You are on page 1of 11

9 Jenis imunisasi yang diberikan saat bayi sebelum 1

tahun

Umur Vaksin Keterangan

Saat lahir Hepatitis B-1 HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir,
dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan.
Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam
waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml
bersamaan dengan vaksin HB-1.
Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan
ternyata dalam perjalanan
selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif
maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml
sebelum bayi berumur 7 hari.

Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama.


Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral
diberikan saat bayi dipulangkan
(untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain)

1 bulan Hepatitis B-2 Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan,


interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.

0-2 bulan BCG BCG dapat diberikan sejak lahir.


Apabila BCG akan diberikan pada umur > 3 bulan
sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu
dan BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.

2 bulan DTP-1 DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu,


dapat dipergunakan DTwp atau DTap.
DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)

Hib-1 Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan


dengan interval 2 bulan. Hib-1
dapat diberikan secara terpisah
atau dikombinasikan dengan DTP-1.
Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1

4 bulan DTP-2 DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah
atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).

Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisah


atau dikombinasikan dengan DTP-2

Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

6 bulan DTP-3 DTP-3 dapat diberikan terpisah atau


dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).

Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3


pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan.

Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3

Hepatitis B-3 HB-3 diberikan umur 6 bulan.


Untuk mendapatkan respons imun optimal,
interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

9 bulan Campak-1 Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan,


campak-2 merupakan program BIAS
pada SD kelas 1, umur 6 tahun.
Apabila telah mendapatkan MMR pada umur 15 bulan,
campak-2 tidak perlu diberikan.

9 Jenis imunisasi yang diberikan saat bayi sebelum 1


tahun
1. Imunisasi BCG, Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan
virus tubercle bacii yang hidup didalam darah. Itulah mengapa agar memiliki kekebalan aktif,
dimasukkan jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus
Celmette-Guerin)

2. Imunisasi Hepatitis B, Imunisasi ini merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya
VHB, yaitu virus penyebab penyakit hepatitis B. Hepatitis B dapat menyebabkan sirosis atau
pengerutan hati, bahkan lebih buruk lagi mengakibatkan kanker hati.

3. Imunisasi Polio, Imunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus polio.
Penyakit akibat virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan.

4. Imunisasi DTP, Dengan pemberian imunisasi DTP, diharapkan penyakit difteri, tetanus, dan
pentusis, menyingkir jauh dari tubuh si kecil.

5. Imunisasi Campak, Sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya.
Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh
antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Penyakit ini disebabkan oleh virus
Morbili.

6. Imunisasi HIB. Penyakit Hib bisa dicegah melalui imunisasi Hib. Imunisasi Hib tidak dapat
melindungi kanak- kanak daripada mendapat penyakit yang disebabkan oleh bakteria/ virus
yang lain. Kanak- kanak mungkin boleh mendapat lain jenis jangkitan radang paru- paru,
radang selaput otak atau selesma. Semua bayi berumur 2, 3 dan 5 bulan perlu diberi
imunisasi Hib Imunisasi Hib diberikan sebanyak 3 dos. Umur Dos: 2 bulan Dos 1, 3 bulan Dos
2, 5 bulan Dos 3

7. Imunisasi Rotavirus Rotavirus merupakan penyakit yang banyak menyerang anak-anak dan
menyebabkan kematian. Studi terbaru mengungkapkan vaksin rotavirus terbukti efektif dan
memberikan perlindungan yang luas. Baru-baru ini sebuah vaksin rotavirus diperkenalkan
dan telah terbukti sangat efektif serta memiliki beberapa manfaat yang tidak terduga. Hal
ini karena vaksin tersebut memberikan perlindungan yang lebih luas bagi anak yang
menerima vaksin dan orang-orang disekitarnya. Para peneliti yang mengevaluasi vaksin
tersebut menyimpulkan vaksin ini efektif karena terbukti menurunkan pasien rawat inap
akibat diare di rumah sakit sebanyak 50 persen. Penurunan ini terjadi hanya setelah 2 tahun
program imunisasi dimulai.

8. Imunisasi Pnemokokus. Vaksin pneeumokokus konjungat merupakan vaksin kedua yang


digunakan untuk mencegah radang selaput otak (Hib adalah yang pertama). Dulu vaksinini
hanya dianjurkan untuk dewasa berusia 65 tahun atau lebih dan tidak digunakan pada anak
karena tipe vaksin yang terdahulu (polisakarida) tidak bagus digunakan pada anak. Vaksin
ini memberikan kekebalan terhadap 7 strain bakteri pneumokokus penyebab terbanyak
infeksi serius pada anak. Vaksin ini baru dapat mencega infeksi telinga tengah, meningitis,
pneumonia (radang paru), dan bakteremia akibat bakteri pneumokokus. Bayi harus
mendapatkan vaksin ini sebanyak 4 dosis, yang diberikan pada usia 2, 4, 6 dan 12 15 bulan.
Anak yang berusia lebih tua tidak memerlukan pengulangan dosis sebanyak ini. Konfirmasi
dengan dokter anak jika anak anda mulai mendapatkan vaksin pada usia yang lebih tua.
Untuk anak berusia lebihdari 5 tahun yang ingin diberikan imunisasi dapat diberikan vaksin
pneumokokus polisakarida. Vaksin pneumokokus dapat diberikan bersamaan dengan vaksin
lainnya

9. Imunisasi influenza. Imunisasi influenza untuk pencegahan influenza musiman. Influenza


(flu) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Ada berbagai jenis virus flu,
dimana mereka sering ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala influenza suhu tinggi
(demam), nyeri otot, batuk, sakit kepala dan kelelahan yang ekstrim. Flu biasanya
berlangsung selama antara dua dan tujuh hari dan biasanya membaik secara spontan.
Kebanyakan orang bisa sembuh sepenuhnya, tetapi komplikasi, seperti infeksi dada atau
pneumonia, berkembang di beberapa kasus.

Imunisasi anak

Berikut ini adalah jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Periode 2004 (revisi September 2003):
Umur pemberian imunisasi

Bulan Tahun

1
2 5 2 6
2

Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan)

Program Pengembangan Imunisasi Non PPI (non PPI, dianjurkan)

1 4

2
Ulangan, tiap 3 tahun

diberikan 2x, interval 6-12 bulan

Ketera
ngan
jadwa
l
imuni
sasi
rekom
endas
i IDAI,
perio
de
2004:

Umur Vaksin Keterangan

Saat Hepatitis
lahir B-1 HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir,
dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B
ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5
ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status
HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan
selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih
dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.

Polio-0
Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang
lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk
menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain)

1 Hepatitis
bulan B-2 Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2
adalah 1 bulan.

0-2 BCG
bulan BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan
pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin
terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila uji tuberkulin
negatif.

2 DTP-1
bulan DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat
dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara
kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)

Hib-1
Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan.
Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan
dengan DTP-1.

Polio-1
Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1

4 DTP-2
bulan DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).

Hib-2
Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan
DTP-2

Polio-2
Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2
6 DTP-3
bulan DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan
Hib-3 (PRP-T).

Hib-3
Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan
tidak perlu diberikan.

Polio-3
Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3

Hepatitis
B-3 HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons
imun optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik
5 bulan.

9 Campak-
bulan 1 Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan
program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah
mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu
diberikan.

15-18 MMR
bulan Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan imunisasi
campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.

Hib-4
Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).
18 DTP-4
bulan DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.

Polio-4
Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.

2 Hepatitis
tahun A Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2 tahun, diberikan
dua kali dengan interval 6-12 bulan.

2-3 Tifoid
tahun Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur
> 2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang
setiap 3 tahun.

5 DTP-5
tahun DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DT ap)

Polio-5
Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.

6 MMR
tahun. Diberikan untuk catch-up immunization pada a nak yang belum
mendapatkan MMR-1.

10 dT/TT
tahun Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan
untuk mendapatkan imunitas selama 25 tahun.
Varisela
Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.

Vaksinasi dewasa

Selain jadwal vaksinasi anak ada juga jadwal vaksinasi dewasa yang direkomendasikan oleh
PAPDI (Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia). Terdapat dua tabel:

Tabel rekomendasi untuk imunisasi dewasa berdasarkan usia, dapat dilihat di sini
http://indramuhtadi.com/uploads/5/7/3/2/5732970/9349286_orig.jpg

Tabel rekomendasi untuk imunisasi dewasa dengan indikasi medis/kondisi tertentu, dapat
dilihat di sini http://indramuhtadi.com/uploads/5/7/3/2/5732970/5129998_orig.jpg

Di Jepang Vaksinasi Dewasa sudah umum dilakukan, di Amerika Serikat umumnya juga
direkomendasikan seperti di Indonesia, di beberapa negara Eropa ada Vaksinasi Dewasa yang
gratis dan ada pula yang menjadi kewajiban dengan sanksi tertentu, jika tidak melakukannya.
[1]
Daftar Penyakit yang ada Vaksinasi Dewasanya

1. Influenza (bukan flu biasa)[2]

2. Typhoid fever (demam tifoid)[3]

3. Hepatitis B[4]

4. Hepatitis A[5]

5. MMR - Mumps, Measles, Rubella (gondongan & campak)[6]

6. Pneumonia (radang paru-paru / paru-paru basah) [7]

7. Varicella (cacar air)[8]

8. Herpes Zoster (cacar api)[9]

9. Tetanus, Difteri, Pertusis

10. Meningitis (radang selaput otak)[10]

11. Human Papillomavirus (HPV) untuk wanita & pria[11]

12. Yellow fever (demam kuning)[12]

Vaksinasi lansia
Vaksinasi/imunisasi pada lansia/manula perlu dilakukan, mengingat lansia kekebalan
tubuhnya telah menurun dan hal ini dapat diperparah dengan adanya kurang gizi yang bisa
disebabkan kurangnya asupan gizi atau tingkat penyerapan gizi oleh tubuh yang sudah
menurun.[13]

Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa, pertumbuhan lansia di Indonesia termasuk yang


tertinggi di dunia dan pada tahun 2020 diperkirakan terdapat 25,5 juta lansia.

Pada tahun 2005 telah ada Konsensus Nasional Imunisasi untuk Usia Lanjut bagi mereka
yang berumur mulai dari 60 tahun ke atas, karena jika lansia terkena penyakit infeksi, maka
penyembuhannya akan sulit, apalagi banyak kuman yang sudah resisten terhadap antibiotik
yang umum dan kondisi tubuhnya telah lemah.

Vaksinasi yang dianjurkan adalah:

Vaksinasi Influenza, sebaiknya diberikan pada komunitas di panti werdha maupun yang
memiliki penyakit kronis, misalnya diabetes. Vaksinasi ini perlu diulang tiap tahun

Vaksinasi Pneumonia, sebaiknya diberikan pada komunitas di panti werdha dan bagi mereka
yang pernah divaksinasi sebelum usia 60 tahun perlu dilakukan vaksinasi ulang/kembali,
demikian juga yang mengalami penurunan kekebalan tubuh karena diabetes, gagal ginjal
kronik, dan penyakit hati kronik[14]

You might also like