You are on page 1of 2

PEMBAHASAN

Hematemesis adalah adalah keluarnya isi lambung bercampur darah, atau keluarnya
darah saja berupa muntah yang bisanya disebabkan kerusakan lokal atau cekungan pada
permukaan suatu jaringan/ organ yang ditimbulkan oleh pengelupasan jaringan inflamasi
yang nekrosis.

Hematemesis disebabkan perubahan-perubahan mikrosirkulasi didalam mukosa


lambung, meningkatnya permeabilitas barrier mukosa lambung terhadap H +, dan menurunnya
proliferasi sel. Sedangkan Zukerman dan Schuman mendefinisikan hematemesis sebagai
suatu sindrom yang ditandai adanya perdarahan akut atau perforasi saluran cerna bagian atas
akibat kerusakan mukosa pada pasien-pasien yang menderita penyakit kritis.4 Hematemesis
juga sering disebabkan ulkus-ulkus yang berkaitan dengan aspirin dan steroid1.

Pada tahun 1932, Harvey Cushing melukiskan ulserasi gastro intestinal yang
berkaitan dengan kerusakan hipotalamus akibat adanya lesi-lesi di otak yang berat.8,9
Neurological induced stress ulcer merupakan kelainan akut traktus gastrointestinal akibat
trauma susunan saraf pusat/lesi intrakranial atau tekanan intrakranial yang tinggi seperti
stroke, tumor otak, yang bermanifestasi sebagai hematemesis10. Stroke sendiri tanpa penyulit
yang lain misalnya hematemesis, merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit
jantung dan kanker ; stroke menjadi penyebab utama disabilitas baik fisik maupun
psikososial.

Insiden dari hematemesis pada pasien-pasien stroke menurut beberapa peneliti adalah
sebagai berikut :

1. Doi dkk, seperti yang dikutip Yoshihara, berdasarkan hasil endoskopi lambung dalam
24 jam stelah awitan stroke pada 47 kasus ditemukan 39 (83%) kasus perdarahan
ptechiae atau perdarahan difus atau ulkus. Dari kasus tersebut didapatkan 7 (15%)
kasus dengan cairan kopi pada NGT12
2. Segawa, pada tahun 1980 seperti yang dikutip oleh Harjodisastro, menemukan
kelainan akut mukosa traktus gastrointestinal pada 59 (92%) kasus dari 64 kasus
stroke yang diperiksa. Kasus perdarahan terjadi pada 45% kasus stroke10
3. Harjodisastro, pada tahun 1995 dalam penelitiannya dengan menggunakan endoskopi
terhadap 77 kasus stroke (40 kasus stroke hemoragik, dan 37 kasus stroke iskemik)
mendapatkan 26 (33,7%) tukak stress. Disamping itu peneliti mendapatkan juga

1
bahwa insiden tukak stress pada stroke iskemik (18,9%) dan perbedaan ini bermakna
secara statistik10.
4. Yoshihara melaporkan insiden perdarahan gastrointestinal (yang ditandai dengan
hematemesis) pada : perdarahan intraserebral adalah 2 20% dan aneurisma serebral
yang rupture adalah 9 10%. Kebanyakan peneliti-peneliti ini secara tegas
menyebutkan kejadian tukak stress banyak pada stroke berat, tetapi tidak
menyebutkan pada stroke ringan maupun sedang.

Kejadian hematemesis yang dilaporkan tampaknya makin menurun akibat


penggunaan yang meluas dari terapi profilaksis, yang mana menekankan perlunya
menetapkan program pencegahan terjadinya hematemesis12.

Hematemesis yang disebabkan oleh penyakit vaskular stroke disebut hematemesis


tipe Cushing. Hematemesis tipe Cushing biasanya terjadi di lambung akibat adanya lesi otak
yang berat atau tindakan bedah saraf intrakranial. Hal ini ditandai dengan perdarahan atau
perforasi lambung. Cushing membuat postulat bahwa stimulasi nuklei vagi dan sentral
bertanggung jawab terhadap hipersekresi asam lambung. Cushing menduga bahwa gangguan
fungsi otonom pada hipotalamus memegang peranan penting dalam terjadinya stress ulcer
ini8. Hal ini memberi kesan bahwa perubahan-perubahan akut dari traktus gastrointestinal
dalam kaitannya dengan penyakit serebral disebabkan oleh akselerasi fungsi sistem saraf
otonom yang dipengaruhi suatu lesi dari hipotalamus,13,14.

Pada perdarahan intraserebral (PIS), perdarahan gastrointestinal sering terjadi pada


hematom di thalamus dan batang otak yang secara anatomis terletak disebelah proksimal dari
hipotalamus12.

Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Axis

Hipothalamic pituitary adrenal axis (HPA Axis) adalah sebuah interaksi kompleks
yang saling mempengaruhi dan diantara tiga kelenjar endokrin, yaitu hipotalamus, kelenjar
pituitary, dan kelenjar adrenal (suprarenal). Interaksi antara ketiga organ tersebut
mempengaruhi regulasi proses metabolisme tubuh seperti proses pencernaan, proses sistem
imun, emosi, dan penyimpanan energy. Mekanisme ini mempengaruhi interaksi antara
kelenjar, hormon dan yang bekerja untuk proses adaptasi (general adaptation syndrome
(GAS)) Ketika hormon steroid diproduksi.

Hipotalamus

You might also like