Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Ifah Latifah
153112540120341
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Terapan Kebidanan
Oleh
Ifah Latifah
153112540120341
By
Ifah Latifah
153112540120341
By
Ifah Latifah
153112540120341
NPM : 153112540120341
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan Plagiat dalam menulis karya tulis
ilmiah saya yang berjudul Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seks
remaja di SMK Lab Bussines School Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2016.
Apabila suatu saat saya terbukti melakukan plagiat, maka saya bersedia menerima
Ifah Latifah
BIODATA DIRI
Agama : Islam
Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seks remaja di SMK Lab business
school Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2016
ABSTRAK
Perilaku seksual ialah perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota badan antara
pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan intim, yang biasanya di lakukan
oleh pasangan suami istri. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui factor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku seks remaja di SMK Labusta Kota Tangerang, tahun
2016.Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner kepada 136 remaja di SMK Labusta Kota Tangerang, tahun 2016.
Analisis chis square dengan metode SPSS pada tingkat kemaknaan p<0,05.Hasil penelitian
menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan orang tua dengan perilaku seks
bebas remaja, didapatkan hasil nilai OR=1,494 dan p.value=0,342. Ada hubungan antara
pekerjaan orang tua dengan perilaku seks bebas remaja, didapatkan hasil nilai OR=2,903 dan
p.value=0,005. Tidak ada hubungan antara pemberian pendidikan seksual dengan perilaku
seks bebas remaja, didapatkan hasil nilai OR=1,577 dan p.value=0,341. Tidak ada hubungan
antara umur remaja dengan perilaku seks bebas, didapatkan hasil nilai OR=0,040 dan
p.value=0,980. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku seks bebas remaja,
didapatkan hasil nilai OR=3,100 dan p.value=0,004. Ada hubungan antara pengetahuan
remaja dengan perilaku seks bebas, didapatkan hasil nilai OR=3,967 dan p.value=0,000.
Tidak ada hubungan antara lingkungan dengan perilaku seks bebas, didapatkan hasil nilai
OR=0,543 dan p.value=0,149. Ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku seks
bebas, didapatkan hasil nilai OR=0,274 dan p.value=0,001. Hasil uji statistik didapatkan dari
ke delapan variabel, yang ada hubungan terhadap perilaku seks bebas pada remaja adalah
pekerjaan orang tua, jenis kelamin, pengetahuan remaja, dan sumber informasi. Sedangkan
yang tidak terdapat hubungan terhadap perilaku seks bebas adalah pendidikan orang tua,
pemberian pendidikan seksual, umur remaja dan lingkungan.
Factor associated with sexual behavior in adolescents in SMK Labusta Tangerang city
province of Banten year 2016
ABSTRACT
Sexual behavior is behavior that involves physical touch limbs between men and women who
have reached the stage of an intimate relationship, which is usually done by married couples.
The purpose of this study was to determine the factor associated with sexual behavior among
adolescents in SMK Labusta Tangerang in 2016. This study was descriptive with cross
sectional, conducted by distributing questionnaires to 136 adolescents at SMK Labusta
Tangerang in 2016. Chi square analysis using SPSS on the significance level p< 0,05. The
result showed that there was no relationship between parental education with adolescent
sexual behavior, is obtained OR=1,494 and p.value=0,342. There is a relationship between
parents work with adolescent sexual behavior, is obtained OR=2,903 and p.value=0,005.
There was no relationship between the provision of sex education with sexual behavior of
adolescent, is obtained OR=1,577 and p.value=0,314. There was no relationship between
age teens with adolescent sexual behavior, is obtained OR=0,040 and p.value=0,980. There
is a relationship between sex with teen sexual behavior, is obtained OR=3.100 and
p.value=0,004. There is a relationship between knowledge of adolescents with sexual
behavior of adolescents, is obtained OR=3,967 and p.value=0,000. There was no
relationship between the environment with adolescent sexual behavior, is obtained
OR=0,543 and p.value=0,149. There is a relationship between the mass media with
adolescents sexual behavior, is obtained OR=0,274 and p.value=0,001. statistical test
results obtained from the eight variables, wich is related to sexual behavior in adolescents is
the job of parents, gender, adolescents knowledge, and the mass media. While there is no
relation to the sexual behavior of adolescents is parental education, the provision of sex
education, adolescent age an environment.
Book :31(2000-2015)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tiada terkira penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayah-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perillaku Seks
Bebas Pada Remaja Di SMK Lab Business School Tangerang Tahun 2016.
Karya Tulis Ilmiah ini di buat sebagai salah satu tugas akhir dalam
(UNAS).
kepada :
Universitas Nasional.
Universitas Nasional.
yang telah memberikan fasilitas dan ilmu yang sangat bermanfaat dalam
7. Mad Tohir, S.Pd, M.Pd, selaku kepala sekolah SMK Labusta Tangerang yang
telah memberi izin, saran dan semangat dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah.
8. Seluruh staff administrasi dan tenaga pengajar SMK Lab Business School
Ilmiah.
9. Teristimewa kepada orang tua tercinta ayah Musonif dan ibu Fauziah, serta
adik-adik Ijal, Septi, dan Aldi, serta seluruh keluarga besar yang telah
memberikan dorongan moril maupun materil, serta doa yang tulus kepada
Ilmiah ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah
masih jauh sekali dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon masukan
dari semua pihak sebagai saran dan kritik yang bersifat membangun bagi
akan datang. Penulis berharap semoga Karya Tulis ilmiah ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi kita semua pada umumnya.
Akhir kata kepada-Nya lah kita berserah diri dan atas bantuan semua
pihak yang telah banyak membantu penulis haturkan terima kasih, semoga
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .. 1
A. Latar Belakang .. 1
B. Rumusan Masalah . 3
C. Tujuan Penelitian .. 3
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUN TEORI . 6
A. Pengertian Remaja 6
B. Tahun-tahun Masa Remaja ... 6
C. Ciri-ciri Masa Remaja ... 6
D. Tahap-tahap Perkembangan remaja... 8
E. Pengertian Perilaku Seksual 8
F. Pola-pola Perilaku Seksual 9
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Seksual .. 11
H. Kerangka Teori 19
BAB III KERANGKA KONSEP 20
A. Kerangka Konsep .. 20
B. Definisi Operasional . 21
C. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB IV METODE PENELITIAN . 24
A. Desain Penelitian .. 24
B. Pupulasi dan Sampel . 24
C. Tempat dan Waktu 26
D. Etika Penelitian . 26
E. Alat/instrumen Penelitian... 26
F. Pengolahan Data ... 27
G. Analisa Data 29
BAB V HASIL PENELITIAN .. 31
A. Analisa Univariat .. 31
B. Analisa Bivariat . 36
BAB VI PEMBAHASAN 46
A. Analisa Univariat .. 46
B. Analisa Bivariat . 50
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 64
A. Simpulan ... 64
B. Saran .. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.10 Hubungan pendidikan orang tua dengan perilaku seks remaja . 36
Tabel 5.11 Hubungan pekerjaan orang tua dengan perilaku seks remaja .. 37
Tabel 5.12 Hubungan pemberian pendidikan seks dengan perilaku seks remaja 38
Halaman
1. Informed Consent
2. Kuesioner
3. Master Tabel
7. Lembar Konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peran yang sangat besar dan menentukan masa depan bangsa. Menurut WHO
(2009) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja yang berumur 10-
porno dan menonton blue film (54,3% di Jakarta, dan 49,2% di Tangerang).
Adapun motivasi utama melakukan senggama adalah suka sama suka (76% di
18% dan merasa kurang taat pada nilai agama 20-26%, (Narendra,2002).
mempengaruhi perilaku seksual remaja adalah jenis kelamin, media cetak, dan
media elektronik, (Damarini,2001). Sedangkan riset studi yang dilaksanakan
Universitas Indonesia pada tahun 2005 diperoleh temuan bahwa 21,8% remaja
diantaranya terjadi pada remaja, dan lebih dari 50% terjadi pada dewasa muda
masa remaja akhir dan awal dewasa, kemudian menurun dengan cepat dengan
semakin bertambahnya umur. Data PMS remaja yang berobat tahun 2015
undang-undang pernikahan.
dari studi pendahuluan yang dilakukan di dapatkan data dari tahun 2009-2015
ada 8 siswa yang hamil di luar nikah dan semuanya berhenti sekolah. Sebelum
di keluarkan oleh pihak sekolah, dan mereka rata-rata tidak memahami akibat
perilaku seks remaja di SMK Lab Bussines School Kota Tangerang Provinsi
B. Rumusan Masalah
Terkait hal tersebut diatas banyak sekali remaja yang mengalami hamil
SMK Lab Bussines School Kota Tangerang Provinsi Banten periode tahun
2015-2016 ?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
seks bebas pada remaja di SMK Lab Bussines School Tangerang periode
tahun 2015-2016.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
4. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Remaja
transisi dari masa anak ke masa dewasa yang di tandai dengan percepatan
kedua masa kehidupan. Dimana pada masa itu mereka menjadi tanggung
jawab orang tua dan orang dewasa lainnya dalam masyarakatnya samapi dia
(Narendra,2002)
2. Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri. Idemtitas diri yang di
cari remaja berupa usaha untuk mencari siapa dirinya sendiri, apa
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic, remaja melihat dirinya
keras, obat-obatan dan terlibat seks, agar mereka memperoleh citra yang
3. Masa remaja akhir ditandai dengan persiapan untuk peran sebagai orang
anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahp
pada remaja dapat di wujudkan dalam tingkah laku berkencan, bercumbu dan
bersenggama.
(karena perubahan tuntutan dan kesadaran orang akan pendidikan dan karir
1. Masturbasi
seksual yang sifatnya aman untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam
yang tidak terkontrol, mengatasi rasa kesepian dan memulihkan stress dan
tekanan hidup.
2. Petting
4. Sexual intercourse
Ada dua perasaan yang saling bertentangan saat remaja pertama kali
menyenangkan, indah, intim dan puas. Pada sisi lain muncul perasaan
cemas, tidak nyaman, khawatir, kecewa dan perasaan bersalah. Dari hasil
sebab pada dirinya kemudian akan timbul konflik yang menyangkut nilai-
seksualitas adalah hal yang baru. Karena sebelumnya orang tua tidak
(Djiwandono, 2008).
sikap yang baik untuk menjadi pendidik adalah rajin membaca buku-
4. Agama
muncul akibat perilaku seks tersebut. Hal ini justru menyesatkan atau
(Pratiwi, 2004).
(Djiwandono, 2008).
b) Faktor remaja
1. Umur remaja
pada remaja lanjut laki-laki adalah 15-20 tahun, baik umur remaja
salah persepsi,(Syafrudin,2008).
a. Awareness (kesadaran)
b. Interest
c. Evaluation
d. Trial
e. Adaption
1) Tahu (know)
2) Memahami (Comprehend)
benar.
3) Aplikasi (Aplication)
proses asuhan.
4) Analisis (Analisys)
5) Sintesis (Syntensis)
6) Evaluasi (Evaluation)
4. Lingkungan pertemanan
5. Informasi media
Media adalah suatu jenis komunikasi yang di tujukan kepada
H. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Sumber : Sari, 2008, Damarini, 2011.
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
berhubungan dengan perilaku seks remaja di SMK Lab Bussines School Kota
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Pendidikan seks
Perilaku seksual pada
4. Umur remaja
remaja
5. Jenis kelamin
6. Pengetahuan
7. Lingkungan
8. Sumber informasi
Bagan 3.1
Kerangka konsep
B. Definisi Operasional
No Variabel Definisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur
Dependen
1. Perilaku Di wujudkan dalam Kuesioner Kuesioner 0 = Tidak baik Ordinal
seksual remaja tingkah laku yang 1 = Baik
bermacam-macam, mulai
dari perasaan tertarik
sampai tingkah laku
berkencan, bercumbu dan
bersenggama.
0= bila remaja menjawab
ya >50%
1= bila remaja menjawab
ya < 50%
Independen
2. Pendidikan Pendidikan formal terakhir Kuesioner Kuesioner 0 = Pendidikan rendah Ordinal
orang tua yang telah di selesaikan 1 = Pendidikan tinggi
dan mendapatkan ijazah.
0= pendidikan rendah bila
tidak sekolah-SMP
1= pendidikan tinggi bila
SMA-Perguruan Tinggi
3. Pekerjaan Usaha yang di lakukan di Kuesioner Kuesioner 0 = tidak bekerja Ordinal
orang tua luar atau di dalam rumah 1 = bekerja
untuk menghasilkan uang
guna membiayai keluarga.
0= bila tidak mempunyai
usaha di luar atau pun di
dalam rumah yang
menghasilkan uang
1= bila mempunyai usaha
di luar atau pun di dalam
rumah yang menghasilkan
uang.
4. Pemberian Pengajaran atau pendidikan Kuesioner Kuesioner 0 = tidak di berikan Ordinal
pendidikan yang di berikan secara 1 = di berikan
seks lengkap dan terbuka
tentang norma-norma yang
berlaku di masyarakat, apa
yang di larang, apa yang di
lazimkan, dan bagaimana
melakukannya tanpa
melanggar aturan-aturan
yang berlaku di
masyarakat.
0= bila tidak di berikan
tentang pendidikan seks
1= bila di berikan
pendidikan seks
5. Umur remaja Lamanya remaja hidup Kuesioner Kuesioner 0 = remaja awal Interval
sampai di lakukan 1 = remaja akhir
penelitian dengan
menggunakan satuan
waktu tahun.
0= bila remaja berusia 10-
14 tahun
1= bila remaja berusia 15-
20 tahun.
6. Jenis kelamin Sifat dan perilaku yang di Kuesioner Kuesioner 0 = laki-laki Nominal
lekatkan pada laki-laki dan 1 = perempuan
perempuan yang di bentuk
secara sosia maupun
budaya.
7. Pengetahuan Mengetahui sesuatu, segala Kuesioner Kuesioner 0 = kurang baik Ordinal
apa yang di ketahui, 1 = baik
kepandaian.
0= bila remaja menjawab
<5 pertanyaan
1= bila remaja menjawab
>5 pertanyaan
8. Lingkungan Perihal bergaul, kehidupan Kuesioner Kuesioner 0 = bergaul dengan orang Ordinal
dan bermasyarakat. dewasa
0= bila bergaul dengan 1 = bergaul dengan teman
teman >20 tahun sebaya
1= bila bergaul dengan
teman <20 tahun
9. Sumber Perolehan informasi dari Kuesioner Kuesioner 0 = terpapar Nominal
informasi suatu jenis komunikasi 1 = tidak terpapar
yang tersebar melewati
media cetak atau
elektronik.
0= bila tidak menggunakan
media cetak atau media
elektronik seperti membaca
majalah, Koran, televise,
radio dan internet
1= bila mendapat informasi
mengenai seksual dari
media cetak atau elektronik
seperti membaca majalah,
Koran, televise, radio, dan
internet.
C. Hipotesis
SMK Lab Bussines School Kota Tangerang Provinsi Banten tahun 2016.
SMK Lab Bussines School Kota Tangerang Provinsi Banten tahun 2016.
tahun 2016.
4. Adanya hubungan umur remaja dengan perilaku seks remaja di SMK Lab
5. Adanya hubungan jenis kelamin dengan perilaku seks remaja di SMK Lab
SMK Lab Bussines School Kota Tangerang Provinsi Banten tahun 2016.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
sekaligus pada saat yang sama dengan objek yang berbeda. Dimana
1. Populasi
2. Sampel
a. Kriteria sampel
secara bertingkat.
N
n=
1 + N (d)
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Tingkat kepercayaan (Notoatmodjo,2005)
Besar sampel yang di gunakan adalah :
205
n=
1 +205 (0,05)
205
1 + 205 (0,0025)
n=
205
n=
1,5
2016.
C. Tempat Penelitian
D. Waktu Penelitian
E. Etika Penelitian
SMK tersebut.
1. Pengolahan data
sebagai berikut:
a. Editing
jawabannya konsisten).
b. Pengelompokan data
c. Tabulasi Data
evaluasi.
d. Scoring
e. Coding
f. Processing
H. Analisa Data
a. Analisa univariat
f = X x 100%
Keterangan:
N= Jumlah sample
b. Analisa bivariat
pengoperasiannya.
Jika hasil P value < alpha (0,05) maka Ho di tolak dan jika
hasil P value > alpha (0,05) maka Ho di terima dan jika P value =
value > alpha tidak ada hubungan dan P value < alpha ada
hubungan.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi perilaku seks remaja di SMK Labusta
Kota Tangerang Provinsi Banten tahun 2016
Perilaku Seksual Pada Frekuensi Persentase
Remaja
Baik 82 60,3
Tidak baik 54 39,7
Jumlah 136 100
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan
orang tua di SMK Labusta Tangerang tahun 2016
Pendidikan Orang Tua Frekuensi Persentase
Tinggi 81 59,6
Rendah 55 40,4
Jumlah 136 100
responden (40,4%).
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan
orang tua di SMK Labusta Tangerang tahun 2016
Pekerjaan Orang Tua Frekuensi Persentase
Bekerja 79 58,1
Tidak bekerja 57 41,9
Jumlah 136 100
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pemberian
pendidikan seks di SMK Labusta Tangerang tahun 2016
Pemberian pendidikan Frekuensi Persentase
seks
Diberikan 96 70,6
Tidak diberikan 40 29,4
Jumlah 136 100
responden (29,4%).
e. Umur Remaja
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur remaja
di SMK Labusta Tangerang tahun 2016
Umur Remaja Frekuensi Persentase
Remaja Awal 59 43,4
Remaja Akhir 77 56,6
Jumlah 136 100
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
di SMK Labusta Tangerang tahun 2016
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 47 34,6
Perempuan 89 65,4
Jumlah 136 100
(65,4%).
g. Pengetahuan
Tabel 5.7
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan
di SMK Labusta Tangerang tahun 2016
Pengetahuan Remaja Frekuensi Persentase
Baik 82 60,3
Kurang baik 54 39,7
Jumlah 136 100
Tabel 5.8
Distribusi frekuensi responden berdasarkan lingkungan
di SMK Labusta Tangerang tahun 2016
Lingkungan Frekuensi Persentase
Bergaul dengan teman 87 64
sebaya
Bergaul dengan orang 49 36
dewasa
Jumlah 136 100
49 responden (36%).
i. Sumber Informasi
Tabel 5.9
Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber
informasi di SMK Labusta Tangerang tahun 2016
Sumber Informasi Frekuensi Persentase
Terpapar 76 55,9
Tidak terpapar 60 44,1
Jumlah 136 100
responden (44,1%).
B. Analisa Bivariat
Kota Tangerang.
Hasil analisis di peroleh pula nilai OR = 1,494 artinya
Kota Tangerang.
Hasil analisis di peroleh pula nilai OR = 2,903 artinya
Tangerang.
Tabel 5.14
Hubungan jenis kelamin dengan perilaku seks remaja di SMK
Labusta Kota Tangerang Provinsi Bantentahun 2016
Perilaku Seks Remaja Jumlah p.value OR
Jenis kelamin Baik Tidak baik
N % N % N %
Laki-laki 20 42,6 27 57,4 47 100 0,004 3,100
Perempuan 62 69,7 27 30,3 89 100
Jumlah 82 60,3 54 39,7 136 100
responden (30,3%).
Tangerang.
kelamin laki-laki.
Tabel 5.15
Hubungan pengetahuan dengan perilaku seks remaja di SMK
Labusta Kota Tangerang Provinsi BantenTahun 2016
Perilaku Seks Remaja Jumlah p.value OR
Baik Tidak baik
Pengetahuan N % N % N %
remaja
Kurang baik 22 40,7 32 59,3 54 100 0,000 3,967
Baik 60 73,2 22 26,8 82 100
Jumlah 82 60,3 54 39,7 136 100
Kota Tangerang.
Tangerang.
Tangerang.
PEMBAHASAN
dan analisis bivariat maka peneliti akan menjabarkan pembahasan yang mengacu
pada tujuan khusus pada penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seks remaja di SMK Lab
Bussines School Kota Tangerang Provinsi Banten tahun 2016, maka pembahasannya
A. Analisa Univariat
1. Perilaku Seksual
anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap
Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang
bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku
yang menjadi mutlak sebagai orang tua. Karena orang tua tak mampu
2008)
4. Pemberian pendidikan seks
tentang seks pada umur ini, terutama jika mereka tidak mendiskusikan
5. Umur remaja
remaja lanjut laki-laki adalah 15-20 tahun, baik umur remaja lanjut wanita
pada saat ini keinginan mereka untuk mengetahui seks lebih besar dari
sebelumnya, (Damarini,2011).
6. Jenis kelamin
(Djiwandono,2008).
7. Pengetahuan remaja
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
8. Lingkungan
khayalan yang tersebar, heterogen dan anonim melewati media cetak atau
B. Analisa Bivariat
dengan hasil perhitungan dari nilai p dimana bila p < 0,05 berarti dapat di
bilang itu ada hubungan dan bila p > 0,05 berarti dapat di bilang itu tidak ada
hubungan
tetapi dari hasil uji statistic di peroleh p.value = 0,342 artinya secara
statistic tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan
yang menjadi mutlak sebagai orang tua. Karena orang tua tak mampu
antara pendidikan orang tua dengan perilaku seks bebas pada remaja,
dalam hal ini penelitian yang di lakukan tidak sesuai dengan teori Sari
(2008).
oleh Fadilla Oktavia di stikes Jakarta Timur tahun 2012, dengan nilai
p.value = 0,04 yang berarti bahwa p.value < , adanya hubungan antara
pendidikan orang tua dengan perilaku seks bebas pada remaja. Dan
2004, dengan nilai p.value = 0,431 yang berarti bahwa p.value > , tidak
adanya hubungan antara pendidikan orang tua dengan seks bebas pada
remaja.
Dari hasil yang penulis dapatkan bahwa, tidak ada hubungan antara
pendidikan orang tua dengan perilaku seks remaja karena belum tentu
orang tua yang mempunyai pendidikan rendah tidak dapat memberikan
tua nya berpendidikan tinggi dimana peran orang tua dalam mendidik
anaknya sangat lah penting, maka dari itu penting juga sebagai orang tua
seks remaja di peroleh bahwa dari 57 responden yang orang tuanya tidak
tetapi dari hasil uji statistic di peroleh p.value = 0,005 artinya secara
statistic ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan orang tua dengan
2008)
pekerjaan orang tua dengan perilaku seks bebas pada rehmaja, dalam hal
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Yuli
nilai p.value = 0,002 yang berarti bahwa p.value < , adanya hubungan
antara pekerjaan orang tua dengan perilaku seks bebas pada remaja. Dan
penelitian yang tidak sejalan dengan penelitian ini di lakukan oleh Zahroh
dengan nilai p.value = 0,24 yang berarti bahwa p.value > , tidak adanya
hubungan antara pekerjaan orang tua dengan seks bebas pada remaja.
pekerjaan orang tua dengan perilaku seks remaja karena rata-rata orang
tua yang bekerja tidak dapat memantau pergaulan anak, dan sulit
remaja
seksual baik dan 19 responden (47,5%) yang perilaku seksual tidak baik,
di antara dua kelompok, akan tetapi dari hasil uji statistic di peroleh
p.value = 0,314 artinya secara statistic tidak ada hubungan yang signifikan
tentang seks pada umur ini, terutama jika mereka tidak mendiskusikan
pemberian pendidikan seksual dengan perilaku seks remaja, dalam hal ini
oleh Suara M di Stikes Jakarta Timur tahun 2011, dengan nilai p.value =
0,005 yang berarti bahwa p.value < , adanya hubungan antara pemberian
SMK kesehatan Bogor tahun 2011, dengan nilai p.value = 0,29,5 yang
berarti bahwa p.value > , tidak adanya hubungan antara pemberian
Dari hasil yang penulis dapatkan bahwa, tidak ada hubungan antara
saja seorang remaja tidak mengetahui dari orang sekitar mereka dapat
masih ada remaja yang tidak di berikan pendidikan seksual yang dimana
dari hasil uji statistic di peroleh p.value= 1,000 artinya secara statistic
tidak ada hubungan yang signifikan antara umur remaja dengan perilaku
seks remaja.
remaja lanjut laki-laki adalah 15-20 tahun, baik umur remaja lanjut wanita
dan laki-laki adalah sangat mempengaruhi perilaku seksual mereka karena
pada saat ini keinginan mereka untuk mengetahui seks lebih besar dari
sebelumnya, (Damarini,2011).
antara umur remaja dengan perilaku seks remaja , dalam hal ini penelitian
oleh Nicholas J. Ford di SMA Negeri Jawa Timur tahun 2011, dengan
nilai p.value = 0,009 yang berarti bahwa p.value < , adanya hubungan
antara umur remaja dengan perilaku seks bebas pada remaja. Dan
Mallo pada mahasiswa Tk. III jurusan kesehatan Palembang tahun 2004,
dengan nilai p.value = 0,79 yang berarti bahwa p.value > , tidak adanya
Dari hasil yang penulis dapatkan bahwa, tidak ada hubungan antra
umur remaja dengan perilaku seks remaja karena umur remaja tidak hanya
pada umur remaja awal saja bahkan remaja akhir pun dapat mendapatkan
perilaku seks yang tidak baik, remaja di SMK Labusta berumur remaja
awal yang di mana masa ini adalah masa pencarian jati diri.
5. Hubungan jenis kelamin dengan perilaku seks remaja
akan tetapi dari hasil uji statistic di peroleh p.value = 0,004 artinya secara
(Djiwandono,2008).
jenis kelamin dengan perilaku seks remaja. Dalam hal ini penelitian yang
kelamin dengan perilaku seks bebas pada remaja. Dan penelitian yang
SMK kesehatan Bogor tahun 2011, dengan nilai p.value = 0,92 yang
berarti bahwa p.value > , tidak adanya hubungan antara jenis kelamin
Dari hasil yang penulis dapatkan bahwa, ada hubungan antara jenis
kelompok, akan tetapi dari hasil uji statistic di peroleh p.value = 0,000
artinya secara statistic ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
perilaku seks bebas pada remaja. Dalam hal ini penelitian yang di lakukan
Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh
2013, dengan nilai p.value = 0,035 yang berarti bahwa p.value < yang
seks bebas pada remaja. Dan penelitian yang tidak sejalan dengan hasil
tahun 2012 dengan nilai p.value = 0,328 yang berarti bahwa p.value >
pengetahuan remaja dengan perilaku seks bebas karena remaja yang tidak
mengetahui tentang seks akan sangat mudah terjerat seks remaja karena
penyakit apa yang akan terjadi jika mereka melakukan seks bebas atau
akan tetapi dari hasil uji statistic di peroleh p.value = 0,149 artinya secara
antara lingkungan dengan perilaku seks bebas pada remaja. Dalam hal ini
oleh Mohammad di SMA Negeri Padang tahun 2011, dengan nilai p.value
lingkungan dengan perilaku seks bebas pada remaja. Dan penelitian yang
Bogor tahun 2008, dengan nilai p.value = 0,431 yang berarti bahwa
p.value > , tidak adanya hubungan antara lingkungan dengan seks bebas
pada remaja.
Dari hasil yang saya dapatkan bahwa, tidak ada hubungan antara
dengan teman sebaya atau teman dewasa tidak lah mempengaruhi perilaku
seksualnya jika para remaja mengetahui yang baik atau yang buruk untuk
di lakukan.
8. Hubungan sumber informasi dengan perilaku seks remaja
akan tetapi dari hasil uji statistic di peroleh p.value = 0,001 artinya secara
khayalan yang tersebar, heterogen dan anonim melewati media cetak atau
sumber informasi dengan perilaku seks bebas pada remaja. Dalam hal ini
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Emi
0,011 yang berarti bahwa p.value < , adanya hubungan antara sumber
informasi dengan perilaku seks bebas pada remaja. Dan penelitian yang
Negeri Surabaya tahun 2010, dengan nilai p.value = 0,57 yang berarti
Dari hasil yang penulis dapatkan bahwa, ada hubungan antara sumber
informasi dengan perilaku seks remaja karena telah kita ketahui bahwa
berbau pornografi.
BAB VII
A. Simpulan
1. Dari responden yang berjumlah 136 terdapat 60,3% berperilaku seksual baik.
yang umur remaja akhir sebanyak 56,6%, jenis kelamin yang perempuan
3. Berdasarkan hasil uji statistic di dapat ada hubungan yang bermakna antara
1. Bagi remaja
baik dan menambah pengetahuan mengenai seksual dengan benar dan terarah
pengetahuan tentang seksual agar remaja tidak salah dalam memahami arti
3. Bagi sekolah
4. Peneliti selanjutnya
Dapat lebih memperdalam lagi penelitian ini terutama dapat mencari factor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku seks bebas pada remaja, baik
Depkes. 2014. Badan Litbang Kesehatan Pusat Ekologi. di akses pada tanggal 12
April 2016.
Depkes. 2015. Jumlah PMS Pada Remaja. di akses pada tanggal 13 April 2016.
Djiwandono.Wuryani S. 2008. Pendidikan Seks Keluarga, PT. Indeks, Jakarta
Eliyawati, 2004. Faktor-faktor Perilaku Seksual Remaja, Bina Putra Aksara, Jakarta.
Hidayat. Alimul. 2007. Metodelogi Penelitian Kebidnan dan Tekhnik Analisis data,
Salemba Medika, Jakarta.
Hurlock. Elizabeth. 2000. Psikologi Perkembangan, IKAPI, Erlangga, Jakarta.
(INFORMED CONCENT)
( ) Ifah Latifah
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
Nama Responden :
Hari/ Tanggal :
1. Berpelukan
2. Melakukan petting
3. Cium bibir
a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan tinggi
a. Ya
b. Tidak
a. Wiraswasta
b. Pegawai negeri
seksual kepadamu ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
a. Bercerita
b. Memberi contoh
a. < 5 kali
b. > 5 kali
c. 1 kali
a. Pagi
b. Siang
c. Sore
d. Malam
a. Ibu
b. Ayah
a. Ya
b. Tidak
b. Tidak
a. Berpelukan
b. Berpegangan tangan
4. Apa kah anda mengetahui tentang dampak yang berbahaya dari seks
bebas ?
a. Ya
b. Tidak
jelaskan dampak apa saja yang akan terjadi bila melakukan seks
bebas?
..
a. Berbahaya
b. Tidak berbahaya
pada perempuan ?
a. Tahu
b. Tidak tahu
a. Pernah
b. Tidak pernah
..
menstruasi dan penis selain sebagai saluran buang air kecil juga
a. Pernah
b. Tidak pernah
a. Orang tua
b. Guru
c. Teman
a. Tahu
b. Tidak tahu
..
Lingkungan
2. Apakah kamu pernah bermain dengan teman yang berusia di atas usia
mu ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
Apa yang kamu lakukan jika bermain dengan teman di atas usia mu ?
a. Media massa
2. Jelaskan infomasi apa yang pernah di dapat baik dari media massa
50 1 1 0 1
51 0 1 1 1
52 1 0 0 1
53 1 1 0 1
54 0 0 1 1
55 0 0 1 1
56 1 1 1 0
57 1 1 1 1
58 1 0 1 1
59 1 1 0 1
60 1 1 1 0
61 1 1 1 1
62 1 1 1 1
63 0 1 1 0
64 1 0 1 0
65 0 0 0 0
66 0 0 0 1
67 0 0 0 0
68 0 1 1 0
69 1 1 1 1
70 0 1 1 1
71 1 1 1 0
72 0 1 1 1
73 1 1 1 0
74 1 1 1 1
75 0 1 1 0
76 0 0 0 1
77 1 0 1 1
78 0 1 0 1
79 1 0 0 1
80 1 1 1 1
81 1 0 1 1
82 1 0 1 1
83 1 1 0 1
84 0 1 0 1
85 0 1 0 0
86 0 1 1 0
87 0 0 1 1
88 0 0 1 1
89 0 0 0 0
90 0 0 0 0
91 0 1 1 0
92 0 1 0 1
93 0 1 0 1
94 1 0 0 1
95 1 0 1 0
96 1 1 1 0
97 1 1 1 1
98 0 1 0 1
99 0 0 0 0
100 1 0 0 0
101 1 1 1 1
102 0 1 1 1
103 0 1 1 0
104 0 0 1 1
105 0 0 1 1
106 0 0 0 0
107 0 0 0 0
108 0 1 1 0
109 0 1 0 1
110 0 1 0 1
111 1 0 0 1
112 1 0 1 0
113 1 1 1 0
114 1 1 1 1
115 0 1 0 1
116 0 0 0 0
117 1 0 0 0
118 1 1 1 1
119 0 1 1 1
120 0 0 0 0
121 1 0 0 0
122 1 1 1 1
123 0 1 1 1
124 0 0 0 0
125 1 0 0 0
126 1 1 1 1
127 0 1 1 1
128 1 0 0 0
129 1 1 1 1
130 0 1 1 1
131 1 0 0 0
132 1 1 1 1
133 0 1 1 1
134 1 0 0 1
135 1 1 1 1
136 1 0 1 0
Umur remaja JK Pengetahuan Lingkungan Media massa
0 0 1 1 0
1 1 1 0 1
0 1 0 0 1
1 1 0 1 1
0 1 0 0 0
0 1 0 0 1
1 0 0 0 1
1 1 1 1 1
0 1 1 1 1
0 0 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 0 1
0 1 0 1 1
1 1 1 1 0
0 1 1 0 0
0 1 1 1 0
1 1 1 1 0
1 1 1 1 1
1 1 0 1 0
1 1 1 1 1
0 0 0 0 1
0 1 1 1 1
1 1 1 1 1
0 0 1 1 1
0 1 1 1 1
0 1 1 1 1
1 1 0 1 1
0 1 1 0 0
0 1 1 1 0
1 1 1 1 0
1 1 1 1 0
1 1 1 1 1
0 1 0 1 0
1 1 1 1 1
0 0 0 0 1
0 1 1 1 1
0 1 1 1 1
0 0 1 1 1
1 1 1 1 1
0 1 1 1 1
0 1 0 1 1
1 1 1 1 0
0 1 1 1 0
0 1 1 1 0
1 1 1 1 0
1 1 1 1 1
0 1 0 1 0
1 1 1 1 1
0 0 0 0 1
0 1 1 1 1
0 1 1 1 1
1 0 1 1 1
0 1 1 1 1
0 1 1 1 1
0 1 0 1 1
0 1 1 1 0
1 1 1 1 0
0 0 1 1 0
1 1 1 1 0
1 1 1 1 1
0 0 0 1 0
1 1 1 1 1
1 0 0 0 1
1 0 0 0 0
1 0 1 1 0
1 0 0 0 0
0 0 0 0 0
1 0 1 1 1
1 0 1 0 1
1 0 1 0 1
1 0 1 1 0
1 0 1 1 0
1 0 1 1 0
1 1 1 0 1
1 1 1 1 1
0 1 0 1 1
0 1 0 0 0
0 1 0 0 1
0 0 0 0 1
0 1 1 1 1
1 1 1 0 0
1 1 1 0 0
0 0 1 0 0
1 0 1 1 1
1 0 0 1 1
0 1 0 1 0
1 1 0 1 0
0 0 0 0 0
1 0 0 0 0
0 0 0 0 0
1 1 0 0 1
1 1 0 1 1
0 1 0 1 1
1 1 0 1 1
1 1 1 0 0
1 1 1 0 0
1 0 1 1 1
0 0 1 1 1
1 0 0 1 1
1 1 0 0 0
0 1 1 0 0
1 0 1 1 1
0 1 0 1 0
1 1 0 1 0
0 0 0 0 0
1 0 0 0 0
0 0 0 0 0
1 1 0 0 1
1 1 0 1 1
0 1 0 1 1
1 1 0 1 1
1 1 1 0 0
1 1 1 0 0
1 0 1 1 1
0 0 1 1 1
1 0 0 1 1
1 1 0 0 0
0 1 1 0 0
1 0 1 1 1
1 0 0 1 1
1 1 0 0 0
0 1 1 0 0
1 0 1 1 1
1 0 0 1 1
1 1 0 0 0
0 1 1 0 0
1 0 1 1 1
1 1 0 0 0
0 1 1 0 0
1 0 1 1 1
1 1 0 0 0
0 1 1 0 0
1 0 1 1 1
0 1 1 1 0
1 0 1 1 1
1 1 0 0 1
Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days.
/ORDER=ANALYSIS.
CROSSTABS
/TABLES=pendor pekor pempenseks umre JK pengre ling sumin BY perseks
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT ROW COLUMN
Crosstabs
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=pendor pekor pempenseks
umre JK pengre ling sumin BY perseks
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT ROW COLUMN
/COUNT ROUND CELL.
Dimensions Requested 2
[DataSet0]
Cases
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.82.
Crosstab
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.46.
Crosstab
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.44.
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Crosstab
perempuan Count 27 62 89
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.66.
Crosstab
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.43.
Risk Estimate
Crosstab
di berikan Count 35 61
Total Count 54 82
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.88.
Crosstab
bekerja Count 23 56 79
bekerja Count 23 56 79
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22.63.
Risk Estimate
Crosstab
Total Count 54 82
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.84.
Risk Estimate
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
[DataSet0]
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
umur remaja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pengetahuan remaja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
sumber informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent