Professional Documents
Culture Documents
2. Pendidikan Islam
Pendidikan islam adalah suatu sistem kependidikan yang mecakup seluruh aspek
kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah.[3] Oleh karena islam mempedomani seluruh
aspek kehidupan manusai muslilm baik duniawi atau ukhrowi.
Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa semua cabang ilmu pengetahuan yang
secara materiil bukan islamis termasuk ruang lingkup pendidikan islama juga, sekurang-
kurangnya menjadi bagian yang mununjang.
Adapun yang dimaksud pendidikan islam sangatlah beragam, hal ini terlihat dari
definisi pendidikan yang dikemukakan oleh beberapa tokoh pendidikan berikut ini :
1. Abdur Rahman Nahlawi :
Pendidikan islam adalah pengaturan pribadi dan masyarakat sehingga dapat memeluk islam
secar logis dan sesuai secar keseluruhan baik dalam kehidupan individu atau kolektif.
2. Musthafa Al-Ghulayani
Pendidikan islam adalah menanamkan ahlak yang mulia didalam jiwa anak dalam masa
pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat sehingga akhlak itu
manjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya berwujud
keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
3. Syah Muhammad A. Naquib al-Atas
Pendidikan islam adalah usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk
pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu didalam tataran
penciptaan sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengaturan akan tempat tuhan yang
tepat didlam tatanan wujud dan kepribadian.
Dari uaraian diatas ngenai rumusan pendidikan islam. Ada yang meniitik beratkan pada segi
pemebntukan akhlak anak, adapula yang menuntut pendidikan teori dan praktek, sebagian
lagi menghendaki terwujudnya kepribadain muslim dll. Perbedaan tersebut diakibatkan hal
yang melatarbelakangi pentingnya pendidikan islam bagi masing-masing ahli tersebut. dapat
diambil kesimpulan bahwa ahl pendidik islam berbeda pendapat mterdapat titik persamaan
yang secara ringkas dapat dikemukakan sebgai berikut : pendidikan islam ialah bimbingan
yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam mas pertumbuhan agar ia
memiliki kepribadia muslim. [4]
Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya (QS. Al-
Baqarah : 31)
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman : 13)
C. Perbedaan Pendidikan dengan Pendidikan Islam
Sebagaimana penjelasan dan uaraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
perbedaan antara pendidikan dan pendidikan islam adalah bahwa pendidikan islam mecakup
apa yang dipelajari dalam pendidikan secara umum, hanya saja dalam pendidikan islam yang
paling ditekankan adalah pembentukan akhlak muslim.
Sebenaranya pendidikan dan pendidikan islam tidak jauh berbeda, dilihat dari
pengertiannya. Beda dengan pendidikan yang ada di barat, dimana Pengertian Pendidikan
Barat. Seperti yang ditulis sebelumnya bahwa tujuan pendidikan itu tidak bisa lepas dari
tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia
untuk memelihara kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai individu maupun sebagai
masyarakat. Dengan begitu tujuan pendidikan harus berpangkal pada tujuan hidup.
Di Barat, pendidikan menjadi ajang pertarungan ideologis dimana apa yang menjadi
tujuan pendidikan secara tidak langsung merupakan tujuan hidup berbenturan dengan
kepentingan-kepentingan lain . Di sinilah perbedaan pendapat para filosof Barat dalam
menetapkan tujuan hidup. Orang-orang Sparta salah satu kerajaan Yunani lama dahulu
berpendapat bahwa tujuan hidup adalah untuk berbakti kepada negara, untuk memperkuat
Negara. madzhab-madzhab pendidikan eropa Barat dan Amerika sesuah Decartes (1596-1650)
mengambil dari kedua madzhab Yunani lama tersebut, dan semua madzhab beranggapan
bahwa dunia inilah tujuan hidup sehingga ada yang mengingkari sama sekali wujud Tuhan
dan hari akhir. Hal ini tercermin dalam firman Allah SWT yang menggambarkan orang-orang
Dahriyyun (Naturalist), Mereka berkata tidak ada hidup kecuali hidup kita di dunia ini. Kita
mati kita hidup, tidak ada yang membinasakan kita kecuali masa. Sedangkan mereka dalam
hal ini tidak tahu apa-apa. Mereka hanyalah menyangka-nyangka (QS.45:23).
Sangat berbeda dengan pendidikan islam, Dimana Tujuan pendidikan Islam tidak
terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi
hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang
berbahagia di dunia dan akhirat
Dalam konteks sosiologi pribadi yang bertakwa menjadi rahmatan lil alamin, baik
dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang dapat
disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikan Islam.
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia
sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia
yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah
kepada Allah.
Perbandingan Karakteristik Pendidikan Islam dan Barat
Menurut Pervez Hoodbhoy , perbedaan pendidikan Islam dan Barat bukan pada istilah
pendidikan keagamaan tradisional dan pendidikan sekular modern, karena kedua jenis
pendidikan tersebut menyandarkan diri pada dua filsafat pendidikan yang sama sekali
berbeda dan mempunyai dua perangkat tujuan dan metode yang juga berbeda.
Berikut ini akan ditujukan perbedaan antara versi pendidikan religius tradisional, yang
murni dan karenanya teoritis, dan versi pendidikan modern yang dijadikan pembanding.
Perbedaan Pendidikan Religius Tradisional dan Pendidikan Sekuler Modern
1. Orientasi keakhiratan
2. Berupaya mencapai sosialisasi ke
dalam Islam 1. Orientasi kesekuleran
3. Kurikulum tidak berubah sejak 2. Berupaya mencapai
abad pertengahan perkembangan individu
4. Pengetahuan berdasarkan pada 3. Kurikulum merespon perubahan-
wahyu dan tidak dipersoalkan perubahan berkenaan dengan
5. Pengetahuan dicari dan diperoleh bidang studi
berdasarkan pada perintah Tuhan 4. Pengetahuan diperoleh melalui
untuk menyelesaikan masalah pengalaman dan deduksi
6. Mendiskusikan moralitas dan 5. Pengetahuan diperlukan sebagai
asumsi-asumsi tidak dikehendaki alat untuk menyelesaikan
Metode dan teknik mengajar pada masalah
dasarnya otoriter 6. Mendiskusikan moralitas dan
7. Metode dan teknik mengajar asumsi-asumsi disambut baik
student-center 7. Metode dan teknik mengajar
8. Penghapalan dianggap sangat student-center
9. Menentukan 8. Pencerapan konsep-konsep kunci
10. Mental mahasiswa dianggap pasif dianggap menentukan
reseptif 9. Mental mahasisswa dianggap
11. Pendidikan secara umum tidak aktif-produktif
dispesialisasikan 10. Pendidikan dispesialisasikan