You are on page 1of 15

LAPORAN HOME VISITE

WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG PINANG

Anggota Kelompok:

Dewi Puspita Sari, S.Ked G1A215013


Yosi Septia Efrianti, S.Ked G1A215016
Erwin K Sjah Alam, S. Ked G1A215005

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN

Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain
meningkatnya prevalensi hipertensi. Masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat
pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta
adanya penyakit penyerta dna komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia
lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah pada
lebih dari separuh orang yang berusia >65 tahun.
Peran dokter keluarga sangat penting dalam menangani kasus hipertensi secara
komprehensif yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit di mana
tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi.
Dengan adanya kunjungan rumah (home visit) diharapkan dapat mengatasi permasalahan
kesehatan keluarga, dan berbagai cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi
keluarga dalam keadaan normal, khususnya pada penyakit hipertensi.
Agar keluarga dapat menjadi sumber kesehatan yang efektif dan utama, keluarga harus
lebih terlibat dalam tim perawatan kesehatan dan keseluruhan proses terapeutik. Pada penderita
hipertensi, peran keluarga sangat dibutuhkan khususnya dalam memberikan perawatan, tidak
hanya perawatan secara fisik namun juga perawatan secara psikososial. Hal ini dikarenakan
keluarga merupakan orang terdekat dari klien dan juga sesuai dengan salah satu fungsi keluarga
yaitu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
Penderita hipertensi sangat membutuhkan dukungan, kasih sayang, dan perhatian
khususnya dari keluarga, hal ini dapat ditunjukkan dari keikutsertaan keluarga dalam membantu
perawatan pada penderita hipertensi, baik memberikan perawatan secara fisik maupun secara
psikis tersebut akan membantu mempercepat kesembuhan pasien hipertensi.
Hal-hal yang dapat dilakukan keluarga dalam merawat penderita hipertensi di antaranya
mengawasi klien dalam meminum obat secara teratur, keluarga juga harus dapat memotivasi
pasien agar sabar dalam pengobatannya, selain itu keluarga dapat membawa atau mengajak
pasien ke fasilitas kesehatan untuk melihat perkembangan penyakitnya atau jika pasien
mengalami keluhan-keluhan yang harus segera ditangani untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Dapat juga dengan memanggil petugas kesehatan datang ke rumah pasien untuk memeriksa
keadaan pasien. Keluarga juga harus lebih terbuka dan memahami serta menghargai perasaan
klien, menanyakan apa yang saat ini klien rasakan, ini merupakan salah satu bentuk dukungan
dari keluarga secara psikis. Untuk kebutuhan nutrisinya keluarga harus memberikan makan yang
cukup gizi pada pasien dan menjaga diet serta asupan garam pada makanan pasien.
BAB II
ISI LAPORAN HOME VISITE

1. Identitas Pasien/klien:
Nama : Ny.Suainah
Umur : 53 tahun
TB/BB : 153 cm / 75 Kg
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jln. Guntur RT 05, Kel. Kasang, Kec. Jambi Timur
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia

2. Anamnesis
Keluhan Utama:
- Pasien mengeluh tangan kanannya sering teraba kebas tetapi tetap bisa
digerakkan.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Hipertensi (+)

Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien baru mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi ketika pasien pernah
dirawat di RS karena indikasi pendarahan pasca penggunaan kontrasepsi IUD.
Keluhan hipertensi makin memberat sejak 4 tahun terakhir. Pasien juga mengatakan
bahwa sebelum mengalami hipertensi pasien mudah stress dikarenakan faktor sosial
ekonomi. Pasien juga diketahui tidak memiliki riwayat hipertensi dari keluarga.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak ada keluarga dengan keluhan yang sama
Riwayat Sosial Ekonomi:
Kurang
Riwayat Kebiasaan:
Sebelum ada keluhan pasien suka mengkonsumsi makanan yang bersantan dan
berlemak seperti lontong, gulai, bakso, dan jeroan, tidur tidak teratur, tidak pernah
olahraga, dan tidak pernah kontrol tensinya.

3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sehat
Status Gizi : Obesitas
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : TD :190/140 mmHg
N: 72 x/m,
R: 28 x/m,
S: 36,2 C
BB/TB : 75 kg / 153 cm
Kepala : CA (-/-), SI (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : bentuk dan gerakan pernafasan simetris ki/ka, pernafasan
intercostal (-) perubahan warna kulit (-), pembengkakan (-)
Palpasi : gerakan respirasi sama ki/ka, vocal fremitus normal
Perkusi : batas paru normal, suara sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi: suara paru vesikuler, normal
Jantung
Inspeksi : Dbn
Palpasi : iktus cordis teraba (Dbn), nyeri tekan (-)
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I/II Normal
Abdomen
Inspeksi : bentuk perut datar, bengkak (-), peristaltik tidak terlihat,
bengkak/tumor (-) warna kulit sama dengan sekitarnya, spidernaevi dan striae (-)
Auskultasi : Peristaltik/bising usus Normal.
Perkusi : pekak hati dan limpa, undulasi (-), shifting dullnes (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), tahanan (-), tumor (-),
Ekstermitas : Dbn

4. Diagnosis :
Pasien menderita Hipertensi derajat 3.

5. Terapi:
Non Farmakologis : Istirahat yang cukup, olahraga yang teratur seperti jalan santai
setiap pagi dan sore hari .
Farmakologis :

6. Prognosis:
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam

7. Pengamatan Rumah:
1. Lantai
Lantai rumah pasien dari keramik, tidak basah dan tidak berdebu.
2. Atap
Atap rumah pasien dari genteng, dinding beton dan langit-langit rumah terbuat dari
triplek.
3. Ventilasi dan jendela
Ruang tamu : terdiri dari 2 jendela dan setiap jendela memiliki ventilasi, di buka
setiap hari dari pagi sampai sore hari.
Kamar : Terdiri dari 2 kamar dan terdapat jendela dan ventilasi di setiap kamar.
Dapur: Ada jendela dan ventilasi
4. Cahaya
Pencahayaan di rumah pasien cukup
5. Luas Bangunan Rumah
Luas bangunan rumah pasien sekitar 6x8 m, dan tinggi bangunan rumah 3 m. Luas
lantai bangunan sebanding dengan jumlah penghuni di dalam rumah, yang memiliki:
1 ruang tamu , 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 jamban dan 1 kamar mandi yang sekaligus
menjadi tempat cuci baju dan cuci piring.

6. Fasilitas didalam rumah


Penyediaan air bersih
Sumber air di rumah pasien adalah air PDAM yang digunakan untuk mandi dan
mencuci, tempat mencuci piring serta baju dalam satu tempat. Air minumnya
berasal dari air galon yang tidak dimasak lagi.
Pembuangan tinja
Jamban yang digunakan pasien dan keluarganya adalah 1 jamban yang terpisah
dengan kamar mandi.
Pembuangan air limbah (air bekas)
Tempat pembuangan limbah pasien yang digunakan adalah pipa yang dialirkan ke
selokan.
Pembuangan sampah
Sampah dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Fasilitas dapur
Kondisi dapur rumah pasien cukup luas dengan pencahayaan dan ventilasi yang
cukup
Ruang berkumpul keluarga
Ruang berkumpul keluarga sering digunakan sebagai ruang tamu dan ruang tidur
untuk Ny.Suainah.

Perkarangan/serambi
Rumah pasien memiliki pekarangan

8. Pengamatan Lingkungan:
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, lingkungan tempat tinggal belum memenuhi
standar lingkungan yang sehat, dengan kondisi sebagai berikut:
Rumah sehat
Kondisi rumah di sekitar tempat tinggal pasien kurang sehat, banyak sampah yang
berserakan dan juga terdapat tumpukan kayu yang berada di samping rumah pasien.
Sarana sanitasi dasar
Penggunaan kamar mandi yang kecil dan sempit. Kamar mandi terpisah dengan
jamban. Sumber air di rumah pasien adalah air PDAM yang digunakan untuk mandi
dan mencuci, tempat mencuci piring serta baju dalam satu tempat. Disekitar
lingkungan tidak memiliki selokan.
9. Hasil Wawancara/ Pengamatan Perilaku Kesehatan:
Perilaku kesehatan pasien dan keluarga cukup baik, contohnya pasien rutin jalan
pagi setiap hari pada pagi dan sore hari, dan aktif mengikuti senam yang dilaksanakan
oleh Puskesmas Tanjung Pinang, saat ini pasien sudah jarang memasak masakan yang
bersantan dan berlemak dan rutin mengkonsumsi buah dan sayur dan pasien juga sering
mengkonsumsi obat tradisional. Pasien rutin memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas,
dan teratur meminum obat yang diberikan. Keadaan rumah pasien sedikit berantakan,
banyak baju yang digantung di belakang pintu, baju dan piring kotor menumpuk di
tempat cuci.

10. Hasil wawancara (pertanyaan jawaban) hubungan dalam keluarga dan


pengamatan hubungan dalam keluarga
Hubungan pasien terhadap anggota keluarganya sangat baik, mereka sering tidur
bersama, makan bersama, hubungan antara orang tua dan anak juga sangat dekat.

11. Analisis Pasien Secara Holistik (item 1-10)


a. Hubungan diagnosis penyakit dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar
Dari hasil anamnesis, Ny.Suainah menyatakan bahwa ia mengalami
hipertensi sejak 4 tahun yang lalu. Ny.Suainah rutin memeriksakan kesehatannya ke
Puskesmas, dan teratur meminum obat yang diberikan.
Jika dilihat dari keadaan rumahnya, setiap ruangan yang terdiri dari 2 kamar,
1 ruang tamu dan ruang keluarga, 1 dapur, 1 kamar mandi dan 1 jamban. Semua
ruang tersebut dapat dikatakan mendapatkan pencahayaan matahari yang cukup.
Untuk kebersihannya sendiri, rumahnya tergolong cukup bersih tetapi perangkat-
perangkat ataupun alat-alat yang ada di dalam rumah tersusun kurang rapi.
Jika dilihat hubungan diagnosis penyakit Ny.Suainah, yaotu hipertensi dengan
lingkungan sekitarnya, lingkungan sekitarnya bukanlah penyebab timbulnya penyakit
tersebut. Karena penyakit hipertensi tidak menular. Melainkan adanya faktor resiko
yang mendorong timbulnya peningkatan tekanan darah tersebut,yaitu:
Faktor resiko seperti : diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas,
merokok, genetik
Jadi, menurut analisis kami tidak ada hubungan antara diagnosis penyakit
hipertensi pada Ny.Suainah dengan lingkungan sekitarnya.

b. Hubungan Diagnosis dengan Keadaan Keluarga dan Hubungan Keluarga


Dari riwayat penyakit keluarganya yang lain tidak ada menderita penyakit
hipertensi dan juga penyakit lainnya seperti jantung, stroke, DM.
Menurut analisis kami, tidak ada hubungan antara keadaan keluarga dan
hubungan keluarga dengan penyakit hipertensi yang dialami oleh Ny.Suainah. Hal
tersebut karena tidak ada riwayat keluarga Ny.Suainah yang mengalami penyakit
hipertensi.

c. Hubungan Diagnosis dengan Perilaku Kesehatan dalam Keluarga


Perilaku sehat sudah cukup ditunjukkan oleh keluarga Ny.Suainah, hal
tersebut terbukti dengan pola makan yang sudah cukup baik, seperti mengurangi
makanan yang bersantan dan berlemak. Pasien juga selalu menjaga kebersihan rumah
dan rutin membuka jendela dan ventilasi saat di pagi hari agar terjadi pergantian
udara dalam ruangan dengan udara luar.
Untuk penyakitnya sendiri, sejak didiagnosis penyakit hipertensi, Ny.Suainah
rutin jalan santai setiap pagi dan sore hari dan juga aktif mengikuti senam yang
dilaksanakan oleh puskesmas Tanjung Pinang. Ny.Suainah juga tidak pernah lagi
melakukan aktivitas-aktivitas yang berat, kegiatan sehari-harinya hanya mengurus
rumah tangga.
Menurut analisis kami, tidak ada hubungan antara penyakit pasien dengan
perilaku hidup sehat yang sudah diterapkan oleh pasien dan keluarganya.

d. Hubungan Kausal antara Beberapa Masalah Faktor Risiko/ Etiologi dengan


Diagnosis Penyakit
Faktor risiko yang mendorong timbulnya hipertensi pada Ny.Suainah adalah
kegemaran makan makanan yang berlemak dan bersantan seperti gulai daging,
lontong, bakso, tidur yang tidak teratur dan tidak pernahnya berolahraga.
Masalah yang harus dihadapi dalam penyakit pada Ny.Suainah adalah
mengurangi makanan berlemak dan bersantan karena dapat menyebabkan
ateroskelrosis yang nantinya akan meningkatkan tekanan darah. Dan yang
merupakan masalah sesungguhnya adalah pasien harus rutin memeriksakan
kesehatannya ke tempat pelayanan kesehatan dan rutin meminum obat anti
hipertensi.
Sebaiknya Ny.Suainah mengurangi asupan garam, dan juga perlu dukungan
keluarga untuk mencegah faktor resiko. Selain itu juga mengurangi makanan yang
berlemak dan bersantan. Upayakan untuk melakukan pola hidup sehat dan olahraga
secara teratur.

12. Rencana Promosi dan Pendidikan Kesehatan kepada Pasien dan kepada Keluarga:
a. Memberikan pengetahuan dan bahaya komplikasi tentang penyakit hipertensi.
b. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tanda dan gejala penyakit hipertensi dan
komplikasi (gejala kerusakan organ).
c. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga faktor-faktor risiko yang mempengaruhi
timbulnya hipertensi.
d. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bagaimana pencegahan penyakit hipertensi.
e. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang pola prilaku hidup bersih dan sehat
terutama dalam hal makanan dan menerapkannya di dalam rumah tangga.
f. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga kepatuhan pasien minum obat
g. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk memeriksakan ke layanan medis
pada pasien yang telah mendapat pengobatan untuk evaluasi lanjutan dan pengaturan
dosis obat sampai target tekanan darah tercapai.
h. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa kesehatan itu sangat penting dan
peran keluarga jauh lebih besar dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan.

13. Anjuran-anjuran Promosi Kesehatan penting yang dapat memberi semangat/


mempercepat penyembuhan pada Pasien
a. Mengurangi makanan berlemak,bersantan (makanan berkolestrol )
b. Teratur dalam mengkonsumsi obat
c. Rutin memeriksakan kesehatannya ke tempat pelayanan kesehatan
d. Menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan disekitar rumah.
e. Meningkatkan konsumsi buah dan sayur
f. Menurunkan asupan garam
g. Istirahat yang cukup

LAMPIRAN
Gambar 1 : Rumah Tampak Depan

Gambar 2 : Rumah Tampak Samping Kanan


Gambar 3 : Halaman Rumah Tampak Sebelah Kiri

Gambar 4 : Bagian Dalam Rumah, Ruang Keluarga sekaligus Ruang Tidur


Gambar 5 : Keadaan Dapur

Gambar 6 : Tempat Membasuh Pakaian


Gambar 7 : Keadaan di dekat dapur banyak pakaian yang di gantung di tangga

Gambar 8 : Halaman Belakang

You might also like