You are on page 1of 30

TINJAUAN KASUS KELUARGA MASALAH ANAK SEKOLAH

Kasus :

Tn.R dan Ny.A masing masing berusia 26 tahun dan 24 tahun,memiliki seorang putri

bernama An.D berusia 7 tahun sekolah SD dan seorang putra bernama An.T berusia 4

bulan.tipe keluarga Tn.R adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah,ibu dan 2 oarng

anak.pada saat pengkajian secara umum kondisi anggota keluarga dalam keadaan sehat.

Pada usia memasuki 4 bulan,An.D pernah memiliki riwayat penyakit diare, kmudian

DBD sehingga harus dirawat inap d puskesmas selama 12 hari.pada saat An.D berusia 2,5

tahun ,anak kembali dirawat di puskesmas selama 23 hari,tetapi karena tidak sembuh sembuh

sehingga orang tua membawa ke dokter praktek dan dokter mendiagnosis anak mengalami

radang yang menyebabkan anak panas.setelah usia 4 tahun,hingga sekarang(7 tahun),klien

tidak pernah kambuh lagi,namun demikian orang tua tetap khawatir kondisi anaknya

memburuk lagi.

Riwayat imunisasi An.D lengkap.pada saat ini An.D bersekolah Sekolah Dasar. orang

tua mengatakan klien sangat hiperaktif layaknya anak seusianya,suka bermain sepeda

meskipun kadang dilarang oleh ibunya.orang tua juga mengatakan An.D malas makan

dikarenakan sering mengkonsumsi jajanan.

1) Pengkajian

A. Data umum

1. Nama KK : Tn.R

2. Umur : 26 tahun

3. Alamat : buton

4. Pekerjaan KK : supir

5. Pendidikan : SMA
6. Komposisi keluarga

a) Istri

1) Nama : Ny. A

2) Umur : 24 tahun

3) Pendidikan : SMA

4) Pekerjaan : Wiraswasta

b) Anak

N Na Jenis Hubung U Pend Status imunisasi Ket

o Na Kela an dgn mu idika BC Pol DP Hepat Camp

ma min KK r n G io T itis ak

1. An Pr Anak 7 SD Saat ini/saat

.D kandun thn pengkajian anak

g dalam keadaan

sehat

Saat ini/saat

pengkajian anak

- dalam keadaan

2. Lk Anak - sehat

An kandun 4

.T g bln
Tn.A adalah anak ke 8 dari 8 bersaudara dan ny.A adalah anak pertama dari 2

bersaudara.mereka mempunyai 2 orang anak yaitu An.D yang sekarang berusia 7 tahun Dan

An.T yang masih berusia 4 bulan.

8. Tipe keluarga : Tradisional Nuclear, yaitu terdiri dari bapak, ibu, dan anak (2 orang),

keluarga termasuk dalam keluarga sejahtera tahap 2.

9. Suku/Bangsa : Tn. R dan Ny. A sama-sama berasal dari suku buton. Mereka bisa

menerima kebiaasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang hampir sama

jadi tidak ada kesulitan-kesulitan yang mereka rasakan terhadap perbedaan.

10. Agama : Agama yang dianut oleh keluarga Tn. R adalah agama Islam. Keluarga Tn. B

biasa melakkan shalat 5 waktu di rumah .Agama adalah sumber kekuatan keluarga.

11. Status Sosial Ekonomi

a. Penghasilan Keluarga

penghasilan keluarga Rp.1.000.000,- perbulan yang didapat dari hasil menyupir oleh Tn.R

dan usaha dagang oleh Ny. A.

b. Pemanfaatan Dana Keluarga

Penghasilan keluarga selain untuk membiayai hidup sehari-hari juga untuk membantu

membiayai kuliah adik sang istri.

c. Sosial keluarga

Dengan penghasilan yang didapat,kebutuhan keluarga terpenuhi.

12. Aktifitas rekreasi keluarga

Keluarga menjadikan hari minggu sebagai hari santai dan berekreasi ke pantai.

A. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga yaitu keluarga dengan anak sekolah karena usia anak tertua

pada keluarga Tn. A adalah 7 tahun.


2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

3. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah Keluarga dengan anak

sekolah, Keluarga dengan anak remaja, Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan), Keluarga

usia pertengahan, Keluarga usia lanjut karena keluarga elum melewati tahapan-tahapan

tersebut.

4. Riwayat Keluarga inti

Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun dan menurun. Riwayat

kesehatan masing masing anggota keluarga adalah sebagai berikut:

a) Kepala keluarga

Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan untuk dirawat inap di rumah sakit.

b) Istri

Orang tua ( ibu ) mempunyai riwayat penyakit malaria, tetapi tidak pernah dirawat di rumah

sakit, hanya berobat di puskesmas.

c) Anak D (anak ke I)

Klien pernah mempunyai riwayat penyakit DBD kemudian diare pada saat usia mulai

memasuki 4 bulan dikarenakan berhenti minum ASI dan disambung minum susu formula

hingga harus dirawat inap di puskesmas selama 12 hari.

Pada usia 2,5 anak pernah kambuh kembali dan dirawat di puskesmas, tetapi karena anak

tidak sembuh sembuh sehingga orang tua cemas dan membawa ke dokter praktek dan

dokter mendiagnosis anak mengalami radang yang menyebabkan anak panas. Setelah usia 4

tahun hingga sekarang ( 7 tahun ) klien tidak pernah kambuh lagi penyakit tersebut.

d) Anak T (anak ke 2)

Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap di Rumah

Sakit.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya


Tn. R mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan . Saat dikaji Tn.R dalam keadaan

sehat.Begitupun dengan Ny.A saat didata dalam keadaan sehat.

An.D saat dilakukan pengkajian dalam keadaan sehat, namun pernah memiliki riwayat

dirawat di puskesmas dengan diagnose diare dikarenakan Ny.A mengganti ASI dengan susu

formula dan demam berdarah.Keluarga mengatakan anak mendapat perawatan di puskesmas

kurang lebih 23 hari.anak sering kambuh dengan penyakit tersebut sampai anak berumur 3

tahun.

6. Kebiasaan diet

Pola makan keluarga Tn. R sehari-harinya 2 kali sehari dengan komposisi makanan nasi,

tahu/ tempe, kadangkadang dengan sayur. Keluarga Tn. R jarang makan ikan sebab harga

ikan cukup mahal baginya. An. D malas makan dikarenakan lebih senang bermain sehingga

lupa untu makan dan lebih memilih jajan.

7. Kebiasaan istirahat tidur

Waktu Tidur

Anggota Keluarga Siang Malam

Tn R - 22.00-05.00

Ny. A - 22.00-05.00

An. D - 21.00-06.30

An. T 11.00-13.00 20.00-05.30

B. Lingkungan

1. Karakteristik rumah

Luas rumah yang ditempati 24 meter/kubik (lebar , panjang ) terdiri dari ruang tamu, ruang

tengah, ruang keluarga, 4 kamar tidur,dapur, kamar mandi dan WC. Tipe bangunan adalah

permanen. Keadaan lantai terbuat dari plaster, penerangan/cahaya cukup, sinar matahari
masuk melalui jendela dan ventilasi. Sumber air minum yang digunakan dari sumur. Air yang

digunakan untuk air minum juga dari sumur. WC-nya tidak memiliki septik tank (WC

cemplung). Status rumah adalah milik pribadi. Ventilasi rumah cukup, atap rumah terbuat

dari seng. Penerangan pada malam hari menggunakan listrik, cara memasak makanan dan air

minum menggunakan kompor. Tempat pembuangan sampah dipekarangan rumah kemudian

dibakar. Keadaan halaman rumah banyak ditumbuhi rumput .

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Jarak rumah dengan tetangga berdekatan. Hubungan keluarga Tn. R dengan tetangga sangat

baik. Selain itu Ny. N juga aktif dalam kegiatan arisan dengan tetangga. Sebagian besar

komunitas RW adalah warga pendatang yang umumnya berprofesi sebagai pegawai negeri

atau swasta. Sedangkan sarana transportasi yang digunakan oleh warga adalah angkot, ojek,

motor dan mobil pribadi.

3. Mobilitas geografis Keluarga

Keluarga ini tidak pernah berpindah tempat tinggal sejak menikah.Tn.R bekerja dari pagi

sampai jam 16.00 wit sebagai supir.Sedangkan Ny.A membantu suaminya berjualan.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga ini rajin melakukan ibadah sholat, ibu sering mengikuti pengajian. Anaknya juga

rajin mengaji.

5. Sistem pendukung keluarga

Saudara dan khususnya orang tua merupakan pendukung dalam pembentukan keluarga dan

dalam pemecahan masalah.

C. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga


Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara diskusi untuk menyelesaikan masalah

anaknya.Namun terkadang Ny.A menegur dengan keras apabila anaknya tidak mau sekolah

dan bermain sepeda dijalan.

Bahasa yang digunakan orang tua dalam berkomunikasi kepada anak memakai bahasa

Indonesia.

2. Struktur Kekuatan Keluarga

Tn.R bertanggung jawab berperan sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab

terhadap keluarga.Ny.A berperan sebagai ibu rumah tangga yang juga mengurus anak-

anaknya.

3. Struktur Peran ( formal/informal)

a) Tn. R

1) Formal

Menjadi kepala keluarga, suami, ayah dan menantu.

2) Informal

Sebagai anggota masyarakat, mencari nafkah dengan pekerjaan menjadi supir mobil.

b) Ny. A

1) Formal

Sebagai ibu rumah tangga, istri, dan anak.

2) Informal

Masih aktif menjadi anggota masyarakat, sering mengikuti acara pengajian ibu ibu di

lingkungan tempat tinggal.

c) An. D

1) Formal

Sebagai anak, kakak, dan cucu

2) Informal
Sebagai siswi SD, murid dalam mengaji.

d) An. T

1) Formal

Sebagai anak, adik, dan cucu.

2) Informal

Belum ada.

4. Nilai dan Norma Keluarga

Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang di anut dan

norma yang berlaku dilingkungannya.

D. Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif

Tn.R dan Ny.A selalu memberikan teguran apabila anaknya melakukan kesalahan.

2. Fungsi sosial

Keluarga selalu mengajarkan pada anak cara menghargai orang yang lebih tua dari dia,seperti

cara memanggil kakak, paman, bibi, tante, dan teman sebayanya. Baik di lingkungan tempat

tinggal maupun di sekolah.

3. Fungsi perawatan kesehatan

Orang tua / keluarga selalu membawa anak ke pelayanan kesehatan atau puskesmas, jika anak

mengalami panas tinggi, karena menurut orang tua anak mempunyai riwayat demam

berdarah.

4. Fungsi reproduksi

Keluarga sudah memiliki 2 orang anak. Anak pertama perempuan berusia 7 tahun, sedangkan

anak kedua laki-laki berusia 4 bulan. Ny.A mengatakan menggunakan KB,yang awalnya

menggunakan KB jenis pil namun karena tidak cocok diganti dengan KB jenis implant

sampai saat ini.


5. Fungsi ekonomi

Menurut pengakuan keluarga, penghasilan saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan

keluarga. Bahkan dapat sedikit membantu kebutuhan kuliah adiknya. Tetapi keluarga juga

belajar menghemat keuangan karena mempunyai keinginan untuk bisa memasukkan anaknya

les privat.

E. Stress dan Koping Keluarga

1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang

a) Jangka pendek

Orang tua selalu waspada setiap saat untuk mencegah agar anaknya tidak mengalami

kekambuhan penyakitnya seperti yang pernah dialami sebelumnya.

b) Jangka panjang

Keluarga ingin memasukkan anaknya ke les privat bahasa inggris, tetapi keluarga masih

mengumpulkan biaya.

2. Kemampuan berespon terhadap situasi/stressor

Keluarga selalu berantisipasi khususnya pada kesehatan anaknya, karena takut penyakit yang

pernah diderita anaknya masa lalu dapat kambuh kembali.

3. Strategi koping yang digunakan

Jika anaknya sakit, orang tua selalu membawa anaknya ke puskesmas. Dan jika ada masalah

dalam keluarga suami dan istri selalu mendiskusikan masalah tanpa melibatkan anak-anak.

4. Strategi adaptasi disfungsional

Ny. A sering menegur dan melarang anaknya karena anaknya selalu ingin bermain sepeda di

jalan raya.

F. Pemeriksaan Fisik

1 Vital sign
a) Tn. R

TD : 120/70

ND : 86x/m

RR : 20x/m

S : 37,1

b) Ny. A

TD :100/60

ND :72x/m

RR :20x/m

S :37,0

c) An. D

ND : 94x/m

S : 36,5

RR : 22x/m

d) An. T

ND : 96x/m

S : 36,5

RR : 24x/m

2 Head to toe

a) Tn.R (kepala keluarga)

1) Kepala

Rambut dan kulit kepala

Inspeksi:rambut ikal,kulit bersih

Mata

Inspeksi:kudua mata simetris,konjungtiva tidak pucat,sclera tidak icterik.


Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.

Hidung

Inspeksi:hidung simetris,tidak ada secret,tidak ada korpal,tidak ada pembesaran polip.

Palpasi:tidak ada nyeri tekan

Mulut dan faring

Inspeksi:tidak ada stomatis,tidak ada karies gigi,tidak ada gigi palsu,tidak ada faringitis,lidah

tidak kotor.

Palpasi:lidah teraba lunak,tidak ada nyeri tekan.

Telinga

Inspeksi:kedua telinga simetris,tidak ada korpal.

Palpasi:tidak ada nyeri tekan.

2) Leher

Inspeksi:tidak ada sikatrik,tidak ada nodul

Palpasi:tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.

3) Dada

Inspeksi:bentuk normochest,tidak ada nodul tidak ada sikatrik.

Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada fraktur pada tulang iga

Perkusi:terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung.

Auskultasi:terdengar vesikuler

4) Abdomen

Inspeksi tidak ada nodul,tidak acites.

Auskultasi:suara peristaltic terdengar

Perkusi:terdengar timpani pada usus,dan redup pada hati dan ginjal.

Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran hati dan limpa.

5) Ekstermitas
Inspeksi:anggota gerak lengkap,tidak ada luka,bekas jahitan,tidak ada kelainan pada jari

tangan dan kaki.

Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada fraktur.

b) Ny A

1) Kepala

Rambut dan kulit kepala

Inspeksi:Rambut lurus,tidak ada uban,kulit bersih.

Mata

Inspeksi:kedua mata simetris,konjungtiva tidak pucat,sclera tidak icterik.

Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.

- Hidung

Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada pembesaran polip.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

- Mulut dan Faring

Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada faringitis,

lidah tidak kotor.

Palpasi : lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.

- Telinga

Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada korpal.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

2) Leher

Inspeksi : tidak ada sikartrik, tidak ada nodul.

Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.

3) Dada

Inspeksi : bentuk normochest, tidak ada nodul,tidak ada sikatrik.


Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.

Perkusi : terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung.

Auskultasi : terdengar vesikuler.

4) Abdomen

Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.

Auskultasi : suara peristaltic terdengar 25x/menit

Perkusi : terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan ginjal.

5) Ekstremitas

Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari

tangan dan kaki.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.

c) An. D

1) Kepala

- Rambut dan Kulit kepala

Inspeksi : rambut lurus, kulit bersih.

- Mata

Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi.

- Hidung

Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada pembesaran polip.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

- Mulut dan Faring


Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada faringitis,

lidah tidak kotor.

Palpasi : lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.

- Telinga

Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada korpal.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

2) Leher

Inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.

Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.

3) Dada

Inspeksi : bentuk normochest, tidak ad nodul, tidak sikatrik.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.

Perkusi : terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung

Auskultasi : terdengar vesikuler.

4) Abdomen

Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.

Auskultasi : suara peristaltic terdengar 25x/menit

Perkusi : terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan ginjal.

Genetalia

Tidak ada keluhan.

5) Ekstremitas

Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari

tangan dan kaki.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.


Berat badan klien 16 kg dan tinggi badan 110 cm.

d) An. T

1) Kepala

- Rambut dan Kulit kepala

Inspeksi : rambut lurus, kulit bersih.

- Mata

Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik.

- Hidung

Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada pembesaran polip.

- Mulut dan Faring

Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada faringitis,

lidah tidak kotor.

- Telinga

Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada korpal.

2) Leher

Inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.

Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.

3) Dada

Inspeksi : bentuk normochest, tidak ada nodul.

4) Abdomen

Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.

Auskultasi : suara peristaltic terdengar 5x/menit

Perkusi : terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.

5) Ekstremitas
Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari

tangan dan kaki.

G. Harapan Keluarga

1. Persepsi Terhadap Masalah

Keluarga memandang masalah sebagai sesuatu yang wajar dalam sebuah rumah tangga,

namun dalam kesehatan anak, keluarga sangat memperhatikan hal tersebut.

Keluarga mengerti perubahan kesehatan anak misalnya anak panas tinggi karena menurut

keluarga anak pernah menderita sakit DBD. Jadi keluarga selalu waspada.

2. Harapan Terhadap Masalah

Tn. R dan Ny. A menginginkan agar kesehatan anaknya tetap terjaga dan sehingga anaknya

tidak kambuh dengan penyakit yang pernah diderita, dan anaknya dapat tumbuh kembang

dengan yang diharapkan.

H. Pengkajian Fokus

1 Stimulasi yang diberikan oleh keluarga terhadap anak

Ny.A memberikan stimulus pada An.D dengan memperingatkan waktu sesuai jam dan

kegiatan yang telah diberikan agar bisa dibiasakan dalam kebiasaan sehari-hari. Orang tua

memberikan gambar-gambar, angka dan huruf huruf yang ditempel di dinding untuk belajar

anak, serta di belikan sepeda, anak sudah dapat mengendarainya.

2 Sudahkan anak mengikuti Play Group

An.D tidak mengikuti play group dan langsung dimasukkan Sekolah Dasar (SD). Karena

orang tua beralasan tempat play group jaraknya jauh dari tempat tinggal, sedangkan orang tua

harus bekerja.

3 waktu dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak


Ny. A selalu memiliki waktu dengan anaknya/selalu bersama dengan anaknya, kecuali Tn R

hanya memiliki waktu setelah pulang dari kerja jam 16.00 hingga pagi sampai anaknya

berangkat ke sekolah.

4 orang yang setiap hari bersama anak

Yang setiap hari mendampingi anak yaitu orang tua dan tidak pernah menitipkan anak pada

orang lain ataupun memiliki pengasuh selain orang tua.

5 Kemampuan yang telah dimiliki anak saat ini

a) Personal / sosial

1) Anak sering meniru meniru gaya seperti ibunya seperti berdandan,

2) Sering ikut ikut ibunya saat mencuci piring atau baju,

3) Selalu mengikuti perintah yang diberikan oleh ayah dan ibunya,

4) Mudah akrab dengan semua orang, baik yang sudah dikenal maupun yang baru

dikenalnya.

b) Motorik

1) Motorik kasar

(a) Anak sudah dapat mengendarai sepeda roda dua

(b) Dapat melompati benda yang agak tinggi

(c) Anak dapat melempar bola

2) Motorik halus

(a) Anak bisa menggambar bentuk orang,

(b) Dapat memakai baju dan celana sendiri

(c) Anak dapat menulis angka 1-10

(d) Anak dapat mengenal dan menghafal abjad

c) Bahasa dan Kognitif

1) Ketrampilan bahasa sudah bagus


2) Sering bertanya pada ibunya khususnya saat melihat ibu sedang memasak,

3) Anak lebih sering berteriak jika dia tidak bisa melakukan sesuatu,

4) Anak sudah bisa mengenal warna,

d) Ketakutan

Anak trauma atau menangis jika melihat orang jatuh atau kecelakaan, karena anak pernah

mengalami hal tersebut.

6 harapan keluarga saat ini

Orang tua menginginkan anaknya bisa masuk ke les privat bahasa inggris, tetapi keluarga

masih mengumpulkan biaya.

7 pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

Keluarga menginginkan jumlah anaknya cukup dua, dalam pembagian tugas keluarga antara

ayah dan ibu saling bekerja sama saat salah satu membutuhkan untuk menjaga anaknya.

I. Analisa Data

Simptom Masalah Penyebab

DS: kecemasan Ketidakmampuan


Pasien (orang tua)
orang tua keluarga memberi
mengatakan mencemaskan
(keluarga) perawatan pada
kekambuhan penyakit
perubahan yang
anaknya.
akan terjadi pada
Jika anak panas tinggi, ibu
status kesehatan
mengatakan langsung
anaknya
membawa anaknya ke

puskesmas.

DO :

Pasien (orang tua)


nampak berantusias dalam

menanggapi keadaan

kesehatan anaknya.

DS : Resiko ketidakmampuan

Ny. A mengatakan terjadinya keluarga mengenal

kalau An. D nafsu gangguan masalah nutrisi

makannya kadang menjadi kebutuhan yang dibutuhkan

berkurang nutrisi kurang pada anak sekolah

Ny. A mengatakan dari kebutuhan

An. D suka jajan makanan tubuh pada An.

ringan D

Ny. A mengatakan

nutrisi adalah makanan yang

kita makan sehari-hari

DO

An.D Tampak malas


makan
DS Resiko cedera Ketidakmampuan
Ny A mengatakan
fisik pada anak keluarga
anaknya suka bermain
memodifikasi
sepeda
lingkungan yang
Ny A mengatakan
aman untuk anak
anak susah dilarang jika
sekolah
ingin bersepeda di jalanan

Ny A mengatakan

anak suka mengikuti ibu saat

memasak, dan anak suka

menggunakan alat dapur

DO

An D sudah dapat
mengendarai sepeda sendiri
Tempat kerja Ny A
dekat dengan jalan raya
Tidak terdapat
pembatas atau pagar di
depan rumah

J. Skoring

1. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kitidakmampuan keluarga memberi

perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Keluarga

Skala: mencemaskan tentang

Krisis kekambuhan penyakit

anak namun tidak

menjadi masalah

keluarga

2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 = 2 2 Kecemasan klien

dapat diubah dapat menghilang jika

Skala : tidak terlalu

Mudah memfokuskan

masalah, keluarga

akan membawa

anaknya ke puskesmas

jika terjadi perubahan

kesehatan pada

anaknya(panas tinggi)

3. Potensial masalah 2/3 x 1= 2/3 2/3 Masalah yang dialami

dapat dicegah dapat dicegah atau

Skala : diatasi oleh klien, dan

Cukup keluarga Nampak

antusias dalam

menanggapi kesehatan

anaknya.
4. Menonjolnya masalah 1/2 x 1 = 1/2 1/2 Kebiasaan dalam 2.

Skala : mengatasi masalah,

Masalah ada tetapi menyebabkan masalah

tidak perlu ditangani tidak dianggap serius.

Keluarga

mencemaskan

kekambuhan anaknya.

= 3
5/6
Resiko

terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. D b/d

ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada anak

prasekolah.

No. Perhitungan Kriteria Skor Pembenaran


1. Sifat Masalah 2/3 x 1 2/3 Sifat masalah
Skala : = 2/3
Ancaman merupakan
kesehatan
ancaman

karena

kadang nafsu

makan An. D

menjadi

berkurang

dan jika itu

tidak

ditanggulangi

akan menjadi
aktual dan

dapat

menyebabkan

penurunan

pada status

kesehatannya

yaitu

gangguan

nutrisi.

2. Kemungkinan 1/2 x 2 1 Masalah


Skala Dapat = 1
Diubah sebagian
Skala :
Sebagian dapat diubah

karena Ny. A

dapat

memberikan

makanan-

makanan lain

kepada An. D

3. Potensial 2/3 x 1 2/3 Potensial


Masalah = 2/3
Untuk masalah
Dicegah
Skala : untuk
Cukup
dicegah

cukup karena

dapat

dilakukan
dengan

mengajarkan

cara

pengolahan

makanan

yang menarik

untuk An. D

dengan

penurunan

pemasukan

nutrisi.

=
2
5/6

3. Resiko cedera fisik pada anak D b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

yang aman untuk anak prasekolah

No Perhitungan Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Bahaya fisik mungkin
Skala: dapat terjadi, Ny A
Ancaman kesehatan mengatakan anak
susah dilarang jika
ingin bersepeda di
jalanan

2 Kemungkinan masalah x 2 = 1 1 Ny A menegur dan


memberikan contoh
dapat diubah
pada anak
Skala:

Sebagian

3 Potensial masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Pemberian lingkungan


dan tempat bermain
dapat dicegah
yang aman untuk anak
Skala:

Cukup

4 Mononjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 1 An D sering


Skala: mengendarai sepeda di
Masalah harus segera jalan dan bermain alat-
ditangani alat dapur, oramg tua
sulit untuk
memberitahu
= 3 1/3

K. Prioritas Masalah

1. Kecemasan orang tua anak D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberi

perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya.
2. Resiko cedera fisik pada anak D b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan yang aman untuk anak prasekolah.

3. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada anak D

b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada anak

prasekolah

L. Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga

No. Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan

1. 01-12-
2011 Kecemasan Tujuan umum: 1. Anjurkan 1. Dengan

orang tua anak Setelah dilakukan keluarga untuk pengungkapan

D berhubungan pengkajian mengungkapkan apa yang

dengan kecemasan kecemasannya dirasakan

ketidakmampuan keluarga dapat kepada perawat,

keluarga berkurang dapat

memberikan Tujuan khusus: mengurangi

perawatan pada a. Keluarga beban yang

perubahan yang mampu dirasakan.

akan terjadi pada mengenali 2. Anjurkan

status kesehatan masalah keluarga untuk 2. Mekanisme

anaknya. b. Keluarga tetap koping keluarga

mampu mempertahankan yang adekuat

memutuskan mekanisme dapat mencegah

tindakan yang koping keluarga trauma yang

tepat untuk dalam berlebih

mengatasi menghadapi
kecemasan. masalah 3. Dengan cara

3. Anjurkan mencegah dan

keluarga untuk tidak selalu

mengurangi memikirkan

stresor yang masalah

menyebabkan

kecemasan

4. Pelayanan

4. Anjurkan kesehatan

keluarga untuk merupakan

meminta bantuan salah satubentuk

dari tenaga sumber daya

kesehatan dalam yang ada di

upaya masyarakat

mengurangi

masalah

kesehatan

1.

1. Anjurkan Mengantisipasi

orang tua atau agar anak

keluarga untuk terhindar dari

selalu mengawasi cedera fisik.

kegiatan anak

Resiko cedera khususnya

fisik pada anak bermain yang


D b/d Keluarga dapat dapat

ketidakmampuan mengetahui membahayakan


01-12-
2. 11 keluarga berbagai resiko fisik.

memodifikasi yang 2. Anjurkan

lingkungan yang berhubungan keluarga untuk 2. Anak lebih

aman untuk anak dengan anak memberikan mudah diawasi.

prasekolah prasekolah tempat tersendiri

untuk bermain

anak.

3. Anjurkan

keluarga

menjauhkan atau

menyimpan 3.

peralatan yang Meminimalisir

dapat cedera pada

membahayakan anak.

anak

4. Anjurkan

keluarga

membuat

pembatas atau

pagar depan

rumah agar anak 4. Anak tidak

lebih leluasa keluar dari

dalam bermain. halaman rumah


1. Anjurkan

keluarga

menyediakan

makanan yang

menarik namun

memiliki

kandungan gizi 1. Makanan

yang baik pada tidak merupakan

anak. focus anak

2. Berikan melainkan

lingkungan yang bermain.

nyaman dan

menarik pada saat

Resiko anak makan.

terjadinya

gangguan nutrisi

dan kebutuhan Kebutuhan nutrisi 3. Anjurkan

tubuh pada anak anak terpenuhi untuk perhatikan 2. Agar anak


01-12-
3. 11 D b/d dengan kriteria waktu makan lebih meningkat

ketidakmampuan khususnya terjadi anak nafsu makannya

keluarga peningkatan berat dan tidak

mengenali badan 4. Anjurkan terfokus pada

masalah nutrisi keluarga agar bermain.


yang dibutuhkan anak mencoba 3. Biasanya

anak makanan yang anak lebih asyik

baru dan masih bermain hingga

memenuhi gizi lupa makan.

seimbang 4. Anak

cenderung

bosan dengan

makanan yang

biasa ia makan.

You might also like