You are on page 1of 4

Amalan Yang Sering Dilupakan Saat Bulan Ramadhan

1. Makan sahur

Makan sahur itu disepakati oleh para ulama, hukumnya sunnah (Lihat Kifayatul Akhyar, hal. 252).
Mengenai anjuran makan sahur disebutkan dalam hadits, "Makan sahurlah karena sesungguhnya
dalam makan sahur itu terdapat berkah." (HR. Muslim).

Waktu makan sahur yang terbaik adalah diakhirkan, artinya masih dibolehkan makan selama
belum yakin tibanya fajar shubuh. Tujuan mengakhirkan makan sahur adalah untuk lebih
menguatkan badan. Mengenai sunnah mengakhirkan makan sahur di sini disebutkan dalam hadits,
Dari Abu Dzar, ia berkata, Rasulullah shallallahu'alaihi wa saalam bersabda, "Umatku senantiasa
berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka dan mengakhirkan sahur."
(HR. Ahmad).

Dalil lain yang mendukung hadits di atas adalah praktek Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam
makan sahur sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut, Dari Anas bin Malik, Nabi Allah
shallallahu 'alaihi wa sallam dan Zaid bin Tsabit pernah makan sahur. Ketika keduanya selesai dari
makan sahur, Nabi pun berdiri untuk pergi shalat, lalu beliau shalat. Kami pun berkata pada Anas,
"Berapa lama jarak antara waktu selesai makan sahur dan waktu pengerjaan shalat?" Beliau
menjawab, "Sekitar seseorang membaca 50 ayat." (HR. Bukhari).

Ibnu Hajar berkata, "Hadits di atas menunjukkan jarak antara akhir makan sahur dan mulai shalat."
(Fathul Bari, 4: 138). Ibnu Abi Jamroh mengatakan, "Hadits ini menunjukkan bahwa sahur itu
sunnah untuk diakhirkan."

2. Menyegerakan berbuka puasa

Disunnahkan untuk menyegerakan berbuka puasa jika waktunya sudah tiba. Dalilnya adalah dari
Sahl bin Sa'ad radhiyallahu'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, "Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu
berbuka." (HR. Bukhari)

Bahkan menyegerakan waktu berbuka bertujuan untuk menyelisihi Yahudi dan Nashrani
sebagaimana disebutkan dalam hadits, "Islam tetap terus jaya ketika manusia menyegerakan waktu
berbuka karen Yahudi dan Nashrani sering mengakhirkannya." (HR. Abu Dawud).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa berbuka puasa sebelum menunaikan shalat
Maghrib dan bukanlah menunggu hingga shalat Maghrib selesai dikerjakan. Sebagaimana Anas
bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasanya berbuka
dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada ruthob (kurma basah),
maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau
berbuka dengan seteguk air." (HR. Abu Daud).
3. Berdoa ketika berbuka

Perlu dicatat, bahwa salah satu waktu yang mustajab untuk berdo'a adalah ketika hendak berbuka
puasa. Hal ini seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, "Ada tiga orang yang do'anya tidak
ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do'a orang yang
terdzolimi. (HR. Tirmidzi)

Ketika berbuka puasa adalah waktu terkabulnya doa karena ketika itu orang yang berpuasa telah
menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berbuka
beliau membaca do'a berikut ini, "Dzahabazh zhoma'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru
insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan
insya Allah)."

Atau dengan doa buka puasa "Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthortu (Ya Allah,
kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka)" "Allahumma laka shumtu wa bika
aamantu wa'ala rizqika afthortu"

4. Tadarus Al-Quran dan Mengkhatamkannya

Salah satu amalan sunnah di bulan Ramadhan adalah Tadarus Al-Quran dan Mengkhatamkannya,
Di bulan Ramadhan inilah Al Quran diturunkan pada kita. Oleh sebab itu aktifitas mengaji,
tadarusan, sekaligus mengkaji isi dari bacaan Al-Quran termasuk amalan yang disunnahkan.

Ibnu 'Abbas Radhiallahu 'Anhuma menceritakan: "Jibril menemuinya pada tiap malam-malam
bulan Ramadhan, dan dia (Jibril) bertadarus Al-Quran bersamanya." (HR. Bukhari)

Imam An-Nawawi Rahimahullah menceritakan dalam kitab At Tibyan fi Aadab Hamalatil Quran,
bahwa diriwayatkan oleh As Sayyid Al-Jalil Ahmad Ad Dawraqi dengan sanadnya, dari Manshur
bin Zaadaan, dari para ahli ibadah tabi'in -semoga Allah meridhainya- bahwasanya di bulan
Ramadhan dia mengkhatamkan Al-Quran antara Dzuhur dan Ashar, dan juga mengkhatamkan
antara Maghrib dan Isya, dan mereka mengakhirkan Isya hingga seperempat malam.

Ada juga yang khatam dalam sepekan, seperti Utsman bin 'Affan, Ibnu Mas'ud, Zaid bin Tsabit,
Ubai bin Ka'ab, dan segolongan tabi'in seperti Abdurrahman bin Yazid, Al-Qamah, dan Ibrahim -
semoga Allah merahmati mereka semua. (Lengkapnya lihat Imam An-Nawawi, At Tibyan, Hal.
60-61)

5. Memberikan Makanan Berbuka Puasa (Ith'amu ath-tha'am)

"Barang siapa yang memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka baginya
pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang
berpuasa itu." (HR. Tirmidzi)
6. Lebih banyak berderma dan bersedekah di bulan Ramadhan

Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah
orang yang paling gemar melakukan kebaikan. Kedermawanan (kebaikan) yang beliau lakukan
lebih lagi di bulan Ramadhan yaitu ketika Jibril 'alaihis salam menemui beliau. Jibril 'alaihis salam
datang menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Qur'an)
hingga Al Qur'an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Apabila Jibril 'alaihi
salam datang menemuinya, beliau adalah orang yang lebih cepat dalam kebaikan dari angin yang
berhembus." (HR. Bukhari)

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lebih banyak
melakukan kebaikan di bulan Ramadhan. Beliau memperbanyak sedekah, berbuat baik, membaca
Al Qur';an, shalat, dzikir dan i'tikaf." (Zaadul Ma'ad, 2/25)

Dari 'Ali, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya di surga terdapat
kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat
dari bagian luarnya." Lantas seorang arab baduwi berdiri sambil berkata, Bagi siapakah kamar-
kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
"Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat
pada malam hari diwaktu manusia pada tidur." (HR. Tirmidzi)

"Suatu ketika Rasulullah pernah ditanya, Sedekah manakah yang lebih utama? Beliau menjawab:
Sedekah di bulan Ramadhan." (HR. Tirmidzi)

7. Menghidupkan Malam Lailatul Qadar

Dengan kasih sayang dan rahmat-Nya, Allah Ta'ala menghadiahkan kita satu malam yang
istimewa di bulan Ramadhan, malam yang barangsiapa menghidupkannya, akan diampuni
dosanya yang telah lalu (HR. Bukhari).

Bahkan mendapat pahala yang berlipat ganda yang lebih baik dari amalan seribu bulan. Pahala
seperti ini hanya ada pada malam itu. Allah Ta'ala berfirman tentangnya (yang artinya), "Malam
Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al Qadar : 3).

8. Umroh di Bulan Ramadhan

Jika anda diberi kelapangan rezeki di bulan Ramadhan ini, Gunakanlah rezeki tersebut untuk pergi
umroh, karena pahalanya berlipat ganda bahkan setara dengan haji. Insya Allah akan diganti
dengan yang lebih besar dari Allah.

Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
pernah bertanya pada seorang wanita, "Apa alasanmu sehingga tidak ikut berhaji bersama kami?"
Wanita itu menjawab, Aku punya tugas untuk memberi minum pada seekor unta di mana unta
tersebut ditunggangi oleh ayah fulan dan anaknya -ditunggangi suami dan anaknya-. Ia
meninggalkan unta tadi tanpa diberi minum, lantas kamilah yang bertugas membawakan air pada
unta tersebut. Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika Ramadhan tiba,
berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji." (HR. Bukhari)

Dalam lafazh Muslim disebutkan, "Umrah di bulan Ramadhan setara dengan haji." (HR. Muslim)

Dalam lafazh Bukhari yang lain disebutkan, "Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti
berhaji bersamaku." (HR. Bukhari)

You might also like