa responden yang rata-rata ibu
antara 30-49 tahun (71,4%), berdasarkan
rumah tangga lebih banyak melakukan
pendidikan paling banyak pada Sekolah
aktivitas fisik sedang dari pada aktivitas
Menengah Atas atau SMA (48,1%).
ringan dan berat.
Karakteristik responden berdasarkan
Dilihat dari karakteristik umur
pekerjaan, ratarata responden ibu rumah
responden, terbanyak didapatkan berada
tangga (80,5%), sedangkan karakteristik
pada rentang umur 30-49 tahun, namun dari
responden berdasarkan pendapatan berkisar
hasil penelitian ini lebih banyak didapatkan
antara Rp.500.000;-Rp.1.000.000; (59,7%).
responden yang tidak obese dari pada yang
Rata-rata semua orang memiliki
obese. Padahal obesitas sangat berkaitan
aktivitasnya masing-masing. Secara umum
dengan usia, karena semakin usia bertambah
ada tiga kategori aktivitas fisik yang
maka metabolisme yang terjadi didalam
dilakukan yaitu aktivitas ringan, sedang dan
tubuh mengalami penurunan lalu akan
berat. Hasil pengumpulan data menunjuk-
terjadi perubahan secara biologis yaitu
1044 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 1040-1046

menurunnya fungsi dari otot-otot dan Bagi mereka yang berpenghasilan rendah,
meningkatnya kadar lemak dalam tubuh. kesulitan bagi mereka yaitu untuk
Dari hasil penelitian yang ditemukan di memperoleh makanan rendah kalori dan
Selangor, Malaysia, didapatkan bahwa mahal (seperti buah-buahan, sayur, sereal
prevalensi obesitas tinggi dikalangan wani- dan lain-lain), sehingga terjadi kecenderung-
ta dewasa dan masalah ini perlu diutamakan an kurang bergerak dan tidak punya waktu
karena prevalensi obesitas terus menerus luang untuk melakukan olahraga. Hal ini
meningkat dan akan terus memburuk jika berbeda dengan mereka yang berasal dari
tidak segera dilakukan tindakan.10 kelompok ekonomi tinggi yang lebih
Dilihat dari karakteristik pendidikan fleksibel menggunakan waktu dan kesem-
responden yang terbanyak adalah pada patan.15 Dalam penelitian lain yang dilaku-
lulusan SMA (48,1%). Hasil dari penelitian kan pada wanita di Swedia, menyatakan
ini menunjukkan bahwa lebih banyak bahwa status sosial ekonomi orang tua
responden yang tidak obese. Dari (pekerjaan ayah) merupakan prediktor kuat
pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan jaringan adiposa pusat dan
pendidikan berpengaruh pada kejadian peningkatan berat badan, terutama sosial
obese dan tidak obese. Seperti beberapa ekonomi lemah. Interaksi pekerjaan ayah
hasil penelitian sebelumnya ditemukan dan pekerjaan sendiri berhubungan dengan
bahwa prevalensi obesitas khususnya perubahan berat badan dan lingkar perut.16
obesitas sentral lebih tinggi pada orang Dilihat dari karakteristik pendapatan,
berpendidikan rendah.11 Dari penelitian yang responden rata-rata berpenghasilan
dilakukan pada wanita di China, dikatakan Rp.500.000-Rp.1.000.000; (59,7%) dimana
tingginya level pendidikan meningkatkan pendapatan ini ada yang dihasilkan oleh
berat badan dan lingkar perut.12 Namun, kepala keluarga maupun responden tersebut.
pada penelitian ditemukan bahwa rendahnya Dan hasil dari penelitian ini didapatkan
status sosial ekonomi (pekerjaan dan lebih banyak yang tidak obese dari pada
pendidikan) berhubungan dengan obesitas yang obese. Hasil ini menunjukkan tidak
sentral dan tingginya nilai kortisol.13 Pada ada hubungan antara pendapatan dengan
penelitian yang dilakukan di Philipina obesitas. Penelitian ini tidak sejalan dengan
terhadap perempuan yang telah menikah dan yang dilakukan di Korea, didapatkan hasil
dengan pendidikan lebih tinggi mempunyai bahwa ada hubungan antara kejadian
kesempatan menjadi overweight. Dikatakan obesitas sentral dengan penghasilan pada
hubungan antara perempuan perkotaan perempuan.17 Sama dengan hasil penelitian
dengan pendidikan berbanding terbalik yang dilakukan di Missouri yang menyata-
dengan overweight, sedangkan perempuan kan ada hubungan antara pendapatan dengan
pedesaan lebih berkesempatan menjadi obesitas, dimana wanita dibagi menjadi tiga
overweight.14 kelompok sesuai dengan tingkatan penda-
Dilihat dari karakteristik pekerjaan, patan rumah tangga masing-masing dan
responden lebih banyak yaitu ibu rumah didapatkan hasil bahwa setengah dari
tangga (80,5%), dan hasilnya sedikit yang banyaknya wanita yang overweight,
obese dari pada yang tidak obese. Dari didapatkan lebih banyak berasal dari yang
penelitian yang dilakukan di Brazil, pendapatannya lebih besar dari pada yang
terhadap status sosial ekonomi rendah, yaitu pendapatnnya kecil.18 Hasil penelitian di
antara hubungan status ekonomi sosial Missouri juga sejalan dengan penelitian
dengan obesitas pada perempuan. Tidak yang dilakukan di Kota Trabzon, Turki,
adanya pola makan yang baik dan dimana didapatkan bahwa ada hubungan
kurangnya energi ekspenditur kerap terjadi yang signifikan antara pendapatan rumah
pada mereka di mulai adri terjadinya tangga dengan prevalensi obesitas. Didapat-
peningkatan sosial ekonomi, bagi mereka kan prevalensi obesitas meningkat pada
yang berpenghasilan rendah, pendidikan responden yang mempunyai pendapatan
rendah dan pengetahuan tentang kesehatan. rumah tangga lebih tinggi. Karena seseorang
Novitasary, Mayulu, Kawengian; Hubungan Antara Aktifitas Fisik dengan Obesitas... 1045

yang mempunyai pendapatan yang banyak mobil dan lainnya dalam melakukan
maka dapat menimbulkan kemauan meng- aktivitas sehari-hari dari pada berjalan
habiskan uang untuk membeli makanan kaki.22
yang berkalori tinggi.19 Dapat disimpulkan bahwa dari hasil
Dilihat dari karakteristik aktivitas, dari data penelitian ini didapatkan sebagian besar
penelitian ini didapatkan responden lebih responden melakukan aktivitas fisik sedang
banyak melakukan aktivitas sedang (55,8%) atau aktivitas yang tidak terlalu berat.
dan paling sedikit responden yang mela- Responden yang sebagian besar ibu rumah
kukan aktivitas ringan (18,2%), dimana tangga ini hanya melakukan aktivitas rutin
didapatkan hasil dari responden yang obese sebagai ibu rumah tangga, seperti memasak,
dan tidak obese, lebih banyak yang tidak mencuci piring, menyetrika, mengepel
obese (58,4%). Hasil uji statistik dengan lantai, merawat anak dan sama sekali tidak
menggunakan Chi-square menunjukkan ada responden yang melakukan kegiatan
bahwa pada penelitian ini tidak ada aktivitas berat seperti olahraga akan tetapi
hubungan yang bermakna antara aktivitas ratarata responden lebih banyak melakukan
fisik dengan obesitas pada wanita usia subur aktivitas diluar rumah dengan berjalan kaki
(WUS) pesrta Jamkesmas di Puskemas dari pada menggunakan alat transportasi
Wawonasa Kecamatan Singkil Manado seperti sepeda, motor maupun mobil.
(p=0.551), yang kebanyakan responden
yaitu ibu rumah tangga. Penelitian ini SIMPULAN
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mustamin (2012) yang menyatakan Berdasarkan hasil penelitian, maka
bahwa ada hubungan yang tidak bermakna diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral 1. Prevalensi obesitas pada wanita usia
pada ibu rumah tangga.20 Namun hasil subur (WUS) di puskesmas wawonasa
penelitian yang dilakukan pada WUS adalah 41.6%.
peserta Jamkesmas ini bertolak belakang 2. Gambaran aktivitas fisik pada wanita usia
dengan penelitian yang dilakukan di Yunani. subur (WUS) adalah: aktivitas ringan
Didapatkan sebagian besar penduduknya 18,2%, aktivitas sedang 55,8% dan
secara fisik tidak aktif yaitu pada wanita. aktivitas berat 26,0%.
Diungkapkan bahwa kurangnya aktivitas 3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
fisik yang terjadi pada wanita di Yunani antara aktivitas fisik dengan obesitas
karena perilaku gaya hidup, gejala depresi, pada wanita usia subur (WUS) di
dan gangguan metabolisme dan penelitian Puskesmas Wawonasa Kecamatan
pada WUS ini juga tidak sejalan dengan Singkil Manado.
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Trisna dan Hamid (2008), menemukan UCAPAN TERIMA KASIH
hubungan yang bermakna antara aktivitas
fisik dengan obesitas, dilandaskan dengan Terima kasih kepada Dr. dr. Nelly
teori yang mendukung dari Wirakusuma Mayulu, M.Si dan dr. Shirley E.S
(1994) bahwa gerak badan yang teratur akan Kawengian, DAN, M.Si yang telah
membantu menurunkan berat badan.21 Hasil memberikan saran/masukan yang sangat
penelitian dari FINRISK Studies didapatkan bermanfaat dalam penyelesaian penelitian
bahwa orang dengan aktivitas ringan ini dan juga kepada semua pihak yang
mempunyai peluang yang lebih besar secara langsung ataupun tidak langsung
mengalami obesitas. Contoh dari pada orang telah menumbuhkan gagasan dalam artikel
dengan aktivitas ringan yaitu pada orang ini.
yang lebih menghabiskan waktu luangnya
dengan membaca atau menonton televisi DAFTAR PUSTAKA
dan juga pada orang yang lebih memilih
1. Beaglehole R, R Bonita; R Horton, C
mengguanakan kendaran seperti motor, Adams, G Alleyne, P Asaria, et. al. Priority
1046 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 1040-1046

action for the non-communicable disease pattern and visceral obesity in middle-aged
crisis. Lancet 2011. 377:1439. men. Obes Res. 8:445-450.
2. Uauy, R; C. Albala and J. Kain; 2001; 14. Dahly, D.L, P.G. Larson, B.M. Popkin, J.S
Obesity Trends in Latin Amerika Transiting Kautnan and L.S Adair. 2010. Associations
from Under to Overweight; Journal of between multiple indicators of
Nutrition: 131 : 8935-899. socioeconomic status and obesity in young
3. Almatsier S, Susirah S, Maesijandi S. Gizi Adult Filipinos Vary by Gender, urbanicity,
seimbang dalam daur kehidupan. Jakarta. and indicators used. J. Nutr. Vol. 140 No.
2011; hal 365,374. 2; 366-370.
4. Roemling C, Qaim M. Obesity Trends and 15. Monteiro, C.A, E.C. Moura, W.L. Conde,
Determinants in Indonesia. Elsevier. 2012. B.M. Popkin. 2004. Bulletin, WHO, vol.82
58. 1005. no.12.
5. Adriani M, B Wijatmadi. Pengantar gizi 16. Lahmann PH, Lissner L, Gullberg B,
masyarakat. Kencana. 2012. h.114-115,126. Berglund G. 2000. Sociodemographic
6. Laporan Riset kesehatan daerah factors associated with long-term weight
(RISKESDAS) Nasional, 2010. Jakarta: gain, current body fatness and central
Badan Pengembangan dan Penelitian adiposity in Swedish women. Int J Obes
Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Di Relat Metab Disord. 24:685-694.
dapat dari: 17. Yoon YS, Oh SW, Park HS. 2006.
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/down Socioeconomic status in relation to obesity
load/buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/L and abdominal obesity in Korean adults: a
aporan_riskesdas_2010.pdf 1 Desember focus on sex differences. Obesity. 14:909-
2010. Hal 5,66 [Akses, 5 Oktober 2012]. 919.
7. Nurmalina R, Valley B. Pencegahan dan 18. Kohrs MB, Wang LL, Eklund D, Paulsen
manajemen obesitas. PT Elex Media B, O'neal R. The association of obesity
Komputindo Kelompok Gramedia with socioeconomic factors in Missouri.
Jakarta; 2011; h.4-5, 1,22,131-132,16. Am J Clin Nutr 1999;32:2120-2128.
8. BKKBN. Kamus Istilah Kependudukan dan 19. Erem C et al. 2004. Prevalence of obesity
Keluarga Berencana. 2011. h.137 [diakses and associated risk factors in a Turkish
01 Januari 2013]. population (Trabzon City, Turkey).
9. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Obesity. 12:11171127.
pelayanan jaminan kesehatan masyarakat 20. Mustamin. Asupan energi dan aktivitas
(jamkesmas). 2008. h.11-12. fisik dengan kejadian obesitas sentral pada
10. Sidik SM, Rampal L. The prevalence and ibu rumah tangga di kelurahan ujung
factor associated with obesity among adult pandang baru kecamatan tallo kota
women in Selangor, Malaysia. Asia Pasific makasar. Media Gizi Pangan, Vol.X, Edisi
Family Medicine 2009;8:2. 2. 2012. Hal 64 [diakses 11 November
11. Gutierrez-Fisac JL, Lopez E, Banegas JR, 2012].
Graciani A, Rodriguez-Artalejo F. 2004. 21. Trisna, I, Hamid, S. Faktor faktor yang
Prevalence of overweight and obesity in berhubungan dengan obesitas pada wanita
elderly people in Spain. Obesity. 12:710- dewasa (30-50) tahun di kecamatan lubuk
715. sikaping. Artikel penelitian. 2008. h.70.
12. Zhang X et al. 2007. Abdominal adiposity 22. Lahti-Koski M, Pietinen P, Heliovaara M,
and mortality in Chinese women. Arch Vartiainen E. Association of baody mass
Intern Med.167:886-892. index and obesity with physical activity,
13. Rosmond R, Bjrntorp P. 2000. food choices, alcohol intake, and smoking
Occupational status, cortisol secretory in the 1982-1997 FINRISK Studies. Am J
Clin Nutr.

You might also like