You are on page 1of 17

Laporan Kasus

Disusun Oleh:
Patrick L.S Tumewu

Pembimbing:
dr.Evalina Asnawi SpKJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


PANTI SOSIAL BINA LARAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UKRIDA
JAKARTA
2017

1
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU JIWA

Patrick L.S Tumewu (112015374)

Pembimbing / Penguji: dr.Evalina Asnawi, Sp.KJ

I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Nn. A
Usia / tanggal lahir : 27 tahun / 28-10-1989
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja (saat ini)
Status perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Tanggerang

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Data diperoleh dari :
Autoanamnesis : 19 Juni 2017, Pukul 14.00 WIB
Alloanamnesis : -

A. KELUHAN UTAMA
Pasien tidur di pinggir jalan dan ditangkap oleh petugas suku dinas Jakarta pada 4 tahun
yang lalu.

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG


Pasien mengatakan bahwa ia datang ke panti karena ia sempat tertangkap oleh petugas
suku dinas Jakarta, ketika sedang tidur di pinggir jalan pada 4 tahun yang lalu. Pasien

2
mengatakan bahwa sebelum ia dipindahkan ke panti, ia sempat tinggal di panti
Cipayung selama 3 tahun. Pasien juga mengatakan bahwa keluarganya tidak mengetahui
perihal ia tertangkap dan ditempatkan di panti sampai saat ini. Pasien mengatakan
alasan mengapa ia tidur di pinggir jalan saat itu, karena ia melarikan diri dari rumahnya
sejak 1 bulan sebelum ia tertangkap. Pasien mengatakan bahwa alasan ia melarikan diri
dari tempat ibunya, akibat ia sempat dimarahi oleh ibunya yang membuat dirinya
merasa sakit hati. Pasien mengatakan alasan ibunya memarahinya akibat terkadang ia
sering mengamuk didalam rumahnya serta membanting- banting peralatan didalam
rumahnya akibat mendengar suara bisikan yang berbisik di telinganya untuk melakukan
hal tersebut. Pasien mengatakan bahwa, ia pertama kali mendengar suara-suara bisikan
tersebut ketika ia pulang dari Malaysia setelah menjadi TKW (tenaga kerja wanita)
disana. Suara-suara bisikan tersebut terdiri dari 2 jenis suara yaitu, satu suara perempuan
dan satu suara laki-laki. Pasien mengatakan bahwa ia tidak dapat melihat orang-orang
maupun bayangan dari suara- suara yang berbisik ditelinganya tersebut, akan tetapi
sampai saat ini pasien berkata bahwa suara-suara tersebut masih terus terdengar
ditelinganya dan terkadang menyuruhnya untuk melakukan hal-hal yang negatif, seperti
menggigit tangan orang lain, maupun memukul orang lain. Pasien mengatakan bahwa
ketika hal itu terjadi, seringkali ia tidak dapat mengontrol dirinya dan mengikuti apa
yang disuruh oleh suara-suara tersebut. Pasien mengatakan ia berangkat ke Malaysia
pada usia 18 tahun karena disuruh oleh kakaknya, dan ia pun merasa tertarik untuk pergi
kesana untuk mencari pengalaman yang baru. Pasien mengatakan bahwa ia sempat
bekerja selama 1 tahun disana,akan tetapi ia memutuskan untuk kembali, karena ia
merasa stress akibat rindu kampung halamannya. Pasien menolak adanya riwayat
kekerasan maupun penyiksaan terhadap dirinya selama ia berada disana. Akan tetapi
pasien mengatakan bahwa, ketika ia berada disana ia sering ditegur oleh majikannya
akibat suka tertawa sendiri tanpa alasan yang jelas. Pasien pun mengatakan bahwa ia
tidak tahu mengapa pada saat itu ia tertawa. Ketika ia akhirnya kembali ke Indonesia,
keluhan munculnya suara-suara yang berbisik ditelinganya mulai timbul dan mulai
menimbulkan banyak masalah dalam kehidupan pasien, terutama masalah hilangnya
control diri pasien ketika ia disuruh untuk melakukan sesuatu oleh suara tersebut. Saat
ini ketika pasien mulai dirawat di panti sejak 4 tahun yang lalu, pasien mengatakan ia
rutin meminum obat yang diberikan oleh dokter yang ada di panti akan tetapi obat-
obatan tersebut belum bisa menghilangkan suara-suara yang suka berbisik ditelinganya,

3
hanya membantu mengurangi frekuensi munculnya suara-suara tersebut. Pasien
mengatakan bahwa pernah menggunakan obat-obatan terlarang sebelumnya seperti
ganja sejak ia berusia 14 tahun, akan tetapi ia tidak mengingat pasti jumlah ganja yang
dikonsumsinya berapa banyak. Pasien juga mengatakan bahwa ia pernah diperkosa oleh
pamannya berkali-kali sejak ia berumur 14 tahun, sehingga menimbulkan trauma
tersendiri bagi dirinya.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA :


1. Gangguan psikiatrik :
Sejak pasien pulang dari bekerja di luar negeri ia mengatakan bahwa ia sering
mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk melakukan hal-hal negatif seperti
merusak barang-barang yang ada dirumahnya, menggigit tangan orang lain, serta
memukul orang lain.
2. Riwayat gangguan medik :
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kejang, trauma kepala, tumor, atau pun penyakit
kronis lainnya, akan tetapi pasien memiliki bekas luka jahitan di bagian lengan
bawahnya, yang muncul akibat tertimpah pecahan kaca di rumahnya.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif :
Pasien mengatakan bahwa ia pernah menggunakan narkotika jenis ganja sejak usia 14
tahun.
4. Riwayat gangguan sebelumnya :
Pasien mengatakan sebelumnya ia belum pernah berobat ke dokter sejak keluhan suara-
suara yang berbicara ditelinganya muncul.

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat perkembangan fisik :


Pasien mengatakan bahwa ia tidak mengetahui riwayat kelahirannya. Akan tetapi ia
mengatakan bahwa riwayat pertumbuhan dan perkembangannya sesuai anak seusianya.

2. Riwayat perkembangan kepribadian:


Anak :Pasien dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik kepada orang di
sekelilingnya. Pasien mengatakan bahwa ia merupakan anak yang aktif
bersosialisasi dengan lingkungannya dan memiliki banyak teman.
4
Remaja : Pasien dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik dengan lingkungan
disekelilingnya.
Dewasa : pasien dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan cukup baik dengan
lingkungannya akan tetapi terkadang pasien mengatakan bahwa ia seringkali
dibuli oleh orang- orang disekitarnya karena perilakunya yang dianggap aneh.

3. Riwayat pendidikan :
Pasien mengatakan bahwa ia lulus SD dan SMP dengan nilai akademik yang cukup
baik, akan tetapi karena masalah biaya pasien tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke
jenjang yang lebih tinggi. Setelah berhenti sekolah, pasien mulai membantu ibunya bekerja
dan menghasilkan uang untuk keluarganya.

4. Riwayat pekerjaan :
Pernah bekerja sebagai TKW di luar negeri.

5. Kehidupan beragama :
Pasien beragama Islam. Ayahnya mengajarkan solat dan mengaji kepadanya dan ia
berusaha untuk terus solat secara tepat waktu sampai saat ini.

6. Kehidupan sosial dan perkawinan :


Pasien belum menikah. Pasien sempat tinggal dengan ibunya. Pasien mengatakan bahwa
ia mempunyai cukup banyak teman didalam panti maupun di luar panti. Aktivitias
sehari-hari pasien pada tingkat personal seperti mandi, berpakaian, makan dan
kebersihan diri mampu dilakukan oleh pasien.

E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien adalah anak ke 2 dari 4 bersaudara. Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai
riwayat psikiatri ataupun penggunaan obat-obatan terlarang.

5
Keterangan:

Laki-Laki Pasien

Perempuan / Ayah / Ibu

F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG :


Dalam kehidupan sosial, pasien cukup mudah bergaul dan memiliki cukup banyak
teman selama berada di dalam panti. Akan tetapi pasien mengaku kadang ia memukul
temannya secara tidak sadar, ketika ia mendengar bisikan-bisikan ditelinganya yang
menyuruhnya melakukan hal tersebut.

III. STATUS MENTAL


Berdasarkan penilaian pada pertemuan pada tanggal 19 Juni 2017.
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien berpakaian kaos, tampak cukup rapi, kulit sawo matang, rambut pendek,
kuku tampak tidak terawat, wajah dan penampilan fisik sesuai usianya, tampak
cukup tenang.
2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium / neurologik : kompos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : tampak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Sebelum wawancara: Pasien tampak tenang di dalam ruangannya

6
Saat wawancara :Pasien tidak curiga, bercerita,menjawab sesuai dengan
pertanyaan, dan cukup baik dalam kontak dengan
pemeriksa
Setelah wawancara : Pasien tetap tenang dan kembali beraktivitas

4. Sikap terhadap pemeriksa:


Kooperatif, Ia menjawab semua pertanyaan dengan baik.
5. Pembicaraan :
a. Cara berbicara : lancar,berbicara spontan, intonasi baik, volume bicara cukup
kuat, artikulasi jelas.
b. Gangguan berbicara : tidak ada

B. ALAM PERASAAN (EMOSI)


1. Suasana perasaan (mood) : eutim
2. Afek ekspresi afektif
a. Arus : lambat
b. Stabilisasi :stabil
c. Kedalaman : dangkal
d. Skala diferensisasi : sempit, respon emosi dengan ekspresi wajah yang tidak
bervariasi juga irama dan gerakan tubuh tidak serasi dengan suasana yang di
hayatinya
e. Keserasian : tidak serasi
f. Pengendalian impuls : lemah
g. Ekspresi : kadang tampak tidak wajar
h. Dramatisasi : tidak ada akting emosional
i. Empati : tidak dapat di nilai

C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi: Halusinasi auditorik
b. Ilusi : tidak ditemukan.
c. Depersonalisasi : tidak ditemukan.
d. Derealisasi : tidak ditemukan.

7
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf pendidikan : SD, SMP
2. Pengetahuan umum : Kurang
3. Kecerdasan : Rata-Rata
4. Konsentrasi dan kalkulasi: baik (apabila pemeriksa menanyakan soal penjumlahan
maupun pengurangan, serta pasien diminta untuk menjawab, hasilnya pasien
berhasil menjawabnya dengan baik.
5. Orientasi
i. Waktu : baik
ii. Tempat : baik
iii. Orang : baik
iv. Situasi : baik
6. Daya ingat
a. Tingkat

Jangka panjang :baik


Jangka pendek : baik
b. Segera : baik
c. Gangguan : tidak ditemukan adanya gangguan
7. Pikiran abstraktif : terganggu
8. Visuospatial: Tidak baik
9. Bakat kreatif: Tidak dapat dinilai
10. Kemampuan menolong diri sendiri: cukup baik, karena Pasien diketahui tidak
memiliki masalah dalam bersosialisasi di
limgkungan sekitar dan dalam
melakukan kegiatan sehari hari seperti
mandi, pasien dapat melakukannya
sendiri tanpa membutuhkan bantuan
orang-orang disekitarnya.

8
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Produktifitas : lambat
Kontinuitas : tidak relevan
Hendaya bahasa : tidak ada

2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : tidak ada
Waham: tidak ditemukan
Obsesi: tidak ditemukan
Fobia: tidak ditemukan
Gagasan rujukan :tidak ditemukan
Gagasan pengaruh : tidak ditemukan

F. PENGENDALIAN IMPULS
Selama wawancara pengendalian impuls pada pasien terlihat cukup baik.

G. DAYA NILAI
Daya Nilai Sosial: cukup baik, pasien berteman dengan pasien-pasien lain
Uji Daya Nilai: Kurang, pasien belum bisa mengendalikan keinginannya dan
cenderung melakukan kehendaknya sendiri, tanpa memikirkan dampak yang
ditimbulkan.
Daya Nilai Realitas: Buruk, pasien mengaku masih sering mendengar suara-
suara yang menyuruhnya melakukan hal-hal negatif sampai saat ini.

H. TILIKAN :
Tilikan derajat 1

I. RELIABILITAS :
Secara umum baik, pasien dapat dipercaya.

9
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tensi :-
4. Nadi :-
5. Suhu badan :-
6. Frekuensi pernafasan :-
7. Bentuk tubuh : atletik

Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-


Pupil: pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, tidak langsung +/+
Mulut : hipersalivasi (-)
Leher : KGB tidak membesar
Thorax : Bentuk toraks normal
Abdomen :datar, tidak tampak bekas operasi dan luka.
8.Ekstremitas : terdapat sikatrik di lengan bawah kanan
9.Sistem kardiovaskuler : tidak ada kelainan
10. Sistem respiratorius : tidak ada kelainan
11. Sistem gastro-intestinal : tidak ada kelainan
12. Sistem musculo-sceletal : tidak ada kelainan
13. Sistem urogenital : tidak ada kelainan
B. STATUS NEUROLOGIK
1.Saraf Kranial (I-XII) : dalam batas normal
2.Gejala Rangsang Meningeal : kaku kuduk (-), Lasegue (-), Kernig (-)
3.Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
4.Pupil : isokor,reflex cahaya +/+
5.Oftalmoskopi : tidak dilakukan
6.Motorik : normotoni, normotrofi
7.Sensibilitas :dalam batas normal
8.Sistem Saraf Vegetatif/Otonom : dalam batas normal
9.Fungsi Luhur : dalam batas normal
10. Gangguan Khusus : tidak ditemukan

10
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan urin
VI. IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien Nn. A berusia 27 tahun, ditangkap oleh petugas suku dinas Jakarta akibat tidur di
pinggir jalan pada 4 tahun yang lalu. Pasien mengatakan alasan mengapa ia tidur di pinggir
jalan saat itu, karena ia melarikan diri dari rumahnya sejak 1 bulan sebelum ia tertangkap
dengan alasan ia melarikan diri dari tempat ibunya, akibat ia sempat dimarahi oleh ibunya
yang membuat dirinya merasa sakit hati. Ia mengatakan bahwa ia sering mengamuk didalam
rumahnya serta membanting- banting peralatan didalam rumahnya akibat mendengar suara
bisikan yang berbisik di telinganya untuk melakukan hal tersebut. Pasien mengatakan bahwa,
ia pertama kali mendengar suara-suara bisikan tersebut ketika ia pulang dari Malaysia setelah
menjadi TKW (tenaga kerja wanita) disana. Pasien mengatakan bahwa ia tidak dapat melihat
orang-orang maupun bayangan dari suara- suara yang berbisik ditelinganya tersebut, akan
tetapi sampai saat ini pasien berkata bahwa suara-suara tersebut masih terus terdengar
ditelinganya dan terkadang menyuruhnya untuk melakukan hal-hal yang negatif, seperti
menggigit tangan orang lain, maupun memukul orang lain. Pasien mengatakan bahwa ketika
hal itu terjadi, seringkali ia tidak dapat mengontrol dirinya dan mengikuti apa yang disuruh
oleh suara-suara tersebut. Pasien mengatakan bahwa dirinya pernah menggunakan ganja sejak
usia 14 tahun, dan diperkosa berkali-kali oleh pamannya pada tahun yang sama. Pasien
mengatakan sebelumnya ia belum pernah berobat ke dokter sejak gejala-gejala ini muncul.
Pada pengamatan saat wawancara, pasien cukup kooperatif dan tenang. Terdapat gangguan
halusinasi auditorik pada pasien. Isi pikiran pasien cukup baik, pada proses pikir
produktifitas lambat, kontinuitas tidak relevan, gangguan hendaya bahasa tidak ditemukan
pada pasien, kognitif, pengendalian impuls cukup baik akan tetapi pada Uji Daya Nilai
kurang, pasien belum bisa mengendalikan keinginannya dan cenderung melakukan
kehendaknya sendiri, tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan. Daya Nilai Realitas
Buruk, pasien mengaku masih sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya melakukan
hal-hal negatif sampai saat ini. Tilikan derajat 1. Reliabilitas baik bisa dipercaya. Pada
pemeriksaan status fisik dan status neurologic tidak ada kelainan.

11
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
A. Axis I
B. Ber Axis I
Berdasarkan iktisar penemuan bermakna,pasien pada kasus ini dapat dinyatakan
tidak mengalami:
Gangguan Mental Non.Organik (GMNO) karena:
Gangguan kesadaran tidak ditemukan (pasien kompos mentis).
Gangguan fungsi kognitif tidak ditemukan.
Penyakit organik spesifik yang diduga berkaitan dengan gangguan
jiwanya tidak ditemukan.
Trauma yang melibatkan kepala tidak ditemukan.
Berdasarkan pernyataan di atas, Gangguan Mental Organik (F00-F09) dapat
disingkirkan.
Ditemukan riwayat penggunaan zat psikoaktif jenis kanabis sehingga terjadi
gangguan mental dan perilaku: F12.52
Pasien mengaku sudah menggunakan ganja, sejak usia 14 tahun. Dan
hal ini menimbulkan adanya gejala psikotik (halusinasi)

C. Axis II
Tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental

D. Axis III
Tidak ada masalah fisik

E. Axis IV
Tidak terdapat masalah dengan lingkungan social

F. Axis V
GAF 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang)

12
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Diagnosis kerja : F12.52 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
kanabis dengan gejala gangguan psikotik predominan
halusinasi.

Aksis II : Tidak ada diagnosis


Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Tidak ada diagnosis
Aksis V : GAF 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang)

IX. PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad Bonam
Ad fungsionam :Dubia ad Bonam
Ad sanationam : Dubia ad Malam

X. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologis : Tidak ada
2. Psikologi/ psikiatrik : Halusinasi auditorik
3. Sosial/keluarga : Tidak ada

XI. RENCANA TATALAKSANA


1. Farmakoterapi:
-Vitamin B Complex tab 500mg , s1 dd 1
-Rujuk ke spesialis Psikiatri untuk terapi lebih lanjut.
2. Psikoterapi:
Memotivasi pasien supaya minum obat secara teratur.
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya dan
meyakinkan pasien bahwa dia dapat mengatasi masalah tersebut.
Terapi keluarga dan kelompok
3. Sosioterapi:
Mengikut sertakan pasien dalam program di panti supaya dapat melakukan
aktivitas sehari-hari dan berinteraksi dengan lingkungannya.

13
Cuplikan Wawancara

Nama Koas/Pemeriksa : Patrick L.S Tumewu (112015374)


Nama Pasien : Ny. NA (27 tahun)

Keterangan :
D: Dokter
P : Pasien

D: Selamat pagi. Silahkan duduk bu.


P : Ia makasi. (Pasien duduk)

D: Saya dokter P. Maaf nama ibu siapa ya?


P : Nn NA.

D: Baik bu BN. Pagi ini saya mau ajak bu BN ngobrol sebentar boleh?
P : Ia boleh.

D: Baik kita mulai ya. Tanggal lahir BN kapan ya?


P : 28 Oktober 1989

D: Jadi usia ibu sekarang berapa tahun ya?


P : 27 tahun.

D: sudah berapa lama disini bu?


P: sudah 4 tahun.

D: bu BN agamanya apa?
P : Islam

D: bu BN berasal darimana ya?


P : Dari suku bangsa sunda.

D : alamat rumahnya dimana ?


P : di daerah tanggerang.

D : sudah menikah ?
P : Belum pernah menikah.

D : ibu sebelumnya bekerja dimana ?


P : bekerja menjadi TKW diluar negeri.

D :Pendidikan terakhir apa ?


P : SMP aja.

D : kenapa cuma sampai di SMP aja bu?


P : Karena tersangkut masalah biaya, jadi sekolahnya sudah gak lanjut lagi.

14
D : ibu inget gak kenapa sampai dibawa ke panti ?
P : Waktu itu saya ketangkep sama petugas Satpol PP, pas saya lagi tiduran di pinggir jalan.

D :Ibu sejak kapan pernah mendengar suara-suara tersebut?


P : sejak pulang dari Malaysia, pas abis jadi TKW disana.

D : suara-suara tersebut pernah menyuruh melakukan apa saja?


P : Kadang disuruh mukul orang, sama kadang disuruh menggigit tangan orang lain

D : sebelumnya pernah pakai obat-obatan terlarang gak bu?


P : pernah sejak usia 14 tahun.

D : pakai narkoba jenis apa aja bu?


P : saya pernah pakai ganja, karena bisa bikin tenang dan nyaman.

D : pertama kali pakai ada yang ngasih atau ibu pengen coba-coba ?
P : dulu temen yang ngasih, disuruh cobai, ehh ternyata malah ketagihan terus, hehehe

D : ohh, okay, itu makainya tiap hari atau berapa kali seminggu? Makainya sama siapa aja?
P : yah kadang-kadang kalo lagi ngumpul sama anak-anak, gak ingat pakenya sudah berapa
kali. Yang pasti lumayan sering

D : efek apa yang ibu dapatkan dari ganja ?


P : yah gimana yahh, kadang-kadang bikin tenang, tapi kadang juga sering bikin cemas karena
takut ketangkap polisi.

D : kalo untuk penggunaan putau nya sekali pake berapa banyak bu?
P : gak inget dok.

D : selama pakai ganja itu jumlahnya sering nambah gak? efek senengnya gak dapet kalo
jumlahnya dikit jadi mesti di tambah terus atau gimana ?
P : seinget saya, saya pakainya nambah-nambah terus soalnya lama- lama efek nya gak sama
kalo dosis nya sama.

D : ibu kalo gak make ganja suka bikin gelisah atau biasa aja?
P : yahh suka gelisah sih, sama ngerasa bayangan- bayangan sama suara-suaranya makin
menjadi.

D : duitnya dapat dari mana ?


P : gak inget dok, tapi kadang dikasih sama teman.

D : ibu minum alkohol juga gak? Merokok ?


P : iya minum tapi gak sering, rokok juga udah pernah dok.

D : punya anak gak bu ?


P : gak punya seingat saya.

15
D : bu NA tinggal sama siapa di rumah ?
P : sama mama sama saudara saya juga.

D : ibu dekat gak sama mama sama papa ?


P : dekat kok.

D : ibu suka emosian gak orangnya, suka marah-marah gitu ?


P : kalau saya sendiri sih gak, tp kadang kalo udah dengar- dengar suara buat mukul orang
saya gak bisa kontrol diri saya sendiri.

D : ibu punya saudara gak ?


P: iya punya, aku 3 saudara selain saya, semuanya cowok.

D: ibu dulu waktu kecil atau remaja gitu pernah dirawat di RS karena sakit gak?
P : gak pernah.

D: ibu pernah terbentur kepalanya atau pernah kecelakaan ?


P : gak pernah.

D: Ibu pernah dipukul atau disakiti sama orang gak bu?


P: Dulu saya pernah diperkosa waktu umur 14 tahun sama UA saya.

D : Diperkosa Dimana?
P : Di rumah UA saya, terus diancam kalau gak mau nurut.

D:Terus ibu pernah lapor ke orang tua gak soal hal ini?
P: Gak pernah dok, takut soalnya sama UA.

D: Selanjutnya bagaimana hubungan ibu dengan sesama teman disini ? pernah berantem gak?
P : baik-baik aja kok, gak pernah berantem, tapi kadang kalo udah dengar suara buat suruh
mukul orang aku gak bisa kontrol diri aku dok.

D : Oh gitu. Oke deh bu. Hari ini sekian dulu ya ngobrol nya. Nanti kita ngobrol lagi ya bu.
P : Oh ia.

D:.Makasi bu NA udah mau ngobrol ya bu.


P : Ia sama-sama.

16
17

You might also like